Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#5949

Pahlawan...

Jagat Tirta yang masih tak percaya bahwa saudara kembarnya telah tiada, menggoyang-goyangkan bahu Bayu Ambar sambil terus meneteskan air mata..

“Dinda, Bayu.. Kanda mohon, bangun lah.. Jangan tinggalkan Kanda” Ucap lirih Jagat Tirta dengan suara terdengar bergetar di selingi isak tangis yang tertahan..

Namun, sosok Bayu Ambar tak jua mau membuka mata dan terus terlelap dalam tidur panjangnya di atas buaian Sang Ibunda.. Seolah tak mengizinkan siapapun untuk mengusik kenikmatan yang sedang ia resapi..

Ki Suta yang bersimpuh disebelah Jagat Tirta, hanya bisa menatap kosong sosok Sang Putera dengan airmata sudah mengalir membasahi jenggot putihnya yang panjang.. Lalu, dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang, beliau mengecup kening dingin Bayu Ambar..

Sekar Kencana yang juga duduk bersimpuh, menutup mulut menggunakan Selendang Emas miliknya.. Nampak jelas Sekar berusaha menahan jerit tangis melihat sang suami meratapi kepergian adiknya tercinta.. Sesekali ia menyeka airmata menggunakan Selendang yang juga menjadi senjata.. Lalu memeluk lengan Jagat Tirta yang langsung membalikkan tubuh membalas pelukan isteri.. Dalam pelukan Sekar Kencana, Jagat Tirta mencurahkan semua kepedihan yang ia rasakan..

“Adikku begitu tega meninggalkan aku sendiri, Nyi Mas” Ucap Jagat Tirta dengan suara teredam isak tangis..

Dengan lembut, Sekar Kencana membelai rambut Jagat Tirta.. Berusaha menenangkan gejolak kesedihan yang telah meluluh lantakkan jiwa suaminya..

Untuk beberapa saat, semua sosok sahabat gaib, ketiga saudara dan Babeh Misar serta Anggie nampak diliputi kesedihan mendalam.. Tanpa terkecuali Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja yang menatap kosong ke sosok tanpa nyawa, Bayu Ambar..

“Sudahlah.. Tidak elok meratapi takdir kematian seseorang” Ucap Harimau Putih yang membuat semua sosok sahabat menoleh ke arahnya..

Jagat Tirta pun melepaskan pelukan sang isteri dan menganggukkan kepala setelah menyeka kedua mata..

“Suta Dewa, izinkan aku memisahkan tubuh mendiang putera mu dari raga pemuda yang ia rasuki”

Ki Suta menghela nafas panjang sambil bangkit dan menganggukkan kepala mengiyakan permintaan Harimau Putih.. Jagat Tirta dan Sekar Kencana juga melakukan hal sama dan melayang berdiri disebelah Ki Suta.. Sementara, Nyi Mas Galuh Pandita tetap tak mau bergerak sambil terus membelai kepala Sang Putera.. Melihat hal itu, Ki Suta memegang bahu isterinya untuk memberikan tanda agar ia mau merebahkan jasad Bayu Ambar di atas tanah.. Namun, dengan tatapan kosong dari dua mata yang masih dibasahi air bening, Nyi Mas Galuh Pandita menggelengkan kepala secara perlahan..

“Biarkan isteri mu, Suta Dewa.. Aku akan memisahkan raga putera mu meski masih dibelai oleh nya” Ucap Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja..

Ki Suta hanya bisa menganggukkan kepala kembali mendengar ucapan Junjungannya..

Perlahan, sosok Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja melayang lebih dekat ke sosok Bayu Ambar yang masih menggunakan tubuh gw secara keseluruhan.. Lalu, Beliau memejamkan kedua mata biru nya untuk sesaat.. Kemudian membukanya kembali.. Perlahan, sebuah sinar putih keluar dari kedua mata Harimau jelmaan Sang Prabu dan menerpa seluruh tubuh Bayu Ambar..

Tak butuh waktu lama, tubuh gw berpindah tempat tiga tombak ke samping dan menyisakan sinar putih menyerupai sosok Bayu Ambar yang masih berada di pangkuan Nyi Mas Galuh Pandita.. Perlahan, sosok Harimau Putih melayang mendekati tubuh gw dan menjilat wajah satu kali.. Sontak kedua mata gw terbuka sedikit demi sedikit dan sempat terbelalak saat menyadari seraut wajah buas berada sejengkal dari kedua indera penglihatan.. Menyadari di hadapan gw sedang menatap sosok Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja, gw langsung menundukkan pandangan.. Bersamaan dengan melayang mundurnya sosok gaib itu dan berganti Anggie yang datang menghampiri..

FYI.. Selama raga gw dirasuki Bayu Ambar secara keseluruhan, gw sama sekali tidak ingat apapun.. Entah bagaimana caranya, Bayu Ambar menekan alam bawah sadar dan membuat gw seperti tertidur nyenyak saja.. Sudah dua kali Bayu Ambar merasuk ke dalam tubuh atas dasar persetujuan gw sendiri.. Tapi, selama itu pula segala sesuatu yang dialami raga kasar gw akan dirasakan juga oleh Bayu Ambar.. Seperti saat tekanan Hawa Sakti Kitab Langit yang membakar jantung gw.. Panasnya juga dirasakan Bayu Ambar..

Namun, kembali ke kebingungan gw dia awal tadi.. Entah apa yang dilakukan Bayu Ambar pada raga gw, hingga kesadaran diri ini benar-benar lenyap untuk sejenak.. Tapi, tunggu.. Beberapa saat lalu, indera pendengaran gw sempat mendengar suara isak tangis seorang wanita, yang berbisik lembut meminta gw untuk terus terlelap.. Bersamaan dengan itu pula, ingatan gw kembali ke ucapan Bayu Ambar yang meminta izin untuk menguasai raga gw, karena waktu yang ia miliki tidak banyak..

“Beb..”

Sontak pandangan gw terlempar ke sosok Bayu Ambar yang nampak terkulai diatas pangkuan Nyi Mas Galuh Pandita.. Sambil menepis segala pikiran buruk tentang keadaan sosok yang raga nya telah berhasil terpisah dari tubuh gw.. Gw sama sekali tidak menghiraukan panggilan Anggie barusan, karena semua rasa seolah terpusat hanya pada sosok Bayu Ambar..

Dengan terus menatap nanar, gw mencoba bangkit.. Tapi, tubuh gw yang masih sangat lemah hampir terjatuh kembali.. Dengan sigap Anggie menangkap tubuh ini dan membantu memapah gw, yang mencoba melangkah kan kaki tiga tombak ke depan..

Persis di sebelah kepala Bayu Ambar yang nampak pucat, gw duduk bersimpuh bersama Anggie.. Pandangan gw nanar menatap wajah sosok yang telah sama-sama memutuskan untuk mengorbankan diri demi keselamatan semua.. Wajah yang hampir mirip dengan gw itu nampak tenang.. Layaknya seorang bayi yang sedang terlelap dibuaian Sang Ibunda, bibir Bayu Ambar nampak mengulum senyuman kecil..
“Bayu..” Panggil gw dengan suara lirih bergetar, berharap sosok yang namanya disebut membuka mata dan menoleh ke diri ini..

Tapi, nihil.. Bayu Ambar tetap tak mau mendengar kan panggilan gw..

“Bayu, bangunlah” Panggil gw lagi dengan suara sedikit lebih keras sambil melempar pandangan ke sosok Nyi Mas Galuh Pandita..

Sang Ibunda hanya menggelengkan kepala dan memejamkan kedua mata, bersamaan dengan jatuhnya dua tetes air mata Beliau tepat di kening Bayu Ambar.. Seketika gw tertegun melihat reaksi Nyi Mas Galuh Pandita.. Lalu menatap sendu ke arah Bayu Ambar dengan kedua mata yang mulai terasa pedih..

“Innalillaahi Wa Innaailaihi Radziun” Ucap gw lirih dengan leher yang terasa kering tercekik..

Sambil meneteskan dua air bening, tangan gw yang gemetaran menahan sedihnya sebuah rasa kehilangan, menggenggam jemari dingin Bayu Ambar di tangan kanan.. Hari ini, lagi-lagi gw harus menelan pahit kenyataan karena telah meninggalnya satu sosok sahabat gaib..

Di telinga gw terus terngiang-ngiang suara Bayu Ambar.. Saat ia membujuk gw untuk menyatu dengan dirinya dan Kitab Langit.. Saat ia meminta gw untuk mengorbankan diri bersamanya.. Meski pada kenyataan, malah ia yang mengorbankan diri sendiri demi keselamatan gw..

Dalam benak gw juga terbayang saat-saat Bayu Ambar muncul sebagai sosok lawan yang dipenuhi dendam membara ke Ayahanda dan saudara kembarnya sendiri, Jagat Tirta.. Sangat tidak disangka, sesosok Jin paling kami takuti saat itu akan menjadi pahlawan bagi semua hari ini..

“Semoga Allah SWT, mengampuni segala dosa dan memberikan mu tempat terbaik di sisi Nya, sahabat sekaligus saudara ku, Bayu Ambar” Ucap gw melantunkan seuntai do’a dalam sanubari, diiringi kepala tertunduk dan kedua mata yang terpejam mengalirkan airmata..

“Suta Dewa, jika kau tidak berkeberatan aku akan membawa jasad putera mu ke tempat persemayaman khusus di Kerajaan ku” Ucap Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja yang membuat gw mengangkat kepala..

Ki Suta nampak sedikit terkejut mendengar ucapan junjungannya.. Untuk beberapa saat, beliau melempar pandangan ke arah Jagat Tirta yang wajahnya masih diliputi kesedihan.. Jagat Tirta sendiri hanya menatap kosong ke arah Ayahandanya tanpa mengucapkan sesuatu.. Lalu mengalihkan pandangan ke jasad Bayu Ambar dan melayang mendekat.. Sambil menyandarkan kepala di bahu sang Ibunda, Jagat Tirta membelai wajah dingin adik kembarnya.. Kemudian, Nyi Mas Galuh Pandita nampak memeluk kepala Jagat Tirta seraya memejamkan kedua mata..

“Mohon ampun, Baginda.. Bukan maksud hamba menolak anugerah terakhir untuk mendiang Ananda Bayu Ambar.. Akan tetapi jika diperbolehkan, hamba akan membawa jasad sang putera ke kediaman” Jawab Ki Suta sambil menyatukan kedua tangan dan menundukkan wajah pertanda hormat..

Untuk beberapa saat, sosok Harimau Putih menoleh ke arah jasad Bayu Ambar yang masih berada diatas pangkuan Ibundanya.. Lalu, beralih ke sosok Jagat Tirta yang bersimpuh di sebelah Nyi Mas Galuh Pandita..

“Baiklah, aku tidak keberatan.. Sebaiknya, lekas kau bawa jasad putera mu dan urus pemakamannya dengan sangat baik”

Mendengar jawaban Junjungannya barusan, Ki Suta langsung menganggukkan kepala dan melayang mendekati Isteri serta dua putera, yang salah satunya telah tak bernyawa.. Anggie segera membantu gw berdiri dan melangkah mundur satu tombak menjauh.. Perlahan, gw melihat Ki Suta memegangi bahu isterinya yang nampak masih sangat terpukul atas kematian Bayu Ambar.. Namun, dengan dibantu Jagat Tirta dan Sekar Kencana, akhirnya Nyi Mas Galuh Pandita mau melepaskan jasad sang Putera dari atas pangkuannya..

“Ananda, Bayu.. Kali pertama Ayahanda menggendong mu dengan berurai air mata saat menyerahkan diri mu ke Penguasa Gaib Tanah Pasundan ratusan tahun silam.. Tapi hari ini, semua airmata kesedihan Ayahanda berganti kebanggaan luar biasa terhadap mu.. Dengan kepala terangkat dan dada membusung, Ayahanda akan menggendong mu untuk terakhir kali sebagai pahlawan” Bisik Ki Suta seraya mencium lembut kening Bayu Ambar..

Setelah sempat mencium kening Bayu Ambar, Ki Suta nampak membopong jasad sang putera dengan sangat hati-hati.. Sementara, ketiga anggota keluarganya yang lain nampak melayang berdiri mengapit.. Pandangan mata ketiga sosok gaib yang masih diselimuti raut kesedihan, terkecuali sorot bangga Ki Suta, nampak menatap kami semua untuk beberapa saat.. Namun, gw sempat menelisik, pandangan Ki Suta lebih cenderung ke arah sosok Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja..

“Hamba dan keluarga mohon diri, Baginda.. Selepas ini, kami akan kembali dan memakamkan putera ku” Ucap Ki Suta dengan suara terdengar lantang penuh kebanggaan..

Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja nampak menganggukkan kepala ke keempat sosok gaib..

“Pergilah, Suta Sewa.. Makamkan putera mu sebaik mungkin.. Aku sendiri akan mengumumkan Bayu Ambar sebagai Pahlawan di seluruh kerajaan” Ucap Harimau Putih yang membuat Ki Suta tersenyum, lalu membalikkan diri menghadap semua sosok sahabat gaib, saat wujud Ki Suta bersama keluarga nya telah menghilang..

Satu langkah melayang di ambil Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja dan meninggalkan gw serta Anggie setombak dibelakang Beliau.. Kemudian, ia melayang tiga tombak di angkasa dan memandangai setiap wajah sosok sahabat gaib secara seksama..

“Pertempuran melawan Angkara Murka telah usai.. Aku bangga terhadap perjuangan kalian demi menegakkan kebenaran, meski kenyataannya kita telah kehilangan sosok Bayu Ambar.. Braja Krama telah menyadari kesalahan yang ia perbuat dan saat ini sedang menebus segala dosa dengan Tapa Brata di tempat yang aku pilihkan ” Kata Harimau Putih dengan suara lantang yang disambut senyuman semua sosok sahabat gaib..

Selepas berucap, Sang Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja nampak memejamkan kedua mata.. Tak lama setelah itu dua buah sinar terang jatuh melesat dari atas langit ke arah Krama Raja.. Gw sempat melihat sosok laki-laki berambut panjang dengan pakaian gamis berwarna putih itu, juga memejamkan kedua indera penglihatan.. Sebelum sinar terang jatuh menerpa dan menyelimuti tubuhnya..

Setelah sinar tersebut lenyap, wujud Krama Raja sudah menjelma hampir sama persis menyerupai sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan, Braja Krama.. Jubah merah bertabur batu permata aneka warna dengan pangkal tersemat di bahu.. Sementara, ujung jubah memanjang menutupi punggung hingga hampir menyentuh kedua mata kaki Krama Raja yang sudah terikat dua sandal emas..

Mahkota yang terbuat dari logam mulia bertabur batu permata berukuran cukup besar sudah tersemat menutupi kepala dan rambut panjang Krama Raja.. Baju gamis putih yang ia kenakan semula pun telah berubah menjadi sepasang baju dan celana sutra berwarna hitam.. Perbedaan terakhir nampak di genggaman tangan Krama Raja yang sudah tergenggam sebuah tongkat emas pelambang suatu kekuasaan..

“Hari ini, aku mengumumkan Krama Raja sebagai pengganti Braja Krama untuk menjadi Penguasa Gaib Tanah Pasundan” Kata Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja, dengan suara lantang yang di sambut pandangan terbelalak di susul senyuman semua sosok yang ada..

Semua pasang mata nampak memandangi sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang baru, yaitu Krama Raja.. Terlihat jelas raut kepercayaan dan kepuasan diri dari tiap wajah, setelah mendengar keputusan yang disampaikan sang Junjungan..

“Aku percaya, Krama Raja akan menjadi Penguasa yang adil dan mementingkan seluruh rakyatnya tanpa mendahulukan hawa nafsu dan keinginan pribadi”

Gw yang berdiri di sebelah Anggie, melemparkan pandangan ke gadis itu sambil menyunggingkan sebuah senyuman.. Anggie juga sama menoleh ke arah gw dengan wajah nampak jauh lebih cantik di hiasi senyuman manis.. Perlahan, ia memeluk lengan dan menggenggam jari-jari di tangan kanan gw.. Lalu, menempelkan kepala di atas lengan sambil terus menatap ke sosok Harimau Putih jelmaan sang Kakek Moyang

“Kitab Langit pun telah aku kunci dalam raga ku sendiri tanpa bisa ada lagi sosok yang akan mampu mengambilnya.. Kepada Penguasa Kerajaan Laut Utara beserta Patih dan Penjaga Gerbang utusan Ratu Laut Selatan, aku ucapkan ribuan terima kasih karena telah membantu.. Raden Dwipa, Penguasa Pulau Tidung.. Aku juga menghaturkan banyak terima kasih atas bantuanmu”

Keempat sosok yang disebut Sri Baduga Maharaja, seketika menganggukkan kepala secara bergantian..

“Sebuah kehormatan bagi aku sendiri beserta Patih Jaka Wastra dan Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan, untuk dapat bertatap muka langsung dengan sosok Baginda Penguasa Tanah Padjadjaran yang termasyhur.. Setelah ini aku dan Raden Jaka Wastra akan undur diri mengajak Dewi Ayu Anjani dan kembali ke Kerajaan Laut Utara” Jawab sosok berwajah jelita Ratu Laut Utara yang di iringi anggukan kepala Maha Patih dan Dewi Ayu Anjani..

“Aku selaku Penguasa Pulau Tidung juga merasa beruntung berjumpa dengan mu, Sri Baduga Maharaja Padjadjaran.. Aku pun akan kembali ke daerah kekuasaan dan tidak akan melupakan apa yang telah kami semua alami hari ini” Timpal Raden Dwipa sambil merapatkan kedua telapak tangan dan menundukkan kepala satu kali..

Sosok Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja terdengar mangaum lirih, seperti sebuah pertanda bahwa ia mengizinkan keempat sosok tersebut untuk meninggalkan tempat.. Selepas suara auman harimau lenyap, terdengar suara gelombang ombak yang menggulung dari arah sisi Barat gunung .. Tak lama kemudian, terlihat segulung ombak besar naik dari sisi yang sama.. Sosok Ratu Laut Utara nampak sempat melemparkan senyumannya ke Krama Raja.. Lalu, melemparkan pandangan ke arah gw sambil menyimpulkan senyuman yang sama..

“Hiduplah berbahagia selalu dengan gadis keturunan Prabu Siliwangi, menantu ku.. Kau dan mendiang puteri ku Dewi Arum Kesuma memang tidak berjodoh.. Tapi, aku akan selalu menganggap mu sebagai menantu, anak muda.. Ingat pintu gerbang kerajaan ku akan selalu terbuka untuk mu” Ucap Ratu Laut Utara yang terdengar dalam batin gw, bersamaan dengan melayangnya ia bersama dua sahabat gaib yang lain..

Sontak, gw menundukkan kepala satu kali sambil melemparkan senyuman ke arah Beliau yang nampak sudah berada di atas buih-buih ombak.. Sementara, di sebelah beliau nampak Raden Jaka Wastra mengulum senyuman hangat ke arah gw.. Akan tetapi, gw sempat mengerutkan dahi begitu menyadari pandangan Dewi Ayu Anjani terlihat melirik ke arah Ridho yang nampak sedang melempar senyuman manis ke arahnya.. Seketika, Suluh yang sepertinya mengetahui hal tersebut.. Langsung menggandeng lengan Ridho dan merenggut wajah suami nya itu hingga menatap ke arah lain..

Segulung ombak yang nampak bergulung-gulung diatas gunung sebelah barat, perlahan turun membawa ketiga sosok dari dua Kerajaan Laut yang berbeda.. Lalu, dengan suara deburan yang terdengar keras Cumiakkan kedua telinga, ombak maha besar itu secepat kilat melesat menghilang entah kemana..

Dari arah Raden Dwipa, Beliau nampak sedang berpamitan dengan semua sosok sahabat gaib lain dan ketiga saudara serta Babeh Misar.. Lalu yang terakhir, Raden Dwipa melemparkan pandangannya ke arah gw.. Sebuah senyuman hangat kembali di sunggingkan Penguasa Gaib Pulau Tidung.. Gw pun membalsnya sambil menundukkan kepala satu kali.. Setelah itu, Raden Dwipa nampak menyibak jubah kebesarannya dan menghilang tanpa bekas bersamaan dengan terpaan angin sepoy-sepoy yang menyapu kami semua..

“Ketiga Penjaga Gerbang Gaib, Ki Purwagalih dan Ki ******.. Aku juga sangat berterima kasih atas bantuan kalian.. Sudah tiba saatnya, kalian masing-masing kembali ke tempat yang seharusnya kalian berada” Ucap Harimau Putih ke arah Ki Braja Sapta, Nyi Roro Ranggas dan Nyi Durga Daksa serta Ki Purwagalih dan Jin Penjaga nya Reinata..

Kelima sosok gaib tersebut serentak menundukkan kepala dan mulai menghilang masing-masing secara bergantian hingga yang terakhir adalah sosok cantik Nyi Durga Daksa.. Gw yang masih berdiri bersama Anggie di belakang Harimau Putih jelmaan Kakek Moyangnya calon isteri gw itu, sempat melihat Babeh Misar berbisik ke Nyi Durga Daksa.. Seperti sedang meminta untuk dibawa serta oleh Penjaga Gerbang Gaib Selatan itu..

Awalnya, Nyi Durga Daksa nampak bimbang dan risih.. Akan tetapi, entah apa yang diucapkan Babeh Misar hingga akhirnya jin cantik itu pun menganggukkan kepala pertanda setuju.. Saat tangan Babeh Misar sudah memegang bahu Nyi Durga Daksa dan bersiap menghilang, tiba-tiba Harimau Putih jelmaan Sri Baduga Maharaja berucap kembali..

“Keturunan Suta Dewa bergelar Bajing Item, tunggulah sejenak disini.. Ada sesuatu yang hendak aku sampaikan kepada mu”

Wajah kedua sosok berlainan alam dan kelamin yang sudah bersiap pergi menghilang itu, nampak sedikit terkejut.. Jika wajah Nyi Durga Daksa terlihat lega, lain hal dengan wajah Babeh Misar.. Wajah berkerut Sang Bajing Item seketika menekuk meski disembunyikan dalam tundukkan..

Gw sempat tertawa kecil melihat Babeh Misar dengan sangat berat hati melepas pegangannya dari bahu Nyi Durga Daksa.. Si Babeh gagal modusin sosok cantik Penjaga Gerbang Gaib Selatan..
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.