Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#6093
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...

“Lanjutkan langkah kalian dan duduk lah bersila satu tombak di hadapan ku” Ucap sosok misterius yang masih berdiri berpijak sambil perlahan duduk bersila dan melayang dua jengkal di atas tanah berbatu..

Anggie kembali bangkit dan mengajak gw untuk melangkah lagi bersamanya ke depan sosok yang nampak menatap kami dengan tegas.. Lalu, perlahan gadis itu mulai duduk bersila diatas tanah berbatu.. Gw sempat tertegun melihat pendaran aura kesaktian paling kuat yang pernah gw lihat dan rasakan seumur hidup.. Tapi anehnya, pendaran aura kesaktian yang terpancar keluar dari sosok Beliau sama sekali tidak mempengaruhi tubuh gw.. Jika Beliau sengaja menghalangi tekanan dari auranya, minimal gw akan merasa sesak atau pusing.. Namun yang terasa malah hawa hangat menyelimuti tubuh dari dinginnya aingin gunung, saat sudah berada semakin dekat dengan sosok Beliau..

Perlahan, gw mulai duduk bersila di sebelah Anggie yang nampak sedang menatap wajah laki-laki berkumis tebal dan bermahkota besar itu.. Dari sorot mata dan senyuman Anggie, dapat gw pastikan ia sama sekali tidak merasa segan menatap sosok dihadapannya.. Seolah, ia sudah sangat mengenal sosok tersebut.. Pandangan Anggie mengingatkan diri ini akan pandangan gw sendiri saat menatap wajah Babeh Misar.. Sebuah pandangan mata berbinar dari seorang cucu yang rindu sekali dengan sosok sang Kakek..

Tapi hal itu berbanding terbalik dengan gw.. Sempat gw mencoba menatap langsung wajah sosok laki-laki yang bermata bulat nan bening itu, tanpa sepengetahuannya.. Namun, nyali gw seketika menciut manakala Beliau balas menatap.. Dan yang terjadi selanjutnya, gw hanya bisa menundukkan kepala dan melirik sesekali ke arah Anggie..

“Aku sengaja meminta kalian berdua untuk tinggal beberapa lama bersama ku.. Ada beberapa hal yang patut aku jelaskan pada kalian tentang apa yang terjadi selama ini.. Terutama terhadap kehidupan mu, keturunan Braja Krama”

Gw menganggukkan kepala mendengar kalimat pertama yang keluar dari lisan laki-laki tersebut saat gw dan Anggie sudahb bersila tepat satu tombak dihadapannya..

“Sebelum aku mulai menjelaskan, ada dua hal yang ingin ku tanyakan pada mu, anak muda”

Kepala gw sontak terangkat saat mengetahui sosok laki-laki berwajah tegas namun tetap penuh kharisma itu hendak menanyakan sesuatu..

“Apakah kau tahu siapa aku?” Tanya sosok bermahkota besar yang menutupi kepala serta rambut panjangnya ke arah gw..

Gw sempat terdiam dan melirik Anggie untuk sesaat.. Sebenarnya gw menduga sosok yang saat ini sedang bersila di hadapan kami adalah wujud asli Sri Baduga Maharaja.. Jelas Beliau muncul dari balik tebal nya asap putih yang sempat menyelimuti sosok Harimau jelmaan Penguasa Kerajaan Padjadjaran.. Akan tetapi entah mengapa ada sekelumit rasa segan atau lebih tepatnya rasa takut jika tebakan gw salah dan akan menyinggung sosok yang aura kesaktiannya paling tinggi yang pernah gw rasakan selama ini..

“Tidak perlu takut padaku, keturunan Braja Krama.. Yang patut kau takutkan hanya satu di alam semesta ini.. Yaitu, Sang Maha Tinggi.. Yang menciptakan ku, kau dan semua.. Aku hanya mahluk dengan sedikit kelebihan yang tetap tak akan sebanding dengan Nya atau manusia-manusia mulia utusan Sang Maha Agung.. Aku adalah sosok Kakek Moyang dari gadis keturunan ku yang kau cintai” Ucap sosok tersebut yang ternyata memang benar sesuai dengan dugaan gw..

Mendengar penuturan Beliau barusan, menandakan bahwa Sri Baduga Maharaja adalah sosok yang rendah hati.. Beliau yang selalu di agung-agungkan oleh banyak manusia jelas merasa masih sangat kecil di hadapan Sang Khaliq..

“Pertanyaan ku yang kedua.. Apa kau merasa seperti tertidur pulas saat mendiang Bayu Ambar menguasai seluruh raga mu, tepat sebelum ia menghembuskan nafas terakhir?”

Gw kembali tertegun mendengar pertanyaan Sang Prabu dan sempat melirik lagi ke arah Anggie yang nampak menganggukkan kepala seolah meminta gw untuk menjawab saja, meski rasa heran menggelayuti benak.. Dengan merapatkan kedua tangan, gw memberanikan diri untuk bertanya..

“Mohon maaf, Paduka.. Mengapa Paduka menanyakan hal itu?”

Pandangan mata gw yang sempat bertemu dengan tatapan mata Sang Prabu yang berubah tajam untuk beberapa saat, segera tertunduk segan..

“Njiir.. Salah nanya gw” Ucap gw dalam hati, sambil bersiap untuk mendapatkan sebuah bentuk kemarahan Beliau gara-gara sebuah pertanyaan konyol..

Perasaan gw setelah sempat melirik ke arah Anggie, kian runyam begitu melihat wajah gadis itu nampak berubah masam..

“Tiada sopan kau balik mempertanyakan alasan ku, keturunan Braja Krama.. Cukup jawab saja apakah kau seperti tertidur saat Bayu Ambar menguasai? “ Jawab Sang Prabu dengan suara terdengar kian tegas dan seketika menciutkan nyali gw hingga menjadi sebesar telur cicak..

“Ampun, Paduka.. Sejujurnya, aku memang tiada merasakan apapun baik itu di raga atau pun sukma.. Saat aku telah mengizinkan Bayu Ambar menguasai seluruh raga, sejak itu pula aku merasa seperti tertidur lelap.. Tapi, aku sempat mendengar suara isak tangis tepat sebelum aku membuka mata dan melihat Harimau Putih sudah berada di depan mata.. Jika saja aku bisa mengulang waktu, aku ingin sekali melihat alasan mengapa Bayu Ambar meminta ku untuk menyerahkan raga ini” Jawab gw dengan wajah tertunduk..

Untuk beberapa saat lamanya, Sang Prabu tidak mengucapkan apapun selepas gw menjawab pertanyaan sesuai kehendak Beliau.. Namun tiba-tiba, gw sontak melayang sejengkal dari atas tanah berbatu dan mendekat setengah tombak ke hadapan Beliau.. Belum juga hilang rasa terkejut, tanpa mengatakan apapun telapak tangan kanan sosok yang mengaku sebagai Kakek Moyang nya Anggie itu menempel tepat di atas kepala gw..

DEG..

Seketika detak jantung ini seperti melemah, seiring kedua mata yang terpejam dengan sendirinya.. Saat kegelapan menyelimuti kedua mata, terdengar suara bijak yang khas dari lisan sesorang yang baru beberapa saat lalu gw kenal.. Ya, yang terdengar di telinga gw adalah suara Sri Baduga Maharaja..

“Buka mata mu, anak muda”

Perlahan gw membuka mata dan cukup terkejut saat melihat apa yang terpampang di hadapan.. Disana, satu tombak di hadapan gw yang sedang berdiri bersama Sang Prabu tanpa disadari tiap sosok, terlihat sosok Bayu Ambar yang kepalanya terpangku di dua paha Anggie.. Wajah Bayu Ambar yang nampak sangat pucat terdengar mengucapkan kalimat demi kalimat dengan suara lirih dan terbata-bata ke arah Nyi Mas Galuh Pandita..

Gw sempat mencoba memastikan diri bahwa pemandangan yang terlihat saat ini adalah suatu ciptaan dari Ajian Sang Prabu, dengan menyentuh bahu Jagat Tirta..

WUSS..

Ini benar adalah ilusi.. Buktinya, sentuhan gw di bahu Jagat Tirta hanya melewati udara kosong tanpa bisa menyentuh.. Dari situ gw mulai yakin dan menyadari bahwa Kakek Moyang nya Anggie membawa benak ini untuk memperlihatkan sesuatu yang sempat terlewat.. Sebuah gambaran entah dari ingatan siapa.. Yang jelas, pemandangan yang terpampang di depan saat ini adalah kejadian dimana keadaan gw sedang tidak sadar sewaktu Bayu Ambar menguasai seluruh tubuh..

Wajah Ibunda nya Bayu Ambar yang sudah dibanjiri air mata seketika mencium kening putera nya itu sambil membisikkan beberapa ucapan.. Gw yang mendengar kalimat yang terlisan kan dari kedua sosok Ibu dan anak itu, tanpa sadar mulai berkaca-kaca.. Dalam pandangan gw, sempat terlihat raut kebanggaan yang terlukis di wajah Nyi Mas Galub Pandita dan Ki Suta, meski terselubungi rasa pilu teramat dalam..

Hati orang tua mana akan tahan melihat sang putera yang tiada mengenal kasih sayang mereka sedari bayi, sedang menahan sakit meregang nyawa setelah mengorbankan diri untuk keselamatan tiap sosok..

Tanpa sadar, gw sempat menyeka dua titik airmata yang menetes di pipi.. Dada gw terasa sesak melihat raut wajah meringis menahan sakit dan mendengar tiap ucapan dari sosok lemah Bayu Ambar..

Terlebih saat melihat Bayu Ambar melemparkan pandangan lemah ke arah Jagat Tirta dan memanggil nama saudara kembarnya itu dengan terbata-bata, sambil mengangkat tangan kanannya yang kembali terkulai lemah tanpa tenaga..

Dari sosok Jagat Tirta yang nampak sedang mengepalkan kedua tangan saling menyatu di atas paha, dengan wajah terus menunduk tak mau menatap Bayu Ambar.. Jelas menyiratkan sosok yang selama ini gw anggap paling gagah itu, sedang berusaha sekali menahan luapan emosinya.. Terbukti dari dua tetes air bening yang jatuh tepat di atas punggung tangannya.. Bersamaan dengan itu, dua tetes airmata juga kembali meluncur turun di pipi gw..

“Paduka, mohon kembalikan kesadaran ku sekarang juga.. Aku tidak sanggup melihat semua ini” Pinta gw dengan memelas ke arah sosok Sang Prabu..

“Bukan kah kau sendiri yang meminta untuk dapat mengetahui alasan Bayu Ambar menguasai raga mu seluruhnya, keturunan Braja Krama?” Jawab sosok berkumis dan beralis tebal, yang terasa menohok ego gw..

Mau tidak mau, gw kembali melemparkan pandangan ke arah Jagat Tirta yang saat ini sedang menyeka genangan airmata di kedua pelupuk mata saudara kembarnya, Bayu Ambar.. Gw sempat mengigit bibir sendiri manakala mendengar Jagat Tirta mengandaikan apa saja yang ia dan Bayu Ambar bisa lakukan jika tumbuh besar bersama seperti layaknya dua saudara kembar tanpa campur tangan sang Kakek durjana, Braja Krama..

Perasaan gw terasa kian rapuh melihat betapa tulusnya Jagat Tirta mengharap sesuatu yang tidak mungkin menjadi nyata.. Gw sempat memejamkan mata, menolak untuk melihat pemandangan yang membuat batin gw terasa remuk.. Akan tetapi, mendengar pekik kesakitan terlontar dari lisan Bayu Ambar, kedua mata gw kembali terbuka..

Gw mengepalkan kedua tangan begitu mendengar permintaan Bayu Ambar untuk bisa dipangku di buaian Ibunda nya sendiri.. Hingga akhirnya Anggie menggeser posisi dan mengangkat kepala Bayu Ambar dengan penuh kehati-hatian ke atas pangkuan Nyi Mas Galuh Pandita..

Untuk sesaat, gw tertegun menatap ke arah Bayu Ambar yang nampak menyunggingkan senyuman manis sambil memejamkan kedua mata, layaknya seorang anak yang sedang sangat menikmati pangkuan Ibunya.. Namun, senyuman itu sempat hilang berganti raut kesakitan..

Kedua mata gw yang sudah tak dapat lagi menguasai jatuh derasnya air bening, seketika terpejam.. Bersamaan dengan meluncurnya kalimat lirih dan terbata-bata dari lisan Bayu Ambar..

“Bel..ai ke..pala ku, Ibun..da.. Aku lelah sekali dan ingin terlelap dalam buaian mu”

Sontak, kedua mata gw terbuka kembali sesaat setelah kalimat tersebut meluncur dari lisan Bayu Ambar.. Dengan tatapan nanar dan tarikan nafas yang memburu, kedua mata gw membesar begitu melihat pegangan tangan Bayu Ambar terlepas secara perlahan dari genggaman tangan Sang Ibunda dan jatuh terkulai tak lagi bernyawa..

Bibir dan kedua telapak tangan gw bergetar mengepal melihat sosok Bayu Ambar sudah terkulai lemah tanpa nyawa.. Tanpa sadar, tubuh gw merosot jatuh duduk bersimpuh sambil terus memandangi sosok Bayu Ambar, yang sedang ditangisi oleh Nyi Mas Galuh Pandita.. Entah mengapa, pemandangan yang ditampilkan oleh Sang Prabu benar-benar meremukkan batin ini.. Gw bahkan sempat mengutuk diri sendiri yang mengizinkan Bayu Ambar untuk menguasai keseluruhan raga beberapa saat lalu.. Jika tahu ia akan meregang nyawa saat menguasai raga ini, niscaya gw tidak akan mengizinkannya..

Tiba-tiba, sosok Sang Prabu meletakkan telapak tangan kanannya lagi diatas kepala gw dan membuat kedua mata ini terpejam seketika..

“Buka mata mu, Anak muda”

Ucap suara Sang Prabu yang lagi-lagi terdengar dalam gelapnya pandangan.. Perlahan, gw membuka mata dan melihat Anggie langsung mendekat.. Lalu menyeka semua air mata yang tanpa sadar telah membasahi pipi.. Gw sempat mengedarkan pandangan mencoba mencari sosok Bayu Ambar dan ketiga anggota keluarganya yakni Ki Suta, Nyi Mas Galuh Pandita dan Jagat Tirta.. Namun, sosok mereka sama sekali tidak terlihat..

“Kita sudah kembali, keturunan Braja Krama” Ucap Sri Baduga Maharaja yang membuat gw langsung menangkap tangan Anggie, saat gadis itu masih menyeka jejak air mata di wajah ini..

Sekali lagi gw mengedarkan pandangan untuk lebih meyakinkan diri bahwa pemandangan sosok Bayu Ambar dan ketiga anggota keluarganya, hanya sebuah ilusi dari salah satu kesaktian Sri Baduga Maharaja.. Dan sekali lagi, semua yang terlihat tadi memang benar-benar hanya bayangan semu.. Namun tak dapat dipungkiri, rasa pedih dalam hati ini adalah nyata..

“Kamu udah liat semua, Beb?” Tanya Anggie sambil menyeka kedua pipi gw dengan jemarinya..

Gw menghela nafas panjang dan menganggukkan kepala sebagai jawaban, meski beberapa kali jalan nafas gw sempat terselingi cegukan isak tangis.. Gw tidak perduli akan pendapat Anggie yang melihat gw menangis hebat seperti seorang anak kecil.. Yang gw rasakan dalam hati memang tidak bisa dibohongi.. Dan Anggie pun nampak faham sekali akan hal itu.. Sambil mengusap bahu gw beberapa kali dengan tangan kiri, Anggie terus menyeka sisa-sisa air mata di wajah ini..

Gw masih terdiam seraya mencoba menguasai luapan emosi yang sedikit demi sedikit mulai terkendali.. Di dua indera pendengaran gw masih jelas terngiang ucapan terakhir Bayu Ambar.. Yaa Allah, berikan sahabat kami itu tempat terbaik disisi Mu.. Keinginan terakhir sekaligus terbesar nya hanya lah untuk bisa melepas nyawa di atas buaian Sang Ibunda..

“Kau tahu, keturunan Braja Krama.. Aku sempat mendengar Bayu Ambar mengucapkan sebuah mantera Ilmu Terlarang yang menjadi pamungkas dalam Kitab Langit.. Ilmu itu digunakan Bayu Ambar untuk menguasai seluruh raga mu tanpa terkecuali.. Itulah Ilmu hitam terakhir yang diciptakan oleh salah satu resi sesat di tanah Andalas ini.. Karena gelapnya Ilmu tersebut, aku terpaksa membunuh penciptanya persis di tanah gunung tempat kita berada saat ini.. Aku tahu alasan mengapa Braja Krama memilih gunung diluar wilayah kekuasan ku, sebagai tempat pertukaran semua tawanannya dengan Kitab Langit.. Karena di tempat dimana Ilmu Terlarang itu tercipta, Braja Krama bisa menggunakan Ilmu tersebut dengan sempurna” Tutur Kakek Moyang nya Anggie, yang membuat pandangan kami berdua kembali menatap nya..

“Ilmu Terlarang itu bukan lah sebuah pukulan atau tendangan sakti.. Bukan pula dapat membuat sosok penggunanya menjadi sangat kuat.. Ilmu itu mempunyai dua sisi yang saling berlawanan.. Satu sisi pertama yang digunakan Bayu Ambar dapat menguasai raga seorang manusia atau Jin yang masih hidup tanpa menyisakan kesadaran sosok yang dikuasainya, seperti yang ia lakukan pada mu.. Dan sisi yang lain lah yang paling menakutkan karena berlawanan dengan sisi pertama.. Ilmu Terlarang itu juga bisa digunakan untuk menguasai raga manusia dan Jin yang telah mati.. Bukan menjelma, tapi membangkitkan raga tak bernyawa milik siapapun dan menguasainya sekehendak hati.. Bisa kau bayangkan akan seberapa kacaunya dunia, jika Ilmu Terlarang itu digunakan oleh sosok dari golongan hitam.. Si pengguna akan mampu membangkitkan bukan satu, atau puluhan raga tak bernyawa.. Tapi ribuan raga yang telah mati bisa ia kuasai hanya dengan mengucapkan satu mantera”

Gw dan Anggie seketika saling bertatap muka begitu mendengar penjelasan Sri Baduga Maharaja.. Tak dinyana, dalam Kitab Langit terdapat ilmu pamungkas yang pengaruhnya akan sangat mengerikan..
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.