- Beranda
- Stories from the Heart
Gunung Hutan Dan Puisi
...
TS
arga.mahendraa
Gunung Hutan Dan Puisi
Pada pekat kabut yang menjalar di hamparan tanahtanah tinggi
Kulantunkan katakata sebagai penggalan doa
Untukmu yang kini telah sempurna hadir..
Pada peluh yang telah mengalir
Ketika kita ayunkan langkahlangkah
Menuju tempattempat teduh
Untuk menyemayamkan rasamu dan rasaku
Kini telah menyatu sudah
dan beku udara ini akan semakin kuat mengikatnya
Kita memang sering berbeda dalam banyak Hal
Namun Gunung, Hutan Dan Puisi selalu mampu menyatukannya..
***
Kulantunkan katakata sebagai penggalan doa
Untukmu yang kini telah sempurna hadir..
Pada peluh yang telah mengalir
Ketika kita ayunkan langkahlangkah
Menuju tempattempat teduh
Untuk menyemayamkan rasamu dan rasaku
Kini telah menyatu sudah
dan beku udara ini akan semakin kuat mengikatnya
Kita memang sering berbeda dalam banyak Hal
Namun Gunung, Hutan Dan Puisi selalu mampu menyatukannya..
***

Sebelumnya ijinkan saya untuk ikut berbagi cerita di forum ini. Forum yang sudah lumayan lama saya ikuti sebagai SR.. Salam kenal, saya Arga..
Cerita saya mungkin tidak terlalu menarik dan membahana seperti cerita-cerita fenomenal di SFTH ini. Hanya cerita biasa dari bagian kisah hidup saya. Semoga masih bisa dibaca dan dinikmati.
Seperti biasa, seluruh nama tokoh, dan tempat kejadian disamarkan demi kebaikan semuanya. Boleh kepo, tapi seperlunya saja ya.. seperti juga akan seperlunya pula saya menanggapinya..
Update cerita tidak akan saya jadwalkan karena saya juga punya banyak kesibukan. Tapi akan selalu saya usakan update sesering mungkin sampai cerita inI tamat, jadi jangan ditagih-tagih updetannya yaa..
Baiklah, tidak perlu terlalu berpanjang lebar, kita mulai saja...
****
Medio 2005...
Hari itu sore hari di sela kegiatan pendidikan untuk para calon anggota baru organisasi pencinta alam dan penempuh rimba gunung yang aku rintis tujuh tahun yang lalu sekaligus sekarang aku bina. Aku sedang santai sambil merokok ketika salah satu partnerku mendatangiku.
"Ga, tuh ada salah satu peserta cewek yg ikut pendidikan cuma karena Ada pacarnya yang ikut, kayaknya dia ga beneran mau ikut organisasi deh, tapi cuma ngikut pacarnya"
"Masak sih? Yang mana? Kok aku ga perhatiin ya" jawabku
"Kamu terlalu serius mikirin gimana nanti teknis di lapangan sih Ga, malah jadi ga merhatiin pesertamu sendiri" lanjutnya
"Coba deh nanti kamu panggil aja trus tanyain bener apa ga, namanya Ganis.. aku ke bagian logistik dulu" Kata temanku sambil meninggalkanku
"OK, nanti coba aku tanya" jawabku
"Pulangin aja kalo emang bener Ga.. ga bener itu ikut organisasi cuma buat pacaran" sahutnya lagi dari kejauhan sambil teriak
Dan aku pun cuma menjawab dengan acungan jempol saja
***
Pada malam harinya aku mengumpulkan seluruh peserta pendidikan di lapangan. Malam itu ada sesi pengecekan logistik peserta sekaligus persiapan untuk perjalanan ke gunung besok pagi untuk pendidikan lapangan.
Kurang lebih 2 jam selesai juga pengecekan logistik seluruh peserta pendidikan. Dan aku pun memulai aksiku.
"Yang merasa bernama Ganis keluar dari barisan dan maju menghadap saya sekarang..!!!" Teriakku di depan mereka
Tak lama keluarlah seorang cewek dari barisan dan menghadapku. Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya, entah cantik atau biasa saja aku tak terlalu peduli karena aku sudah sedikit emosi sejak sore tadi temanku mengatakan kalau dia ikut kegiatan ini cuma karena pacarnya ikut.
"Benar kamu yang bernama Ganis?"
"Ya benar, Kak"
"Kamu ngapain ikut kegiatan ini!?"
"Karena saya ingin jadi anggota Kak"
"Dasar pembohong..!!!" Bentakku seketika
Dan dia pun langsung menunduk
"Hey, siapa suruh nunduk?? Kalau ada yang ngomong dilihat!! Kamu tidak menghargai seniormu!!"
"Siap, maaf Kak" jawabnya sambil langsung melihatku
"Saya dengar kamu ikut kegiatan ini karena pacar kamu ikut juga!! Benar begitu? Jawab!!"
"Siap, tidak Kak, saya ikut karena saya sendiri ingin ikut, tidak ada hubungannya dengan pacar!" Jawabnya tegas
"Tapi pacar kamu juga ikut kan!?"
"Siap benar"
"Siapa namanya!?"
"Alan Kak"
"Yang merasa bernama Alan, maju ke depan" teriakku di depan peserta lainnya
Kemudian datanglah cowok bernama Alan itu di depanku
"Benar kamu yang bernama Alan?" Tanyaku pada cowok itu
"Siap, benar Kak" jawabnya
"Benar kamu pacarnya Ganis?"
"Siap benar Kak"
"Kamu ikut kegiatan ini cuma buat ajang pacaran!!?? Kamu cuma mau cari tempat buat pacaran??"
"Tidak Kak"
"Kalian berdua masih mau jadi anggota organisasi ga!!?"
"Siap, masih mau Kak" jawab mereka berdua
"Baik, saya berikan pilihan, kalian berdua saat ini juga putus dan lanjut ikut pendidikan, atau tetap pacaran tapi sekarang juga pulang tidak usah lanjut ikut pendidikan dan jadi anggota organisasi.. silahkan tentukan pilihan sekarang!!"
***
Spoiler for INDEX:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 10 suara
Siapakah yang bakal jadi istri TS?
Rika
30%
Winda
20%
Dita
0%
Ganis
40%
Tokoh Yang Belum Muncul
10%
Diubah oleh arga.mahendraa 20-10-2018 13:37
kimpoijahat dan anasabila memberi reputasi
3
31.4K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
arga.mahendraa
#23
8. Balada Rika & Sandi
"Siapa nih?" Batinku sambil terus melihat ke layar HPku. Biasanya jika Ada sms iseng dari nomor asing aku selalu mengabaikannya. Tetapi entah kenapa seolah Ada yang berbeda dari sms ini. Beberapa saat aku masih terdiam sambil melihat ke layar HP hingga Dita menegurku.
"Ada masalah, Ga?" Tanyanya sambil menepuk pelan pundakku
"Eh, gak.. gak Ada kok Dit" jawabku sedikit gugup sambil segera memasukkan HPku ke dalam kantong celana.
"Kamu tahu2 bengong sambil lihat HP, kirain ada masalah. Emang sms dari siapa?" Sambungnya
"Itu dari calon klien, Dit. Dia mau order barang sama aku. Makanya aku perhatiin bener2 takut salah baca.. hehehe" jawabku membohonginya.
"Oh yaudah. Ke atas bukit sana yuk Ga. Kayaknya seru tuh" ajaknya
"Ayuuk..." Jawabku sambil menggandeng tangannya.
Kami pun menghabiskan waktu di obyek wisata tersebut hingga menjelang sore. Lantas kita pun turun dan segera pulang menggunakan sepeda motorku. Sepanjang perjalanan pulang, Dita terus memeluk erat perutku ketika membonceng. Aku sangat bahagia dengan moment ini. Semoga suatu saat dan seterusnya aku masih bisa terus mengulangi kebahagiaan ini bersama Dita. Semoga.
Sesampainya di kotaku, aku langsung mengantar Dita ke penitipan sepeda motor tempat dia menitipkan motornya. Menunggunya mengambil motor lalu mengikutinya pulang untuk memastikan dia selamat sampai di rumah. Dengan kode klakson, Dita berpamitan denganku di persimpangan jalan terakhir menuju rumahnya. Dan aku pun juga segera pulang ke rumah untuk beristirahat.
***
Desember 2005
Balada Rika & Sandi
Seperti yang sudah pernah aku ceritakan di awal, bahwa Sandi adalah salah satu sahabat dekatku sejak SMP. Aku dan dia sudah seperti saudara kandung. Kami sering berbagi banyak hal, baik itu makanan, pakaian, dll. Kecuali satu hal, yaitu pasangan. Sandi sejak SMP terkenal suka gonta-ganti pacar. Entah sudah berapa cewek yang dipacarinya. Dan jangan tanya apa saja yang dilakukan ketika pacaran. Yang jelas berbagai batasan yang dilarang dilakukan oleh orang yang bukan pasangan sah sudah dilakukannya dengan pacarnya. Tapi ya sudahlah, selama dia tidak merusak perempuan yang masih kerabatku atau teman dekatku, aku tidak mempermasalahkannya. Sandi ini orangnya supel, sangat pandai bergaul, ramah Dan periang. Makanya mudah baginya untuk menaklukkan hati perempuan untuk dijadikan pacar. Dia mudah bergaul dengan orang baru. Tetapi juga mudah terpengaruh oleh hal baru meskipun itu negatif/tidak baik. Persahabatanku dengan Sandi beberapa kali mengalami pasang surut. Dan titik terendahnya ada di waktu-waktu sekarang ini. Akhir 2005 hingga pertengahan 2006 karena sesuatu hal. Dan semua itu berawal dari sini.
Suatu sore aku iseng sms Rika. Ya iseng saja karena sudah beberapa hari aku tidak smsan ataupun telponan dengannya.
"Rik" aku sms hanya nama panggilannya saja
"Apa" dia langsung membalas juga hanya satu kata
"Kangen" sambung smsku
"Nomor yang anda tuju sedang tidur" sms balasannya
Aku tertawa kecil Setelah membaca balasan sms dari Rika. Tidak lama, aku langsung menekan tombol panggilan untuk menelponnya.
Tuuuut... tuuuut... tuuuut... click
"Halo" jawabnya di seberang sana
"Lagi dimana Rik?" Tanyaku
"Di kost tidur, Ga. Kamu gangguin tidur aku. Kamu harus tanggung jawab. Besok ketemu beliin eskrim" cerocosnya
"......" Aku hanya terdiam mendengar ocehan Rika dari seberang sana.
Dulu aku sempat cerita bahwa Rika ini masih kuliah di salah satu Univ. Negeri di kotanya. Ya, kampusnya memang satu kota dengan rumahnya, tetapi dia tetap ngekost di sekitaran kampusnya. Karena meskipun satu kota, jarak rumah Rika dengan kampusnya lumayan jauh. Sekitar 2 jam mengendarai motor. Dan waktu itu Rika juga tidak diijinkan mamanya mengendarai motor sendiri karena dia kurang mahir. Jadi kemana2 Rika selalu Naik angkot, kecuali kalau pas aku jemput ya aku yang antar dia.
"Kamu kapan main ke kostku, Ga? Udah lama juga ga kesini, semenjak ketemu Dita lagi aku jadi dicuekin" sambungnya
"Sabtu ya, sekalian aku jemput kamu pulang rumah" jawabku
"Jumat aja gimana? Sabtu aku gak ada kuliah, jadi mau pulang jumat" ucapnya
"OK" jawabku menyanggupi.
Lantas kami pun lanjut ngobrol ringan cukup lama hingga tahu2 telp mati sendiri karena kehabisan pulsa.
***
Hari pun berlalu. Hingga datanglah hari jumat dimana aku janji mau jemput Rika ke kost-nya untuk mengantarnya pulang ke rumahnya. Pagi sebelum aku berangkat ke kost Rika, dia sms aku.
"......." Aku hanya menghela nafas Setelah membaca sms dari Rika. Nih anak kalau udah minta sesuatu memang tidak bisa dibantah. Sebetulnya aku termasuk tipe orang yang kurang nyaman berada di mall. Kurang minat nongkrong ditempat-tempat seperti itu. Lebih nyaman dan betah kalau berada di hutan atau gunung. Beda dengan Rika, baik di mall maupun di hutan dia sama-sama betah. Tapi karena Rika yang minta, maka suka tidak suka aku harus menurutinya. Sebab kalau tidak, dia bisa ngambek sampai nanti cucuku punya cucu lagi.
Kurang lebih jam 1 siang aku sudah sampai di kost-nya. Tidak mau menunggu lama, kami pun langsung meluncur menuju ke mall yang dimaksud untuk jalan-jalan dan nonton bersama Rika.
"Mau nonton dulu apa makan dulu Ga?" Tanya Rika sesampainya kami di mall
"Makan lah. Laper banget aku belum makan sejak gunung krakatau meletus" jawabku
"Lebay ah.." ucapnya sambil menoyor kepalaku
"Ya udah beli tiket dulu ya, habis itu cari makan" sambungnya
"Emang mau nonton film apa sih Rik?" Tanyaku
"Ga tau, nanti lihat aja dulu film apa aja yg tayang" jawabnya sembari menarik tanganku menuju ke bioskop.
Setelah sampai di bioskop akhirnya kami (tepatnya Rika) memutuskan untuk menonton film Harry Potter yang saat itu sedang tanyang. Usai mendapatkan tiket kami pun menuju ke food court yang ada di lantai 3 mall ini.
"Mau makan apa Ga?" Tanya Rika.
"Terserah kamu Rik. Aku ngikut aja" jawabku
Akhirnya kami memutuskan makan di salah satu restoran cepat saji berlambang kakek tua di mall ini.
"Sandi minggu kemarin habis main ke kost-ku, Ga" ucap Rika di sela makan kami.
"Ooh.." jawabku santai karena menurutku tidak ada yang aneh dengan cerita Rika. Karena sudah biasa pula aku atau Sandi atau bahkan kami berdua barengan main ke kost Rika.
"Menurutmu Sandi gimana orangnya, Ga?" Tanyanya lagi.
"Maksudnya?" Aku balik bertanya karena tidak biasanya Rika tanya seperti itu.
"Ya sifatnya, kepribadiannya, Dan lain-lainnya, Ga. Sandi tuh orangnya gimana?" Tanyanya lagi.
"Kenapa tiba-tiba nanya tentang Sandi Rik?" Aku balik bertanya lagi.
"Iiiihhhh... Jawab dulu pertanyaanku Arga.. malah balik tanya" ucapnya sedikit kesal.
"Sandi ya gitu Rik. Bocor, suka bercanda. Tapi kadang ya bisa serius juga kalau emang waktunya serius" jawabku
"Kalo soal cewek dia gimana Ga? Maksudnya dia tuh setia apa gak, kasar apa gak kalo sama cewek?" Tanyanya lagi.
"Kalo soal itu, aku bingung juga sih Rik. Kalau dibilang setia, buktinya dia sering banget gonta-ganti pacar. Tapi selama saat dia punya pacar, dia gak pernah selingkuh sih setahuku. Paling kalo pacaran gak pernah lama aja, gak tahu apa alasannya. Tapi Setelah putus, gak lama juga dia pasti dapat pacar lagi. Gitu terus sih selama ini. Kalo soal kasar, dia gak pernah kok kasar sama cewek2nya. Malahan banyak yang tetep temenan setelah putus. Kenapa sih?" Jelasku
"Mmmmm... Gini, Ga..." Ucapnya ragu-ragu.
"Aku udah jadian sama Sandi" sambungnya.
Dan seketika aku tersedak mendengar apa yang diucapkan Rika.
"Serius Rik? Kapan?" Tanyaku
"Udah semingguan sih. Pas dia main ke kost-ku minggu kemarin itu awalnya ngobrol-ngobrol biasa. Trus tau2 dia nembak aku" ucapnya
"Langsung kamu terima gitu Rik?" Tanyaku lagi
"Iya, Ga" jawabnya
"Biasanya kamu selalu tanya dulu ke aku kalo ada yang deketin kamu Rik. Selalu minta pendapat dulu kalo ada yg nembak" ucapku
"Ya aku pikir karena ini Sandi, Ga. Dia kan sahabat deketmu, jadi aku pikir pastinya kamu ga masalah" sambungnya
"Iya gak masalah sih Rik. Lagian kan itu kehidupan kamu. Sebetulnya aku gak Ada hak ikut campur" ucapku lagi
"Maaf ya Ga" ucapnya sambil menunduk
"Hahahaha.. gak perlu minta maaf lah Rika.. lagian kan ini kamu jadian sama Sandi. Aku udah kenal banget gimana Sandi, jadi gak Ada masalah lah" ucapku menghiburnya
"Lagian kalo udah sama-sama kenal gini kan enak, nanti kita bisa double date. Kamu sama Sandi, aku sama Dita.. hahahaha" ucapku mencoba mencairkan suasana yang tadi sedikit kaku.
Pada dasarnya aku tidak pernah masalah Rika mau jadian dengan Sandi. Hanya saja aku tahu bagaimana Sandi kalau sama cewek. Ada sedikit rasa was2 juga. Karena aku sudah berjanji untuk menjaga Rika. Tadinya aku ingin membuka bagaimana sebenarnya watak Sandi kalau sama cewek, tetapi aku urungkan karena Rika sudah terlanjur mengatakan kalau dia menerima Sandi. Takut kalau dia kecewa padahal baru seminggu jadian. Sebaiknya aku mengawasi saja dulu bagaimana nantinya. Kalau memang Sandi juga bisa menjaga Rika, aku tidak akan mempermasalahkannya. Tetapi kalau Sandi tidak bisa, maka terpaksa aku harus bertindak.
"Yuk, Ga. Filmnya udah mau mulai ini" ucap Rika mengajakku menyudahi acara makan ini.
Kami lantas menuju ke bioskop untuk menonton. Sepanjang film berlangsung, aku benar-benar tidak bisa konsen untuk menontonnya. Masih terus kepikiran tentang Rika dan Sandi. Ada rasa khawatir akan terjadi apa2 dengan Rika. Atau mungkin ada rasa tidak rela mereka berdua jadian? Atau bahkan mungkin aku cemburu? Tidak2.. aku segera menepis pikiran itu. Aku tidak mungkin cemburu. Aku menganggap Rika hanya sahabat dekat saja. Tidak lebih. Aku pun menoleh ke Rika. Dia masih fokus menonton. Mungkin merasa aku memperhatikannya, dia pun menoleh ke arahku Dan tersenyum lalu kembali fokus menonton. Aku hanya menghela nafas lantas mencoba ikut fokus menonton meski tetap saja tidak bisa. Hingga waktu berlalu dan film pun usai. Aku dan Rika lantas keluar dari bioskop dan hendak mengantar Rika pulang ke rumahnya. Tak lupa mampir dulu ke gerai eskrim karena Rika menagih janji sepihaknya minta ditraktir eskrim.
Sesampainya dirumahnya aku sempatkan mampir sebentar ngobrol-ngobrol dengan Mamanya dan segera berpamitan pulang karena memang hari sudah malam.
"Aku pamit ya, Bu Dina" ucapku pada mamanya rika.
"Iya hati-hati ya Arga. Sering-sering main kesini" jawabnya
"Iya, Bu. Kalau pas ada Rika aku pasti main kesini" ucapku lagi.
"Ada ga ada Rika ya main aja lah kesini, Rika kan di rumah cuma seminggu sekali" sambung Bu Dina.
"Hehehehe. Iya, Bu nanti kalau pas aku lapar aku kesini deh minta makan" ucapku cengengesan
"Huuu dasar" sahut Rika tiba-tiba sambil menjitakku.
"Hehehe.. ya sudah Ibu masuk ya. Kamu hati-hati pulangnya, Ga" ucap Bu Dina sembari meninggalkanku dan Rika masuk kerumah.
"Aku pulang ya Rik" ucapku pamitan pada Rika.
"Buru-buru amat sih Ga, baru jam berapa coba" jawabnya sambil manyun.
"Besok aku kesini lagi deh. Kalau Sandi ga ngapel kesini.. hihihihi" ucapku.
"Kalau Sandi kesini kamu juga kesini gak pa2 kali Ga. Gak usah gitu lah" ucapnya
"Ya gak enak lah Rik. Kamu kan lagi pacaran, nanti aku jadi obat nyamuk" jawabku
"Kan kamu bisa pacaran sama Mama.. hahahaha" sambungnya.
"Hahahaha.... Sialan.. ya udah deh aku balik ya. Kamu istirahat" ucapku
"Ya udah deh. Hati-hati ya Arga. Jangan ngebut, jangan meleng. Sampe rumah langsung kabari" ucapnya.
Dan aku pun lanjut meluncur pulang ke rumah. Perjalanan dari rumah Rika ke rumahku lumayan jauh, sekitar 1,5 jam naik motor. Sesampainya di rumah aku langsung membersihkan diri, ganti baju dan merebahkan tubuh di kasur. Beberapa saat kemudian aku mengambil HPku dan mengetik sms kepada Rika.
Tidak Ada balasan, mungkin Rika sudah tidur. Lantas aku tulis sms baru yang aku kirim ke Sandi.
"Ada masalah, Ga?" Tanyanya sambil menepuk pelan pundakku
"Eh, gak.. gak Ada kok Dit" jawabku sedikit gugup sambil segera memasukkan HPku ke dalam kantong celana.
"Kamu tahu2 bengong sambil lihat HP, kirain ada masalah. Emang sms dari siapa?" Sambungnya
"Itu dari calon klien, Dit. Dia mau order barang sama aku. Makanya aku perhatiin bener2 takut salah baca.. hehehe" jawabku membohonginya.
"Oh yaudah. Ke atas bukit sana yuk Ga. Kayaknya seru tuh" ajaknya
"Ayuuk..." Jawabku sambil menggandeng tangannya.
Kami pun menghabiskan waktu di obyek wisata tersebut hingga menjelang sore. Lantas kita pun turun dan segera pulang menggunakan sepeda motorku. Sepanjang perjalanan pulang, Dita terus memeluk erat perutku ketika membonceng. Aku sangat bahagia dengan moment ini. Semoga suatu saat dan seterusnya aku masih bisa terus mengulangi kebahagiaan ini bersama Dita. Semoga.
Sesampainya di kotaku, aku langsung mengantar Dita ke penitipan sepeda motor tempat dia menitipkan motornya. Menunggunya mengambil motor lalu mengikutinya pulang untuk memastikan dia selamat sampai di rumah. Dengan kode klakson, Dita berpamitan denganku di persimpangan jalan terakhir menuju rumahnya. Dan aku pun juga segera pulang ke rumah untuk beristirahat.
***
Desember 2005
Balada Rika & Sandi
Spoiler for tidak penting:
Seperti yang sudah pernah aku ceritakan di awal, bahwa Sandi adalah salah satu sahabat dekatku sejak SMP. Aku dan dia sudah seperti saudara kandung. Kami sering berbagi banyak hal, baik itu makanan, pakaian, dll. Kecuali satu hal, yaitu pasangan. Sandi sejak SMP terkenal suka gonta-ganti pacar. Entah sudah berapa cewek yang dipacarinya. Dan jangan tanya apa saja yang dilakukan ketika pacaran. Yang jelas berbagai batasan yang dilarang dilakukan oleh orang yang bukan pasangan sah sudah dilakukannya dengan pacarnya. Tapi ya sudahlah, selama dia tidak merusak perempuan yang masih kerabatku atau teman dekatku, aku tidak mempermasalahkannya. Sandi ini orangnya supel, sangat pandai bergaul, ramah Dan periang. Makanya mudah baginya untuk menaklukkan hati perempuan untuk dijadikan pacar. Dia mudah bergaul dengan orang baru. Tetapi juga mudah terpengaruh oleh hal baru meskipun itu negatif/tidak baik. Persahabatanku dengan Sandi beberapa kali mengalami pasang surut. Dan titik terendahnya ada di waktu-waktu sekarang ini. Akhir 2005 hingga pertengahan 2006 karena sesuatu hal. Dan semua itu berawal dari sini.
Suatu sore aku iseng sms Rika. Ya iseng saja karena sudah beberapa hari aku tidak smsan ataupun telponan dengannya.
"Rik" aku sms hanya nama panggilannya saja
"Apa" dia langsung membalas juga hanya satu kata
"Kangen" sambung smsku
"Nomor yang anda tuju sedang tidur" sms balasannya
Aku tertawa kecil Setelah membaca balasan sms dari Rika. Tidak lama, aku langsung menekan tombol panggilan untuk menelponnya.
Tuuuut... tuuuut... tuuuut... click
"Halo" jawabnya di seberang sana
"Lagi dimana Rik?" Tanyaku
"Di kost tidur, Ga. Kamu gangguin tidur aku. Kamu harus tanggung jawab. Besok ketemu beliin eskrim" cerocosnya
"......" Aku hanya terdiam mendengar ocehan Rika dari seberang sana.
Dulu aku sempat cerita bahwa Rika ini masih kuliah di salah satu Univ. Negeri di kotanya. Ya, kampusnya memang satu kota dengan rumahnya, tetapi dia tetap ngekost di sekitaran kampusnya. Karena meskipun satu kota, jarak rumah Rika dengan kampusnya lumayan jauh. Sekitar 2 jam mengendarai motor. Dan waktu itu Rika juga tidak diijinkan mamanya mengendarai motor sendiri karena dia kurang mahir. Jadi kemana2 Rika selalu Naik angkot, kecuali kalau pas aku jemput ya aku yang antar dia.
"Kamu kapan main ke kostku, Ga? Udah lama juga ga kesini, semenjak ketemu Dita lagi aku jadi dicuekin" sambungnya
"Sabtu ya, sekalian aku jemput kamu pulang rumah" jawabku
"Jumat aja gimana? Sabtu aku gak ada kuliah, jadi mau pulang jumat" ucapnya
"OK" jawabku menyanggupi.
Lantas kami pun lanjut ngobrol ringan cukup lama hingga tahu2 telp mati sendiri karena kehabisan pulsa.
***
Hari pun berlalu. Hingga datanglah hari jumat dimana aku janji mau jemput Rika ke kost-nya untuk mengantarnya pulang ke rumahnya. Pagi sebelum aku berangkat ke kost Rika, dia sms aku.
Spoiler for SMS from Rika:
"......." Aku hanya menghela nafas Setelah membaca sms dari Rika. Nih anak kalau udah minta sesuatu memang tidak bisa dibantah. Sebetulnya aku termasuk tipe orang yang kurang nyaman berada di mall. Kurang minat nongkrong ditempat-tempat seperti itu. Lebih nyaman dan betah kalau berada di hutan atau gunung. Beda dengan Rika, baik di mall maupun di hutan dia sama-sama betah. Tapi karena Rika yang minta, maka suka tidak suka aku harus menurutinya. Sebab kalau tidak, dia bisa ngambek sampai nanti cucuku punya cucu lagi.
Kurang lebih jam 1 siang aku sudah sampai di kost-nya. Tidak mau menunggu lama, kami pun langsung meluncur menuju ke mall yang dimaksud untuk jalan-jalan dan nonton bersama Rika.
"Mau nonton dulu apa makan dulu Ga?" Tanya Rika sesampainya kami di mall
"Makan lah. Laper banget aku belum makan sejak gunung krakatau meletus" jawabku
"Lebay ah.." ucapnya sambil menoyor kepalaku
"Ya udah beli tiket dulu ya, habis itu cari makan" sambungnya
"Emang mau nonton film apa sih Rik?" Tanyaku
"Ga tau, nanti lihat aja dulu film apa aja yg tayang" jawabnya sembari menarik tanganku menuju ke bioskop.
Setelah sampai di bioskop akhirnya kami (tepatnya Rika) memutuskan untuk menonton film Harry Potter yang saat itu sedang tanyang. Usai mendapatkan tiket kami pun menuju ke food court yang ada di lantai 3 mall ini.
"Mau makan apa Ga?" Tanya Rika.
"Terserah kamu Rik. Aku ngikut aja" jawabku
Akhirnya kami memutuskan makan di salah satu restoran cepat saji berlambang kakek tua di mall ini.
"Sandi minggu kemarin habis main ke kost-ku, Ga" ucap Rika di sela makan kami.
"Ooh.." jawabku santai karena menurutku tidak ada yang aneh dengan cerita Rika. Karena sudah biasa pula aku atau Sandi atau bahkan kami berdua barengan main ke kost Rika.
"Menurutmu Sandi gimana orangnya, Ga?" Tanyanya lagi.
"Maksudnya?" Aku balik bertanya karena tidak biasanya Rika tanya seperti itu.
"Ya sifatnya, kepribadiannya, Dan lain-lainnya, Ga. Sandi tuh orangnya gimana?" Tanyanya lagi.
"Kenapa tiba-tiba nanya tentang Sandi Rik?" Aku balik bertanya lagi.
"Iiiihhhh... Jawab dulu pertanyaanku Arga.. malah balik tanya" ucapnya sedikit kesal.
"Sandi ya gitu Rik. Bocor, suka bercanda. Tapi kadang ya bisa serius juga kalau emang waktunya serius" jawabku
"Kalo soal cewek dia gimana Ga? Maksudnya dia tuh setia apa gak, kasar apa gak kalo sama cewek?" Tanyanya lagi.
"Kalo soal itu, aku bingung juga sih Rik. Kalau dibilang setia, buktinya dia sering banget gonta-ganti pacar. Tapi selama saat dia punya pacar, dia gak pernah selingkuh sih setahuku. Paling kalo pacaran gak pernah lama aja, gak tahu apa alasannya. Tapi Setelah putus, gak lama juga dia pasti dapat pacar lagi. Gitu terus sih selama ini. Kalo soal kasar, dia gak pernah kok kasar sama cewek2nya. Malahan banyak yang tetep temenan setelah putus. Kenapa sih?" Jelasku
"Mmmmm... Gini, Ga..." Ucapnya ragu-ragu.
"Aku udah jadian sama Sandi" sambungnya.
Dan seketika aku tersedak mendengar apa yang diucapkan Rika.
"Serius Rik? Kapan?" Tanyaku
"Udah semingguan sih. Pas dia main ke kost-ku minggu kemarin itu awalnya ngobrol-ngobrol biasa. Trus tau2 dia nembak aku" ucapnya
"Langsung kamu terima gitu Rik?" Tanyaku lagi
"Iya, Ga" jawabnya
"Biasanya kamu selalu tanya dulu ke aku kalo ada yang deketin kamu Rik. Selalu minta pendapat dulu kalo ada yg nembak" ucapku
"Ya aku pikir karena ini Sandi, Ga. Dia kan sahabat deketmu, jadi aku pikir pastinya kamu ga masalah" sambungnya
"Iya gak masalah sih Rik. Lagian kan itu kehidupan kamu. Sebetulnya aku gak Ada hak ikut campur" ucapku lagi
"Maaf ya Ga" ucapnya sambil menunduk
"Hahahaha.. gak perlu minta maaf lah Rika.. lagian kan ini kamu jadian sama Sandi. Aku udah kenal banget gimana Sandi, jadi gak Ada masalah lah" ucapku menghiburnya
"Lagian kalo udah sama-sama kenal gini kan enak, nanti kita bisa double date. Kamu sama Sandi, aku sama Dita.. hahahaha" ucapku mencoba mencairkan suasana yang tadi sedikit kaku.
Pada dasarnya aku tidak pernah masalah Rika mau jadian dengan Sandi. Hanya saja aku tahu bagaimana Sandi kalau sama cewek. Ada sedikit rasa was2 juga. Karena aku sudah berjanji untuk menjaga Rika. Tadinya aku ingin membuka bagaimana sebenarnya watak Sandi kalau sama cewek, tetapi aku urungkan karena Rika sudah terlanjur mengatakan kalau dia menerima Sandi. Takut kalau dia kecewa padahal baru seminggu jadian. Sebaiknya aku mengawasi saja dulu bagaimana nantinya. Kalau memang Sandi juga bisa menjaga Rika, aku tidak akan mempermasalahkannya. Tetapi kalau Sandi tidak bisa, maka terpaksa aku harus bertindak.
"Yuk, Ga. Filmnya udah mau mulai ini" ucap Rika mengajakku menyudahi acara makan ini.
Kami lantas menuju ke bioskop untuk menonton. Sepanjang film berlangsung, aku benar-benar tidak bisa konsen untuk menontonnya. Masih terus kepikiran tentang Rika dan Sandi. Ada rasa khawatir akan terjadi apa2 dengan Rika. Atau mungkin ada rasa tidak rela mereka berdua jadian? Atau bahkan mungkin aku cemburu? Tidak2.. aku segera menepis pikiran itu. Aku tidak mungkin cemburu. Aku menganggap Rika hanya sahabat dekat saja. Tidak lebih. Aku pun menoleh ke Rika. Dia masih fokus menonton. Mungkin merasa aku memperhatikannya, dia pun menoleh ke arahku Dan tersenyum lalu kembali fokus menonton. Aku hanya menghela nafas lantas mencoba ikut fokus menonton meski tetap saja tidak bisa. Hingga waktu berlalu dan film pun usai. Aku dan Rika lantas keluar dari bioskop dan hendak mengantar Rika pulang ke rumahnya. Tak lupa mampir dulu ke gerai eskrim karena Rika menagih janji sepihaknya minta ditraktir eskrim.
Sesampainya dirumahnya aku sempatkan mampir sebentar ngobrol-ngobrol dengan Mamanya dan segera berpamitan pulang karena memang hari sudah malam.
"Aku pamit ya, Bu Dina" ucapku pada mamanya rika.
"Iya hati-hati ya Arga. Sering-sering main kesini" jawabnya
"Iya, Bu. Kalau pas ada Rika aku pasti main kesini" ucapku lagi.
"Ada ga ada Rika ya main aja lah kesini, Rika kan di rumah cuma seminggu sekali" sambung Bu Dina.
"Hehehehe. Iya, Bu nanti kalau pas aku lapar aku kesini deh minta makan" ucapku cengengesan
"Huuu dasar" sahut Rika tiba-tiba sambil menjitakku.
"Hehehe.. ya sudah Ibu masuk ya. Kamu hati-hati pulangnya, Ga" ucap Bu Dina sembari meninggalkanku dan Rika masuk kerumah.
"Aku pulang ya Rik" ucapku pamitan pada Rika.
"Buru-buru amat sih Ga, baru jam berapa coba" jawabnya sambil manyun.
"Besok aku kesini lagi deh. Kalau Sandi ga ngapel kesini.. hihihihi" ucapku.
"Kalau Sandi kesini kamu juga kesini gak pa2 kali Ga. Gak usah gitu lah" ucapnya
"Ya gak enak lah Rik. Kamu kan lagi pacaran, nanti aku jadi obat nyamuk" jawabku
"Kan kamu bisa pacaran sama Mama.. hahahaha" sambungnya.
"Hahahaha.... Sialan.. ya udah deh aku balik ya. Kamu istirahat" ucapku
"Ya udah deh. Hati-hati ya Arga. Jangan ngebut, jangan meleng. Sampe rumah langsung kabari" ucapnya.
Dan aku pun lanjut meluncur pulang ke rumah. Perjalanan dari rumah Rika ke rumahku lumayan jauh, sekitar 1,5 jam naik motor. Sesampainya di rumah aku langsung membersihkan diri, ganti baju dan merebahkan tubuh di kasur. Beberapa saat kemudian aku mengambil HPku dan mengetik sms kepada Rika.
Spoiler for SMS to Rika:
Tidak Ada balasan, mungkin Rika sudah tidur. Lantas aku tulis sms baru yang aku kirim ke Sandi.
Spoiler for SMS to Sandi:
0