- Beranda
- Stories from the Heart
OPERASI BINTANG MERAH
...
TS
novalso
OPERASI BINTANG MERAH
Hii...
Ini post pertamaku.
Di post perdana ini, aku bakal suguhin kalian dengan cerita anak SMA yang memiliki cerita dan rahasia masing-masing.
Cerita ini kuberi judul Operasi Bintang Merah...
seram ya??
Merah darah?
bukan kok,
kisah ini bermula ketika Lelaki bernama Kega yang duduk di bangku kelas 10 dipaksa untuk mengikuti ekstrakulikuler oleh gurunya, dikarenakan sudah menjadi peraturan sekolah untuk mewajibkan setiap siswa kelas 10 untuk mengikuti kegiatan yang di singkat ekskul ini..
bagaimana Kelanjutannya?
.
.
Spoiler for Kisah Satu (Prolog):
Quote:
Masih bingung tentang alur OBM, yuk tanya tanya di SEPUTAR TANYA OBM
Spoiler for SEPUTAR OBM:
Spoiler for INDEX CERITA:
Diubah oleh novalso 06-05-2018 10:08
nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
5.7K
41
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
novalso
#41
KAKAK
Malam temaram, hanya sedikit penerangan di hilir jalan. Tapak kaki dan suara desir jangkrik meramaikan uluh hati yang kian tertutup akibat sepi. Sudah gelap waktu ini, bahkan detik dari setiap arloji hendak berhenti. Aku belum memberi kabar pada Kak Oli, bahwa aku pulang telat.
Quote:
Kukirim pesan itu menuju nomor dengan nama kontak Kak Oli.Sekarang sudah hampir pukul sembilan malam, tetapi jalan sepi dilintasi kendaraan. Padahal biasanya masih ramai. Sepeda yang kutuntun lebih berat dari biasanya,sepertinya kendaraan tanpa mesin ini bertambah bobot badannya, mungkin besok lebih baik aku berjalan kaki.
.
Tapi minggu besok kan aku tidak sekolah. Berarti minggu depan aku mulai tidak menggunakan sepeda. Dan sepertinya aku harus mulai membuat jadwal untuk tidur dari sekarang, membeli gembok kamar baru yang sebelumnya telah dihancurkan oleh iblis di siang bolong.
Sampai di persimpangan jalan, cukup ramai layaknya kota besar. Banyak orang keluar masuk di sudut gedung, ruko atau restoran sambil membawa bingkis entah apa isinya. Aku tidak sanggup berada bersama orang yang sangat bersemangat, seakan energiku terserap oleh meraka. Aku harus segera keluar dari kerumunan ini. Di tengah keramaian aku seperti melihat seseorang yang kukenal, tidak. Mungkin itu hanya halusinasi, aku sudah lelah.
Kak Oli sepertinya sudah tidur, lampu ruangan yang semula gelap tanpa cahaya mulai terang ketika saklar lampunya kuhidupkan. Di atas meja terdapat pesan yang Kak Oli tulis,
Quote:
Aku terdiam duduk di kursi berhadapan dengan meja makan. Baru kali ini rasa penyesalan muncul dalam diriku. Andai bla-bla, lupakan, itu semua sudah terjadi dan tidak dapat terulang kembali. Yang seharusnya kulakukan adalah dengan tidak mengulangi kesalahan apapun lagi.
Aku menghangatkan sayur yang sudah dingin, lalu menyantap nikmat makanan lezat yang tidak pernah aku syukuri ini. Sudah hampir pukul dua belas malam, ada siaran apa hari ini di televisi? Aku menyalakan TV melihat siaran berita malam.Membosankan. Selesai makan aku berdiam memaku sembari menatap langit rumah, entah apa yang aku pikirkan.
Quote:
Mataku terpejam, gelap, tidak ada aroma apapun sampai satu bintik cahaya mulai datang menghampiriku. Cantik, bersinar di antara kegelapan, Tapi kenapa hanya sendiri? di mana cahaya yang lain?Cahaya itu menjauh, redup dan temaram, makin lama kian pudar. Sampai akhirnya hilang.
Aku merasakan keberadaan sosok, suara detak jantung yang tidak teratur, siapa gerangan? Setan? Tidak, aku tidak percaya hal seperti itu. Aku membuka mata perlahan, Buuk!!
Quote:
Aku menyeruput susu dengan krim lembut, jelas kurasakan kehangatan yang mengalir di tenggorokanku sambil sesekali melirik Kak Oli yang kadang tampak lelah, tetapi ia pintar sekali menyembunyikan itu, selalu menampakan rawut bahagia di atas senyuman tulusnya itu. Aku menjadi tidak tega untuk memberitahukannya mengenai kejadian hari ini, biarlah aku yang menanggung itu semua, sendirian.
Quote:
Kak Oli menoleh, menatap mataku. aku menjadi salah tingkah, sudah lama sekali ia tidak menatapku seperti ini. Tatapan berisi jutaan pertanyaan yang ia lemparkan dengan hanya saling memandang.
Aku menghela nafas berat,
Quote:
Kak oli merapatkan kursi yang ia duduki dengan kursiku, tersenyum lebar dan kemudian memelukku – mengusap rambutku yang berantakan. Harum aroma parfumnya jelas kurasakan, mungkin melati, atau apalah. Mataku perlahan kupejamkan. Kepalaku bersandar pada tubuh yang berjiwa besar.
Quote:
Ia masih mengusap kepalaku, sementara aku hanya mengangguk dalam pelukannya.
0