- Beranda
- Stories from the Heart
Project 'The Illogical' - A side 'Romance' story from Project 'The Unseen'
...
TS
riissallele
Project 'The Illogical' - A side 'Romance' story from Project 'The Unseen'

Sebuah side story dari Projects The Unseen. 'kisah' seorang pendaki, sama-sama menceritakan 'The Unseen', tetapi semua orang bisa merasakannya. Apakah itu? Cinta? Persahabatan? Atau??
EPILOG - ANDONG
Sudah seminggu sejak kejadian itu berlalu. aku masih belum bisa mencerna kenyataan pahit ini. bagaimana bisa, bintang yg setiap hari bersinar, tiba-tiba redup tanpa pertanda. kau pernah berjanji, untuk menyinari ku sampai ujung waktu, tetapi kenapa kini menukik tajam dan seketika merubah orbital?
kau bukan Pluto kan? sang pengkhianat terkenal dengan inkonsistensi yang akhirnya tidak diakui.
sesekali aku menatap rasi bintang di atas bukit andong, mendekap kedua kaki, pada akhirnya bintang yg mati akan jatuh. Apakah kesedihan? atau rasa kecewa? bukan! Bintang jatuh itu kemudian memberikan sebuah harapan, harapan untuk memulai semuanya kembali dengan sebuah tanda kutip 'tanpamu'.
0. EPILOG - Andong
1. The Calendar
2. Jejak
3. Langit Selatan
4. Dan
5. Januari
6. Jarak
7. 3450 MDPL
8. Selamat Menikah
9. Sepasang Engineer
10. Ikhlas
11. 2010
Selamat Menikmati !
Diubah oleh riissallele 21-01-2021 12:44
santet72 dan 11 lainnya memberi reputasi
8
7.6K
39
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
riissallele
#9
LANGIT SELATAN
LANGIT SELATAN
Dear Arjuna,
Kali ini aku harus berpetualang ke sebuah bukit di daerah magelang. aku tau kau selalu khawatir kalau aku pergi ke lapangan. Tenang saja, aku selalu di kawal kawan-kawan yang mengagumkan. ada bang ical yang siap melumat semua monster yang mendekatiku. dan jangan lupa, ada asna yang selalu siap siaga dengan segudang obat dan pengetahuan survival jika ada hal buruk menimpa saat kita bertualang.
kau sudah bertemu dengan bang ical kan?
kalau sudah, kamu berarti udah ga berhak cemburu lagi.
kalaupun aku ada niat selingkuh, dia orang terakhir yg aku pilih. Rambut gondrong nya aja udah bikin semua cewek takut, lagipula, dia ada rasa sama Asna.
...
Aku sedang bersandar di pohon pinus yang memang mewarnai perjalanan di awal pendakian bukit andong. Teringat kita pernah bertengkar hebat, karena hal sepele dan bodohnya lagi itu semua adalah salah paham.
ketika itu aku memergoki mu sedang asik ber'duan dengan bang ical. parahnya lagi, kalian berada di cafe tempat kita selalu menghapus rindu. aku datang menggebrak meja kalian, melemparkan minuman ke arah bang ical, dan mendaratkan pukulan tepat di pelipis kanannya.
seraya bang ical tersungkur, aku menatap tajam ke arah matamu yg masih terbelalak.
'pantas kau bertingkah aneh akhir-akhir ini !'
'nuna.. kau kenapa?! dia bang ical, kawanku.'
'aku tidak butuh penjelasan !'
'selamat tinggal'
'nuna, tunggu dulu'
'fuck off!'
aku kemudian pergi meninggalkan mereka berdua, dengan hati terbakar dan emosi terhunus.
sesampainya di indekos, aku memeriksa smartphone yang sedari tadi tidak berhenti berdering. semuanya hanya dari seorang gadis menyebalkan dan misterius, "Rengganis".
beberapa hari kemudian, di pagi hari bersambut rintik hujan, saat mentari terlambat datang. Kembali smartphone ku berdering, lagi-lagi namamu tersemat di layar.
'Nuna.. masih marah ?'
'...'
'keluar sebentar, aku di depan pagar indekosmu, kali ini aku sedang ditemani sang hujan, mau gabung?'
aku bergegas ke arah pintu pagar kos, membuka kunci, terlihat sesosok gadis dengan jilbab basah, beralaskan sepatu kets, terparkir di sampingnya motor berwarna merah. aku kemudian melihat senyum Anis menyeruak dari bibir tipisnya.
'kesini sebentar...'
aku berjalan perlahan mendekati Anis.
'Plak !!!' Suara tamparan dari Anis mendarat tepat di pipiku, menggelegar mengalahkan petir yang menyambar sedari shubuh.
'itu untuk mengabaikanku selama 3 hari ini'
kemudian air matanya mulai menetes, lengannya terbuka, memeluk dan merebahkan kepalanya di dadaku.
'maafkan aku, semuanya bukan seperti yang kamu kira.' sambil menangis tersedu.
aku menegakkan sandaran anis, sambil menyeka air matanya.
'sudah, aku paling tidak suka melihat kamu menangis'
Jemari Anis mencengkeram semakin kuat, dan menumpahkan semua rasa sedihnya bersamaan dengan hujan pagi itu. Nuna pun mendekap Anis dengan lembut, mereka berdua hanyut bersama air hujan dalam pelukan.
'coklat hangat untukmu'
'terimakasih'
'siapa yang mengajarkan mu untuk bertingkah konyol sepagi ini?'
'kamu'
'ish.. bagaimana kalau aku sedang tidak di sini?'
'aku tau kamu ga akan pergi kemana-mana tanpa pamit..' sambil anis tersenyum dan meminum secangkir coklat hangat.
'dasar gadis menyebalkan!'
'tetapi, kau tetap menyayangiku kan? seberapa menyebalkan dan menjengkelkan diriku?'
'harus aku jawab ?'
'tidak usah, aku sudah tau jawabannya' kemudian menaruh cangkirnya di meja dan berdiri.
Sekali lagi, Anis mendekap Nuna.
'jangan pernah menghilang lagi, aku mencintaimu'
'maafkan aku sudah mengabaikan mu beberapa hari ini'
'kamu masih mau mendengar penjelasan yg kemarin ?'
'tidak perlu, tidak ada gadis yang selingkuh, kemudian rela berkawan dengan hujan dan mendatangi pasangannya di pagi hari'
'Rengganis' sesosok gadis yang mampu memutar balikkan duniaku. bahkan ketika semesta salah, pada akhirnya aku yang harus meminta maaf.
..
Angin berhembus, mendesis di antara dedaunan runcing pohon pinus.
Seberapa besar rasa rinduku? aku bahkan merindukan tamparan kerasmu di pagi hari. jika saja waktu bisa di putar balik, aku tidak akan sampai tega membuatmu menangis.
Langkahku kembali menapak ke jalan berpasir bukit Andong, begitu pula lembaran surat dari Anis yang tertata rapi dalam sebuah log book terus aku jejaki.
...
'aku lebih sering bertemu dengan bebatuan di banding kamu. tetapi nilai tambahnya, aku ga mungkin berbuat macam-macam, beda dengan kamu yang setiap hari melihat cewek cantik. Aku tau Putrie dari yoga lho, cantik mana aku sama dia? ha?.
Tetapi aku percaya kamu kok, kita sama-sama berjuang. apa lagi yang bisa membuat kita bertahan selain rasa percaya?
Aku mulai menulis surat 'rahasia' ini sejak aku bertemu denganmu. Kita sering terpisahkan oleh jarak, aku benci itu. Di tempat seperti ini (hutan) tidak ada sinyal, sehingga satu-satunya cara untuk meredakan rinduku adalah dengan menulis. Aku tidak pernah tau kapan petualangan ku ini berakhir buruk, setidaknya aku punya catatan tentang mu selama perjalanan ku.'
..
Puncak bukit Andong sudah mulai terlihat, aku mempercepat langkah agar tiba sebelum malam. Bukan karena aku takut kehilangan mentari, tetapi ada sesuatu yang datang ketika malam tiba. Aku tidak mau bertemu dengan mereka para 'The Unseen' saat tubuhku dalam kondisi kelelahan.
sesampainya di puncak, jam tangaku menunjukkan pukul 16.15. Masih cukup waktu untuk mendirikan tenda dan memulihkan stamina sebelum malam menjemput.
Sayangnya sore itu berkabut, angin pun bertiup dengan cukup kencang sehingga pemandangan yang aku harapkan sirna. Aku terpaksa berdiam di dalam tenda, menyalakan headlamp dan memanaskan makanan yang sudah aku siapkan. sambil mengisi perut, aku meneruskan membaca surat 'rahasia' darimu.
..
'aku ingin marah, sudah capek ambil sample, tapi semua datanya hancur karena kertasnya terkena hujan deras sore itu. Aku menyalahkan semuanya karena tidak membawa cover anti air untuk menaruh kertas, kata ramalan cuaca hari ini akan cerah. Sejak kapan ramalan cuaca di negri kita bisa di percaya??
hujan mereda, bergantian dengan lembayung memaksa untuk memamerkan jingganya. kami bertiga memutuskan bermalam di bukit ini, biar besok paginya bisa meneruskan mencari sample untuk kebutuhan praktikum dan tidak harus mendaki dari bawah lagi. bang ical menggunakan hammock. Aku dan Asna membawa tenda kecil ultralight.
selepas memberi makan cacing cacing di perut. Asna mengajakku berjalan sedikit ke atas, yang kemudian aku sadari bahwa itu adalah puncak dari bukit Andong. Aku terdiam dan tertegun, ketika menyaksikan betapa indahnya tempat ini. Aku sudah sering naik-turun gunung, tapi puncak ini begitu magis. '
..
Aku mengintip dari pintu tenda, memeriksa apakah cuaca sudah membaik. Di ketinggian seperti ini, semuanya cepat sekali berubah, kabut tadi sore tiba-tiba menghilang. Dari kejauhan, gemerlap lampu kota bertaburan bagai bintang. Di puncak bukit, aku meneruskan membaca paragraf terakhir dari suratmu.
..
' 'Arjuna' aku ingin kau disini sekarang juga, menemaniku duduk menikmati rasi bintang. Akhir-akhir ini kau sangat sibuk, sesekali perhatikan lah 'gadismu' ini, aku punya segudang keluh kesah yang mau aku ceritakan. Cobalah melangkah dari penat kuliahmu, ada aku diluar sini. Aku bisa melenyapkan lelahmu, mengembalikan senyumanmu.
Aku punya hadiah spesial di Desember nanti. Letaknya ada di langit selatan di samping Orion. Dia berasal dari masa lalu, bahkan lebih tua dr semua manusia yang menghuni Bumi. Aku menyukainya karena dia setia datang di desember, aku ingin kamu seperti dia, 'Geminid'
Love You.
Rengganis.'
..
Arjuna yang kala itu sedang duduk menggenggam logbook Rengganis, perlahan berdiri dan menengadahkan kepalanya ke arah langit selatan.
1.. 2... kemudian puluhan asteroid menghujani bukit Andong Desember malam itu.
'Cantik.... Wish you were here Rengganis' Nuna terpukau memaku.
'aku tau kau menyembunyikan sesuatu. Kau tidak mungkin melakukan hal menyakitkan ini. Apakah sekarang kau sedang mengajariku untuk bertahan hidup? atau membunuh secara perlahan? keduanya samar, seperti kamu yang nyata berubah menjadi imaginer dan tak terdefinisi.'
Harapanmu sudah terwujud
'aku sama dengan Geminid, terbakar menghantam bumi.'
'Namun.. Terimakasih, atas hadiahmu di malam ini. Happy 2nd Anniversary'
Arjuna menutup logbook itu, membuka pintu tenda. Beristirahat, berharap Desember segera berakhir.
-End-
Previous Episode- 2. Jejak
Next Episode - In Progress
Diubah oleh riissallele 02-06-2018 23:17
aan1984 dan tikusil memberi reputasi
2
Tutup