- Beranda
- Stories from the Heart
Diakah Bidadariku?
...
TS
salakkentut
Diakah Bidadariku?
Dalam dinginnya malam kurasakan dekapan hangat darinya, kupeluk dia dengan penuh cinta dan sayang, kukecup keningnya lembut seraya kuelus rambutnya yang halus dan harum..
Ya sekarang kutemukan dia, yang mampu mengisi hari hariku, menghiasi hati serta dalam relung jiwa ini dengan segenap cinta dan sayangnya, dia yang akan terus menghiasi hari hariku kedepan dengan segala cita cita dan tujuan kamis bersama..
Ya dialah bidadariku ( aku berkata demikian karena menurutku dia seperti bidadari ) yang entah secara ajaib dikirim kepadaku oleh Sang Maha Pencipta, kini dan seterusnya akan kusayang dia dengan segala upayaku..
Pertemuan aneh yang membawaku bertemu dengan dia, mungkin sudah takdir yang digariskan sehingga kami bertemu tanpa kesengajaan, atau mungkin sudah ditakdirkan jika aku memang harua menuntunnya dan membimbing dia ke jalan yang lebih baik sebelum dia bertemu denganku..
Sekali lagi kudekap lembut dia dan kukecup kembali keningnya, kubisikkan kata "aku sayang kamu" , "semoga takdir memang menggariskan kita berdua untuk tetap bersama dalam keadaan apapun "..
Dia lepas dekapanku dan memandangku seraya tersenyum dan berucap, "aku akan tetap bersamamu, tak peduli apapun yang terjadi, kau yang telah membimbingku dan memberiku semangat dalam hidup"..
Sungguh indah kurasakan senyum tulus darinya, senyum yang akan menghiasi hari hariku kedepan, senyum yang akan kurindukan ketika aku jauh dari dia, senyum yang mampu memberiku semangat dan meruntuhkan amarah dan emosiku, senyum yang akan selalu membuatku bahagia..
I just want to say " I love you my angel " now and forever
SMS an
Ya sekarang kutemukan dia, yang mampu mengisi hari hariku, menghiasi hati serta dalam relung jiwa ini dengan segenap cinta dan sayangnya, dia yang akan terus menghiasi hari hariku kedepan dengan segala cita cita dan tujuan kamis bersama..
Ya dialah bidadariku ( aku berkata demikian karena menurutku dia seperti bidadari ) yang entah secara ajaib dikirim kepadaku oleh Sang Maha Pencipta, kini dan seterusnya akan kusayang dia dengan segala upayaku..
Pertemuan aneh yang membawaku bertemu dengan dia, mungkin sudah takdir yang digariskan sehingga kami bertemu tanpa kesengajaan, atau mungkin sudah ditakdirkan jika aku memang harua menuntunnya dan membimbing dia ke jalan yang lebih baik sebelum dia bertemu denganku..
Sekali lagi kudekap lembut dia dan kukecup kembali keningnya, kubisikkan kata "aku sayang kamu" , "semoga takdir memang menggariskan kita berdua untuk tetap bersama dalam keadaan apapun "..
Dia lepas dekapanku dan memandangku seraya tersenyum dan berucap, "aku akan tetap bersamamu, tak peduli apapun yang terjadi, kau yang telah membimbingku dan memberiku semangat dalam hidup"..
Sungguh indah kurasakan senyum tulus darinya, senyum yang akan menghiasi hari hariku kedepan, senyum yang akan kurindukan ketika aku jauh dari dia, senyum yang mampu memberiku semangat dan meruntuhkan amarah dan emosiku, senyum yang akan selalu membuatku bahagia..
I just want to say " I love you my angel " now and forever

SMS an
Awal Masalah Besar
Gelut Dulu !!
Surprise B'day for?
Puncak Masalah Selanjutnya?
Ruang Tegang 1 dan Pengakuan Rasa
Wet Dream Shit! but ahhh
Meet CaMer and Problem Solve
Alasan Perjodohan
Poison?
Little Hate
Diubah oleh salakkentut 03-06-2018 17:04
0
22.9K
173
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
salakkentut
#47
Akhirnya kamipun kembali meneruskan perjalanan ke rumahku, benar memang ada rasa was was yang berlebihan menurutku jika membawa sesuatu yang melanggar hukum, rasa tidak tenang itu jelas jelas terpancar dari raut mukaku sendiri, sampai friska bilang
“ udah ga, lo tenang aja nyetirnya, ngga usah grogi, nanti malah kemana mana “
“ bener tuh kak, nanti bisa bisa sradak sruduk bawa mobilnya “
“ berisik deh, gimana ngga grogi coba bawa barang sialan gitu? Nanti kalau tiba tiba aja ada razia gimana? “
“ lo tadi yang bilang sama gue nyuruh biar tenang, tapi malah sekarang jadi lo yang ngga tenang deh ga? “
“ iya nih kakak gimana coba? “
“ tau lah dek, “
Hening lagi dan aku kembali fokuskan ke jalan, bener aku juga ngga boleh takut dan tetep konsentrasi sama jalan, namun tiba tiba adekku bilang
“ kak, ini om yoan telfon kak “
“ iya dek, diangkat aja, di loud yah suaranya? “
“ iya, halo om lagi dimana? “
“ halo pon ( om aku panggil aku pake sebutan pon, ngga tahu kenapa juga ) lagi dimana sekarang? “
“ di jalan om yo, om sudah dimana memang? “
“ ini om lagi di depan rumah kalian, ya sudah om tunggu “
“ ok om, lima menitan lagi paling juga kami nyampai “
“ ok hati hati “
Tuut tuut tuut, suara telfon diputus, ada sedikit perasaan lega karena om yoan sudah di rumah, setidaknya jika ada hal yang tidak diinginkan terhadap kami bisa ada yang diandalkan.
“ dek, kamu liyat mobil hitam yang dari tadi ikutin kita ngga sih? “
“ iya kak, tapi dede pikir mungkin saja itu mobil lagi searah sama jalan kita, coba pelanin kak jalannya, dia ikut pelan apa langsung nyalip “
Kupelankan laju mobil, dan benar saja mobil di belakang tidak mendahului, segera saja mobil aku percepat lajunya, dan benar mobil dia ikut cepat, biarlah, kali aja dia ngefans sama kami hehe. Setelah lima menit berselang kulihat toyota rush berwarna silver, itu mobil om yoan, syukur deh kalau om sudah ada di rumah, setidaknya beliau bisa lebih tahu permasalahan yang kami hadapi.
“ assalamualaikum, om yo apa kabar? “
“ waalaikumsalam, alhamdulillah pon sehat ini, kalian berdua gimana sehat? “
“ iya om, alhamdulillah sehat, ayo om masuk dulu “
Setelah berjabat dan mencium tangan kami pun segera masuk ke rumah, akupun tidak lupa memperkenalkan friska pada om yoan, mereka berdua lebih cepat akrab, mungkin juga di dasari oleh sifat friska yang terbuka dan smart dalam mencari bahan obrolan makanya segera cepat nyambung dengan om.
Setelah kami menceritakan asal muasal dan duduk perkara permasalahannya, maka kamipun menunjukan barang sialan yang dimaksud, setidaknya kami bisa lebih cepat terbebas dari hal tersebut, om yoan juga sampai heran dengan jumlah barang sialan tersebut, setidaknya menurut om yo itu sudah termasuk dalam pengedar skala besar dilihat dari jumlah paket yang ada.
Akhirnya setelah berbincang dan memutuskan akan seperti apa saja nanti skenario yang akan kami jalankan untuk menjebak bandar dan juga rendi, karena dia juga sudah terlibat. Jujur dari tadi ada yang ingin sekali aku tanyakan sama om yo, kenapa? Dia datang sendiri soalnya, sebab tadi bilang dia akan datang bersama kawannya.
“ om, katanya tadi kesini bawa temen temen om yo, emang dimana sekarang ? “
“ oh temen om ya pon, iya mereka di jalan dan dimana mana, kamu ngga perlu tahu pon, karena mereka sedang dalam undercover ( bahasa kerennya nyamar ) dan menurut informasi yang om dapat, memang sebentar lagi akan ada penggerebekan terhadap salah satu bandar besar, om yakin barang yang rendi edarkan ini juga di ambil dari bandar tersebut pon “
“ oh gitu ya om, terus rencana kita gimana om? Kami takut jika rendi atau kawan kawan dia tahu barang sialan ini ada sama friska atau kami, maka kami bakalan jadi incaran mereka om “
“ iya om, gue juga takut sama rendi, makanya gue minta tolong buat dibolehin nginep disini, gue takut kalau ada apa apa nanti “
“ tenang aja pon, fri, om udah pikirin kok buat antisipasi kalau kalau ada yang gangguin kalian, nanti kirim temen om dua orang disini, om minta buat tinggal di rumah nenek kalian dulu, sebentar lagi juga nyampai sini, dalam perjalanan soale “
“ wah makasih ya om, oiya tadi waktu dijalan ada mobil hitam yang ikutin kami dari jalan di kost friska, bagaimana om? “
“ tenang aja kalau masalah mobil itu, om yakin sekarang atau nanti malam kost friska juga bakalan berantakan, sebab mereka memang sudah mengincar barang tersebut pon “
“ jadi takut gue om sekarang, untungnya tadi erga sempet kemasin barang sama surat berharga gue, thanks ya ga? “
“ iya fri, ngga masalah kok “
“ sekarang kalian bertiga ngga usah takut,bentar lagi om ke kantor dan bilang sama orang kantor juga buat masalah ini, tapi nanti kalau kawan intel om sudah kesini “
“ iya om, sembari nunggu dulu dari pada lumuten ini kopinya diminum dulu “
“ dari tadi kek de, kasian kan om yo “
“ haha udah ngga apa apa, om ikhlas kok bantuin ponakan sendiri, tapi makasih yah pon ini kopinya om minum, kebetulan dari pagi belum ngopi sama bediang ( bahasa lain ngrokok atau sebat kalau ditempatku )”
“ hihi maaf om yo, soalnya dari tadi malah sibuk ikut dengerin om yo ngobrol baru inget belum dibuatin minum “
“ ya udah, intinya nanti kalian hati hati yah, jangan sampai ada kejadian yang di luar skenario “
“ Insya Allah om yo, semoga saja lancar nanti “
“ ya udah, itu temen temen om yo sudah datang, jadi sementara om tinggal dulu, pokoknya kalian bersikap biasa saja dan ngga usah cari perhatian ( caper ), tunggu intruksi dari om dulu, ini sebagai antisipasi dan buat komunikasi kita, om pinjemin satu HT, pokoknya bersikap biasa dan tunggu intruksi dari om ya? Om tinggal dulu sebentar “
“ iya om yo, kita ngikut saja baiknya bagaimana lah om “
“ ya sudah, kalian hati hati dan tetep sesuai rencana yang sudah om jabarin “
“ ok siap om “
Setelah om yoan berbincang sejenak dengan nenek dan kawan om yoan, aku lihat om yoan masuk mobil dan pergi, tak lama berselang, mobil yang aku lihat tadi mengikuti kami tengah berhenti kira kira 20 meter dari rumah kami, segera saja kami masuk rumah dan tak lupa mengunci pintu dan jendela rumah mengikuti intruksi dari om yoan yang telah disepakati.
Benar saja, kuintip dari balik tirai jendela tiga orang keluar dari mobil, dua orang tidak kami kenal. Satu orang berbadan cukup besar kalau menurut kami, dan seorang lagi berbadan lebih pendek, namun muka muka mereka sangar seperti muka penagih hutang haha. Satu orang kami cukup kenal, karena beberapa jam yang lalu kami sempat berkenalan dengan beberapa bekas yang masih nampak jelas bertambah ( mungkin dapat belaian tambahan dari kawannya yang lain ) kulihat mereka berjalan ke arah rumah kami, segera aku menghubungi om yoan lewat HT.
“ om masuk! “
“ ada apa pon? “
“ tiga orang mendekat ke rumah om, dua tidak dikenal dan satu orang aku tahu atas nama irfan “
“ sudah ngga apa apa, kamu ikutin intruksi om aja, temen om sudah om hubungin kok, nanti kalau si geng irfan ngetuk pintu ya kalian bukain seperti tamu lain, pokoknya inget apa yang om bilang barusan, ikutin rencana yang sudah om buat “
“ ok om, nanti biar adek sama friska lewat pintu samping buat ngumpet dulu di tempat nenek “
“ sip, hati hati yah pon? “
“ siap om! “
“ fri, kamu sama adek nanti lewat pintu samping yah? Nanti kalau si irfan udah di depan “
“ iya ga, lo hati hati yah nanti? Ngga usah macem macem dulu! Gue takut lo kenapa napa ga “
“ ceilee, iya iya iya bawel, duh perhatian banget sik? Dede tolong jagain mba friska yah? Nitip dulu, jangan diapa apain dek! “
“ iyah kakak, lama lama dede getok juga kepalamu ntar!? Banyak banget maunya deh! “
“ haishh, udah udah sana pergi dulu dek, tuh si irfan udah gedor gedor pintu! “
Bener bener deh ini orang, ngga bisa kali sopan santunnya ada dikit? Ngga bener deh, main gedor gedor rumah orang sembarangan banget ( udah kayak istri pelakor labrak orang mblo ) seengganya kalau ngga bisa assalamualaikum, permisi apa sepada atau kulanuwun kek, atau apalah sopan santunnya orang bertamu,? Aku yakin tiap daerah punya aturan aturan sendiri kan? Main gedor gedor, mending kalau ngga teriak teriak, lah ini pake teriak teriak segala, bener bener deh mblangsak banget..
“ iya bentar bentar! “
Aku buka pintu, dan tampak muka muka sangar dua orang yang sama sekali ngga aku kenal, sama sama keker dan sangar lah pokoknya tuh orang, beda sama si irfan, keliyatan banget mukanya pucat se pucat pucatnya, apa mungkin karena aset berharganya udah kena sita yah sama juragan dia? Haha kayaknya belum lah mblo, kasihan aku bayanginnya udah ngeri sendiri malahan, gkgkgkgkgk, tapi heran aja mukanya tetep sok cool banget.
“ maaf nih yah bang sebelumnya, abang abang kesini terus teriak teriak kenapa yah? Apa sebelumnya kita pernah ketemu atau barangkali kenapa gitu? “
“ eh bener lo namanya erga!!? “
Buset dah ini abang,jago bener yah? Aku juga ngga tahu nama dia siapa? Lah dia udah tahu namaku duluan, dukun kali yah? Haha kayaknya ngga mungkin sih, kan mereka reman reman, jadi setidaknya ada semacam intel ala reman reman dalam geng mereka ( kata om yoan begitu, dalam setiap organisasi kriminal apapun, setidaknya ada satu atau dua orang yang bisa dijadikan informan penting bagi organisasi mereka, hampir mirip dengan intel di kepolisian, cuman bedanya kalau di kepolisian lebih kompleks dan rumit ).
“ i iya bang, saya erga, mohon maaf nih sebelumnya, abang abang ini siapa yah? Dan perlu apa abang kesini nyariin saya? “
“ sory kalau kedatangan kami kesini kurang sopan ( lah tumben ngomong begitu ), gue ngga suka bertele tele, langsung to the point aja, gue kesini mau minta kembali barang itu ( barang sialan ) yang sebelumnya ada sama gundiknya irfan ( gial, eh gila dia nyebut pacar pakai gundik, weleh apa ngga ada kata lain yah selain gundik? Cewenya kek apa girl friend kan lebih enak didenger? Ya ngga mblo? ) “
“ maaf nih bang, maksudnya barang apa yah? Aku ngga tahu nih maksudnya abang barang apaan? “
“ bang, udah kasiin aja barang itu, lo juga udah tahu yang friska punya kan? Gue kesini juga karena gue ngga pengin lo susah gara gara friska, lo belum tahu friska kayak gimana aslinya dia! “
“ bentar deh tong, eh fan, maksudnya barang apaan sih? Aku ngga tahu soale barang apa yang kamu maksud? “
“ udah, kalau lo ngga tahu maksud gue, seengganya lo tahu friska si gundiknya ( sumpah enek banget denger dia ngomong gundik, pengin tak tampol tapi apa daya mblo, wkwkwk ) irfan? Lo sembunyiin dimana dia sekarang? “
“ waduh bang, maaf maaf aja nih ya? Aku mana berani si bang nyimpen cewek di rumah? Bisa digrebek tetangga nanti, mending sih digrebek daripada digantung bapak bang ( ngeles dikit, hehe ) “
“ udah bang, gue udah tahu lo tadi masuk rumah sama friska sama adek lo! “
“ ngga usah banyak ba* ( tuuuuut ) deh, gue tahu lo ngumpetin tuh cewek, tadi gue ngikutin lo dari kostnya dia! “
“ waduh bang, udah kayak artis aja sih masak segitunya? Ya udah kalau ngga percaya abang boleh noh geledah rumah orang tua saya sampe ke lubang kloset juga silahkan! Tapi awas kalau ngga ketemu sama yang abang cari yah? “
“ lo ngancem gue? ( ngeluarin pisau lipet mblo, glekk deh glekk mati aku batinku saat itu ) kalau lo ngancem gue jangan lo kira gue ngga tega buat gorok leher lo!! “
“ eh ngga bang, silahkan silahkan di gledah bang ( takut lah mblo, aku sendirian mana berani? Kalau satu satu sih masih ada nyali, kalah menang urusan belakang, haha ) “
“ nah gitu dong, kalau lo bisa kerja sama, gue juga bakalan segen sama lo! “
Nah mulailah mereka geledah geledah, dari dapur, kamar mandi, kamar kamar semua di ubek ubek, kecuali kamar tokai tentunya mblo, kali aja sih mau diliyatin?taapi ngga mungkin sih ya?
Sementara irfan cuman diem di depan sambil nunduk, aku perhatiin ternyata pipinya lebam lebam, mungkin sebelum kesini udah dielus elus sama reman reman tadi, sekitar 10 menit gledah gledah, nihil ternyata mblo, ya iyalah kan udah tak suruh ngumpet dulu tadi, kecuali kalau tiba tiba mereka ke rumah nenek, pasti bakalan ketemu juga sama friska, sama temen intelnya om yoan tentunya kan?
Mungkin karena putus asa akhirnya gledah meng gledah di sudahin dulu, mereka balik ke depan lagi, baru sampe depan, tiba tiba saja
“ assalamualaikum, erga apa kabar? “
Reman reman bingung, termasuk irfan mungkin bingung, aku juga bingung sih sebenernya, soale yang datang tahu ngga mblo siapa? Om yoan sama kawan intelnya dua orang, mereka di belakang friska sama adekku. Sementara yang barusan ngucap salam itu friska, sontak saja reman reman mendelik ( melotot ) dan langsung nyolot.
“ eh gundik, lo kemana aja gue cariin dari tadi? Mana barang punya bos gue? Kata irfan ada sama lo? Dan lagi ngapain lo kesini bareng sama om om? Oh sekarang lo udah doyan bawa om om tua begitu? Mau foursome lo? “
Mblo, reman reman itu ngga tahu kalau orang yang keliyatan seperti om om di depan mereka adalah intel yang sedang dalam tahap undercover, Kamu boleh sepelein fisik atau tampang mereka, tapi soal ilmu dan bela diri jangan sekali kali kamu anggap remeh mblo.
Kecuali om yoan, dasarnya perawakannya aja sudah putih, mungkin emang dasar kerjanya di kantor sih yah? Jadi keliyatan lebih bening saja, wkwkwk beda sama kawannya om yoan yang kulitnya cenderung gelap, maklum agen lapangan jadi ya kulitnya eksotis ( piss om ).
Om yoan cuman cengar cengir ngga jelas, aku tahu karena ini adalah termasuk bagian dari rencana kami di awal.
“ gue bukan gundiknya irfan, gue ceweknya erga ( sumpah kalau ini sebenernya di luar skenario mblo ) dan lo mau apa kesini? “
“ wah, sejak kapan lo berani nyolot sama gue gitu ?!! dasar lo ba* ( tuuuuut ), fan lo ngga risih gundik lo jalan bareng om om ngga jelas gitu? Ngomong lo jangan cuman diem! “
“ ngga bang, sebenernya gue udah putus sama friska ( gemeter ngomongnya, mungkin takut atau ada hal lain yang aku ngga tahu mblo ) “
“ yaelah lo pengecut amat, tanggung jawab lo barang bos lo ambil sekarang dari dia, atau lo mau ganti? “
“ ampun bang, iya gue coba tanya friska baik baik dulu bang “
“ ya udah sana, lo tanyain, ambil tuh barang, biar kalau ntar itu om om macem macem sama lo, gue adepin! “
“ eh banci, ( friska yang bilang ) kalau lo gentle, lo bawa sendiri barang sialan nih! “
Nah mblo, disini si friska lempar barang sialan itu yang dibungkus koran lecek, aku sih tahu isinya udah ngga ada, karena pasti udah di pindah tadi sebelum om yoan sama kawannya kesini.
Langsung bungkusan itu ditangkap dan diserahin ke reman reman sama si irfan.
“ thanks fri, lo pengertian “
“ udah ngga usah basa basi segala, pergi lo dari sini, muak gue liyat muka lo! “
“ woi gundik sialan, ini bukan barang gue, ini gula pasir ngapain lo bawa!!? Mana barang gue?! “
“ lah itu barang yang ada sama gue ya cuman itu, kalau masih kurang lo beli aja diwarung depan tuh banyak,mau berapa kilo? Kalau ngga bisa beli nanti gue beliin! Gratis!! “
Drama sebenernya disini mblo, reman reman itu seperti sudah ngga sabar dan langsung naik darah, apalagi friska ngompor ngomporin pakai perkataan ajaibnya, haha sudah deh langsung naik sampai ubun ubun.
Ngga pakai lama si reman langsung ngeluarin pisau lipatnya dan ditodongin ke friska yang jaraknya cuman sekitar dua meter kurang, sontak saja friska kaget dan mundur. Tapi sebelum sempat berpikir dua atau tiga kali, dengan sigap om yoan dan kawannya ngeluarin senjata api ( pistol ) dan langsung ditodongin ke reman reman yang seketika langsung pucat dan mundur.
“ hands up! ( kalau di luar indonesia, tapi berhubung di indonesia ya bahasanya lain ) angkat tangan kalian atau kalian tahu akibatnya jika melawan! “
Sudah deh, pucat dua kali, apalagi si irfan, mukanya kayak ngga ada darahnya saking pucatnya mblo, kasihan sih, tapi salah sendiri juga kan?
Singkat cerita dan akhirnya tanpa perlawanan yang berarti reman reman itu berhasil di gembok tangannya dan sama si irfan juga ( mampus apa kasihan yah mblo? Haha ngga tahu deh urusannya bagaimana nanti sama polisi ). Lalu mereka bertiga digelandang masuk mobil, eh ternyata di depan ngga cuman dua orang kawan om yoan, namun juga ada kawan om yang lain yang sudah stand by didepan jika ada satu hal yang tidak kami inginkan tentunya.
Setelah berhasil digelandang ke mobil, kami bertiga ( aku, adekku, dan friska ) pun diminta om yoan untuk ke kantor polisi, katanya sekedar ditanyain kronologis dan lain lain untuk dibuat laporan laporan. Maka kamipun bergantian memberikan laporan sesuai dengan peran kami masing masing mulai dengan pertemuan kami sampai barang sialan itu.
Banyak pertanyaan dan dirasa cukup akhirnya kamipun dipersilahkan untuk pulang, namun dengan diantar om yoan tentunnya. Jujur saja selama saya di kantor polisi pun tidak tenang, baru pertama kali sih soalnya, apalagi pertanyaannya termasuk banyak dan detail. Tapi kami beruntung karena selama ditanya sama bapak polisi kamipun didampingi sama om yoan ( thanks ya om ) jadi setidaknya kami bisa lebih tenang.
Om yoan mengantar kami sampai di depan rumah, kami mengucapkan terimakasih dan om yoan juga mengucapkan terimakasih pada kami, katanya bos yang merekrut irfan merupakan salah satu daftar dalam dpo untuk kasus narkotika dan obat terlarang serta kasus lain yang entah apa.
“ pon, sama friska, om ucapin terimakasih yah sama kalian, soalnya sudah bantu om, setidaknya sekarang tinggal tangkap inangnya “
“ iya om yo, sama sama kami juga ngucapin terimakasih karena sudah jagain kami “
“ iya om yoan, friska juga berterimakasih sama om yoan, sekarang friska jadi lebih lega karena sudah ngga ada lagi yang gangguin friska “
“ oke oke, kalian jangan sampai terjebak dalam dunia seperti itu yah, memang duitnya lebih dari lumayan, tapi sebanding dengan resikonya. Saran om, rajin rajin belajar dan tetap semangat, jangan mabok mabok lagi ( ehem ehem ) bir boleh tapi yang non alkohol yah? “
“ hehe iya om yoan terimakasih wejangannya om, friska janji ngga bakalan masuk dunia kayak gitu lagi kok om “
“ nah gitu fri, ya sudah kalian masuk rumah dulu, sudah malam ini ( sampai ngga sadar memang kami tadi dari kantor sudah malam ), untuk keamanan kalian ngga usah khawatir, om jamin aman selama kalian percaya sama om, oke? “
“ siap om, kami percaya kok sama om yoan! “
“ oh iya, satu lagi, tadi om yoan sudah hubungi bapak sama mamah kamu pon, mungkin besok pagi sudah kesini, pokoknya nanti kalian jelasin sejelas jelasnya sama orang tua kalian yah? “
“ wah om yo, kok ngga bilng bilang sih? Kalau orang tua kami mau kesini? “
“ iya om sengaja, lagian kan emang sudah seharusnya orang tua kalian tahu kelakuan kalian disini, hahaha “
“ wah om sialan nih, kelakuan kami kan baik om? Ya ngga dek? “
“ iyah nih om yo, kenapa ngga bilang bilang coba? Bener sih baik kak, tapi ganjennya itu loh kakak, weeeeeeh “
“ haha wasem kamu dek, kakak ganjen juga sama friska doang kok dek, wkwkwk ya ngga fri? “
“ haha dasar loh! Ogah gue deh “
( hufth gagal nih kayaknya gombalin si friska, ah sudahlah )
“ udah ga, lo tenang aja nyetirnya, ngga usah grogi, nanti malah kemana mana “
“ bener tuh kak, nanti bisa bisa sradak sruduk bawa mobilnya “
“ berisik deh, gimana ngga grogi coba bawa barang sialan gitu? Nanti kalau tiba tiba aja ada razia gimana? “
“ lo tadi yang bilang sama gue nyuruh biar tenang, tapi malah sekarang jadi lo yang ngga tenang deh ga? “
“ iya nih kakak gimana coba? “
“ tau lah dek, “
Hening lagi dan aku kembali fokuskan ke jalan, bener aku juga ngga boleh takut dan tetep konsentrasi sama jalan, namun tiba tiba adekku bilang
“ kak, ini om yoan telfon kak “
“ iya dek, diangkat aja, di loud yah suaranya? “
“ iya, halo om lagi dimana? “
“ halo pon ( om aku panggil aku pake sebutan pon, ngga tahu kenapa juga ) lagi dimana sekarang? “
“ di jalan om yo, om sudah dimana memang? “
“ ini om lagi di depan rumah kalian, ya sudah om tunggu “
“ ok om, lima menitan lagi paling juga kami nyampai “
“ ok hati hati “
Tuut tuut tuut, suara telfon diputus, ada sedikit perasaan lega karena om yoan sudah di rumah, setidaknya jika ada hal yang tidak diinginkan terhadap kami bisa ada yang diandalkan.
“ dek, kamu liyat mobil hitam yang dari tadi ikutin kita ngga sih? “
“ iya kak, tapi dede pikir mungkin saja itu mobil lagi searah sama jalan kita, coba pelanin kak jalannya, dia ikut pelan apa langsung nyalip “
Kupelankan laju mobil, dan benar saja mobil di belakang tidak mendahului, segera saja mobil aku percepat lajunya, dan benar mobil dia ikut cepat, biarlah, kali aja dia ngefans sama kami hehe. Setelah lima menit berselang kulihat toyota rush berwarna silver, itu mobil om yoan, syukur deh kalau om sudah ada di rumah, setidaknya beliau bisa lebih tahu permasalahan yang kami hadapi.
“ assalamualaikum, om yo apa kabar? “
“ waalaikumsalam, alhamdulillah pon sehat ini, kalian berdua gimana sehat? “
“ iya om, alhamdulillah sehat, ayo om masuk dulu “
Setelah berjabat dan mencium tangan kami pun segera masuk ke rumah, akupun tidak lupa memperkenalkan friska pada om yoan, mereka berdua lebih cepat akrab, mungkin juga di dasari oleh sifat friska yang terbuka dan smart dalam mencari bahan obrolan makanya segera cepat nyambung dengan om.
Setelah kami menceritakan asal muasal dan duduk perkara permasalahannya, maka kamipun menunjukan barang sialan yang dimaksud, setidaknya kami bisa lebih cepat terbebas dari hal tersebut, om yoan juga sampai heran dengan jumlah barang sialan tersebut, setidaknya menurut om yo itu sudah termasuk dalam pengedar skala besar dilihat dari jumlah paket yang ada.
Akhirnya setelah berbincang dan memutuskan akan seperti apa saja nanti skenario yang akan kami jalankan untuk menjebak bandar dan juga rendi, karena dia juga sudah terlibat. Jujur dari tadi ada yang ingin sekali aku tanyakan sama om yo, kenapa? Dia datang sendiri soalnya, sebab tadi bilang dia akan datang bersama kawannya.
“ om, katanya tadi kesini bawa temen temen om yo, emang dimana sekarang ? “
“ oh temen om ya pon, iya mereka di jalan dan dimana mana, kamu ngga perlu tahu pon, karena mereka sedang dalam undercover ( bahasa kerennya nyamar ) dan menurut informasi yang om dapat, memang sebentar lagi akan ada penggerebekan terhadap salah satu bandar besar, om yakin barang yang rendi edarkan ini juga di ambil dari bandar tersebut pon “
“ oh gitu ya om, terus rencana kita gimana om? Kami takut jika rendi atau kawan kawan dia tahu barang sialan ini ada sama friska atau kami, maka kami bakalan jadi incaran mereka om “
“ iya om, gue juga takut sama rendi, makanya gue minta tolong buat dibolehin nginep disini, gue takut kalau ada apa apa nanti “
“ tenang aja pon, fri, om udah pikirin kok buat antisipasi kalau kalau ada yang gangguin kalian, nanti kirim temen om dua orang disini, om minta buat tinggal di rumah nenek kalian dulu, sebentar lagi juga nyampai sini, dalam perjalanan soale “
“ wah makasih ya om, oiya tadi waktu dijalan ada mobil hitam yang ikutin kami dari jalan di kost friska, bagaimana om? “
“ tenang aja kalau masalah mobil itu, om yakin sekarang atau nanti malam kost friska juga bakalan berantakan, sebab mereka memang sudah mengincar barang tersebut pon “
“ jadi takut gue om sekarang, untungnya tadi erga sempet kemasin barang sama surat berharga gue, thanks ya ga? “
“ iya fri, ngga masalah kok “
“ sekarang kalian bertiga ngga usah takut,bentar lagi om ke kantor dan bilang sama orang kantor juga buat masalah ini, tapi nanti kalau kawan intel om sudah kesini “
“ iya om, sembari nunggu dulu dari pada lumuten ini kopinya diminum dulu “
“ dari tadi kek de, kasian kan om yo “
“ haha udah ngga apa apa, om ikhlas kok bantuin ponakan sendiri, tapi makasih yah pon ini kopinya om minum, kebetulan dari pagi belum ngopi sama bediang ( bahasa lain ngrokok atau sebat kalau ditempatku )”
“ hihi maaf om yo, soalnya dari tadi malah sibuk ikut dengerin om yo ngobrol baru inget belum dibuatin minum “
“ ya udah, intinya nanti kalian hati hati yah, jangan sampai ada kejadian yang di luar skenario “
“ Insya Allah om yo, semoga saja lancar nanti “
“ ya udah, itu temen temen om yo sudah datang, jadi sementara om tinggal dulu, pokoknya kalian bersikap biasa saja dan ngga usah cari perhatian ( caper ), tunggu intruksi dari om dulu, ini sebagai antisipasi dan buat komunikasi kita, om pinjemin satu HT, pokoknya bersikap biasa dan tunggu intruksi dari om ya? Om tinggal dulu sebentar “
“ iya om yo, kita ngikut saja baiknya bagaimana lah om “
“ ya sudah, kalian hati hati dan tetep sesuai rencana yang sudah om jabarin “
“ ok siap om “
Setelah om yoan berbincang sejenak dengan nenek dan kawan om yoan, aku lihat om yoan masuk mobil dan pergi, tak lama berselang, mobil yang aku lihat tadi mengikuti kami tengah berhenti kira kira 20 meter dari rumah kami, segera saja kami masuk rumah dan tak lupa mengunci pintu dan jendela rumah mengikuti intruksi dari om yoan yang telah disepakati.
Benar saja, kuintip dari balik tirai jendela tiga orang keluar dari mobil, dua orang tidak kami kenal. Satu orang berbadan cukup besar kalau menurut kami, dan seorang lagi berbadan lebih pendek, namun muka muka mereka sangar seperti muka penagih hutang haha. Satu orang kami cukup kenal, karena beberapa jam yang lalu kami sempat berkenalan dengan beberapa bekas yang masih nampak jelas bertambah ( mungkin dapat belaian tambahan dari kawannya yang lain ) kulihat mereka berjalan ke arah rumah kami, segera aku menghubungi om yoan lewat HT.
“ om masuk! “
“ ada apa pon? “
“ tiga orang mendekat ke rumah om, dua tidak dikenal dan satu orang aku tahu atas nama irfan “
“ sudah ngga apa apa, kamu ikutin intruksi om aja, temen om sudah om hubungin kok, nanti kalau si geng irfan ngetuk pintu ya kalian bukain seperti tamu lain, pokoknya inget apa yang om bilang barusan, ikutin rencana yang sudah om buat “
“ ok om, nanti biar adek sama friska lewat pintu samping buat ngumpet dulu di tempat nenek “
“ sip, hati hati yah pon? “
“ siap om! “
“ fri, kamu sama adek nanti lewat pintu samping yah? Nanti kalau si irfan udah di depan “
“ iya ga, lo hati hati yah nanti? Ngga usah macem macem dulu! Gue takut lo kenapa napa ga “
“ ceilee, iya iya iya bawel, duh perhatian banget sik? Dede tolong jagain mba friska yah? Nitip dulu, jangan diapa apain dek! “
“ iyah kakak, lama lama dede getok juga kepalamu ntar!? Banyak banget maunya deh! “
“ haishh, udah udah sana pergi dulu dek, tuh si irfan udah gedor gedor pintu! “
Bener bener deh ini orang, ngga bisa kali sopan santunnya ada dikit? Ngga bener deh, main gedor gedor rumah orang sembarangan banget ( udah kayak istri pelakor labrak orang mblo ) seengganya kalau ngga bisa assalamualaikum, permisi apa sepada atau kulanuwun kek, atau apalah sopan santunnya orang bertamu,? Aku yakin tiap daerah punya aturan aturan sendiri kan? Main gedor gedor, mending kalau ngga teriak teriak, lah ini pake teriak teriak segala, bener bener deh mblangsak banget..
“ iya bentar bentar! “
Aku buka pintu, dan tampak muka muka sangar dua orang yang sama sekali ngga aku kenal, sama sama keker dan sangar lah pokoknya tuh orang, beda sama si irfan, keliyatan banget mukanya pucat se pucat pucatnya, apa mungkin karena aset berharganya udah kena sita yah sama juragan dia? Haha kayaknya belum lah mblo, kasihan aku bayanginnya udah ngeri sendiri malahan, gkgkgkgkgk, tapi heran aja mukanya tetep sok cool banget.
“ maaf nih yah bang sebelumnya, abang abang kesini terus teriak teriak kenapa yah? Apa sebelumnya kita pernah ketemu atau barangkali kenapa gitu? “
“ eh bener lo namanya erga!!? “
Buset dah ini abang,jago bener yah? Aku juga ngga tahu nama dia siapa? Lah dia udah tahu namaku duluan, dukun kali yah? Haha kayaknya ngga mungkin sih, kan mereka reman reman, jadi setidaknya ada semacam intel ala reman reman dalam geng mereka ( kata om yoan begitu, dalam setiap organisasi kriminal apapun, setidaknya ada satu atau dua orang yang bisa dijadikan informan penting bagi organisasi mereka, hampir mirip dengan intel di kepolisian, cuman bedanya kalau di kepolisian lebih kompleks dan rumit ).
“ i iya bang, saya erga, mohon maaf nih sebelumnya, abang abang ini siapa yah? Dan perlu apa abang kesini nyariin saya? “
“ sory kalau kedatangan kami kesini kurang sopan ( lah tumben ngomong begitu ), gue ngga suka bertele tele, langsung to the point aja, gue kesini mau minta kembali barang itu ( barang sialan ) yang sebelumnya ada sama gundiknya irfan ( gial, eh gila dia nyebut pacar pakai gundik, weleh apa ngga ada kata lain yah selain gundik? Cewenya kek apa girl friend kan lebih enak didenger? Ya ngga mblo? ) “
“ maaf nih bang, maksudnya barang apa yah? Aku ngga tahu nih maksudnya abang barang apaan? “
“ bang, udah kasiin aja barang itu, lo juga udah tahu yang friska punya kan? Gue kesini juga karena gue ngga pengin lo susah gara gara friska, lo belum tahu friska kayak gimana aslinya dia! “
“ bentar deh tong, eh fan, maksudnya barang apaan sih? Aku ngga tahu soale barang apa yang kamu maksud? “
“ udah, kalau lo ngga tahu maksud gue, seengganya lo tahu friska si gundiknya ( sumpah enek banget denger dia ngomong gundik, pengin tak tampol tapi apa daya mblo, wkwkwk ) irfan? Lo sembunyiin dimana dia sekarang? “
“ waduh bang, maaf maaf aja nih ya? Aku mana berani si bang nyimpen cewek di rumah? Bisa digrebek tetangga nanti, mending sih digrebek daripada digantung bapak bang ( ngeles dikit, hehe ) “
“ udah bang, gue udah tahu lo tadi masuk rumah sama friska sama adek lo! “
“ ngga usah banyak ba* ( tuuuuut ) deh, gue tahu lo ngumpetin tuh cewek, tadi gue ngikutin lo dari kostnya dia! “
“ waduh bang, udah kayak artis aja sih masak segitunya? Ya udah kalau ngga percaya abang boleh noh geledah rumah orang tua saya sampe ke lubang kloset juga silahkan! Tapi awas kalau ngga ketemu sama yang abang cari yah? “
“ lo ngancem gue? ( ngeluarin pisau lipet mblo, glekk deh glekk mati aku batinku saat itu ) kalau lo ngancem gue jangan lo kira gue ngga tega buat gorok leher lo!! “
“ eh ngga bang, silahkan silahkan di gledah bang ( takut lah mblo, aku sendirian mana berani? Kalau satu satu sih masih ada nyali, kalah menang urusan belakang, haha ) “
“ nah gitu dong, kalau lo bisa kerja sama, gue juga bakalan segen sama lo! “
Nah mulailah mereka geledah geledah, dari dapur, kamar mandi, kamar kamar semua di ubek ubek, kecuali kamar tokai tentunya mblo, kali aja sih mau diliyatin?taapi ngga mungkin sih ya?
Sementara irfan cuman diem di depan sambil nunduk, aku perhatiin ternyata pipinya lebam lebam, mungkin sebelum kesini udah dielus elus sama reman reman tadi, sekitar 10 menit gledah gledah, nihil ternyata mblo, ya iyalah kan udah tak suruh ngumpet dulu tadi, kecuali kalau tiba tiba mereka ke rumah nenek, pasti bakalan ketemu juga sama friska, sama temen intelnya om yoan tentunya kan?
Mungkin karena putus asa akhirnya gledah meng gledah di sudahin dulu, mereka balik ke depan lagi, baru sampe depan, tiba tiba saja
“ assalamualaikum, erga apa kabar? “
Reman reman bingung, termasuk irfan mungkin bingung, aku juga bingung sih sebenernya, soale yang datang tahu ngga mblo siapa? Om yoan sama kawan intelnya dua orang, mereka di belakang friska sama adekku. Sementara yang barusan ngucap salam itu friska, sontak saja reman reman mendelik ( melotot ) dan langsung nyolot.
“ eh gundik, lo kemana aja gue cariin dari tadi? Mana barang punya bos gue? Kata irfan ada sama lo? Dan lagi ngapain lo kesini bareng sama om om? Oh sekarang lo udah doyan bawa om om tua begitu? Mau foursome lo? “
Mblo, reman reman itu ngga tahu kalau orang yang keliyatan seperti om om di depan mereka adalah intel yang sedang dalam tahap undercover, Kamu boleh sepelein fisik atau tampang mereka, tapi soal ilmu dan bela diri jangan sekali kali kamu anggap remeh mblo.
Kecuali om yoan, dasarnya perawakannya aja sudah putih, mungkin emang dasar kerjanya di kantor sih yah? Jadi keliyatan lebih bening saja, wkwkwk beda sama kawannya om yoan yang kulitnya cenderung gelap, maklum agen lapangan jadi ya kulitnya eksotis ( piss om ).
Om yoan cuman cengar cengir ngga jelas, aku tahu karena ini adalah termasuk bagian dari rencana kami di awal.
“ gue bukan gundiknya irfan, gue ceweknya erga ( sumpah kalau ini sebenernya di luar skenario mblo ) dan lo mau apa kesini? “
“ wah, sejak kapan lo berani nyolot sama gue gitu ?!! dasar lo ba* ( tuuuuut ), fan lo ngga risih gundik lo jalan bareng om om ngga jelas gitu? Ngomong lo jangan cuman diem! “
“ ngga bang, sebenernya gue udah putus sama friska ( gemeter ngomongnya, mungkin takut atau ada hal lain yang aku ngga tahu mblo ) “
“ yaelah lo pengecut amat, tanggung jawab lo barang bos lo ambil sekarang dari dia, atau lo mau ganti? “
“ ampun bang, iya gue coba tanya friska baik baik dulu bang “
“ ya udah sana, lo tanyain, ambil tuh barang, biar kalau ntar itu om om macem macem sama lo, gue adepin! “
“ eh banci, ( friska yang bilang ) kalau lo gentle, lo bawa sendiri barang sialan nih! “
Nah mblo, disini si friska lempar barang sialan itu yang dibungkus koran lecek, aku sih tahu isinya udah ngga ada, karena pasti udah di pindah tadi sebelum om yoan sama kawannya kesini.
Langsung bungkusan itu ditangkap dan diserahin ke reman reman sama si irfan.
“ thanks fri, lo pengertian “
“ udah ngga usah basa basi segala, pergi lo dari sini, muak gue liyat muka lo! “
“ woi gundik sialan, ini bukan barang gue, ini gula pasir ngapain lo bawa!!? Mana barang gue?! “
“ lah itu barang yang ada sama gue ya cuman itu, kalau masih kurang lo beli aja diwarung depan tuh banyak,mau berapa kilo? Kalau ngga bisa beli nanti gue beliin! Gratis!! “
Drama sebenernya disini mblo, reman reman itu seperti sudah ngga sabar dan langsung naik darah, apalagi friska ngompor ngomporin pakai perkataan ajaibnya, haha sudah deh langsung naik sampai ubun ubun.
Ngga pakai lama si reman langsung ngeluarin pisau lipatnya dan ditodongin ke friska yang jaraknya cuman sekitar dua meter kurang, sontak saja friska kaget dan mundur. Tapi sebelum sempat berpikir dua atau tiga kali, dengan sigap om yoan dan kawannya ngeluarin senjata api ( pistol ) dan langsung ditodongin ke reman reman yang seketika langsung pucat dan mundur.
“ hands up! ( kalau di luar indonesia, tapi berhubung di indonesia ya bahasanya lain ) angkat tangan kalian atau kalian tahu akibatnya jika melawan! “
Sudah deh, pucat dua kali, apalagi si irfan, mukanya kayak ngga ada darahnya saking pucatnya mblo, kasihan sih, tapi salah sendiri juga kan?
Singkat cerita dan akhirnya tanpa perlawanan yang berarti reman reman itu berhasil di gembok tangannya dan sama si irfan juga ( mampus apa kasihan yah mblo? Haha ngga tahu deh urusannya bagaimana nanti sama polisi ). Lalu mereka bertiga digelandang masuk mobil, eh ternyata di depan ngga cuman dua orang kawan om yoan, namun juga ada kawan om yang lain yang sudah stand by didepan jika ada satu hal yang tidak kami inginkan tentunya.
Setelah berhasil digelandang ke mobil, kami bertiga ( aku, adekku, dan friska ) pun diminta om yoan untuk ke kantor polisi, katanya sekedar ditanyain kronologis dan lain lain untuk dibuat laporan laporan. Maka kamipun bergantian memberikan laporan sesuai dengan peran kami masing masing mulai dengan pertemuan kami sampai barang sialan itu.
Banyak pertanyaan dan dirasa cukup akhirnya kamipun dipersilahkan untuk pulang, namun dengan diantar om yoan tentunnya. Jujur saja selama saya di kantor polisi pun tidak tenang, baru pertama kali sih soalnya, apalagi pertanyaannya termasuk banyak dan detail. Tapi kami beruntung karena selama ditanya sama bapak polisi kamipun didampingi sama om yoan ( thanks ya om ) jadi setidaknya kami bisa lebih tenang.
Om yoan mengantar kami sampai di depan rumah, kami mengucapkan terimakasih dan om yoan juga mengucapkan terimakasih pada kami, katanya bos yang merekrut irfan merupakan salah satu daftar dalam dpo untuk kasus narkotika dan obat terlarang serta kasus lain yang entah apa.
“ pon, sama friska, om ucapin terimakasih yah sama kalian, soalnya sudah bantu om, setidaknya sekarang tinggal tangkap inangnya “
“ iya om yo, sama sama kami juga ngucapin terimakasih karena sudah jagain kami “
“ iya om yoan, friska juga berterimakasih sama om yoan, sekarang friska jadi lebih lega karena sudah ngga ada lagi yang gangguin friska “
“ oke oke, kalian jangan sampai terjebak dalam dunia seperti itu yah, memang duitnya lebih dari lumayan, tapi sebanding dengan resikonya. Saran om, rajin rajin belajar dan tetap semangat, jangan mabok mabok lagi ( ehem ehem ) bir boleh tapi yang non alkohol yah? “
“ hehe iya om yoan terimakasih wejangannya om, friska janji ngga bakalan masuk dunia kayak gitu lagi kok om “
“ nah gitu fri, ya sudah kalian masuk rumah dulu, sudah malam ini ( sampai ngga sadar memang kami tadi dari kantor sudah malam ), untuk keamanan kalian ngga usah khawatir, om jamin aman selama kalian percaya sama om, oke? “
“ siap om, kami percaya kok sama om yoan! “
“ oh iya, satu lagi, tadi om yoan sudah hubungi bapak sama mamah kamu pon, mungkin besok pagi sudah kesini, pokoknya nanti kalian jelasin sejelas jelasnya sama orang tua kalian yah? “
“ wah om yo, kok ngga bilng bilang sih? Kalau orang tua kami mau kesini? “
“ iya om sengaja, lagian kan emang sudah seharusnya orang tua kalian tahu kelakuan kalian disini, hahaha “
“ wah om sialan nih, kelakuan kami kan baik om? Ya ngga dek? “
“ iyah nih om yo, kenapa ngga bilang bilang coba? Bener sih baik kak, tapi ganjennya itu loh kakak, weeeeeeh “
“ haha wasem kamu dek, kakak ganjen juga sama friska doang kok dek, wkwkwk ya ngga fri? “
“ haha dasar loh! Ogah gue deh “
( hufth gagal nih kayaknya gombalin si friska, ah sudahlah )
0