- Beranda
- Stories from the Heart
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
...
TS
roni.riyanto
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
SELAMAT DATANG DI THREAD HORROR ANE YANG SEDERHANA
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/i.pinimg.com/736x/ac/9e/c8/ac9ec8d17096742f52ebfbdcc70fa7e7--dark-art-photography-creepy-photography.jpg)
Assalamualaikum wr.wb
Spoiler for Pembukaan:
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-ne_rDQngRD8/Vk1ychXHIHI/AAAAAAAAJFs/GTFL1J3f6Mw/s1600/hantu%2Bpocong%2Bmenyeramkan.jpg)
Quote:
imut ya gan 

Quote:
PROLOG
Quote:
Kamu percaya hantu?
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Quote:
FAQ:
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapetQ: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Quote:
Kalau agan dimari suka cerita saya, mohon untuk
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake

Selamat Membaca
Quote:
PENTING
Just Info untuk Thread ini ane akan buat tamat di chapter 1, untuk lanjutan ceritanya bisa dibaca nanti di chapter 2 yang akan di posting di thread baru segera.
Terima Kasih
INDEX PART
Kesan Pertama (pengenalan bagi Roni )
1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
RONI1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
32. Ikan? 22 April 2018
33. Bayangan 29 April 2018
34. Masa Lalu 7 mei 2018
35. HATI 16 Mei 2018 ( Late Post)
36. Kakak 7 Juli 2018(Sheril)
37. Kakak-2 14 Agustus 2018(Sheril)
38. Perjalanan 3 Oktober 2018(Sheril)
BEGINNING
39. Permulaan 27 Oktober 2018(Sheril)
Teaser Chapter 2
Selamat pagi/siang/malam gansis yang suka mampir ke Thread ini, ane cuma mau bilang maaf karena ane baka vacum di dunia perinternetan untuk waktu yang bakalan lama. sebenernya udah ada lanjutan chapter 2 cuma ane ngerasa sangsi buat postingnya karena belum selesai 100%. jadi buat agan dan sista yang nunggu kelanjutannya harus berlapang dada karena ane mau vacum karena suatu alasan.
Terimakasih
Salam Kentang
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 80 suara
Gimana Ceritanya Gan ?
Bagus Ceritanya Serem.
65%
Lumayan Seram,
28%
Boring Gan .
8%
Diubah oleh roni.riyanto 10-01-2019 16:41
sulkhan1981 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
306.9K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
roni.riyanto
#1439
maaf kalo update kali ini ada kalimat atau typo, soalnya ane gak sempet revisi dan agak diuber waktu ngetknya.
Yang ngarepin part 34 ada hantunya,,,maaf saja ya jika harapan anda kandas
Quote:
Aku merasakan tubuhku kesemutan seluruhnya hingga tidak dapat bergerak, aku berontak menggunakan seluruh tenagaku ditengah rasa takut karena sekali lagi merasa terancam. Kucoba menoleh kearah warung bermaksud bertanya kepada Teteh penjaga warung, dan setelah kutoleh ternyata yang berdiri didalam warung bukan Teteh tadi melainkan kuntilanak dengan wajah yang rusak berlumuran darah.
Part 34
Aku dilanda kebingungan dengan apa yang sedang terjadi kepadaku saat ini, kupikir aku sudah keluar dari dimensi tempat kedua makhluk tadi namun nyatanya tidak. Aku berusaha tidak panik dan bermaksud untuk bertanya kepada makhluk ini apa maksud mereka, namun lagi-lagi tubuh dan mulutku tidak dapat digerakkan.
“Jangan-jangan ini adalah sihir standar yang dimiliki oleh makhluk setingkat mereka” gumamku dalam hati.
Kuntilanak yang berada didalam warung tidak melakukan apa-apa, dia hanya menatap kearahku sambil sesekali kepalanya bergoyang kekiri dan kekanan. Kedua makhluk itu kemudian melakukan hal yang sama kepadaku, yaitu memegangi kedua tanganku dan si hantu besar membuka mulutnya lebar-lebar.
Aku berusaha untuk tidak panik dan membuat diriku senyaman mungkin, kubuka mataku lebar-lebar dengan mengumpulkan semua keberanianku, mulut makhluk ini semakin dekat dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, aku tetap bertahan untuk tidak panik.
Ketika sudah tinggal sedikit lagi kepalaku masuk kemulutnya, makhluk itu tiba-tiba berhenti. Dia menarik kembali mulutnya seiring kepalanya menjauh, mereka berdua melepaskan pegangannya di tanganku dan badanku bisa digerakkan.
“Kalian maunya apa? Kalian ada maksud apa dengan saya?” aku bertanya dengan lantang tanpa takut.
Mereka bertiga tidak menjawab dan hanya berdiri diam, sementara itu aku merasakan pandanganku mulai kabur seperti akan pingsan. Perlahan pandanganku menjadi redup dan gelap, aku merasa mataku terbuka namun perlahan menjadi sangat gelap.
“Bang Ron, bangun Bang!!”
Aku mendengar suara Yana membangunkanku, dan aku merasa bahuku juga dipegangi. Rasanya aku merasakan hal yang sama beberapa waktu lalu, aku sadar rupanya mataku tertutup.
“Roni bangun, kamu ganteng-ganteng tukang tidur ih !”
Aku mendengar suara perempuan yang tak lain adalah suara Ayu.
“Ron.. bangun....”
Kali ini aku mendengar suara perempuan dengan nada yang nampaknya begit khawatir, suara itu aku sangat yakin adalah suara Popi.
Aku merasa daguku dipegang dan kemudian aku merasakan tubuhku dipeluk dari depan, namun aku sedikit kaget karena yang memelukku dari depan posisinya duduk diatas pahaku. Dan yang membuatku lebih kaget aku mencium parfum wangi, dan aku sangat ingat ini adalah aroma dari parfum Popi.
“What? Popi meluk gue sambil duduk dipangkuan gue, kok gue ngerasa kaget dan ngerasa mustahil yah. Tapi kalo gue inget-inget dulu juga
dia pernah meluk gue tiba-tiba. Tapi bentar-bentar ini pasti bukan Popi soalnya”
Saat itu juga aku menyadari suatu hal yang membuatku yakin ini bukanlah Popi, karena aku tidak merasakan ada benda empuk kenyal yang menempel didadaku. Langsung tanpa ba bi bu kubuka mataku dengan cepat dan mendapati hal yang sudah kuduga, Yana sedang memelukku dan teman yang lain nampak sedang menahan tawa.
“Anjay... awas lu makhluk berbatang!!!” teriakku sambil mendorong Yana kedepan.
“Yaelah kasar banget bang saya ampe didorong keras banget kedepan !!” ketus Yana.
Kulihat kearah Popi dan Ayu mereka nampak menahan tawa melihat kejadian laknat yang barusaja kualami, mereka tampak senang melihatku dipeluk oleh sesama lelaki. Hingga terlintas dibenakku apakah mereka itu menyukai hal-hal berbau “YAOI”, dih aku jadi merasa ngeri sendiri.
Kualihkan pandanganku kepada Ipin yang sedang berdiri ditepi Danau, kutatap dia cukup lama dengan mataku yang melotot meskipun aku kesulitan karena mataku sipit.
“Saya gak ikut-ikutan kok bang, yang ngasih ide Mbak Ayu tuh” ujar Ipin dengan wajah ketakutan.
“Udah-udah lah Ron gak usah diambil hati, lagian kamu sendiri yang tidur lama banget ampe 4 jam” ucap Ayu sambil memiringkan kepalanya sedikit.
“Ah yang bener aku tidur sampe 4 jam?”
Tiba-tiba aku merasakan dejavu, rasanya persis sekali dengan yang kualami beberapa waktu lalu. Hanya saja waktu itu Yana yang berkata aku tidur 4 jam, aku mulai berpikir jangan-jangan aku masih ada didimensi lain.
Aku mengambil HP disakuku dan benar tenyata sekarang sudah pukul 12.00, lagi-lagi aku ingat dimimpi tadi juga aku mengecek HP dan juga jam 12.00. kuluaskan pandangan memandangi lingkungan sekitar, tempatnya mirip dengan tempat yang asli Danau tempat aku dan kawan-kawan memancing.
“Emang kamu mimpi apa Ron sampe kamu tidur pules banget?” tanya Popi.
“Anjayyy mirip banget sama kejadian tadi, gue harus waspada nih” gumamku dalam hati.
“Iya kamu mimpi apa sampe kebingungan kaya gitu?” tanya Ayu.
“Elah ini juga sama lagi pertanyaannya kek yang tadi” kembali aku bergumam dalam hati.
Aku tidak menjawab pertanyaan mereka berdua, kulihat mereka tampak kebingungan dan menunggu jawaban dariku. Wajah mereka semua tampak heran terutama Ayu dan Popi, sedangkan Yana dan Ipin hanya diam saja.
“Aku gak inget tadi mimpi apa, gak jelas deh kayaknya”
Kupikir aku harus bertindak hati-hati dan berjaga-jaga siapa tahu aku masih berada didimensi lain, aku harus mengecek dan memastikan hal ini tidak terulang lagi. Setelah mendengar jawabanku mereka semua memasang wajah keheranan, aku hanya tersenyum sambil menggaruk kepalaku.
“Yan, ngomong-ngomong mancingnya dapet kagak?” tanyaku.
“Dapet bang, banyak terus gede-gede lagi. Pin tunjukin Pin Ikan dalem Korang-nya ke Bang Ron!!”
Ipin pun mengambil Korang dari dalam air dan menunjukkan kepadaku ikan hasil pancingan mereka, benar saja mereka mendapatkan ikan dalam jumlah banyak persis seperti kejadian lalu. Aku semakin merasa harus waspada tapi aku harus bersikap natural agar mereka tidak khawatir, kamipun akhirnya membereskan peralatan pancing dan juga ikan dan akan kembali keperkemahan.
Setelah beres kami mulai berjalan kembali kearah perkemahan, kejadian selanjutnya juga sama dengan yang kualami dimimpi tadi. Popi dan Ayu sibuk memotret diri mereka dengan berbagai Pose, bahkan berpose dengan ikan tangkapanpun mereka lakukan dan sangat mirip dengan yang ada di mimpi.
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami tiba dikampung, Yana dan Ipin menyarankan untuk mampir ke mushala dan juga warung. Mereka berkata setelah shalat dzuhur sekalian juga membeli minuman di warung yang ada didekatnya, lagi-lagi kejadian yang ada dimimpi.
Sesampainya dimushala kami langsung melaksanakan shalat dzuhur berjamaah kecuali para ladies, mereka menunggu diluar bangunan mesjid. Perlahan aku merasa hatiku cukup tenang dan tidak terlalu was-was seperti tadi, hanya saja aku masih merasa belum yakin.
Aku dan yang lain berjalan keluar dari mushala, diluar nampak Popi dan juga Ayu sedang memeriksa hasil potretan mereka. Mereka berdua tampak sangat khusyuk mengecek foto mereka sendiri, bahkan nampaknya mereka tidak mengobrol satu sama lain.
‘Hey ladies, pada haus gak nih” ujar Yana sambil menopangkan tangannya ketiang mushala.
Para gadis yang mendengar dan lalu melirik, hanya memberikan tawa kecil kepada Yana. Aku dan Ipin pun ikut-ikutan tertawa melihat tingkah Yana yang tampak ingin kelihatan keren, namun karena umur Yana lebih muda dari pada ladies mungkin tidak ada aura yang dirasakan oleh ladies.
“Yuk ah ke warung beli es teh manis, haus banget nih” keluh Popi.
Kali ini ada hal yang berbeda, karena dimimpi sebelumnya aku membeli teh manis hangat. Aku merasa sedikit lega, namun kelegaan itu hanya sebentar saja ketika aku berpikir dimimpi aku memesan teh hangat tanpa bertanya kepada teman-teman.
Kamipun lantas berjalan kearah warung, sesampainya disana mereka berempat duduk di kursi amben yang berada dibawah pohon. Mereka berpendapat karena aku lelaki paling tua di grup, haruslah aku yang memesan.
Akupun berjalan mendekat warung, disana ada 2 orang kakek-kakek yang sedang menyeruput teh panas, aku sangat terkejut karena wajah kakek-kakek itu sangat mirip dengan ada yang ada didalam mimpi.
Aku berusaha untuk tenang dan tidak panik, aku mendekati mereka tak lupa menyapa mereka dan merekapun tersenyum. Kualihkan pandangan kedalam warung, tidak ada siapa-siapa didalam sehingga aku tidak dapat memesan.
“Nung aya nu meser yeuh (Nung ada yang beli nih)!!” ujar salah satu kakek.
Aku sangat paham dengan bahasa Sunda, dan Nung biasanya adalah sebutan untuk wanita muda oleh orang tua. Aku kembali berpikir dan teringat jangan-jangan yang meladeni adalah teteh-teteh yang sama dengan yang ada dimimpi, disaat aku berpikir aku mendengar suara piring kaca beradu didalam warung.
“Eh mau pesen apa kang?” terdengar suara dari dalam warung.
Segera kutoleh kedalam warung untuk memastikan siapa yang sedang melayani, apakah akan sama dengan gadis muda yang ada didalam mimpiku? Setelah kualihkan pandanganku, aku tidak mendapati gadis cantik seperti dimimpi melainkan seorang ibu-ibu.
Aku merasa lega kerena rupanya bukan gadis muda sosok jelmaan kuntilanak, perlahan aku mulai yakin ini adalah real world. Akupun dengan bersemangat memesan es teh manis, seperti yang diinginkan gadis-gadis.
“Bu es teh manisnya lima yah!”
“Punten dek, disini gak ada es soalnya gak ada yang punya kulkas. Soalnya watt nya gede gak kuat listriknya, teh manis anget mau?”
Ternyata terulang lagi hal yang sama dengan mimpi, kali ini aku hanya bisa pasrah saja. Aku akan mengikuti alur hari ini, tidak peduli ini nyata atau tidak. Kamipun akhirnya menyeruput teh manis hangat kami, untungnya udara disini terasa sejuk meskipun tengah hari, tidak seperti dikampungku pasti sudah panas sekali.
Usai beristirahat aku dan teman-teman melanjutkan perjalanan kembali ke perkemahan, dijalan aku bercanda ria dengan teman-teman. Terkadang aku menggoda Popi dengan gombalan recehanku, rupanya berhasil membuat Popi salting hanya saja malah membuat Ayu cemberut.
Untuk mencairkan suasana aku memplay lagu Could it be by Sabrinakarena iramanya ceria, dan sepertinya berhasil karena kami menikmati dan bernyanyi bersama menyanyikan lagu itu dengan ekspresi ceria pula. Ditengah jalan, tepatnya ditempat aku mendengar suara orang menawarkan dagangan. Aku atau lebih tepatnya kami mendengar suara laki-laki menawarkan dagangan, dengen refleks kami semua mengeluarkan uang pecahan dua ribu dan melemparkan kearah semak dengan serempak.
Rasanya kami semua terbawa alunan lagu itu dan tak terasa kami sampai juga di perkemahan, disana tampak Galih sedang duduk dimulut tenda bersama Ratna yang menyender dibahunya berselimut kain sarung. Tampaknya keadaanya sudah membaik, Popi dan Ayu segera berlari kecil menghampiri Ratna dan langsung memeluknya, sementara Galih langsung berdiri begitu para perempuan menghampiri tenda.
“Gimana Danau nya? Enak kan tempatnya buat nyantai” tanya Galih.
“Enak banget bang ampe ada yang ketiduran, lama lagi 4 jam tidurnya” ledek Yana dengan tawa kecilnya.
“Ya gue juga kagak niat tidur Yan, malahan gue kagak inget napa gue bisa tidur disono” jawabku.
“Ya udah biarin, udah biasa kalo ada orang ketiduran disana mah. Gimana Ikannya dapet gak nih?” lanjut Galih.
“Dapet bang, banyak lagi nih liat” jawab Ipin dengan semangat.
“Pesta ikan bakar nih kita bang,,asiik” timpal Yana.
Siang itu kami langsung menyiapkan kayu untuk membakar ikan, Aku dan Yana kebagian menyiangi ikan sementara Galih dan Ipin mencari kayu bakar. Para ladies bertugas menyiapkan nasi liwet, yah meskipun menurutku satu orang sudah cukup, tapi biarlah namanya juga wanita.
Setelah semuanya siap, aku dan para lelaki melanjutkan tugas membakar ikan, sementara para gadis sedang mengobrol ditenda menemani Ratna. Aku teringat perkataan bapak-bapak yang kutemui didesa tadi pagi, beliau mengatakan bahwa Galih melihat putri duyung.
“Lih gue mau nanya dong” tanyaku.
“Mau nanya apaan?”
“Emangnya bener lu pernah ngeliat putri duyung 3 tahun lalu? Berarti pas lu baru lulus SMA kan?” tanyaku.
“Iya bang kita juga pengen tahu dong” ujar Yana dan Ipin kompak.
“Kalian tau darimana gue pernah liat mermaid?”
Ipinpun menceritakan kejadian tadi pagi, kejadian bertemu dengan salah satu warga desa. Nampaknya para gadis juga mendengar Ipin sedang bercerita, dan merekapun keluar dari tenda mereka dan ikut nimbrung dengan kami yang sedang membakar ikan.
Ratna duduk disamping Galih dengan kain sarung masih dikenakannya, sementara Popi duduk disampingku. Lain dengan Ayu dia duduk agak jauh dariku dan duduk disamping Yana, aku sempat merasa aneh biasanya Ayu selalu ingin duduk dekat denganku, akhirnya Galihpun bercerita.
“Jadi gini, 3 tahun lalu itu pas gue pertama lulus SMK. Gue gak tau mau nerusin kuliah, atau kerja. Gue ngerasa stress banget, sampe akhirnya emak gue nyuruh gue liburan kesini. Dulu nenek gue tinggal disini, tapi sekarang udah pindah ngikut sama tante gue”
“Lah napa gitu aja ampe stess bang?” tanya Yana.
“Ya gue bingung soalnya kakak sama bapak gue ngedesak gue buat kuliah biar jadi insinyur, tapi gue sama sekali gak ada minat buat jadi begituan. Gue mikir kepengen punya kerjaan yang modalnya itu dari hobi, jadi gak bakalan terbebani. Alhamdulilah kepengen gue kecapai”
Benar yang dikatakan Galih, jika kita bisa menjadikan Hobi kita menjadi mata pencaharian. Biasanya kita tidak akan merasa tertekan seperti halnya orang yang bekerja dipabrik atau perusahaan, ya meskipun uang yang didapat tidak konstan seperti halnya menjadi karyawan.
Aku sangat mengerti apa yang dikatakan Galih, karena aku juga menjadikan hobi menulisku yang awalnya hanyalah pelarian ketika galau Linda meninggal. Kita tidak terikat kontrak dan waktu, hanya saja uang yang didapat tidak konstan. Namun bagiku kadang juga merasa tertekan karena deadlina atau writer block.
Sedangkan kendala yang dialami Galih ialah namanya penyedia jasa pemandu mendaki dan berkemping, adalah dimana ketika orderan sepi. Tapi Galih mengakalinya dengan membuka toko perlengkapan mendaki dan berkemah, dan Ratna yang menjaga tokonya, kemudian Galih melanjutkan ceritanya.
“Pas lagi gue galau ngerenung, gue mutusin buat maen keDanau. Soalnya gue pikir kalo ngeliat air itu suka kerasa tenang, dan di Danau itu pula gue ketemu sama orang yang bakal jadi istri gue. Si Ratna”
“Jangan pake si dong yah, kasar kesannya kan” keluh Ratna.
“Iya maaf mah, nah disana gue ngeliat Ratna lagi nangis. Gue samperin dan tanya ternyata dia baru aja ditinggal nikah sama pacarnya, karena pacarnya ngehamilin sahabatnya sendiri. Disana gue secara jantan nenangin Ratna, dan tanpa sadar gue langsung bilang bakal buat dia Bahagia. Ya gimana yah gue terpesona sama kecantikan Ratna”
“Ah Ayah bisa aja” ujar Ratna tersipu.
“diumur gue yang notabene baru lulus sekolah, gue ngungkapin perasaan kecewek yang pertama kali gue temuin dan langsung ngelamar dia. Gila ya gue maen lamar-lamar anak orang, tapi untungnya Ratna mau dan langsung nerima gue. Setelah itu kita jadian kan, terus tiba-tiba dateng Kakek-Kakek ke Danau dan disitulah gue sama Ratna ngeliat penampakan putri duyung”
Usai berbicara demikian, Galih tidak melanjutkan ceritanya. Membuat kami semua terpaku menunggu lanjutannya, 5 menit berlalu namun Galih
malah asyik membakar ikan dan bermesraan dengan Ratna.
“Yah gimana sih bang napa kagak dilanjutin, jangan kentang gitu dong ah” Yana Protes.
“Tar aja malem gue ceritain, sekarang gue mau fokus bakar ikan :P” ledek Galih.
Tiba-tiba aku merasakan Popi menggeser tempat duduknya lebih dekat denganku, sangat dekat sampai-sampai paha kami bersentuhan. Kutoleh kearahnya, dia tertunduk sambil tersenyum membuatku heran dan penasaran.
“Kamu kenapa Pop? Kok senyum? Kirain bakalan sebel si Galih gak lanjutin cerita” tanyaku.
“Karena Galih gak Lanjutin ceritanya, gimana kalo aku cerita masa SMA aku ke kamu?"
BERSAMBUNG
Part 34
Aku dilanda kebingungan dengan apa yang sedang terjadi kepadaku saat ini, kupikir aku sudah keluar dari dimensi tempat kedua makhluk tadi namun nyatanya tidak. Aku berusaha tidak panik dan bermaksud untuk bertanya kepada makhluk ini apa maksud mereka, namun lagi-lagi tubuh dan mulutku tidak dapat digerakkan.
“Jangan-jangan ini adalah sihir standar yang dimiliki oleh makhluk setingkat mereka” gumamku dalam hati.
Kuntilanak yang berada didalam warung tidak melakukan apa-apa, dia hanya menatap kearahku sambil sesekali kepalanya bergoyang kekiri dan kekanan. Kedua makhluk itu kemudian melakukan hal yang sama kepadaku, yaitu memegangi kedua tanganku dan si hantu besar membuka mulutnya lebar-lebar.
Aku berusaha untuk tidak panik dan membuat diriku senyaman mungkin, kubuka mataku lebar-lebar dengan mengumpulkan semua keberanianku, mulut makhluk ini semakin dekat dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, aku tetap bertahan untuk tidak panik.
Ketika sudah tinggal sedikit lagi kepalaku masuk kemulutnya, makhluk itu tiba-tiba berhenti. Dia menarik kembali mulutnya seiring kepalanya menjauh, mereka berdua melepaskan pegangannya di tanganku dan badanku bisa digerakkan.
“Kalian maunya apa? Kalian ada maksud apa dengan saya?” aku bertanya dengan lantang tanpa takut.
Mereka bertiga tidak menjawab dan hanya berdiri diam, sementara itu aku merasakan pandanganku mulai kabur seperti akan pingsan. Perlahan pandanganku menjadi redup dan gelap, aku merasa mataku terbuka namun perlahan menjadi sangat gelap.
“Bang Ron, bangun Bang!!”
Aku mendengar suara Yana membangunkanku, dan aku merasa bahuku juga dipegangi. Rasanya aku merasakan hal yang sama beberapa waktu lalu, aku sadar rupanya mataku tertutup.
“Roni bangun, kamu ganteng-ganteng tukang tidur ih !”
Aku mendengar suara perempuan yang tak lain adalah suara Ayu.
“Ron.. bangun....”
Kali ini aku mendengar suara perempuan dengan nada yang nampaknya begit khawatir, suara itu aku sangat yakin adalah suara Popi.
Aku merasa daguku dipegang dan kemudian aku merasakan tubuhku dipeluk dari depan, namun aku sedikit kaget karena yang memelukku dari depan posisinya duduk diatas pahaku. Dan yang membuatku lebih kaget aku mencium parfum wangi, dan aku sangat ingat ini adalah aroma dari parfum Popi.
“What? Popi meluk gue sambil duduk dipangkuan gue, kok gue ngerasa kaget dan ngerasa mustahil yah. Tapi kalo gue inget-inget dulu juga
dia pernah meluk gue tiba-tiba. Tapi bentar-bentar ini pasti bukan Popi soalnya”
Saat itu juga aku menyadari suatu hal yang membuatku yakin ini bukanlah Popi, karena aku tidak merasakan ada benda empuk kenyal yang menempel didadaku. Langsung tanpa ba bi bu kubuka mataku dengan cepat dan mendapati hal yang sudah kuduga, Yana sedang memelukku dan teman yang lain nampak sedang menahan tawa.
“Anjay... awas lu makhluk berbatang!!!” teriakku sambil mendorong Yana kedepan.
“Yaelah kasar banget bang saya ampe didorong keras banget kedepan !!” ketus Yana.
Kulihat kearah Popi dan Ayu mereka nampak menahan tawa melihat kejadian laknat yang barusaja kualami, mereka tampak senang melihatku dipeluk oleh sesama lelaki. Hingga terlintas dibenakku apakah mereka itu menyukai hal-hal berbau “YAOI”, dih aku jadi merasa ngeri sendiri.
Kualihkan pandanganku kepada Ipin yang sedang berdiri ditepi Danau, kutatap dia cukup lama dengan mataku yang melotot meskipun aku kesulitan karena mataku sipit.
“Saya gak ikut-ikutan kok bang, yang ngasih ide Mbak Ayu tuh” ujar Ipin dengan wajah ketakutan.
“Udah-udah lah Ron gak usah diambil hati, lagian kamu sendiri yang tidur lama banget ampe 4 jam” ucap Ayu sambil memiringkan kepalanya sedikit.
“Ah yang bener aku tidur sampe 4 jam?”
Tiba-tiba aku merasakan dejavu, rasanya persis sekali dengan yang kualami beberapa waktu lalu. Hanya saja waktu itu Yana yang berkata aku tidur 4 jam, aku mulai berpikir jangan-jangan aku masih ada didimensi lain.
Aku mengambil HP disakuku dan benar tenyata sekarang sudah pukul 12.00, lagi-lagi aku ingat dimimpi tadi juga aku mengecek HP dan juga jam 12.00. kuluaskan pandangan memandangi lingkungan sekitar, tempatnya mirip dengan tempat yang asli Danau tempat aku dan kawan-kawan memancing.
“Emang kamu mimpi apa Ron sampe kamu tidur pules banget?” tanya Popi.
“Anjayyy mirip banget sama kejadian tadi, gue harus waspada nih” gumamku dalam hati.
“Iya kamu mimpi apa sampe kebingungan kaya gitu?” tanya Ayu.
“Elah ini juga sama lagi pertanyaannya kek yang tadi” kembali aku bergumam dalam hati.
Aku tidak menjawab pertanyaan mereka berdua, kulihat mereka tampak kebingungan dan menunggu jawaban dariku. Wajah mereka semua tampak heran terutama Ayu dan Popi, sedangkan Yana dan Ipin hanya diam saja.
“Aku gak inget tadi mimpi apa, gak jelas deh kayaknya”
Kupikir aku harus bertindak hati-hati dan berjaga-jaga siapa tahu aku masih berada didimensi lain, aku harus mengecek dan memastikan hal ini tidak terulang lagi. Setelah mendengar jawabanku mereka semua memasang wajah keheranan, aku hanya tersenyum sambil menggaruk kepalaku.
“Yan, ngomong-ngomong mancingnya dapet kagak?” tanyaku.
“Dapet bang, banyak terus gede-gede lagi. Pin tunjukin Pin Ikan dalem Korang-nya ke Bang Ron!!”
Ipin pun mengambil Korang dari dalam air dan menunjukkan kepadaku ikan hasil pancingan mereka, benar saja mereka mendapatkan ikan dalam jumlah banyak persis seperti kejadian lalu. Aku semakin merasa harus waspada tapi aku harus bersikap natural agar mereka tidak khawatir, kamipun akhirnya membereskan peralatan pancing dan juga ikan dan akan kembali keperkemahan.
Setelah beres kami mulai berjalan kembali kearah perkemahan, kejadian selanjutnya juga sama dengan yang kualami dimimpi tadi. Popi dan Ayu sibuk memotret diri mereka dengan berbagai Pose, bahkan berpose dengan ikan tangkapanpun mereka lakukan dan sangat mirip dengan yang ada di mimpi.
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami tiba dikampung, Yana dan Ipin menyarankan untuk mampir ke mushala dan juga warung. Mereka berkata setelah shalat dzuhur sekalian juga membeli minuman di warung yang ada didekatnya, lagi-lagi kejadian yang ada dimimpi.
Sesampainya dimushala kami langsung melaksanakan shalat dzuhur berjamaah kecuali para ladies, mereka menunggu diluar bangunan mesjid. Perlahan aku merasa hatiku cukup tenang dan tidak terlalu was-was seperti tadi, hanya saja aku masih merasa belum yakin.
Aku dan yang lain berjalan keluar dari mushala, diluar nampak Popi dan juga Ayu sedang memeriksa hasil potretan mereka. Mereka berdua tampak sangat khusyuk mengecek foto mereka sendiri, bahkan nampaknya mereka tidak mengobrol satu sama lain.
‘Hey ladies, pada haus gak nih” ujar Yana sambil menopangkan tangannya ketiang mushala.
Para gadis yang mendengar dan lalu melirik, hanya memberikan tawa kecil kepada Yana. Aku dan Ipin pun ikut-ikutan tertawa melihat tingkah Yana yang tampak ingin kelihatan keren, namun karena umur Yana lebih muda dari pada ladies mungkin tidak ada aura yang dirasakan oleh ladies.
“Yuk ah ke warung beli es teh manis, haus banget nih” keluh Popi.
Kali ini ada hal yang berbeda, karena dimimpi sebelumnya aku membeli teh manis hangat. Aku merasa sedikit lega, namun kelegaan itu hanya sebentar saja ketika aku berpikir dimimpi aku memesan teh hangat tanpa bertanya kepada teman-teman.
Kamipun lantas berjalan kearah warung, sesampainya disana mereka berempat duduk di kursi amben yang berada dibawah pohon. Mereka berpendapat karena aku lelaki paling tua di grup, haruslah aku yang memesan.
Akupun berjalan mendekat warung, disana ada 2 orang kakek-kakek yang sedang menyeruput teh panas, aku sangat terkejut karena wajah kakek-kakek itu sangat mirip dengan ada yang ada didalam mimpi.
Aku berusaha untuk tenang dan tidak panik, aku mendekati mereka tak lupa menyapa mereka dan merekapun tersenyum. Kualihkan pandangan kedalam warung, tidak ada siapa-siapa didalam sehingga aku tidak dapat memesan.
“Nung aya nu meser yeuh (Nung ada yang beli nih)!!” ujar salah satu kakek.
Aku sangat paham dengan bahasa Sunda, dan Nung biasanya adalah sebutan untuk wanita muda oleh orang tua. Aku kembali berpikir dan teringat jangan-jangan yang meladeni adalah teteh-teteh yang sama dengan yang ada dimimpi, disaat aku berpikir aku mendengar suara piring kaca beradu didalam warung.
“Eh mau pesen apa kang?” terdengar suara dari dalam warung.
Segera kutoleh kedalam warung untuk memastikan siapa yang sedang melayani, apakah akan sama dengan gadis muda yang ada didalam mimpiku? Setelah kualihkan pandanganku, aku tidak mendapati gadis cantik seperti dimimpi melainkan seorang ibu-ibu.
Aku merasa lega kerena rupanya bukan gadis muda sosok jelmaan kuntilanak, perlahan aku mulai yakin ini adalah real world. Akupun dengan bersemangat memesan es teh manis, seperti yang diinginkan gadis-gadis.
“Bu es teh manisnya lima yah!”
“Punten dek, disini gak ada es soalnya gak ada yang punya kulkas. Soalnya watt nya gede gak kuat listriknya, teh manis anget mau?”
Ternyata terulang lagi hal yang sama dengan mimpi, kali ini aku hanya bisa pasrah saja. Aku akan mengikuti alur hari ini, tidak peduli ini nyata atau tidak. Kamipun akhirnya menyeruput teh manis hangat kami, untungnya udara disini terasa sejuk meskipun tengah hari, tidak seperti dikampungku pasti sudah panas sekali.
Usai beristirahat aku dan teman-teman melanjutkan perjalanan kembali ke perkemahan, dijalan aku bercanda ria dengan teman-teman. Terkadang aku menggoda Popi dengan gombalan recehanku, rupanya berhasil membuat Popi salting hanya saja malah membuat Ayu cemberut.
Untuk mencairkan suasana aku memplay lagu Could it be by Sabrinakarena iramanya ceria, dan sepertinya berhasil karena kami menikmati dan bernyanyi bersama menyanyikan lagu itu dengan ekspresi ceria pula. Ditengah jalan, tepatnya ditempat aku mendengar suara orang menawarkan dagangan. Aku atau lebih tepatnya kami mendengar suara laki-laki menawarkan dagangan, dengen refleks kami semua mengeluarkan uang pecahan dua ribu dan melemparkan kearah semak dengan serempak.
Rasanya kami semua terbawa alunan lagu itu dan tak terasa kami sampai juga di perkemahan, disana tampak Galih sedang duduk dimulut tenda bersama Ratna yang menyender dibahunya berselimut kain sarung. Tampaknya keadaanya sudah membaik, Popi dan Ayu segera berlari kecil menghampiri Ratna dan langsung memeluknya, sementara Galih langsung berdiri begitu para perempuan menghampiri tenda.
“Gimana Danau nya? Enak kan tempatnya buat nyantai” tanya Galih.
“Enak banget bang ampe ada yang ketiduran, lama lagi 4 jam tidurnya” ledek Yana dengan tawa kecilnya.
“Ya gue juga kagak niat tidur Yan, malahan gue kagak inget napa gue bisa tidur disono” jawabku.
“Ya udah biarin, udah biasa kalo ada orang ketiduran disana mah. Gimana Ikannya dapet gak nih?” lanjut Galih.
“Dapet bang, banyak lagi nih liat” jawab Ipin dengan semangat.
“Pesta ikan bakar nih kita bang,,asiik” timpal Yana.
Siang itu kami langsung menyiapkan kayu untuk membakar ikan, Aku dan Yana kebagian menyiangi ikan sementara Galih dan Ipin mencari kayu bakar. Para ladies bertugas menyiapkan nasi liwet, yah meskipun menurutku satu orang sudah cukup, tapi biarlah namanya juga wanita.
Setelah semuanya siap, aku dan para lelaki melanjutkan tugas membakar ikan, sementara para gadis sedang mengobrol ditenda menemani Ratna. Aku teringat perkataan bapak-bapak yang kutemui didesa tadi pagi, beliau mengatakan bahwa Galih melihat putri duyung.
“Lih gue mau nanya dong” tanyaku.
“Mau nanya apaan?”
“Emangnya bener lu pernah ngeliat putri duyung 3 tahun lalu? Berarti pas lu baru lulus SMA kan?” tanyaku.
“Iya bang kita juga pengen tahu dong” ujar Yana dan Ipin kompak.
“Kalian tau darimana gue pernah liat mermaid?”
Ipinpun menceritakan kejadian tadi pagi, kejadian bertemu dengan salah satu warga desa. Nampaknya para gadis juga mendengar Ipin sedang bercerita, dan merekapun keluar dari tenda mereka dan ikut nimbrung dengan kami yang sedang membakar ikan.
Ratna duduk disamping Galih dengan kain sarung masih dikenakannya, sementara Popi duduk disampingku. Lain dengan Ayu dia duduk agak jauh dariku dan duduk disamping Yana, aku sempat merasa aneh biasanya Ayu selalu ingin duduk dekat denganku, akhirnya Galihpun bercerita.
“Jadi gini, 3 tahun lalu itu pas gue pertama lulus SMK. Gue gak tau mau nerusin kuliah, atau kerja. Gue ngerasa stress banget, sampe akhirnya emak gue nyuruh gue liburan kesini. Dulu nenek gue tinggal disini, tapi sekarang udah pindah ngikut sama tante gue”
“Lah napa gitu aja ampe stess bang?” tanya Yana.
“Ya gue bingung soalnya kakak sama bapak gue ngedesak gue buat kuliah biar jadi insinyur, tapi gue sama sekali gak ada minat buat jadi begituan. Gue mikir kepengen punya kerjaan yang modalnya itu dari hobi, jadi gak bakalan terbebani. Alhamdulilah kepengen gue kecapai”
Benar yang dikatakan Galih, jika kita bisa menjadikan Hobi kita menjadi mata pencaharian. Biasanya kita tidak akan merasa tertekan seperti halnya orang yang bekerja dipabrik atau perusahaan, ya meskipun uang yang didapat tidak konstan seperti halnya menjadi karyawan.
Aku sangat mengerti apa yang dikatakan Galih, karena aku juga menjadikan hobi menulisku yang awalnya hanyalah pelarian ketika galau Linda meninggal. Kita tidak terikat kontrak dan waktu, hanya saja uang yang didapat tidak konstan. Namun bagiku kadang juga merasa tertekan karena deadlina atau writer block.
Sedangkan kendala yang dialami Galih ialah namanya penyedia jasa pemandu mendaki dan berkemping, adalah dimana ketika orderan sepi. Tapi Galih mengakalinya dengan membuka toko perlengkapan mendaki dan berkemah, dan Ratna yang menjaga tokonya, kemudian Galih melanjutkan ceritanya.
“Pas lagi gue galau ngerenung, gue mutusin buat maen keDanau. Soalnya gue pikir kalo ngeliat air itu suka kerasa tenang, dan di Danau itu pula gue ketemu sama orang yang bakal jadi istri gue. Si Ratna”
“Jangan pake si dong yah, kasar kesannya kan” keluh Ratna.
“Iya maaf mah, nah disana gue ngeliat Ratna lagi nangis. Gue samperin dan tanya ternyata dia baru aja ditinggal nikah sama pacarnya, karena pacarnya ngehamilin sahabatnya sendiri. Disana gue secara jantan nenangin Ratna, dan tanpa sadar gue langsung bilang bakal buat dia Bahagia. Ya gimana yah gue terpesona sama kecantikan Ratna”
“Ah Ayah bisa aja” ujar Ratna tersipu.
“diumur gue yang notabene baru lulus sekolah, gue ngungkapin perasaan kecewek yang pertama kali gue temuin dan langsung ngelamar dia. Gila ya gue maen lamar-lamar anak orang, tapi untungnya Ratna mau dan langsung nerima gue. Setelah itu kita jadian kan, terus tiba-tiba dateng Kakek-Kakek ke Danau dan disitulah gue sama Ratna ngeliat penampakan putri duyung”
Usai berbicara demikian, Galih tidak melanjutkan ceritanya. Membuat kami semua terpaku menunggu lanjutannya, 5 menit berlalu namun Galih
malah asyik membakar ikan dan bermesraan dengan Ratna.
“Yah gimana sih bang napa kagak dilanjutin, jangan kentang gitu dong ah” Yana Protes.
“Tar aja malem gue ceritain, sekarang gue mau fokus bakar ikan :P” ledek Galih.
Tiba-tiba aku merasakan Popi menggeser tempat duduknya lebih dekat denganku, sangat dekat sampai-sampai paha kami bersentuhan. Kutoleh kearahnya, dia tertunduk sambil tersenyum membuatku heran dan penasaran.
“Kamu kenapa Pop? Kok senyum? Kirain bakalan sebel si Galih gak lanjutin cerita” tanyaku.
“Karena Galih gak Lanjutin ceritanya, gimana kalo aku cerita masa SMA aku ke kamu?"
BERSAMBUNG
Yang ngarepin part 34 ada hantunya,,,maaf saja ya jika harapan anda kandas

Diubah oleh roni.riyanto 14-05-2018 20:45
sulkhan1981 memberi reputasi
2
Kutip
Balas