- Beranda
- Stories from the Heart
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
...
TS
roni.riyanto
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
SELAMAT DATANG DI THREAD HORROR ANE YANG SEDERHANA
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/i.pinimg.com/736x/ac/9e/c8/ac9ec8d17096742f52ebfbdcc70fa7e7--dark-art-photography-creepy-photography.jpg)
Assalamualaikum wr.wb
Spoiler for Pembukaan:
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-ne_rDQngRD8/Vk1ychXHIHI/AAAAAAAAJFs/GTFL1J3f6Mw/s1600/hantu%2Bpocong%2Bmenyeramkan.jpg)
Quote:
imut ya gan 

Quote:
PROLOG
Quote:
Kamu percaya hantu?
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Quote:
FAQ:
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapetQ: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Quote:
Kalau agan dimari suka cerita saya, mohon untuk
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake

Selamat Membaca
Quote:
PENTING
Just Info untuk Thread ini ane akan buat tamat di chapter 1, untuk lanjutan ceritanya bisa dibaca nanti di chapter 2 yang akan di posting di thread baru segera.
Terima Kasih
INDEX PART
Kesan Pertama (pengenalan bagi Roni )
1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
RONI1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
32. Ikan? 22 April 2018
33. Bayangan 29 April 2018
34. Masa Lalu 7 mei 2018
35. HATI 16 Mei 2018 ( Late Post)
36. Kakak 7 Juli 2018(Sheril)
37. Kakak-2 14 Agustus 2018(Sheril)
38. Perjalanan 3 Oktober 2018(Sheril)
BEGINNING
39. Permulaan 27 Oktober 2018(Sheril)
Teaser Chapter 2
Selamat pagi/siang/malam gansis yang suka mampir ke Thread ini, ane cuma mau bilang maaf karena ane baka vacum di dunia perinternetan untuk waktu yang bakalan lama. sebenernya udah ada lanjutan chapter 2 cuma ane ngerasa sangsi buat postingnya karena belum selesai 100%. jadi buat agan dan sista yang nunggu kelanjutannya harus berlapang dada karena ane mau vacum karena suatu alasan.
Terimakasih
Salam Kentang
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 80 suara
Gimana Ceritanya Gan ?
Bagus Ceritanya Serem.
65%
Lumayan Seram,
28%
Boring Gan .
8%
Diubah oleh roni.riyanto 10-01-2019 16:41
sulkhan1981 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
306.9K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
roni.riyanto
#1318
Jikalau ada typo atau sejenisnya harap dimaklum karena ane ngetiknya ditengah-tengah kesibukan ane, selamat menikmati update-an cerita ikan mas dah bre 

Quote:
Sekitar 2 meter dari tempatku duduk, ikan itu masih berontak. Dengan seksama kuperhatikan ikan itu lebih teliti, dan alangkah terkejutnya diriku mendapati dikepala ikan itu ada sebuah benda seperti mahkota kecil dan samar-samar aku mendengar suara
seperti anak kecil berteriak.
“Manusia, tolong lepaskan saya. Jangan makan saya”
Part 33
Sambil kucoba mendengarkan suara itu dengan seksama, aku masih tetap menarik benang joranku karena tarikan ikan sudah terasa semakin lemah. Suara itu masih terdengar dengan nada dan juga kata-kata yang sama, kini suara itu terasa jelas berada didepanku.
“Heh manusia lu budeg ya saya ngomong gak ditanggepin!!!”
Aku baru sadar ternyata suara itu berasal dari ikan mas dengan mahkota aneh yang ada dikepalanya, segera kuraih serokan dengan perasaan setengah tidak percaya dengan hal yang sedang terjadi denganku. Setelah kumasukan ikan itu kedalam serokan, aku bisa semakin jelas melihat ikan aneh itu.
“ini ikan aneh banget, dikepalanya kok ada daging yang bentuknya kaya mahkota? Terus tadi gue ngedenger kayak ada yang ngomong, jangan-jangan ini ikan gaib lagi” gumamku dalam hati.
“Iya emang gue ini ikan gaib, lu gimana si ah manusia. Kan harusnya lu sadar pas denger gue ngomong tadi!!”
Alangkah terkejutnya diriku menyadari bahwa yang berbicara tadi ternyata adalah siikan, perasaanku bercampur antara takjub dan juga geli melihat ikan yang bisa berbicara.
“Yang bener ah yang ngomong itu elu, masa ikan bisa ngomong” ujarku penasaran.
“Ya bisalah, ini buktinya gue bisa ngomong. Nothing impossible manusia, kecuali ngedapetin si Dia yang udah bahagia sama orang lain”
“Eh lu ikan ngomongnya kagak sopan mentang-mentang gak disekolahin, mau gue bakar lu?” ujarku kesal.
“Eh maaf bang, saya Cuma bercanda kok bang”
Kulihat ikan ini sedikit berontak seolah ingin kabur mendengar aku berkata demikian, aku merasa aneh dengan fenomena ini. Karena biasanya makhluk gaib itu kalo tidak jahat ya pasti berwibawa, lain sekali dengan ikan ini yang terlihat seperti terbawa arus zaman.
“Terus sekarang elu maunya apa sama gimana” tanyaku.
“Ya abang tolong lepasn saya yah, yah bang!?”
“Enak aja lu, gue susah payah mancing elu terus sekarang gue harus ngelepasin elu gitu? Lagian lu unik punya daging kaya mahkota sama
bisa ngomong pula. Mahal kalo gue jual”
“Yah si Abang, saya punya anak istri bang tolong lepasin saya dong,nanti saya kasih imbalan deh”
“Imbalan apaan emang?”
“Tapi abang lepasin saya yah?”
Sebenarnya aku memang ingin melepaskan ikan ini langsung, namun entah kenapa aku merasa ingin memperainkannya lebih dulu. Entah apa yang merasuki diriku hingga terpikir memainkan ikan jadi-jadian, mungkin karena bentuknya tidak seram aku jadi tidak merasa takut.
“Iya udah gue lepasin, maafin gue yah udah nakut-nakutin elu tadi” ujarku sambil tersenyum.
“Makasih bang yah”
Setelah itu aku langsung mengeluarkan ikan itu dari bubu dan melepaskannya, aku merasakan sensasi bangga ketika melepaskan ikan itu. Aku teringat akan adegan di mancing mania ketika merilis kembali ikan, mungkin seperti ini rasanya.
Kutatap ikan itu perlahan berenang menjauh, sesekali ikan itu memutarkan badannya kearahku dan diam beberapa detik. Kemudian dia kembali berbalik dan menyelam hingga tak terlihat di permukaan, aku merasa senang hingga aku menyadari sesuatu.
“Loh, Yang lain kemana? Kok gue Cuma sendirian di Danau ini, tadi kan gue berangkat sama Yana,Ipin,Popi sama Ayu. Kenapa sekarang gue Cuma sendiri?” gumamku pelan.
Kuperhatikan sekitar Danau tempatku memancing, hingga aku menyadari Danau ini berbeda dengan Danau tempatku dan teman-teman memancing. Karena Di Danau ini dikelilingi pohon besar, sementara aku ingat betul Danau tempatku tadi memancing ada disekitar kebun teh dan jarang ada pohon besar.
Aku merasa ada yang tidak beres denganku, aku coba berpikir tenang dan mencoba menguak sebenarnya apa yang sedang terjadi. Kutatap kearah langit terlihat seperti mendung namun tidak ada awan hitam, dan langit disini berwarna abu-abu teduh.
Setelah menyadari aku berada ditempat berbeda, akupun menyadari bahwa ada yang aneh dengan cara bicara ikan gaib tadi. Karena aku merasa ini adalah daerah dengan mayoritas orang berbahasa Sunda, kenapa ikan itu tadi berbicara bukan dengan bahasa Sunda?.
Aku merasakan udara disekitarku menjadi terasa dingin, dan samar-samar aku melihat ada bayangan tinggi besar dan juga bayangan yang sama tingginya dengan manusia biasa yang berdiri disamping pohon besar yang berada disebrang danau. Aku tidak bisa melihat mereka dengan jelas, dan posisi mereka lebih seperti orang sedang mengintip dengan hanya sebagian yang nampak.
“Duh gue jadi ngeri nih, tapi gue harus tenang” gumamku pelan.
Aku mencoba memastikan keberadaanku dengan mencoba men-Chat Yana dan Ipin, namun ketika aku merogoh kedalam saku celana aku tidak mendapati Hp-ku. Aku sangat panik mencari Hp ku dan juga berpikir bagaimana caranya keluar dari tempat ini, aku merasa ini bukanlah dunia manusia.
Aku menoleh kearah Pohon besar tempat para bayangan tadi berdiri, mereka sudah tidak ada disana. Aku merasakan bulu roma ku merinding hebat, disertai udara yang terasa semakin dingin, aku membalikan badan ku dengan panik dan mencoba berlari dari tempat ini.
“Astagfirullah!!”
Ternyata dua sosok yang tadi berdiri disebrang danau kini sudah ada dihadapanku, aku sangat terkejut dan juga takut karena merasa terancam dengan keberadaan mereka. Meskipun aku merasa takut tapi kedua mataku masih terbuka lebar dan bisa dengan jelas rupa mereka, dua sosok tersebut terlihat seperti Genderuwo dan sosok Kakek-kakek berbaju Pangsi (Baju Silat).
Biarpun aku bisa melihat mereka dengan jelas, namun ada hal yang aneh yaitu aku tidak bisa melihat wajah kakek-kakek itu karena wajahnya berwarna hitam legam dan tampak rata. Sementara Genderuwo aku melihat dengan jelas rupanya, perawakannya persis dengan om Sixpack yang ada dirumahku namun Genderuwo ini bulunya terlihat lebih lebat ditambah dengan ada cairan yang menempel ditubuhnya.
Cairan itu tercium sangat bau hingga aku merasa mual, sementara sosok kakek mengeluarkan bau wangi sehingga hidungku menjadi tidak karuan. Tiba-tiba kedua sosok itu memegangi kedua tanganku, siKakek memegang tangan kiriku sementara si Genderuwo memegang tangan kananku dengan tangan kirinya sehingga posisi tubuhnya berada tepat dihadapanku.
Karena sekarang aku berhadapan langsung dengan Genderuwo, sekarang wajahku sejajar dengan perut Genderwo karena dia tinggi besar. Kutanggahkan kepalaku menengok keatas kearah Genderuwo itu, dia membuka mulutnya lebar-lebar dan bersiap untuk melahap kepalaku dan aku hanya bisa memejamkan mataku.
“Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh!!!!” aku berteriak dengan sekuat tenaga.
“Bang....Bang...Bangun Bang..Kenapa Bang?”
“Ron kamu kenapa? Bangun Ron!!!”
Samar-samar aku mendengar suara Yana dan Popi menyuruhku untuk bangun, dan ternyata setelah aku membuka mata dihadapanku sekarang berdiri Yana dkk sedang mengeruniku yang sedang terbaring dibawah pohon yang berada dipinggir Danau.
“Yan gue dimana Yan?” aku bicara dengan nada terengah-engah.
“Tenang bang tenang dulu, ada kita disini bang” jawab Yana dengan wajah Heran.
Kutatap semua wajah temanku yang sedang mengerumuni, mereka semua tampak bingung dan khawatir. Aku mencoba menenangkan diriku yang masih merasa shock dengan yang terjadi denganku tadi, karena baru pertama kali aku mengalami ada yang akan memakanku.
Setelah aku merasa cukup tenang, kuperhatikan sekitarku dan memastikan bahwa aku memang berada di Danau yang benar. Tak lupa juga kutatap langit dan ternyata langit disini berawan, aku sungguh merasa lega.
“Tadi kayaknya aku mimpi buruk deh, tapi kerasa nyata banget”
“Mimpi buruk kok tidurnya pules banget bang ampe 4 jam kagak bangun-bangun” ujar Yana meledek.
“Ah yang bener lu gue tidur 4 jam Yan?”
“Ye elah kagak percayaan banget si abang, coba deh cek tuh jam di Hp abang”
Setelah kucek ternyata memang jam di HP-ku sudah menunjukkan pukul 12 siang, berarti benar yang dikatakan oleh Yana bahwa aku sudah tidur selama 4 jam. Padahal aku merasa mungkin hanya selama 20 menit saja tadi disana, dan anehnya aku tidak ingat sama sekali bagaimana aku bisa tertidur, apakah aku tersedot kealam ghaib seperti ketika bertemu sosok Linda dikamar?.
“Emang kamu mimpi apaan Ron?” Tanya Popi lembut.
“Iya kamu mimpi apaan sampe keringetan gitu?” Ayu ikut bertanya.
“Iya bang coba ceritain sapa tau kita bisa bantu” Ipin ikut menimpali.
“Iya bang coba cerita kita jadi penasaran” Yana bicara dengan nada semangat.
Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan apa yang kualami dalam mimpi tadi, tapi karena mereka memaksa ditambah dengan tatapan mereka yang sangat menggangguku. Akhirnya mau tidak mau aku harus menceritakan hal itu kepada mereka, dan sepertinya mereka cukup memahami jalan cerita mimpiku namun aku hanya mencertitakan bertemu ikan mas saja tanpa bercerita tentang dua sosok tadi.
“Ah yang bener abang ngeliat Ikan mas ada mahkotanya terus bisa ngomong, abang kebanyakan nonton pelem kali ah” ledek yana.
“Emang sih Yan pas gue kecil gue suka nonton pelem ikan mas bisa ngomong, tapi ini beneran Yan,ya biarpun ga beneran juga sih soalnya didalem mimpi” jawabku.
“Ah atau mungkin kamu kebanyakan maen game pokemin kali Ron, jadinya keingetan sama magikarp. Kamu kan waktu kecil seneng banget sama pokemon” Ayu menimpali.
“Atau mungkin kamu keingetan sama si eneng dan ikan mas ajaib ya Ron, soalnya gak sengaja aku ngeliat Hp kamu wallapernya foto si eneng
yang udah gede” Ujar Popi sambil tertawa kecil.
“Ya mana aku tau, namanya juga mimpi dateng begitu aja” jawabku.
Aku kemudian berdiri dan merapikan pancinganku dan mengajak mereka untuk kembali ke tenda untuk makan siang, karena kami datang ke Danau ini tidak membawa makanan ataupun peralatan untuk memasak. Lagipula kami tidak mendapatkan ikan di Danau ini, kupikir Galih mengerjai kami.
“Yuk ah balik ke tenda sekarang, udah laper nih mana ikannya gak dapet” ujarku santai.
“Ya abang sih kagak dapet, tapi kita mah dapet bang” Ipin berkata dengan sumringah.
“Banyak? Masa ah ? daritadi abang nangkring gak ada ikan yang nyantok ah. Diboongin Galih kayaknya kita nih”
“Yeh Bang Ron gak percaya? Liat nih bang”
Sedetik kemudian Yana mengangkat jaring korang yang berada dipinggir Danau, dan ternyata benar ucapan Ipin. Aku melihat ikan mas berukuran cukup besar dan jumlahnya yang juga banyak, aku jadi teringat perkataan ikan mas dimimpi apakah ini imbalan yang dia maksud.
“Ya udah yuk Ron ah kita balik sekarang, biar ikannya bisa kita masak di tenda sama Galih ama Ratna juga” Kali ini Popi ikut bicara.
Kami semua akhirnya sepakat untuk meninggalkan Danau dan kembali ke Tempat Berkemah, kamipun membereskan peralatan kami dan membawa ikan hasil pancingan Yana dan Ipin. Dalam perjalan pulang, aku dan anak laki-laki mengobrol ringan tentang tangkapan mereka, sementara para ladies sibuk berfoto dijalan mencari spot pemandangan bagus dan sesekali berfoto dengan ikan.
“Wah tuh cewek kebangetan banget dah Gila kameranya” Keluhku pelan.
“Yah namanya juga perempuan bang, gak dimana gak dimana kalo ada pemandangan bagus dikit atau abis dandan dikit pasti cekrek dah.
Apalagi sekarang ada dipegunungan kayak gini” Jawab Yana.
“Iya Bang Ron harus maklum, dipabrik saya aja nih kalo lagi cofeebreak. Karyawan cowok pada ngerokok sambil nyantai, nah karyawan cewek mah banyak yang cekrak-cekrek sambil update status” Kali ini Ipin yang berargumen.
“Ya tapi gak segitunya juga kali harusnya, mentang-mentang udah era digital udah gak pake film lagi”
Kami bertiga hanya bisa menggelengkan kepala melihat para ladies berfoto Ria biarpun kebanyakan posenya hanya itu-itu saja, apa mereka tidak merasa bosan berfoto dengan pose yang itu-itu saja. Tapi dibalik itu aku merasa senang karena bisa melihat Popi menikmati liburan ini, karena kupikir Popi terlihat seperti tertekan oleh sesuatu sehingga melihatnya tersenyum membuatku senang.
“Wait...kenapa gue ngerasa seneng kalo ngeliat Popi senyum? Wah ada yang gak beres nih” gumamku dalam hati.
“Bang...Saya boleh nanya gak? Tiba-tiba saya kepikiran nih” ujar Yana.
“Mau nanya apaan emang Yan?”
“Tadi abang bilang mimpi buruk, tapi Cuma nyeritain mimpi ketemu ikan mas yang bisa ngomong. Masa sih mimpi gitu doang ampe keringetan dan dibilang mimpi buruk..ceritain mimpi yang asli lah bang!”
“Udah tar gue ceritain ditenda, kalo diceritain disini tar lu pada takut ah”
“Ya gak gitu juga bang, kita gak sepenakut itu kalo Cuma denger cerita doang mah. Apa abang mimpi ketemu putri duyung juga bang? Eh Tapi masa sih Putri duyung serem?” ujar Yana sambil mengelus dagunya.
Aku tidak menjawab pertanyaan Yana dan hanya melemparkan senyum seperti biasa, akupun mengalihkan pembicaraan dengan Topik lain. Anak ladies pun akhirnya ikut nimbrung bersama kami sambil berjalan, dan menghentikan aktifitas Huntingfoto mereka.
Setelah berjalan cukup jauh, kami sampai juga di didesa dan berhenti untuk membeli teh hangat untuk minum dan sekalian untuk shalat Dzuhur. Kami memutuskan untuk berhenti diwarung dekat mushala yang tempo hari kami datang pertama kali, disana ada dua orang kakek-kakek yang sedang menyeruput teh panas mereka dan kami berlima memilih duduk dikursi amben yang berada disisi warung tepat dibawah pohon besar.
(Bicara dalam B.Sunda Halus)
“Teh pesen teh manis anget 5 ya teh disini” ujarku.
Teteh penjaga warung dengan sigap membuatkan pesanan kami, umurnya mungkin seumuran denganku karena terlihat muda. Baru pertama kali aku melihatnya, karena kemarin yang menjaga warung adalah ibu-ibu, mungkin dia ini adalah anaknya.
“Habis darimana dek?” tanya salah satu kakek tua kepadaku.
“Habis mancing kek, sekalian jalan-jalan” jawabku.
“Mancing dimana dek? Di Danau yang ada di lebak bukan?”
(note: lebak itu sebutan untuk daerah yang ketinggiannya lebih rendah)
“Iya pak dilebak, alhamdulilah lumayan dapet banyak ikannya”
Setelah aku mengatakkan demikian aku sangat yakin mendengar kedua kakek itu tertawa kecil, aku merasa penasaran kenapa mereka berdua tertawa.
“Kenapa ketawa kek?” tanyaku.
“Katanya dapet banyak, kok korang-nya kosong gitu dek?”
Akupun dengan sigap mengecek jaring korang yang dibawa oleh Yana dan membuatku kaget, ternyata benar korang-nya menjadi kosong. Tak sampai disitu saja keanehannya, karena tiba-tiba saja teman-temanku hilang tanpa jejak bak ditelan bumi.
Saat aku membalikan tubuh dan bermaksud bertanya kepada kakek-kakek tadi, mengenai apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba saja bertiup angin cukup kencang menerpa wajahku, dan kedua kakek-kakek tadi kini menjelma menjadi sosok Genderuwo dan juga kakek berwajah hitam legam persis seperti yang kujumpai beberapa waktu lalu.
Aku merasakan tubuhku kesemutan seluruhnya hingga tidak dapat bergerak, aku berontak menggunakan seluruh tenagaku ditengah rasa takut karena sekali lagi merasa terancam. Kucoba menoleh kearah warung bermaksud bertanya kepada Teteh penjaga warung, dan setelah kutoleh ternyata yang berdiri didalam warung bukan Teteh tadi melainkan kuntilanak dengan wajah yang rusak berlumuran darah.
BERSAMBUNG
seperti anak kecil berteriak.
“Manusia, tolong lepaskan saya. Jangan makan saya”
Part 33
Sambil kucoba mendengarkan suara itu dengan seksama, aku masih tetap menarik benang joranku karena tarikan ikan sudah terasa semakin lemah. Suara itu masih terdengar dengan nada dan juga kata-kata yang sama, kini suara itu terasa jelas berada didepanku.
“Heh manusia lu budeg ya saya ngomong gak ditanggepin!!!”
Aku baru sadar ternyata suara itu berasal dari ikan mas dengan mahkota aneh yang ada dikepalanya, segera kuraih serokan dengan perasaan setengah tidak percaya dengan hal yang sedang terjadi denganku. Setelah kumasukan ikan itu kedalam serokan, aku bisa semakin jelas melihat ikan aneh itu.
“ini ikan aneh banget, dikepalanya kok ada daging yang bentuknya kaya mahkota? Terus tadi gue ngedenger kayak ada yang ngomong, jangan-jangan ini ikan gaib lagi” gumamku dalam hati.
“Iya emang gue ini ikan gaib, lu gimana si ah manusia. Kan harusnya lu sadar pas denger gue ngomong tadi!!”
Alangkah terkejutnya diriku menyadari bahwa yang berbicara tadi ternyata adalah siikan, perasaanku bercampur antara takjub dan juga geli melihat ikan yang bisa berbicara.
“Yang bener ah yang ngomong itu elu, masa ikan bisa ngomong” ujarku penasaran.
“Ya bisalah, ini buktinya gue bisa ngomong. Nothing impossible manusia, kecuali ngedapetin si Dia yang udah bahagia sama orang lain”
“Eh lu ikan ngomongnya kagak sopan mentang-mentang gak disekolahin, mau gue bakar lu?” ujarku kesal.
“Eh maaf bang, saya Cuma bercanda kok bang”
Kulihat ikan ini sedikit berontak seolah ingin kabur mendengar aku berkata demikian, aku merasa aneh dengan fenomena ini. Karena biasanya makhluk gaib itu kalo tidak jahat ya pasti berwibawa, lain sekali dengan ikan ini yang terlihat seperti terbawa arus zaman.
“Terus sekarang elu maunya apa sama gimana” tanyaku.
“Ya abang tolong lepasn saya yah, yah bang!?”
“Enak aja lu, gue susah payah mancing elu terus sekarang gue harus ngelepasin elu gitu? Lagian lu unik punya daging kaya mahkota sama
bisa ngomong pula. Mahal kalo gue jual”
“Yah si Abang, saya punya anak istri bang tolong lepasin saya dong,nanti saya kasih imbalan deh”
“Imbalan apaan emang?”
“Tapi abang lepasin saya yah?”
Sebenarnya aku memang ingin melepaskan ikan ini langsung, namun entah kenapa aku merasa ingin memperainkannya lebih dulu. Entah apa yang merasuki diriku hingga terpikir memainkan ikan jadi-jadian, mungkin karena bentuknya tidak seram aku jadi tidak merasa takut.
“Iya udah gue lepasin, maafin gue yah udah nakut-nakutin elu tadi” ujarku sambil tersenyum.
“Makasih bang yah”
Setelah itu aku langsung mengeluarkan ikan itu dari bubu dan melepaskannya, aku merasakan sensasi bangga ketika melepaskan ikan itu. Aku teringat akan adegan di mancing mania ketika merilis kembali ikan, mungkin seperti ini rasanya.
Kutatap ikan itu perlahan berenang menjauh, sesekali ikan itu memutarkan badannya kearahku dan diam beberapa detik. Kemudian dia kembali berbalik dan menyelam hingga tak terlihat di permukaan, aku merasa senang hingga aku menyadari sesuatu.
“Loh, Yang lain kemana? Kok gue Cuma sendirian di Danau ini, tadi kan gue berangkat sama Yana,Ipin,Popi sama Ayu. Kenapa sekarang gue Cuma sendiri?” gumamku pelan.
Kuperhatikan sekitar Danau tempatku memancing, hingga aku menyadari Danau ini berbeda dengan Danau tempatku dan teman-teman memancing. Karena Di Danau ini dikelilingi pohon besar, sementara aku ingat betul Danau tempatku tadi memancing ada disekitar kebun teh dan jarang ada pohon besar.
Aku merasa ada yang tidak beres denganku, aku coba berpikir tenang dan mencoba menguak sebenarnya apa yang sedang terjadi. Kutatap kearah langit terlihat seperti mendung namun tidak ada awan hitam, dan langit disini berwarna abu-abu teduh.
Setelah menyadari aku berada ditempat berbeda, akupun menyadari bahwa ada yang aneh dengan cara bicara ikan gaib tadi. Karena aku merasa ini adalah daerah dengan mayoritas orang berbahasa Sunda, kenapa ikan itu tadi berbicara bukan dengan bahasa Sunda?.
Aku merasakan udara disekitarku menjadi terasa dingin, dan samar-samar aku melihat ada bayangan tinggi besar dan juga bayangan yang sama tingginya dengan manusia biasa yang berdiri disamping pohon besar yang berada disebrang danau. Aku tidak bisa melihat mereka dengan jelas, dan posisi mereka lebih seperti orang sedang mengintip dengan hanya sebagian yang nampak.
“Duh gue jadi ngeri nih, tapi gue harus tenang” gumamku pelan.
Aku mencoba memastikan keberadaanku dengan mencoba men-Chat Yana dan Ipin, namun ketika aku merogoh kedalam saku celana aku tidak mendapati Hp-ku. Aku sangat panik mencari Hp ku dan juga berpikir bagaimana caranya keluar dari tempat ini, aku merasa ini bukanlah dunia manusia.
Aku menoleh kearah Pohon besar tempat para bayangan tadi berdiri, mereka sudah tidak ada disana. Aku merasakan bulu roma ku merinding hebat, disertai udara yang terasa semakin dingin, aku membalikan badan ku dengan panik dan mencoba berlari dari tempat ini.
“Astagfirullah!!”
Ternyata dua sosok yang tadi berdiri disebrang danau kini sudah ada dihadapanku, aku sangat terkejut dan juga takut karena merasa terancam dengan keberadaan mereka. Meskipun aku merasa takut tapi kedua mataku masih terbuka lebar dan bisa dengan jelas rupa mereka, dua sosok tersebut terlihat seperti Genderuwo dan sosok Kakek-kakek berbaju Pangsi (Baju Silat).
Biarpun aku bisa melihat mereka dengan jelas, namun ada hal yang aneh yaitu aku tidak bisa melihat wajah kakek-kakek itu karena wajahnya berwarna hitam legam dan tampak rata. Sementara Genderuwo aku melihat dengan jelas rupanya, perawakannya persis dengan om Sixpack yang ada dirumahku namun Genderuwo ini bulunya terlihat lebih lebat ditambah dengan ada cairan yang menempel ditubuhnya.
Cairan itu tercium sangat bau hingga aku merasa mual, sementara sosok kakek mengeluarkan bau wangi sehingga hidungku menjadi tidak karuan. Tiba-tiba kedua sosok itu memegangi kedua tanganku, siKakek memegang tangan kiriku sementara si Genderuwo memegang tangan kananku dengan tangan kirinya sehingga posisi tubuhnya berada tepat dihadapanku.
Karena sekarang aku berhadapan langsung dengan Genderuwo, sekarang wajahku sejajar dengan perut Genderwo karena dia tinggi besar. Kutanggahkan kepalaku menengok keatas kearah Genderuwo itu, dia membuka mulutnya lebar-lebar dan bersiap untuk melahap kepalaku dan aku hanya bisa memejamkan mataku.
“Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh!!!!” aku berteriak dengan sekuat tenaga.
“Bang....Bang...Bangun Bang..Kenapa Bang?”
“Ron kamu kenapa? Bangun Ron!!!”
Samar-samar aku mendengar suara Yana dan Popi menyuruhku untuk bangun, dan ternyata setelah aku membuka mata dihadapanku sekarang berdiri Yana dkk sedang mengeruniku yang sedang terbaring dibawah pohon yang berada dipinggir Danau.
“Yan gue dimana Yan?” aku bicara dengan nada terengah-engah.
“Tenang bang tenang dulu, ada kita disini bang” jawab Yana dengan wajah Heran.
Kutatap semua wajah temanku yang sedang mengerumuni, mereka semua tampak bingung dan khawatir. Aku mencoba menenangkan diriku yang masih merasa shock dengan yang terjadi denganku tadi, karena baru pertama kali aku mengalami ada yang akan memakanku.
Setelah aku merasa cukup tenang, kuperhatikan sekitarku dan memastikan bahwa aku memang berada di Danau yang benar. Tak lupa juga kutatap langit dan ternyata langit disini berawan, aku sungguh merasa lega.
“Tadi kayaknya aku mimpi buruk deh, tapi kerasa nyata banget”
“Mimpi buruk kok tidurnya pules banget bang ampe 4 jam kagak bangun-bangun” ujar Yana meledek.
“Ah yang bener lu gue tidur 4 jam Yan?”
“Ye elah kagak percayaan banget si abang, coba deh cek tuh jam di Hp abang”
Setelah kucek ternyata memang jam di HP-ku sudah menunjukkan pukul 12 siang, berarti benar yang dikatakan oleh Yana bahwa aku sudah tidur selama 4 jam. Padahal aku merasa mungkin hanya selama 20 menit saja tadi disana, dan anehnya aku tidak ingat sama sekali bagaimana aku bisa tertidur, apakah aku tersedot kealam ghaib seperti ketika bertemu sosok Linda dikamar?.
“Emang kamu mimpi apaan Ron?” Tanya Popi lembut.
“Iya kamu mimpi apaan sampe keringetan gitu?” Ayu ikut bertanya.
“Iya bang coba ceritain sapa tau kita bisa bantu” Ipin ikut menimpali.
“Iya bang coba cerita kita jadi penasaran” Yana bicara dengan nada semangat.
Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan apa yang kualami dalam mimpi tadi, tapi karena mereka memaksa ditambah dengan tatapan mereka yang sangat menggangguku. Akhirnya mau tidak mau aku harus menceritakan hal itu kepada mereka, dan sepertinya mereka cukup memahami jalan cerita mimpiku namun aku hanya mencertitakan bertemu ikan mas saja tanpa bercerita tentang dua sosok tadi.
“Ah yang bener abang ngeliat Ikan mas ada mahkotanya terus bisa ngomong, abang kebanyakan nonton pelem kali ah” ledek yana.
“Emang sih Yan pas gue kecil gue suka nonton pelem ikan mas bisa ngomong, tapi ini beneran Yan,ya biarpun ga beneran juga sih soalnya didalem mimpi” jawabku.
“Ah atau mungkin kamu kebanyakan maen game pokemin kali Ron, jadinya keingetan sama magikarp. Kamu kan waktu kecil seneng banget sama pokemon” Ayu menimpali.
“Atau mungkin kamu keingetan sama si eneng dan ikan mas ajaib ya Ron, soalnya gak sengaja aku ngeliat Hp kamu wallapernya foto si eneng
yang udah gede” Ujar Popi sambil tertawa kecil.
“Ya mana aku tau, namanya juga mimpi dateng begitu aja” jawabku.
Aku kemudian berdiri dan merapikan pancinganku dan mengajak mereka untuk kembali ke tenda untuk makan siang, karena kami datang ke Danau ini tidak membawa makanan ataupun peralatan untuk memasak. Lagipula kami tidak mendapatkan ikan di Danau ini, kupikir Galih mengerjai kami.
“Yuk ah balik ke tenda sekarang, udah laper nih mana ikannya gak dapet” ujarku santai.
“Ya abang sih kagak dapet, tapi kita mah dapet bang” Ipin berkata dengan sumringah.
“Banyak? Masa ah ? daritadi abang nangkring gak ada ikan yang nyantok ah. Diboongin Galih kayaknya kita nih”
“Yeh Bang Ron gak percaya? Liat nih bang”
Sedetik kemudian Yana mengangkat jaring korang yang berada dipinggir Danau, dan ternyata benar ucapan Ipin. Aku melihat ikan mas berukuran cukup besar dan jumlahnya yang juga banyak, aku jadi teringat perkataan ikan mas dimimpi apakah ini imbalan yang dia maksud.
“Ya udah yuk Ron ah kita balik sekarang, biar ikannya bisa kita masak di tenda sama Galih ama Ratna juga” Kali ini Popi ikut bicara.
Kami semua akhirnya sepakat untuk meninggalkan Danau dan kembali ke Tempat Berkemah, kamipun membereskan peralatan kami dan membawa ikan hasil pancingan Yana dan Ipin. Dalam perjalan pulang, aku dan anak laki-laki mengobrol ringan tentang tangkapan mereka, sementara para ladies sibuk berfoto dijalan mencari spot pemandangan bagus dan sesekali berfoto dengan ikan.
“Wah tuh cewek kebangetan banget dah Gila kameranya” Keluhku pelan.
“Yah namanya juga perempuan bang, gak dimana gak dimana kalo ada pemandangan bagus dikit atau abis dandan dikit pasti cekrek dah.
Apalagi sekarang ada dipegunungan kayak gini” Jawab Yana.
“Iya Bang Ron harus maklum, dipabrik saya aja nih kalo lagi cofeebreak. Karyawan cowok pada ngerokok sambil nyantai, nah karyawan cewek mah banyak yang cekrak-cekrek sambil update status” Kali ini Ipin yang berargumen.
“Ya tapi gak segitunya juga kali harusnya, mentang-mentang udah era digital udah gak pake film lagi”
Kami bertiga hanya bisa menggelengkan kepala melihat para ladies berfoto Ria biarpun kebanyakan posenya hanya itu-itu saja, apa mereka tidak merasa bosan berfoto dengan pose yang itu-itu saja. Tapi dibalik itu aku merasa senang karena bisa melihat Popi menikmati liburan ini, karena kupikir Popi terlihat seperti tertekan oleh sesuatu sehingga melihatnya tersenyum membuatku senang.
“Wait...kenapa gue ngerasa seneng kalo ngeliat Popi senyum? Wah ada yang gak beres nih” gumamku dalam hati.
“Bang...Saya boleh nanya gak? Tiba-tiba saya kepikiran nih” ujar Yana.
“Mau nanya apaan emang Yan?”
“Tadi abang bilang mimpi buruk, tapi Cuma nyeritain mimpi ketemu ikan mas yang bisa ngomong. Masa sih mimpi gitu doang ampe keringetan dan dibilang mimpi buruk..ceritain mimpi yang asli lah bang!”
“Udah tar gue ceritain ditenda, kalo diceritain disini tar lu pada takut ah”
“Ya gak gitu juga bang, kita gak sepenakut itu kalo Cuma denger cerita doang mah. Apa abang mimpi ketemu putri duyung juga bang? Eh Tapi masa sih Putri duyung serem?” ujar Yana sambil mengelus dagunya.
Aku tidak menjawab pertanyaan Yana dan hanya melemparkan senyum seperti biasa, akupun mengalihkan pembicaraan dengan Topik lain. Anak ladies pun akhirnya ikut nimbrung bersama kami sambil berjalan, dan menghentikan aktifitas Huntingfoto mereka.
Setelah berjalan cukup jauh, kami sampai juga di didesa dan berhenti untuk membeli teh hangat untuk minum dan sekalian untuk shalat Dzuhur. Kami memutuskan untuk berhenti diwarung dekat mushala yang tempo hari kami datang pertama kali, disana ada dua orang kakek-kakek yang sedang menyeruput teh panas mereka dan kami berlima memilih duduk dikursi amben yang berada disisi warung tepat dibawah pohon besar.
(Bicara dalam B.Sunda Halus)
“Teh pesen teh manis anget 5 ya teh disini” ujarku.
Teteh penjaga warung dengan sigap membuatkan pesanan kami, umurnya mungkin seumuran denganku karena terlihat muda. Baru pertama kali aku melihatnya, karena kemarin yang menjaga warung adalah ibu-ibu, mungkin dia ini adalah anaknya.
“Habis darimana dek?” tanya salah satu kakek tua kepadaku.
“Habis mancing kek, sekalian jalan-jalan” jawabku.
“Mancing dimana dek? Di Danau yang ada di lebak bukan?”
(note: lebak itu sebutan untuk daerah yang ketinggiannya lebih rendah)
“Iya pak dilebak, alhamdulilah lumayan dapet banyak ikannya”
Setelah aku mengatakkan demikian aku sangat yakin mendengar kedua kakek itu tertawa kecil, aku merasa penasaran kenapa mereka berdua tertawa.
“Kenapa ketawa kek?” tanyaku.
“Katanya dapet banyak, kok korang-nya kosong gitu dek?”
Akupun dengan sigap mengecek jaring korang yang dibawa oleh Yana dan membuatku kaget, ternyata benar korang-nya menjadi kosong. Tak sampai disitu saja keanehannya, karena tiba-tiba saja teman-temanku hilang tanpa jejak bak ditelan bumi.
Saat aku membalikan tubuh dan bermaksud bertanya kepada kakek-kakek tadi, mengenai apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba saja bertiup angin cukup kencang menerpa wajahku, dan kedua kakek-kakek tadi kini menjelma menjadi sosok Genderuwo dan juga kakek berwajah hitam legam persis seperti yang kujumpai beberapa waktu lalu.
Aku merasakan tubuhku kesemutan seluruhnya hingga tidak dapat bergerak, aku berontak menggunakan seluruh tenagaku ditengah rasa takut karena sekali lagi merasa terancam. Kucoba menoleh kearah warung bermaksud bertanya kepada Teteh penjaga warung, dan setelah kutoleh ternyata yang berdiri didalam warung bukan Teteh tadi melainkan kuntilanak dengan wajah yang rusak berlumuran darah.
BERSAMBUNG
Diubah oleh roni.riyanto 01-05-2018 20:21
sulkhan1981 memberi reputasi
2
Kutip
Balas