PART 19: FAKE GPS DI KALANGAN DRIVER GO-JEK

Fake GPS sudah menjadi barang wajib bagi sebagian besar driver. Gunanya untuk memanipulasi tempat nongkrong driver, sehingga kalau dilihat dari aplikasi penumpang akan didapati driver yang ngetem di dalam mall, di tengah rel, di dalam sungai, bahkan di kandang kudanil.

Kalau dulu, driver masih mengangguk mentah-mentah tatkala Nadiem bilang bahwa Fake GPS adalah pelanggaran berat yang beresiko tinggi mengobrak-abrik sistem. Kalau sekarang, para driver berdalih bahwa peluang dapat order menurun dikarenakan jumlah driver yang makin banyak dari hari ke hari. Mereka menganggap Fake GPS hanyalah alat bantu yang berfungsi untuk menangkap orderan, dan seharusnya tidak ada masalah jika order tersebut benar-benar diselesaikan.

Anggaplah Nadiem menyetujui argumen tersebut, karena masalah Fake GPS ini seakan-akan tak ada pembahasan lebih lanjut. Namun beberapa driver yang bekerja dengan jujur ternyata kerap menelepon kantor Go-jek dan melaporkan (lebih tepatnya mengeluh) bahwa rejekinya dipatokin tuyul. Ngoahaha.

Maka dari itu, pihak kantor mengajak para driver yang ngelapor tadi untuk nunjukin 'itu tadi siapa yang pake tuyul?'. Sudah tersedia email untuk memfoto hape tersangka sekaligus data tersangka berupa nama, nomor telepon, merk hp, serta aplikasi Fake GPS apa yang digunakan.

Kendati demikian, para driver lebih patuh terhadap solidaritas dibanding patuh pada Nadiem. Ane pun, yang terang-terangan nentang penggunaan Fake GPS, gak bakal tega ngelaporin temen sebasecamp yang jelas-jelas pake tuyul. Itu pengkhianatan namanya.

Gak cukup sampe di situ, Pihak kantor Go-Jek menggertak lagi dengan mengatakan bahwa mereka udah mengembangkan sistem yang mampu mendeteksi eksistensi tuyul di dalam hape driver.

Ya, menurut sebagian besar driver, itu cuma gertakan. Tapi kalo menurut ane, itu bisa! Bisa banget. Tapi emang dasarnya para driver rajin ngopi males mikir, jadi hal yang kayak gitu gak kebayang sama mereka. Berikut ane uraikan beberapa prediksi sederhana agar kalian paham bahwa mendeteksi Fake GPS itu mudah:

Cara pertama, adalah menyeleksi koordinat mencurigakan. Seperti yang udah ane bilang di awal, ada yang parkir di kali, di dalem mall, bahkan di kandang macan. Tinggal cek itu motor siapa dan tinggal kirim email ke driver tersebut, "Saudara Ujang, kami mencium gelagat mencurigakan dari tempat parkir anda bla-bla-bla... Segera lepaskan tuyul anda sebelum bla-bla-bla..."

Cara kedua, sewaktu masih di Uber, detail perjalanan yang telah ane selesaikan dapat dibaca lewat aplikasi. Dipaparkan lengkap dengan harga, pajak, dan rute mana yang barusan ane lewati. Gak menutup kemungkinan bahwa yang dicatet bukan hanya rute perjalanan, melainkan juga rute penjemputan. Apakah bisa? Bisa banget. Dan jika Go-jek udah mampu melacak rute penjemputan, akan terlihat bahwa driver menjemput agak jauh dari tempat dia nerima order. Daaaan... Suspend!

Cara ketiga, jika Go-Jek belum mampu bikin fitur pelacak penjemputan, maka mereka bisa lempar order fiktif dengan memasukkan daerah yang marak tuyul sebagai titik penjemputan. Dan beberapa detik kemudian, mereka akan melihat sendiri bahwa spot GPS driver yang semula di tengah mall langsung ngacir ke warkop dalam kecepatan cahaya. Daaaan... Suspend!

Prediksi yang ane bikin akan sangat mungkin untuk mereka terapkan, mengingat bahwa setiap driver yang ketahuan pakai fake gps akan dihilangkan insentif hariannya. Tentu insentif ini bisa saja dialihkan oleh Nadiem jadi bonus bagi IT yang melaporkan anomali gps.

Kalo kalian bilang prediksi ane terlalu dangkal, secara tersirat kalian mengakui bahwa IT gojek jauh lebih hebat dari yang pernah kita tebak.

Bagi pengguna tuyul, you better watch out!