Novi ini unik, moodnya bisa berubah dengan cepat. Dari yang tadinya nangis tiba-tiba tersenyum... Kami pelukan dan ciuman cukup lama "jadi, kemana kita? " tanyaku sambil melepas ciumannya


Terus dan terus, seolah bibir kami tak mau lepas...... Novi langsung kutarik ke kasur, bibir dan tangan kami sudah pintar, sudah tau tugasnya masing2...... Tapi.....

"stop mas,,,,,,, adek gak bisa... adek lagi M".(nanggung banget sih dek).
 
Tiba-tiba novi meraih kancing celanaku, dengan tangan dan mulutnya susuatu yg tertunda itu akhirnya selesai. Gak usah di bayangin dab, rasanya hampir sama 😂😂😂😂.  'Belajar dari mana ya'batinku.

Lanjut beberapa hari setelah itu, saat sedang KBM hpku(hpnya novi maksudnya) bergetar, ada pesan masuk.



Pesan tersebut cuma aku baca, gak bisa bales dab,  gak ada pulsa heeeeehe 😂.  Saat bel terakhir berbunyi aku langsung ke mushola, mununaikan kewajiban sambil menunggu novi.
"ddrrrttt ddrrrttt ddrrrrtttt"  ada pesan masuk


Aku pake sepatu langsung keluar menuju kantin pojok, ada sedan merah terparkir disana. Yg namanya STM itu kan isinya cowo semua, jika ada cewe masuk ke sarang cowo sudah bisa di tebak apa yg terjadi. Suara-suara dari para jomblo permanen keluar semua. 

Dari balik kaca depan kulihat novi di belakang kemudi, di sampingnya ada dewi, dan di belakang ada seorang cewe tapi aku gak kenal. Aku langsung menuju pintu kanan yg kacanya terbuka separo itu....



Lalu Novi dan dewi keluar dari mobil, dewi pindah ke belakang dan novi pindah di kiri,  aku menggantikan posisi novi,  jadi sopir. Kami langsung menuju ke RS tersebut. Kalo lancar cukup 5 menit dari sekolah ke RS.



Setelah nyampe RS, kami langsung menuju ke bangsal tempat temenya di rawat, ngobrol bentar sama fitri(nama temennya)  dan orangtuanya lalu dewi memberikan amplop hasil sumbangan sukarela temen-temennya dan beberapa bingkisan buah, setelah itu kami pamit pulang.



Aku ambil jalur lingkar luar timur, kalo maksa nembus tengah kota bisa di pastikan macet. Di dalam mobil kami banyak bercanda, eh novi dan dewi doang ding, aku dan santi lebih banyak diam.



Saat kami lewat di jalan "nama sebuah pantai", aku lihat ada yg jualan es dawet rumput laut "mampir situ dulu mau?" tanyaku, dan mereka setuju.
Tawa dan canda ringan menemani kami menikmati dawet rumput laut dan di belakang kami sawah dengan padi yg mulai menguning dengan background pegunungan seribu yg menjulang dan memanjang dengan gagahnya, kecuali Santi,gak tau kenapa nih cewe gak ada sisi humornya sama sekali. Selepas dari situ aku mengantar dewi dan Santi nyampe depan sekolah. Lalu kita pulang, gak mampir-mampir lagi.



______________________________________________
*fitri lebih memilih hidup singkat dan menyimpan ingatanya, daripada hidup lebih lama tapi semua kenangannya hilang.....Fitri gak mau di operasi,dan bertahan dengan penyakitnya selama 3 tahun sebelum akhirnya menyerah.
aku gak kenal baik sama kamu, tapi aku sangat menghormati sikapmu,semoga damai di sana teman...........