Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ziignusAvatar border
TS
ziignus
SWITCH (Something With Interaction Time Change Help)
Assalamualaikum agan dan aganwati.
Ini adalah karya pertama saya yang saya publis, dan insyaa Allah ini akan saya seriusin sampe menjadi sebuah light novel, cerita yang ada disini semuanya fiksi.
Kalo mau yang lebih rapi silahkan kunjungi wattpad saya disini Switch
Semoga ceritanya bisa menghibur agan agan semuanya.


SINOPSIS

Ditahun 2046 telah terjadi perang diseluruh dunia dengan sekelompok orang yang berencana menjadi tuhan dari dunia.

Hiru adalah salah seorang pemuda yang ikut berperang melawan sekelompok orang tersebut.
Suatu ketika orang tua hiru tewas karena terkena serangan dari sekelompok orang itu.

Hiru berencana untuk menyelamatkan ibunya dari kematian, tapi satu satunya cara untuk menyelamatkanya adalah kembali ke tahun 2018 dimana awal dari semuanya.




Diubah oleh ziignus 23-02-2019 00:56
2
3.7K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Tampilkan semua post
ziignusAvatar border
TS
ziignus
#8
CHAPTER 4 (Beyond The Limits) Part 2



"Hiru...syukurlah kau datang tepat waktu"

"Kenapa bisa jadi seperti ini Rak ? Lalu bagaimana keadaan mu ?"

"Tidak usah khawatirkan aku, aku baik baik saja, tapi Bima..."

Didekat bima sudah ada Elsa dan Audri yang ingin menolongnya, dan kemudian Hiru segera berlari kearah Bima untuk mengetahui keadaanya, tapi luka yang dialami bima sangat parah sehingga dia tidak bisa lagi berdiri.

"Maafkan aku yah teman-teman sepertinya perjuangan ku hanya sampai disini"

Hiru dan ketiga orang temanya menangis melihat keadaan bima, Hiru sangat menyesal karena dia datang terlambat.

"jangan bicara seperti itu Bim, setalah ini berakhir kami akan langsung mengobati luka mu ini, jadi bertahanlah"

"Hahahaha.....lumayan juga tendangan mu Hiruma Elrich tapi kalian semua akan mati disini"

"Tunggulah disini Bim, kami akan menyelesaikan ini dengan cepat"

"siapa kau sebenarnya, sebelumnya juga sudah orang yang menyebut itu nama di depanku"

"Sebenarnya sia-sia aku memberitahu namaku, karena kalian semua akan mati disini, tapi karena kalian sudah membuatku kerepotan aku akan memberitahu namaku sebagai hadiah, namaku adalah Vincent Wilbert, dan aku juga salah satu pasukan White Order"

"Terimakasih karena telah mau memberitahu namamu, aku tidak akan pernah lupa nama itu, sekarang bersiaplah"

Hiru berjalan mendekati Raka, Audri dan Elsa kemudian menyentuh bahu mereka, wajahHiru kali ini terlihat benar-benar marah.

"Aku telah mengaktifkan armor kalian dengan kekuatan 200% jadi semua kemampuan kalian akan meningkat dua kali lipat, tapi setelah ini berakhir armor kalian akan rusak dan tidak akan bisa digunakan lagi, apa kalian mengerti"

"Ya, kami mengerti"

"Ayo kita serang dia bersamaan"

Hiru, Raka, Audri dan Elsa menyerang Vincent bersama, pukulan dan tendangan mereka menghujaninya secara bergantian tapi Vincent masih bisa bisa mengimbangi serangan mereka berempat, walapun sesekali dia terkena pukulan telak tapi dia masih bisa menahanya dengan barrier miliknya.

Sementara dirumah Hiru terlihat ibunya yang sedang membereskan rumah seperti biasa, namun pekerjaan itu terhenti ketika ibu Hiru mendengar suara orang mengetuk pintu.

"Iya tunggu sebentar"

Betapa terkejutnya ibu Hiru ketika membuka pintu, di depanya berdiri orang yang sangat tinggi dan memiliki badan yang kekar dia juga membawa senjata besar ditanganya, orang itu adalah William.

"Siapa kau, mau apa kau kesini"

William kemudian membungkukan badanya kemudian memperkenalkan dirinya.

"Aku William Russel, senang bertemu dengan mu nyonya Ervina Elrich, aku kesini diperintahkan untuk membunuhmu"

"Apa!"

Dengan cepat ibu Hiru menekan tombol yang pernah Hiru berikan kepadanya, dan seketika munculah Shield berwarna kuning yang bercahaya.

"Hoooohhhh, tuan Hiruma memang hebat, dia mempersiapkanya dari segala kemungkinan, tapi apakah shield itu bisa menahan tembakanku tercinta ini"

William menganggkat gatling gun-nya kemudian dia berjalan agak menjauh dan bersiap menembak, suara desingan sudah mulai keluar dari gatling gan miliknya dan ratusan peluru sudah mulai keluar menembaki shield itu.

Hiru yang sedang menyerang Vincent tiba-tiba gerakannya terhenti, wajahnya terlihat pucat dan kebinguan, Raka yang melihat hal itu juga langsung menhentikan seranganya lalu dia mendekati Hiru.

"Kau kenapa Hiru ?"

"Aku mendapat sinyal jika ibuku sedang dalam bahaya sekarang"

"Apa.... kalau begitu cepat segera selamatkan ibu mu"

"Tapi bagaimana dengan disini kalian bertiga mungkin akan kalah melawanya"

"Percayakanlah padaku,armor inikan sudah ditingkatkan kemampuan, lagi pula aku akan mengalahkanya dan mebalaskan dendam bima, setelah itu aku akan bergegas ketempat mu"

"terima kasih Rak, baiklah aku akan segera pergi, jaga Elsa, Bima dan Audri ya"

"Baiklah"

Raka mendekati Elsa dan Audri yang saat itu masih menyerang Vincent, dia memberitahu jika saat ini hiru sudah tidak bisa bertarung disini lagi.

"Hiru sudah pergi, karena ibunya saat ini sedang dalam bahaya dan saat ini kita akan bertarung bertiga jadi aku mohon keluarkan kemampuan terbaik kalian"

"Ya aku mengerti"

"Jadi Hiruma pergi ya...hmmm...sepertinya William sudah memulaiya hahaha...dan kalian para penggangu akan mati ditanganku!"

Raka sepertinya tidak terlalu memperdulikan ucapan Vincent itu, dia mencoba tetap tenang dan menarik nafas, posisi tangan dia turunkan kebawah dan perlahan armor Raka berubah bentuk lagi, kali ini dia membawa dua pedang besar dengan armor yang di selimuti debu berwarna hitam.

Lalu Elsa melebarkan sayap berwarna emasnya kemudian sepatu yang dia pakai di armor nya berubah bentuk menjadi seperti kaki burung dan dari bagian tanganya, armor itu mengeluarkan senjata berbentuk cakar.

Sedangkan Audri dia merubah waena pedangnya yang semula berwarna ungu menjadi warna hitam dan terlihat pedang itu begitu kuat.

"Ingat dengan bentuk armor seperti ini pasti tidak akan bisa tahan lama sebelum semuanya rusak dan hancur, jadi ayo kita selesaikan dan segera membantu hiru.... MAJU!"

"Perubahan armor seperti itu tidak akan berpengaruh kepada ku, majulah !"

Kali ini serangan mereka bisa mengenai Vincent walaupun terkaan masih bisa ditahan oleh barriernya tapi kali ini vincent terlihat benar benar sangat kerepotan, dan ketika ketiganya menggunakan kemampuan weapon mereka alat yang digunakan untuk mengacaukan sinyal aromor milik raka yang masih tersisa satu bisa dihancurkan.

"Dengan begini aku bisa menyerangnya dengan kekuatan full armorku"

Terdengar suara yang sangat bersemangat dari Raka, tetapi itu tidak berlangsung lama, Vincent yang sangat marah karena merasa terpojok kemudian mengaktifkan barrier kesekelilingnya yang membuat semuanya seperti dikelilingi kurungan dinding yang besar.

"Tidak akan ada yang bisa lari dari sini, kecuali kalian bisa membunuhku"

Sesampainya Hiru dirumah terkejut melihat ibunya yang sedang ditembaki oleh William, dan hiru langsung berteriak dari kejauhan.

"HENTIKAAAAN..........!!!"

"Ohhhhh.. tuan Hiruma ya..selamat datang, anda benar-benar hebat, bisa sampai disini ketika saya belum bisa membunuh ibu anda"

"Kau orang yang sudah kukalahkan tadi kan?

"Apa..? Kau kalahkan..? sejak awal memang rencana ku adalah menghambat tuan untuk sampai ketempat Vincent menyerang, dan sekaligus menghabiskan waktu anada di mode armor Invisible, armor itu hanya bisa menghilang selama 10 menit kan?"

"Dari mana kau tau sampai seditail itu tentang armorku serta taman-teman ku ?"

"Jangan anda fikirpengorbanan pasukan elite kami itu sia-sia tuan...hmhmhm... Sekarang ucapkan lah selamat tinggal pada ibu anda hahaha"

William melanjutkan menghujani ibu Hiru dengan peluru gatling gun miliknya dan karna sudah terlalu lama menahan banyak tembakan dari William, shield ibu hiru tidak akan berahan lebih lama lagi, mungkin hanya dengan beberapa tembakan lagi shield itu akan hancur jadi hiru memilih untuk berdiri di depan ibunya sambil menahan peluru gatling gun dengan armor dan shield miliknya, sambil berharap peluru itu habis, daripada harus melawan dan membiarkan shield milik ibunya hancur dan tertembak.

"Sampai kapan anda bisa bertahan dengan menahan peluru ku seperti itu tuan Hiru, kenapa anda tidak datang kemari dan menghajarku...hahaha"

Setelah Vincent membuat dinding besar barier itu, seketika itu juga barrier besar lainya yang Vincent buat menghantam tubuh Audri dengan sangat cepat, membuat audri terlempar kebelakang yang membuat seluruh armornya hancur, Saat belum sempat Raka dan Elsa menolongnya, hantaman keras barrier milik Vincent pun menghantam Audri lagi dari atas, dan itu membuat Audri tewas seketika itu juga.

Elsa menutupi mulutnya untuk menahan tangis dan teriakan, sedangkan Raka kembali ke mode saat dia melawan pasukan elite White Order, mata Raka terpejam sesaat, dan keika terbuka, mata yang terlihat sangatlah berbeda dari Raka yang biasa, mati ini adalah mata dengan nafsu membunuh.

Raka membentuk kembali dua pedang besarnya dan berjalan perlahan kearah Vincent sambil menatap terus kerahnya, tiba-tiba Raka menghilang dari pandangan Vincent, seketika itu Raka sudah bediri dibelakang Vincent, belum sempat dia membentuk barriernya Raka langsung menebas dengan kedua pedangnya yang membuat armor milik Vincent hancur, dia terus menghajar Vincent tanpa memikarkan apa apa lagi, sampai pada akhirnya Raka Mulai kelelahan dan Vincent sudah dipenuhi luka bekas tebasan dari pedang besar milik Raka.

"Lihat kemana kau dari tadi, kau hanya fokus meyerangku tapi kau tidak melihat keadaan gadis itu yang sebentarlagi akan mati"

Secara spontan Raka melihat kearah Elsa, ternya Elsa sudah berada di dalam barrier peledak milik Vincent.

"Tidak.....Elsaaaaaa....!!"

Raka Lansung mengayunkan pedangnya kearah leher Vincent, dia bermaksud untuk menebasnya kepalanya agar tidak bisa meledakan barrier itu tapi, Vincent berhasil menahan tebasan pedang itu dengan barier pertahanan miliknya, dan diapun meledakan barrier itu.

"[EXPLOSIF]"

Duuuuaaaarrr...Barrier itu meladak, ledakan yang dihasilkanya pun sangat besar, dan perlahan setelah asap dari ledakan itu menghilang, terlihatlah Elsa yang sudah terkapar ditanah, dengan keadaan semua bagian armornya hancur dan dia mengalami luka ledakan yang sangat parah, Raka segera berlari ketempet Elsa dan Raka langsung meletakan kepala Elsa yang penuh luka itu dipangkuan Raka, Elsa masih bisa membuka matanya sedikit.

"Pada akhirnya aku tidak bisa menyampaikan perasaan ku yang sebenarnya pada Hiru yah"

Keluarlah airmata dari mata Elsa yang terbuka sangat sedikit itu, dan perlahan mengalir membasahai pipi yang penuh luka itu.

"Tapi aku sangat bahagia bisa berjuang disisi hiru sampai akhir hidupku"

"Tidak..tidak..kau dan Bima pasti akan bisa sembuh dan kembali seperti biasa, dan kita akan berjuang sama sama lagi Sa, aku tidak mau kehilangan orang yang sangat ku cintai lagi Sa, jadi tolong bertahanlah"

Elsa hanya bisa tersenyum mendengar pengakuan Raka, sedangkan Raka sudah tidak bisa lagi menghentikan air matanya itu, Elsa mengakat tanganya dan menghapus airmata dari wajah Raka, tapi karena tangan elsa sudah penuh dengan darah, airmata yang dihapus tadi berganti dengan darah yang menempel di pipi Raka.

"Aku lebih suka melihat matamu yang seperti ini Rak, jadi aku mohon tetaplah memakai mata seperti ini, karena ini terlihat indah....dan tolong jaga Hiru"

Tangan Elsa yang ada di pipi Raka Perlahan terjatuh dan mata elsapun tertutup untuk selamanya.

"Aku Janji Sa akan menjaga Hiru"

Raka meletakan kembali tubuh Elsa ketanah secara perlahan, dan dia berjalan mendekati Vincent yang masih tersungkur ditanah untuk segera menghabisinya dengan masih meneteskan airmatanya itu.

"Perpisahan yang mengharukan ya...hahaha...tapi aku benar-benar tidak menyangka, tubuhnya masih utuh bahkan masih sempat hidup setelah menerima ledakan sebesar itu, kalian semua memang benar benar hebat, pantas white order tidak pernah bisa mengusai wilayah ini"

"Tutup mulut, aku tidak butuh pujian darimu"

Raka mengangkat pedangnya, dan menancapkan pedangnya itu tepat di jantung Vincent.

"Aku sama sekali tidak menyesal mati ditangan orang hebat seperti mu, yang membuat aku menyesal adalah jika aku mati tidak bersama mu [Barrier].... Kau juga harus ikut mati bersamaku...hahahaha"

"Apa"


Raka terkejut melihat barrier peledak sudah mengurungnya, dia segera akan menebas barrier itu dengan pedangnya tapi belum sempat raka menebas Barrier itu, Vincent sudah meledakanya terlebih dahulu, Duuuaaaaaaarrr"

Sisa asap ledakan perlahan menghilang, terdapat dua orang yang tergeletak ditanah, salah satunya masih hidup dan mencoba untuk berdiri, Vincent sudah tewas tapi ternyata Raka masih bertahan walaupun sebagian tubuhnya dipenuhi luka, raka secara perlahan berjalan mendekati bima yang lebih awal terkena ledakan dari Vincent, tapi setelah raka bisa mendekat dan memegang tubuh bima, ternyata bima sudah tidak bisa terselamatkan, dia tewas karena terlalu banyak mengalami luka, tubuhnya tidak kuat menahan itu dan sekali lagi dia menagis, dia harus menghadipi kenyataan jika ketiga orang temanya sudah tiada.

"Aku harus segera ketempat Hiru"

Dengan seluruh tubuh penuh luka dan air mata yang tidak berhenti keluar dan Raka sudah juga sudah sulit untuk berjalan, tapi dia tetap bergerak kearah rumah hiru.

Di tempat Hiru, dia masih belum berhenti ditembaki oleh gatling gun milik William, shield miliknya sudah hancur hanya tersisa armornya saja yang ia gunakan untuk menahan tembakan itu agar tidak mengenai shield milik ibunya yang hampir pecah.

"Sudah Hiru hentikan tinggalkan ibu disini, masih banyakan impian yang harus kau raih"

"Tidak akan, lebiha baik aku mti ditempat ini untuk melindungimu bu"

Hiru memang sudah tidak punya pilihan lain selain menahan tembakan itu sebab dia tau bahwa William lebih kuat dari Vincent, dia mampu menahan pukulan bertubi-tubi hiru yang menggunakan kekeutan armor 200% bahkan tanpa barrier, jadi jika dia melawanpun hasilnya akan percuma, armor hiru terlihat sudah mulai pecah di beberapa bagian.

"Bu, jika ini akhir dari kita, maafkan aku juga ya, yang pada akhirnya tidak bisa menjagamu"

"Jangan berkata seperti itu, cepat pergi dari sini"

"Tidak akan bu, lebih baik aku mati bersama ibu disini"

Hiru mengatakan itu sambil tersenyum dan tiba tiba tembakan William berhenti karena kehabisan peluru, saat itu juga hiru bersiap menyerang William, tapi suatu cahaya kuning melesat cepat dari tangan William yang mengarah ke ibu Hiru, Cahaya itu memecahkan Shield milik Ibu Hiru dan tepat mengenai jantungnya, Hiru seakan tidak percaya melihat bahwa ibunya telah tertembak.

"hah...Ibu.....ibu kenapa"

Hiru menangkap tubuh ibunya yang terjatuh, perlahan darah, mulai keluar dari bagian dadanya.


"Upss....maafkan saya tuan hiru, saya lupa memberitahu anda, jika saya juga memilik barrier yang bisa diubah menjadi bentuk apapun, dan tadi aku mengubahnya menjadi peluru yang sangat kuat, untuk nyonya Ervina beristirahatlah dengan tenang"

Hiru sepeti orang linglung, dia sama sekali tidak mau menerima jika ibunya telah tertembak, tapi ibunya berusaha mengatakan sesuatu kepada Hiru sambil menangis.

"Hiru maafkan ibu, ibu harus meninggalkan mu lebih dulu, sebanarnya ibu tidak ingin mati dulu, ibu ingin sekali bisa melihat kamu, tumbuh dewasa...menikah, kemudian ibu bisa menggendong cucu-cucu ibu, jaga dirimu baik-baik ya nak karena setelah ini pejuanganmu akan lebih berat, dan satu lagi, jika kamu igin mengetahui tentang ayah mu, coba kau tekan tombol yang ada dibawah meja makan, disana kamu akan mengetahui kebenaran tentang ayahmu, sekali lagi maafkan ibu yah nak, sampai kapan pun ibu tetap menyayangimu"

Hiru tetap tidak begitu memperhatikan ucapan ibunya, Sampai perlahan kesadaranya menghilang, ibu Hiru meninggal dengan senyuman indah diwajahnya.

Hiru terdiam sesat dia tidak bergerak sedikitpun dan tatapan matanya kosong, kemudian ia menoleh kearah William dan Hiru Hanya mengucapkan satu kata.

"[INVISIBLE]"

Tiba tiba armor Hiru menghilang dari pandangan William, dan disaat yang hampir bersamaan juga gatling gun ditangan William pun hancur, menyadari bahwa dirinya sedang dalam bahaya william membuat barrier yang melindungi dirinya, tapi hanya dengan dua pukulan yang tidak terlihat barrier itu bisa dihancurkan dengan mudah, williampun berusaha mencoba kabur, tapi pukulan demi pukulan terus menghanjarnya sampai armornya tidak berbentuk lagi, dan diapun terjatuh ditanah.

"Kekuatan macam apa ini, baru kali ini aku melihat kekuatan seperti ini"

Hiru kemudian kembali terlihat, karena armor yang dia paka sudah hancur berkeping-keping, sepertinya dia memaksakan armornya sampai 300% atau bahkan sampai 500%, dengan perlahan hiru mendekati tubuh william yang sudah tergeletak ditanah.

"Anda memang benar baner hebat tuan Hi....."

Craaaakkkkk...suara yang berasal dari kepala william yang hancur diinjak oleh hiru, stelah melakukan hal itu kesadaran hiru mulai kembali, dan ia mulai menyadari bahwa ibunya telah pergi untuk selamanya, dan disitulah hiru berlari lalu memeluk tubuh ibunya dengan erat, tangisan hiru pun pecah, dia menangis sangat keras sampai tangisanya terdengar sangat sakit ditelinga.

Setelah itu raka sampai kerumah hiru, dia melihat hiru masih menagis sambil memeluk tubuh ibunya yang sudah tidak bergerak, melihat itu air mata raka yang baru saja terhenti pun kembali keluar, raka menghampirinya secara perlahan.

"Maaf kan aku hiru, Maafkan aku untuk semuanya, maafkan aku tidak bisa menjaga teman-teman yang lain dan aku juga tidak bisa menolongmu hiru –maafkan aku juga Sa, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menjaga hiru-"

Hiru tidak memperdulikan Raka sama sekali, sampai akhirnya Raka terjatuh di sebelah Hiru, baru lah dia melihat kearah Raka yang sudah tidak bergerak, karena ternyata tubuh bagian belakangnya sudah hancur akibat ledakan yang didapatnya dari Vincent tadi, Hiru terdiam sejenak dari tangisanya, sebelum akhirnya dia berteriak sangat kencang, karena dia menyadari jika Raka ada disini dalam keadaan tewas sepeti ini pastilah ketiga temanya yang lain pun sudah tidak bisa terselamatkan.

Hari itu semua orang yang dia sayang, pergi meninggalkanya untuk selamanya.

-chapter 4 end-

0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.