- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#6566
Bachelor Party...
Baru saja gw mau mengomentari ucapan Anggie tadi, tiba-tiba Ibu sudah keluar dari dalam rumah bersama calon Mamah mertua.. Gw pun bangkit dengan wajah sedikit tertekuk.. Baru setelah Anggie melingkarkan tangannya di pinggang ini dan secara sembunyi-sembunyi mendaratkan cubitan kecil disana, gw memaksakan untuk menyimpulkan sebuah senyuman getir.. Ibu yang tahu betul gw paling tidak bisa menutupi keganjalan hati, sempat menajamkan pandangan matanya.. Seolah mendukung intimidasi halus yang dilakukan calon menantunya ke puteranya sendiri..
“Kalian berdua sudah bicara kan?” Tanya Mamahnya Anggie yang di sambut anggukan kepala oleh puterinya..
“Bagus deh.. Kita juga sudah bicarakan semua, ya kan Bu Sumi?” Tanya Mamahnya Anggie sambil melempar pandangan ke arah Ibu..
Ibu sendiri juga menganggukkan kepalanya seraya menyimpulkan senyuman kecil..
“Buat jelasnya, kamu bisa tanyain ke Ibu kamu, Mam.. Mamah pulang dulu yah sama Anggie.. Banyak yang perlu kami siapin soalnya.. Acara kalian kan tinggal menghitung hari saja dari sekarang”
Mendengar Mamahnya Anggie memanggil dirinya sendiri dengan sebutan Mamah bukan lagi Tante seperti biasa, gw sempat tertegun dan melirik ke arah Ibu yang menaikkan wajah seperti menyuruh gw untuk mengikuti panggilan tersebut..
“Iya, Tan.. Eh, Mah.. Imam emang mau ngobrol banyak sama Ibu” Jawab gw sedikit canggung..
“Ya sudah, Anggie pamit dulu ya, Bu.. Oh iya, Ibu jangan lupa minum obat herbal nya yah” Kata Anggie setelah mencium punggung tangan kanan Ibu..
Gw sempat mengerutkan dahi mendengar Anggie menyinggung soal Obat Herbal ke Ibu.. Terlebih melihat Ibu menganggukkan kepala.. Sepertinya, kedatangan mereka berdua ke sini membawa pula buah tangan berupa obat..
“Beb, aku pulang yah.. Nanti siang aku telpon deh” Ucap Anggie sambil meraih tangan kanan gw dan mencium punggungnya..
Gw menganggukkan kepala seraya tertegun mendapati Anggie dengan mesranya mencium tangan kanan ini.. Sampai-sampai, Ibu berdehem satu kali dan menyadarkan diri ini dari ketertegunan.. Anggie yang melihat gelagat kikunya gw, melempar senyuman manis sebelum pergi meninggalkan gw dan Ibu sambil menggandeng lengan Mamahnya..
Gw dan Ibu yang sama-sama berdiri mematung memandangi mobil Niss*n J*ke hitam melaju meninggalkan pekarangan rumah, sama-sama menghela nafas panjang.. Mendadak, Ibu menarik lengan kanan gw dan mengajak diri ini masuk ke dalam ruang tengah..
“Kenapa mendadak begini sih, Bang?” Ucap Ibu dengan nada suara panik..
“Loh, kenapa nanya Abang, Bu? Kan Ibu yang udah ngobrol barusan sama Mamahnya Anggie.. Harus nya abang yang nanya Ibu donk” Jawab gw sambil meletakkan bantalan sofa di atas kedua kaki yang tertekuk..
“Ya, Ibu juga bingung tadi mau bilang apa.. Alasan Papahnya Anggie kan masuk akal.. Tapi, sekarang Ibu kepikiran sendiri jadinya.. Mau ga mau kalo udah begini, Ibu harus cepet-cepet bicara sama Septi deh”
“Tapi, Bu.. Abang ga mau kalo sampe semua biaya pernikahan abang nanti harus ditanggung semua sama Papahnya Anggie” Timpal gw, sengaja mengeluarkan unek-unek yang sempat tertahan didepan Anggie tadi..
“Iya.. Kalo soal itu sih, Ibu sudah tahu banget sifat kamu, Bang.. Makanya Ibu akan pakai tabungan peninggalan Almarhum Ayah, yang buat pendidikan kamu.. Yang Ibu bingung, waktu sepuluh hari itu sebentar loh.. Belum cetak undangan.. Belum kasih kabar sodara-sodara jauh.. Aduuh! Udah lah.. Sekarang mendingan kamu anter Ibu ke rumah Tante mu deh” Kata Ibu seraya bangkit dan meninggalkan gw sendiri di sofa..
Gw menghela nafas panjang melihat Ibu berjalan masuk ke dalam kamar.. Terdengar suara Ibu yang sedang berbicara dengan adik gw, Ayu.. Lalu keluar lagi seorang diri dengan pakaian yang lebih rapih..
“Ade ga ikut, Bu?”Tanya gw sambil berdiri..
“Ga.. Dia mau ke rumah temennya.. Ibu udah titip pesen kalo mau keluar rumah, pintu harus dikunci” Jawab Ibu yang sudah berjalan lebih dulu menuju teras..
Gw sempat kembali ke kamar untuk meminta Bayu Barata agar menjaga rumah serta adik gw satu-satunya selama kepergian kami ke rumah Tante Septi lagi.. Sambil menganggukkan kepala, Bayu Barata menyunggingkan senyuman dan ikut melayang keluar bersama gw..
So, guys.. Jadi lah hari itu gw kembali ke rumah Tante Septi untuk yang kedua kalinya.. Meski kali ini kedatangan gw bersama Ibu dan membawa kabar yang membuat semua anggota keluarga Om Hendra tercengang.. Tak terkecuali Kak Silvi.. Bu-mil rempong yang satu itu malah sempat menarik gw ke bekas kamar nya hanya untuk menanyakan kebenaran kabar yang gw dan Ibu bawa.. Lalu, setelah itu ia segera menelpon Anggie.. Dan lu tau, Bree.. Yang terdengar kemudian adalah suara jerit kesenangan Kak Silvi dan Anggie di Hp nya..
Cewe kan gitu kalo lagi seneng.. Suka lompat-lompat sambil teriak-teriak ga jelas.. Padahal mereka bicara cuma lewat Hp.. Gimana kalo udah ketemu langsung coba?
Sebenarnya gw bahagia karena akan menikah dengan gadis yang sangat gw cintai sepuluh hari dari sekarang.. Tapi, terkadang gw suka nanya diri sendiri juga.. Ini nyata ga sih? Ini bukan mimpi kan? Dan memang semua yang terjadi itu nyata.. Ten days from now, I’m gonna be a husband for a girl whom I love so much..
Waktu terasa cepat sekali berjalan buat gw.. Setelah mengabari orang-orang terdekat dan mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin, gw tak begitu menyadari bahwa lusa adalah hari terbesar dalam sejarah hidup gw dan Anggie.. Yup! Lusa, hubungan gw dan Anggie yang selama ini masih terbilang illegal, akan menjadi halal setelah proses Ijab Qabul selesai.. Segala masalah yang berkaitan dengan persiapan pernikahan gw, telah di handle orang-orang yang gw percaya.. Seperti undangan.. Tugas pengirimannya gw berikan ke Ridho, Bimo dan salah satu teman baik gw semasa SMU, Joni.. Gw memang tidak mencetak banyak undangan.. Cuma 300 saja.. Itu pun sudah terlalu banyak menurut gw.. Tapi beda dengan Anggie, dia mencetak undangan khusus untuk teman-temannya sebanyak 500.. Itu belum termasuk undangan via sosmed untuk teman baiknya sewaktu masih kuliah di luar negeri..
Oh iya.. Sekar Kencana pun sudah kembali.. Alhamdulillah, kembali nya Jin penjaga gw yang pertama itu, sedikit banyak membuat gw lebih bersemangat.. Yahh, meski raut kesedihan masih terlihat di wajah nya, namun Sekar Kencana berusaha sekali menutupi hal itu.. Entah dia sedih karena harus kembali terpisah dengan Jagat Tirta suaminya, atau karena masih berduka akan kematian Bayu Ambar.. Gw ingin menanyakan, tapi tidak enak hati jika melihatnya sedang murung...
Satu lagi, Rio sudah kembali sadar dari jeratan Jin perempuan golongan hitam yang berniat mengelabuinya dengan wujud seorang gadis cantik.. Bantuan Arya dan Pandu Rukmo membuahkan hasil yang sempurna.. Gw sempat bertanya dengan Arya perihal bagaimana persisnya Jin perempuan yang disebut Rio sebagai Riri itu dibuat bertekuk lutut oleh Pandu Rukmo..
Tapi sayang, Arya menjawab dengan tidak begitu spesifik.. Dia cuma bilang kalo Jin perempuan itu sudah dibuat jera oleh Pandu Rukmo.. Bahkan Jin Penjaga nya Arya tersebut mengurungnya di dalam sebuah botol dan memendam benda itu jauh di dasar bumi.. Alasan Arya yang tidak menceritakan secara mendetail tentang pertempuran Pandu Rukmo, terdengar sangat klise.. Dia bilang, bukan waktunya gw memikirkan hal-hal gaib saat ini.. Gw sudah harus fokus memikirkan upacara sakral dua hari dari sekarang di depan semua tamu undangan..
The point is, gw benar-benar berterima kasih kepada Arya dan juga Pandu Rukmo yang telah mengembalikan saudara sepupu gw, Rio dengan segala tingkah konyolnya.. Seperti yang sedang ia tampilkan malam ini..
“Bree, hayoo lah.. Ambil nih gelas.. Tenang aja, ini 0 % alkohol koq” Kata Rio sambil mengulurkan segelas besar cairan berwarna kuning dengan busa membuih diatasnya..
(Mungkin perlu gw ralat kalimat diatas tadi.. Kalo liet si Item lagi gila kek gini)
“Bree, ini kan malam pesta bujang yang gw bikinin khusus buat lu.. Buat sodara sepupu gw yang ganteng nya sejabodetabek.. Ayo lah, nenggak bir 0 % mah ga bakal bikin lu mabok, Bree” Ucap Rio sambil merangkul gw dan mendekatkan mulut berbau septic tank nya, dengan tangan mengangkat gelas besar..
Gw sempat melempar pandangan ke Bimo yang duduk persis di sebelah.. Tapi Bimo malah melirik Ridho..
“Kasih Arya aja tuh, Bree.. Dia pengen kek nya” Sambar Ridho, membuat Arya yang sedang memegang microphone seketika melotot....
Gw yang mendengar ucapan Ridho, memindahkan rangkulan tangan Rio sambil menjauhkan wajahnya hingga mengarah ke Arya..
“Kaga.. Kaga.. Gw air putih aja.. Gw ga demen bir” Kilah Arya juga..
“Ya elaah..Lu berempat kan pendekar semua.. Kenapa pada takut sama Bir yang ga ada alkohol nya si? Payah banget dah” Keluh Rio, yang lalu menenggak habis minuman dalam gelas di tangannya..
Jadi, malem ini gw, Bimo, Ridho dan juga Arya di ajak berkumpul di sebuah Family Karaoke di daerah Selatan Jakarta oleh Rio.. Sebelumnya, Rio memang memohon-mohon ke gw agar mengabulkan permintaan yang disebutnya sebagai nazar jika gw akan menikah.. Awalnya malah Rio memaksa gw untuk ‘open table’ di tempat tertutup di Golden Cro*n khusus buat kami berempat untuk merayakan pesta bujang sebelum gw menikah lusa.. Tapi gw tolak mentah-mentah usul Rio tersebut.. Karena khawatir akan terjadi hal-hal tidak diinginkan disana nantinya.. Oleh karena itu, Rio merubah rencananya..
Dengan dua catatan, gw akhirnya mengabulkan permintaan Rio.. Catatan pertama, dia sendiri yang harus memintakan izin ke Anggie dan yang kedua tidak ada alkohol atau drugs di acara tersebut.. Gw mau bachelor party ini benar-benar menjadi moment kebersamaan kami berlima sebelum gw menikah.. Entah alasan apa yang digunakan Rio hingga Anggie memberikan izin.. Dan entah rayuan maut apa yang telah di ucapkan Ridho, hingga Suluh juga mengizinkannya untuk ikut bachelor party ini.. Kalau Bimo dan Arya sih ga jadi masalah, karena mereka berdua masih belum terikat dengan siapapun.. Meski Bimo sudah serius dengan Binar, namun belum ada rencana lebih jauh yang terdengar dari mulut mereka berdua..
FYI, gw dan kedua saudara serta Arya sempat diminta Rio untuk tidak mengajak satu pun Jin Penjaga kami.. Alasannya terdengar konyol, hanya karena Rio mau malam ini cuma kami saja yang merayakan tanpa adanya sesuatu hal gaib..
Setelah bosan karaokean sambil menikmati cemilan yang dipesan Rio, gw menyibukkan diri menjawab pesan WA yang dikirimkan Anggie.. Maklum, Bree.. Sudah sejak tiga hari kami dilarang bertemu satu sama lain.. Berjalan berdua saja tidak boleh, apalagi bertatap muka.. Pamali kata Ibu..
Perhatian gw yang sedang asyik membalas WA dari Anggie, sempat teralihkan begitu melihat Rio keluar dari ruangan.. Awalnya, gw tidak terlalu menanggapi keluarnya Rio, yang gw fikir hanya ingin ke kamar kecil.. Akan tetapi, kedua mata gw langsung membesar begitu melihat Rio kembali masuk ke dalam ruang karaoke bersama tiga orang gadis cantik berpakaian cukup menantang.. Gw bahkan sempat saling berpandangan dengan Arya, Bimo dan Ridho..
“Guys! Ini para Ladies Companion yang bakal manjain kita semua” Seru Rio sambil merangkul bahu dua orang gadis yang berdiri mengapitnya..
Gw cukup terkejut mendengar ucapan Rio.. Terlebih saat ketiga gadis itu masing-masing melempar senyuman nakal ke arah kami semua, kemudian berjalan mendekat untuk mencari tempat duduk.. Gw yang menyadari dua dari ketiga Ladies Companion tersebut hendak duduk disebelah kiri dan kanan, langsung berdiri dan mendekati Rio yang sedang berbicara empat mata ke gadis terakhir.. Tanpa basa-basi, gw tarik hoodie sweater hijau Rio dari belakang..
“Kambing! Lu apa-apa an pake segala nyediain LC?” Tanya gw dengan suara sedikit keras di dekat telinga kanan Rio..
Jika gw berbisik, otomatis suara ini akan tidak terdengar jelas diantara kerasnya suara lagu Never Say Good Bye milik Bon Jovi yang sedang dinyanyikan Arya meski ia terlihat tak fokus karena sesekali melirik ke arah dua Ladies Companion di dekatnya..
Rio sempat tertawa kecil mendengar teriakan gw.. Lalu menarik leher ini dan balas berteriak..
“Santai aja, Bree.. Mereka ga bakal macem-macem koq.. Mereka cuma nemenin kita nyanyi.. Kalo lu mau macem-macem sama mereka, ya up to you aja lah.. Mumpung status lu belom jadi laki orang.. Gw janji ga bakal ngomong ke siapapun termasuk Anggie”
Gw menoyor kepala Rio dari samping sebagai balasan.. Lalu memilih duduk paling pojok di sebelah Bimo.. Gw sempat mengirimkan WA terakhir ke Anggie yang meminta nya untuk tidak lagi mengirimkan pesan, karena tidak enak dengan yang lain sebagai alasan.. Untungnya, Anggie mengiyakan permintaan gw meski dengan beberapa emot mewek.. Gw sempat tersenyum melihat emot yang dikirimkan Anggie.. Kemudian memasukan Hp ke dalam saku celana pendek yang gw kenakan..
Sempat gw mencoba menikmati lagu alay yang sedang di nyanyikan Ridho.. Meski suara nya sedikit menyakiti gendang telinga karena terdengar sumbang.. Namun, perhatian gw sedikit terusik saat melihat salah seorang LC yang tadi sempat berbicara empat mata dengan Rio, memperhatikan gw secara diam-diam..
Berbeda dengan dua LC rekannya yang nampak sedang berjoget-joget sedikit erotis bersama Rio, ketika alunan lagu alay Ridho di ganti instrumen lagu Despacito, gadis berambut sebahu dengan raut muka manis itu sesekali melempar pandangan ke arah gw.. Bukan hanya ke gw saja ternyata, tapi ke Bimo, Ridho dan juga Arya.. Namun cenderung tatapan misteriusnya lebih lama terfokus ke gw..
“Lu nyadar ga, kalo cewe yang lagi lietikita bukan cewe sembarangan, Mam?” Kata Arya yang terdengar dalam batin gw..
Gw mengerutkan dahi sesaat, lalu melempar pandangan ke arah gadis yang dimaksud Arya.. Memang benar ucapannya, aura gadis yang sedang memperhatikan kami secara diam-diam itu berbeda.. Seperti ditutupi oleh sesuatu tak kasat mata.. Hingga sekilas, aura nya nampak hampir sama sengan dua rekannya.. Aneh, apa dia Indigo juga? Kalo bukan, kenapa dia memperhatikan gw, Bimo, Ridho dan Arya dengan pandangan menyelidik?
Melihat kami berempat masing-masing sedang saling berpandangan, Rio membisiki kedua LC yang menemaninya bergoyang di depan kami.. Sambil tertawa kecil, kedua LC yang berkulit hitam manis itu perlahan berjalan mendekat ke arah kami.. Lalu dengan gaya genitnya, mereka mengajak gw dan Arya untuk ikut bergoyang.. Wajah Arya terlihat memerah saat salah satu LC yang sudah berhasil mengajaknya berdiri, nampak sedang menggoyang-goyangkan buah dada besar tepat di hadapannya.. Sementara, gw sempat menolak ajakan LC yang bodi nya tidak kalah semok.. Tapi sepertinya LC yang mengajak gw itu sudah di setting terlebih dulu oleh Rio.. Bukti nya, ia terus mencoba menggoda gw dengan mulai bertindak vulgar.. Ridho dan Bimo yang melihat, sama-sama menggelengkan kepala ke arah gw seperti sedang mencoba memperingatkan..
“Ayo lah, Bang ganteng.. Temenin saya ngelounge.. Tuh, temennya aja udah mau” Bujuk gadis itu sambil duduk merapatkan payudaranya ke bahu gw dan mulai mencoba membuka resleting celana pendek yang gw kenakan..
Sontak, gw menangkap telapak tangan gadis itu seraya menajamkan pandangan mata menatapnya..
“Sorry, Mbak.. Gw bentar lagi mo nikah” Ucap gw dengan kalimat yang langsung to the point..
Bukannya tersinggung, gadis yang tangannya sudah gw singkirkan dari atas reslteting itu malah menundukkan wajah dan perlahan-lahan merebahkan kepala nya disandaran sofa bagian atas sambil memejamkan kedua mata seperti orang yang tertidur.. Bimo dan Ridho sontak melempar kan pandangan mata ke arah gw karena heran.. Terlebih saat melihat satu LC lagi yang sedang berjoget dengan Arya dan Rio, juga perlahan menguap dan mulai duduk di sebelah rekannya..
“Mereka kenapa, Bree?” Tanya Rio dengan wajah heran menatap gw..
Tiba-tiba, LC terakhir yang tadi sempat memperhatikan gw dan kedua saudara serta Arya, berdiri dari sofa.. Kemudian berjalan mendekati Rio.. Lalu memegang bahu kanan sepupu gw itu.. Mendadak, Rio jatuh tak sadarkan diri meski sempat ditangkap oleh gadis tersebut dari belakang.. Sontak, gw, Bimo, dan Ridho langsung bangkit dengan posisi bersiap menghadapi serangan.. Sementara, Arya yang berdiri cukup dekat dengan gadis misterius itu segera melompat ke samping.. Persisnya mendekat ke arah kami bertiga, disusul kedua matanya yang terpejam dan mulut berkomat-kamit seperti sedang menyebut sebuah nama.. Gw yang mengetahui Arya sedang mencoba memanggil Pandu Rukmo, berniat memanggil Sekar Kencana.. Begitu pula dengan Bimo dan Ridho..
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
14