Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#6782

Sebuah Kebenaran...

Suasana hutan rimba terasa sangat sunyi saat mata ini terpejam dan hanya indera pendengaran yang terbuka.. Angin dingin yang menerpa, membuat bulu kuduk gw berdiri.. Entah mengapa, sosok Kakek Tua misterius belum juga meminta diri ini untuk membuka mata kembali? Apa jangan-jangan Beliau sengaja meninggalkan gw disini? Tidak mungkin! Jika beliau mau berniat jahat, tentu sudah sejak awal dilakukannya.. Tanpa harus menunggu lebih lama..

“Kau boleh membuka matamu sekarang”

Akhirnya, gw bisa bernafas lebih lega karena diperbolehkan untuk kembali melihat.. Sebab, berdiri dalam gelap dengan kedua mata tertutup, benar-benar membuat gw merasa sangat tidak nyaman..

Kening gw berkerut begitu mengetahui ada tiga buah potongan gambar hidup yang sedang menampilkan sosok-sosok berbeda, sekitar tiga tombak di depan mata.. Seperti sedang menyaksikan film layar lebar tanpa proyektor dan layar putih terkembang, gw teringat akan masa dimana Almarhum Ki Sabdo untuk pertama kali nya menceritakan tentang sosok gaib yang ada di sekeliling gw.. Saat itu, Almarhum Ki Sabdo menunjukkan gambar-gambar bergerak kisah Sekar Kencana dan Jagat Tirta dimasa lalu.. Hampir sama persis seperti yang sekarang gw lihat bersama sosok Kakek Misterius.. Bedanya, tiap gambar berisi sosok berlainan..

Potongan gambar hidup yang pertama, menampilkan sosok Sekar Kencana yang nampak sedang bertarung melawan saudara tirinya Nilam Segara.. Dari perut Sekar yang besar membuncit, jelas membuat gw yakin bahwa ia sedang mengandung buah cintanya dengan Jagat Tirta..

“Aku tunjukkan kepada mu bagaimana Sekar Kencana kehilangan puteranya dimasa lalu, saat bertarung melawan N ilam Segara” Ucap sosok Kakek Tua sambil melirik ke arah gw yang terpaku memandang pertarungan sengit antara dua perempuan sama cantik namun berbeda sifat..

Kedua mata gw membesar begitu melihat Sekar Kencana nampak terdesak oleh serangan Nilam Segara.. Bagaimana pun juga, kondisi Sekar Kencana yang sedang hamil tua membuat gerakan perempuan itu sedikit lamban.. Alhasil, beberapa kali Nilam Segara mampu mendaratkan pukulan tangan kosong mengandung tenaga dalam ke tubuh Sekar Kencana.. Hingga, sebuah pukulan terakhir Nilam Segara berhasil mengenai perut buncit Sekar Kencana, dan membuat perempuan itu menjerit keras saat terlempar dua tombak ke belakang, kemudian jatuh menghantam dinding..

Gw sempat hendak melangkah maju, dengan suara teriakan penuh amarah sudah tiba di ujung lidah.. Namun dengan cepat, Jin sakti berwujud Kakek Tua misterius kembali menghadang langkah gw sambil merentangkan tangan kanan di depan dada ini..

“Ingat, Ngger.. Jangan terbawa amarah.. Ini hanya kilasan peristiwa masa lalu yang sedang kau lihat” Ucap sosok Kakek Tua dengan suara lirih namun terdengar tegas..

Kedua tangan gw yang sempat terkepal, perlahan terbuka kembali begitu tersadar bahwa apa yang saat ini terpampang di depan mata, hanya sebuah penggalan kisah lampau.. Tapi, tetap saja gw merasa tidak sanggup melihat betapa pedihnya rasa sakit yang sedang di dera oleh Sekar Kencana.. Bahkan membuat gw memalingkan muka karena nya..

“Nasihat ku, kau lihat semua yang terjadi dengan calon Jin Penjaga mu waktu itu, Ngger.. Kesampingkan dulu rasa iba mu terhadap nya”

Gw sempat melirik tajam ke arah sosok Kakek Tua yang nampak tak berkedip memandangi kilasan peristiwa itu.. Tapi, setelah menimbang bahwa ini hanya kisah yang sudah ratusan tahun lalu terjadinya, gw mulai menghela nafas dan kembali memandang ke depan..

Kali ini, gambar sudah berbeda.. Sosok Nilam Segara nampak sedang menyeret tubuh Sekar Kencana yang telah terikat oleh tali hitam, dimana ujungnya di pegang oleh perempuan berhati iblis itu, menyusuri jalan menuju sebuah tebing tinggi.. Dengan tubuh lemah berlumuran darah yang mengalir dari banyaknya luka, beberapa kali Sekar Kencana sempat terjatuh terjerembab di atas tanah padas berbatu..

Seperti saat ini, Sekar Kencana kembali terjatuh dengan tangan masih terikat, persis di mulut sebuah jurang.. Suara jerit kesakitan Sekar Kencana terdengar lemah, bersamaan dengan dilepaskannya ujung tali hitam oleh Nilam Segara.. Sambil terus menangis diselingi rintihan kesakitan, Sekar Kencana berusaha bangkit untuk duduk..

Wajah cantik Sekar Kencana yang sempat termasyhur dikalangan para pemuda keturunan bangsawan telah lenyap.. Berganti wajah ketakutan seorang wanita, dengan luka lebam di beberapa bagian.. Rambut panjang nan indah milik Sekar Kencana, tak lagi tertata rapi.. Bahkan sebagian besar helai rambut wanita itu nampak acak-acakan menutupi wajahnya.. Sungguh suatu pemandangan yang membuat hati gw terasa seperti diiris-iris.. Hingga tanpa terasa, gw menggigit bibir sendiri dan kembali mengepalkan kedua tangan.. Ternyata seberat itu penderitaan yang dialami Sekar Kencana.. Hanya karena ia lebih beruntung dicintai dengan tulus oleh Jagat Tirta, membuat Nilam Segara nekat menyiksa habis saudari tirinya sendiri..

“Kan..da, Ni..lam.. Kau bo..leh mem..bun..uh..ku.. Tapi.. A..ku mohon am..puni nya..wa.. calon keme..nakan mu sen..diri, Kanda... Ia ti..dak ber..salah apa..pun ke..pada.. mu” Ucap Sekar Kencana dengan suara terbata-bata sambil memegangi perut buncitnya dengan kedua tangan masih terikat..

Nilam Segara nampak menyunggingkan senyuman dingin sebagai jawaban awal atas permintaan Sekar Kencana.. Lalu, wanita itu melangkah mendekati Sekar Kencana dan merunduk guna menggapai kembali ujung tali yang mengikat tangan saudari tirinya.. Kemudian, dengan sangat kasar, Nilam Segara menarik tali yang mengikat tangan Sekar Kencana ke samping.. Hingga membuat calon Jin Penjaga gw itu kembali terpekik kesakitan, dengan kedua tangan yang terikat terulur ke samping..

Sebuah senyuman bengis tersungging di wajah Nilam Segara, setelah mendorong tubuh Sekar Kencana hingga kembali terbanting menghantam tanah keras.. Lalu, dengan cepat Nilam Segara menekuk kedua kaki.. Yang kiri ia gunakan untuk menahan kedua tangan Sekar Kencana diatas tanah.. Sementara kaki kanan ia tekuk untuk menahan kedua paha saudari tirinya.. Melihat posisi Sekar Kencana sudah terkunci dan tak lagi bisa bergerak bebas, Nilam Segara secara perlahan membuka telapak tangan kanannya dan memegangi perut besar Sekar Kencana..

“Kan..da.., Nilam Se..gara.. A..pa yang hen..dak kau la..kukan?” Teriak Sekar Kencana dengan suara masih terputus-putus dan kedua mata membesar sambil mencoba meronta melepaskan diri, saat telapak tangan saudari tirinya sudah tiba di atas perut..

Kembali Nilam Segara menyunggingkan senyuman manis cenderung menyeringai, sambil mengelus-elus perut besar Sekar Kencana..

“Sshhssst.. Jangan terlalu banyak bergerak saudara ku Sekar Kencana yang cantik.. Aku hanya ingin membuat calon kemenakan ku kembali menghuni alam surgawi, sebelum Ibu nya menyusul”

Kedua mata Sekar Kencana langsung terbelalak begitu mendengar ucapan Nilam Segara.. Dengan sekuat tenaga, wanita itu berjuang untuk melepaskan dirinya sendiri dari niat jahat sang saudari tiri.. Tapi usaha yang dilakukan Sekar Kencana sia-sia belaka.. Hanya mengandalkan sisa-sisa tenaga dan sudah dalam keadaan terluka cukup parah, sungguh sangat mudah bagi Nilam Segara untuk kembali melumpuhkan Sekar Kencana..

“Apa salah ku kepada mu, Nilam Segara.. Apa salah calon anakku terhadap mu?” Teriak Sekar Kencana diiringi tangisan hebat, yang terdengar menggaung hingga ke dalam jurang..

“DIAMM!!!” Bentak Nilam Segara sambil mendorong tubuh saudari tirinya ke belakang dan membuat Sekar Kencana terbanting lagi ke atas tanah..

“Kau telah merebut cinta sejati ku, Sekar Kencana.. Setelah menghilangnya Roro Suwastri, aku sudah berniat untuk mengutarakan segala rasa yang selama ini terpendam untuk Jagat Tirta.. Tapi kau malah mendahului ku dengan berpura-pura berniat baik untuk memulihkan patah hati pemuda pujaan ku.. Dan saat kalian berdua menikah, sejak itu pula aku bersumpah untuk melenyapkan kalian berdua dari muka bumi..” Teriak Nilam Segara dengan kedua mata melotot tajam memandangi sosok Sekar Kencana yang terus menangis tak berdaya di atas tanah..

“Lagi pula, calon anak mu pasti akan terlahir dalam keadaan tidak sempurna karena terkena pukulan ku tadi.. Dan hari ini, setengah dendam ku akan segera terbayar dengan kematian kalian berdua” Lanjut Nilam Segara dengan suara lirih, sambil kembali meletakkan telapak tangan kanannya ke atas perut Sekar Kencana..

Untuk sesaat, Nilam Segara nampak memejamkan kedua mata seraya membaca suatu mantera.. Melihat telapak tangan saudari tirinya mulai diliputi cahaya kuning, Sekar Kencana berusaha berontak kembali untuk melepaskan diri.. Namun sayang, sekali lagi usaha Sekar Kencana tidak membuahkan hasil.. Belum sempat ia terlepas, telapak tangan Nilam Segara nampak terangkat untuk sesaat di atas permukaan perutnya.. Lalu dengan satu gerakan menghentak, Nilam Segara menekan perut besar saudari tirinya..

Gw seketika memejamkan kedua mata, dan hanya mampu mendengar jeritan kesakitan nan pilu yang keluar dari mulut Sekar Kencana.. Sebuah suara jeritan yang membuat seluruh tubuh ini bergetar hebat karena berusaha menahan gejolak amarah..

Pandangan mata gw yang sudah terasa perih dan mulai dibasahi air mata, menoleh tajam ke sosok Kakek Tua.. Sampai kapan beliau akan memaksa gw untuk terus melihat segala kilasan penderitaan Sekar Kencana di masa lalu? Sampai kapan beliau akan menyudahinya, atau mungkin memerintahkan gw untuk melemparkan pandangan ke kilasan gambar lain, selain peristiwa pedih yang harus dilewati Sekar Kencana..

“Lemparkan pandangan mu kembali ke depan, Ngger.. Ini adalah salah satu kebenaran yang sebentar lagi akan terungkap” Ucap sosok Kakek Tua berikat kepala hitam, yang sepertinya mengetahui apa yang sedang berkecamuk dalam benak ini..

Gw terpaksa menuruti ucapan beliau dan kembali menatap ke depan.. Sosok Sekar Kencana yang sudah terkulai dengan darah merah keluar dari mulutnya, nampak memandang kosong menatap langit.. Gw sempat terkejut begitu melihat perut besar Sekar Kencana, sudah kembali kempis layaknya seorang wanita yang tidak sedang mengandung.. Sementara, diantara belahan kaki isterinya Jagat Tirta nampak darah merah menggenang di bawahnya..

“Benar-benar perempuan berhati iblis, Nilam Segara.. Seandainya ia kembali hidup, ingin rasa nya gw mencekik dan mematahkan batang lehernya” Maki gw dalam hati, setelah mengetahui Nilam Segara sudah berhasil membunuh calon putera Sekar Kencana dan Jagat Tirta..

Sambil menyunggingkan senyuman bengis, Nilam Segara perlahan mengangkat tubuh lemah Sekar Kencana dengan memegangi leher wanita itu.. Tepat di bibir jurang, Nilam Segara sudah dalam posisi siap melemparkan tubuh Sekar Kencana ke dalamnya.. Sosok Sekar Kencana yang sempat meronta dalam cekikan saudara tirinya itu, perlahan memandangi wajah Nilam Segara dengan tatapan penuh dendam..

“Ak..u.. A..kan kembali un..tuk mem..balas den..dam, Ni..lam Se..gara” Ucap Sekar Kencana dengan suara lirih, yang kemudian memejamkan kedua matanya seolah memasrahkan diri sebelum maut menjemput..

“Kau tidak akan bisa membalaskan dendam kepada ku, Sekar Kencana.. Setelah ini, aku akan membunuh suami mu, Jagat Tirta dijurang yang sama.. Lalu, aku akan meminta Raja Siluman untuk merubah diriku menjadi Jin.. Jadi, tidak ada kesempatan bagi mu untuk membalas kan dendam kepada ku” Jawab Nilam Segara, disusul senyuman menyeringai penuh kelicikan..

Yang terjadi kemudian, Nilam Segara terlihat mengerahkan seluruh tenaga nya untuk melemparkan tubuh lemah Sekar Kencana ke dalam jurang nan gelap.. Suara teriakan Sekar Kencana yang terakhir, terdengar menggaung di dalam jurang sebelum akhirnya lenyap bersama tubuhnya..

“Buka mata mu lebar-lebar, kita akan segera melihat apa yang terjadi dengan calon Jin Penjaga mu, Ngger” Ucap sosok Kakek Tua, yang membuat gw menajamkan pandangan mata..

Gambar kembali berganti menjadi sosok Sekar Kencana yang tubuhnya terus jatuh ke dalam jurang.. Tiba-tiba, sekelebat bayangan hitam yang jauh lebih pekat dari gelapnya isi jurang, menyambar tubuh Sekar Kencana.. Gw sempat terkejut melihat ada sosok asing yang menyelamatkan Sekar Kencana dari kematian.. Namun, gw langsung menggerutu begitu gambar bergerak yang sedang ditampilkan oleh suatu kesaktian milik Kakek Tua asing, berubah gelap tak terlihat..

Begitu gw melirik ke samping, sosok Kakek Tua misterius malah terlihat sedang memandangi langit malam yang mulai nampak dibiasi sedikit sinar kemerahan.. Gw ikut melempar pandangan ke arah yang sama dan menyadari bahwa fajar sebentar lagi kan menyingsing.. Melihat hal tersebut, sang Kakek bertubuh kurus yang bertelanjang dada langsung memutar kedua tangannya ke arah gambar kedua.. Sebuah gambar bergerak yang menampilkan kisah masa silam Jagat Tirta..

Seorang laki-laki yang wajahnya nampak tak terurus dipenuhi bulu-bulu cambang tak terawat, dengan rambut panjang acak-acakan, terlihat sedang berlari diatas sebuah tebing tinggi, dengan terus memanggil-manggil nama Sekar Kencana.. Sekitar tujuh tombak dihadapannya terlihat sosok Nilam Segara yang juga sedang berlari, seraya sesekali menoleh ke arah Jagat Tirta dibelakang, sambil menyunggingkan senyuman penuh tipu daya..

“Waktu ku hampir habis, Ngger.. Aku akan menjelaskan kebenaran yang lainnya.. Kau pernah ditunjukkan kilasan masa lalu yang sama seperti sekarang ini oleh Almarhum Ki Sabdo, bukan?.. Kau sudah melihat bagaimana liciknya Nilam Segara yang saat itu sudah bersekutu dengan Raja Siluman, hendak merenggut nyawa Jagat Tirta untuk membalaskan dendam.. Namun, tidak sepenuhnya usaha Nilam Segara berhasil.. Sama seperti Sekar Kencana tadi, akan ada sosok asing yang menyelamatkan Jagat Tirta dari kematian.. Bukan hanya Jagat Tirta saja, namun Bayu Barata, Jin Penjaga mu yang kedua pun diselamatkan juga oleh sosok misterius yang sama.. Artinya, mereka bertiga tidak benar-benat telah meregang nyawa di masa ratusan tahun yang lalu”

Sontak kedua mata gw terbelalak mendengar penjelasan sosok Kakek Tua yang masih belum gw ketahui namanya itu.. Bersamaan dengan terbungkamnya mulut Beliau setelah penjelasan barusan, sebuah gambar ketiga mulai menampilkan kisah masa silam.. Dimana, sosok Bayu Barata sedang bertarung bersama Ki Sabdo dan Ki Suta, dengan dibantu ribuan pasukan melawan Raja Siluman..

Benak gw mulai dipenuhi banyak sekali pertanyaan.. Seharusnya, Jagat Tirta meregang nyawa di dasar jurang dan Bayu Barata juga terbunuh dalam pertempuran.. Tapi, mengapa kenyataan nya malah berbalik.. Ingatan gw sempat kembali saat Sekar Kencana dan beberapa tokoh gaib yang lain mengakui bahwa kematian Jin Penjaga gw yang pertama itu, adalah karena ulah jahat Nilam Segara.. Bahkan, Bayu Barata sendiri juga mengakui bahwa ia terbunuh dalam pertempuran melawan Raja Siluman, dengan membawa cinta suci tak terbalaskannya untuk Sekar Kencana.. Asli! Gw sampai memegangi kepala sendiri waktu itu, karena saking pusing nya mencoba mengaitkan segala yang telah terjadi..

“Seperti kata ku tadi, Ngger.. Segala kebenaran akan aku kuak malam ini tepat dihadapan mu” Ucap sosok Kakek Tua asing, sambil tersenyum kecil melihat gw yang sedang menggaruk-garukkan kepala...
sipandia
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.