Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bambang1203Avatar border
TS
bambang1203
Makna Tiga Kurma

KETIKA Ramadan dan Idulfitri masih jauh hari, sebagian orang justru mulai sibuk mengumpulkan “[url=http://www.lamposS E N S O Rberita-makna-tiga-kurma.html]amunisi[/url]” belanjaan dapur agar siap tempur saat sahur dan berbuka. Itu mengapa volume permintaan terhadap bahan pokok melonjak sedemikian rupa jelang bulan puasa. Hukum ekonomi pun berlaku. Harga sembako ikut naik gila-gilaan.

Maka, jangan kaget jika harga sejumlah sembako di sejumlah pasar semisal Kabupaten Lampung Timur terus naik. Harga sembako diprediksi terus melejit hingga hari pertama puasa. Sebelumnya, harga daging ayam potong Rp39 ribu per kg.

Namun, sejak dua hari lalu harga daging ayam potong di kabupaten tersebut mencapai[url=http://www.lamposS E N S O Rberita-makna-tiga-kurma.html] Rp45 ribu per kg[/url]. Untuk harga daging ayam kampung naik menjadi Rp55 ribu per kg dari sebelumnya Rp43 ribu. Lalu, harga daging sapi menjadi Rp120 ribu per kg sebelumnya Rp100 ribu.

Di Pasar Rakyat Putriagung, Menggala, Tulangbawang, harga daging ayam potong terkerek naik sejak dua pekan terakhir. Kenaikan harga tiap harinya bisa mencapai [url=http://www.lamposS E N S O Rberita-makna-tiga-kurma.html]Rp2.000 per kg[/url]. Tidak hanya itu saja, komoditas pangan hewani lain, seperti telur, juga mengalami kenaikan. Harga telur ayam ras Rp26 ribu/kg dari harga normal Rp21 ribu—Rp22 ribu.

Di Pasar Sidomulyo, Lampung Selatan, harga sayur-mayur dan komoditas pangan merangkak naik. Kenaikan komoditas pangan disebabkan tingginya permintaan masyarakat setempat. Harga cabai merah mencapai Rp38 ribu/kg, harga cabai rawit Rp35 ribu, bawang merah Rp35 ribu yang sebelumnya Rp25 ribu, danbawang putih dari Rp25 ribu menjadi Rp30 ribu.

Para ibu rumah tangga yang berbelanja ke pasar mulai merasakan dompet mereka tak lagi setebal biasanya. Padahal, jatah uang belanja bulanan tak berkurang dari hari-hari sebelumnya. Begitulah, Ramadan menjadi paradoks yang terus-menerus berulang. Dikatakan demikian karena budaya konsumtif malah menggila di tengah taman religius Ramadan.

Paradoks itu tergambar jelas manakala harga-harga menjadi naik ketika Ramadan. Sebagian pengamat menandakan fenomena ini sebagai inflasi “R” alias inflasi Ramadan. Berbagai pakar ekonomi menilai inflasi R masuk kategori inflasi yang berpangkal dari lonjakan permintaan di kurun waktu tertentu tanpa peningkatan penawaran memadai.

Inflasi R cermin limbungnya keseimbanganpasar. Dalam menghadapi inflasi R kita hanya bergulat pada pendekatan ekonomi semata agar sisi suplai tetap aman terkendali. Sepatutnya, pendekatan religius jadi hal utama. Amat jelas bergoyangnya keseimbangan pasar saat Ramadan lantaran budaya konsumsi yang justru bertambah bahkan berlebihan.

Baginda Rasulullah saw menyunahkan umatnya berbuka cukup tiga kurma saja. Ini menyiratkan setelah menahan nafsu, kita pun tetap mengetatkan ikat pinggang usai azan berkumandang.

0
248
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
KASKUS Ramadan
KASKUS RamadanKASKUS Official
619Thread71Anggota
Tampilkan semua post
rausanvikriAvatar border
rausanvikri
#1
Kalau saya pas beduk minum Sup Buah + kurma dilanjutkan dengan gorengan. emoticon-Hammer

0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.