- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#5668
Sri Baduga Maharaja...
Gw tertegun mendengar ucapan Bayu Ambar.. Ingatan gw kembali melayang ke masa dimana gw memutuskan untuk mengorbankan diri dengan meminta Pedang Jagat Samudera menusuk jantung, saat Bayu Ambar yang masih dikuasai dendam ke Ki Suta menguasai raga.. Tak disangka, sekarang keadaannya berbalik.. Meski masih sama dikuasai oleh Bayu Ambar seperti waktu itu, tapi kali ini ia sendiri yang memutuskan untuk mengorbankan diri bersama gw..
Sebelum menjawab pertanyaan Bayu Ambar, gw memintanya melempar pandangan mata gw ke belakang.. Disana, didalam gelungan sosok macan kumbang jelmaan Bayu Barata, Anggie nampak tenang terlindungi.. Benak gw menimbang ucapan Bayu Ambar tentang sebuah pengorbanan, sambil menatap tiap-tiap wajah tak berdaya yang masih duduk bersila mempertahankan diri dari serangan hawa dingin..
Semua sosok yang sudah dalam keadaan terluka cukup parah, menyiratkan ketidakmampuan mereka untuk melawan Braja Krama.. Terlebih sorot mata tiap sahabat gaib dan ketiga saudara, yang seolah menaruh harapan besar ke gw dan Bayu Ambar.. Sebuah harapan besar agar kami bisa menaklukkan sosok Angkara Murka..
Dalam hati, rasa ego untuk sesaat muncul mempermainkan diri.. Ego yang menimbulkan pertanyaan konyol disaat genting seperti ini..
Mengapa harus gw yang mengorbankan diri? Mengapa bukan Krama Raja atau Penguasa Kerajaan Laut Utara? Mereka jauh lebih tinggi kesaktiannya dibanding gw dan Bayu Ambar.. Gw seharusnya hanya menyaksikan saja seperti ketiga saudara, sambil menjaga Anggie.. Gw dan Anggie seharusnya berakhir dipelaminan, bukan malah akan terpisah untuk selamanya..
Kira-kira, seperti itu lah pertanyaan dan pernyataan yang ditimbulkan ego.. Akan tetapi, gw kembali sadar.. Bahwa diatas kepentingan yang mengatas namakan diri sendiri, gw harus mendahulukan kepentingan orang banyak.. Gw harus mengutamakan keselamatan orang-orang yang gw sayangi, tanpa harus memikirkan keselamatan diri.. Ini sudah menjadi tanggung jawab gw sebagai Sang Pembuka Kitab Langit.. Bersamaan dengan helaan nafas panjang yang ditarik Bayu Ambar, gw menepis semua rasa ego..
“Baiklah, Bayu.. Aku siap mengorbankan diri bersama mu.. Demi keselamatan mereka semua.. Terutama keselamatan kekasihku dan ketiga saudara” Ucap gw dengan memantapkan hati..
Bayu Ambar menyunggingkan senyuman tenang di wajah gw dan kembali membalikkan badan menghadap Naga Hitam.. Dari atas, tubuh sosok Naga raksasa nampak sudah kembali terlapisi es tebal dan melesat cepat ke arah gw sambil membuka mulut lebarmya.. Bayu Ambar langsung memejamkan kedua mata gw untuk meminta seluruh hawa sakti Kitab Langit menyatu dalam tubuh.. Untuk sedetik, Bayu Ambar berbisik ke batin gw untuk mengucapkan sesuatu yang harus gw sendiri yang mengucapkan..
“Aku Sang Pembuka, meminta mu memberi seluruh Hawa Sakti ke tubuh ini”
Dengan penuh penghayatan, gw mengucapkan apa yang telah dibisikkan Bayu Ambar tadi.. Sekejap kemudian, tenaga maha dahsyat muncul dan menekan jantung.. Lalu membuat kobaran api berwarna biru nampak kian menyala menjilat-jilat keluar dari seluruh tubuh.. Bersamaan dengan terbuka nya kedua mata yang juga sudah memendarkan pijaran api berwarna sama..
Sebenarnya, rasa terbakar dijantung kian menjadi.. Namun gw dan Bayu Ambar sudah memutuskan untuk menahan rasa sakit itu.. Bagaimana pun juga, kami berdua harus bisa mengalahkan Braja Krama demi keselamatan semua sahabat dan Anggie.. Melihat sosok Naga raksasa berlapis es kian mendekat, Bayu Ambar berteriak kencang dari lisan gw..
“HIAAAT”
Lalu membawa tubuh gw melesat dengan posisi berputar menyongsong serangan semburan jutaan partikel es yang seketika bisa membeku kan seluruh raga dari mulut Naga raksasa..
BYAARRR..
Suara hancurnya semburan es yang terkena kobaran api dari Ajian Sukma Geni di tubuh gw yang terus berputar, terdengar cumiakkan kedua telinga.. Sosok Naga Hitam bertubuh dilapisi es, nampak berhenti bergerak dan terus menyemburkan jutaan partikel es tiada henti, yang langsung menguap menjadi kabut dengan tingkat dingin luar biasa, begitu terbakar Ajian Sukma Geni..
Tubuh gw yang masih dikuasai Bayu Ambar semakin cepat berputar, berusaha menembus semburan es ciptaan Braja Krama.. Melihat jarak tubuh lawan sudah kian dekat dengan moncong besarnya, Naga raksasa jelmaan Raja Jin menutup mulut dan melesat ke atas seakan mencari waktu untuk bisa menggunakan Ajian nya lagi, sambil mengibaskan ekor sebagai serangan lain..
WUSSSH..
Suara gelombang angin dari kibasan ekor Naga raksasa, terdengar menderu saat berhasil di hindari Bayu Ambar.. Tak mau lawan lolos.. Secepat kilat, Bayu Ambar melompat dan hinggap di bagian atas ekor Naga raksasa.. Lalu, secepat kilat ia membawa tubuh gw untuk berlari diatas ekor Naga jelmaan Braja Krama.. Kobaran api biru dari Ajian Sukma Geni di kedua kaki gw, seketika menghancurkan lapisan es tebal pelindung tubuh sang Naga..
“ROARRRR”
Sontak, raung kesakitan Naga raksasa terdengar bersamaan dengan hancurnya tiap lapisan es pelindung tubuhnya, begitu terinjak oleh kedua kaki gw.. Bayu Ambar sama sekali tidak memperdulikan raung kesakitan lawan.. Ia terus membawa tubuh gw berlari menuju kepala sang Naga..
Begitu tiba di bagian leher Naga Hitam yang dilindungi puluhan sisik-sisik tajam setinggi pohon kelapa, Bayu Ambar melompat sambil bersalto dan mendarat tepat di atas kepala Naga..
NYESSSS.... KRAAAKKK
Suara meleleh dan retaknya lapisan es pelindung terakhir di tubuh Naga jelmaan Braja Krama yang seharusnya melindungi kepala terdengar keras.. Bersamaan dengan hancurnya lapisan es pelindung tersebut saat dua kaki gw mendarat di atasnya.. Sekali lagi Naga raksasa yang tubuh hitamnya kembali terlihat polos tanpa perlindungan terdengar meraung, sambil bergerak berputar dan membuat Bayu Ambar langsung menangkap dua tanduk kecil yang nampak bercabang dari dua tanduk besar sosok gaib itu agar tidak terjatuh.. Sosok Naga Hitam terus melesat tinggi ke angkasa sambil terus berputar, mencoba menjatuhkan gw yang masih dibawah pengaruh Bayu Ambar..
Sambil bergelantungan dan terus berpegang pada dua bagian tanduk kecil, gw dan Bayu Ambar sama-sama meringis menahan sakit yang semakin membakar jantung..
“Kau masih bisa bertahan, Imam? Sesaat lagi, kita bisa melumpuhkan Naga sialan ini” Tanya Bayu Ambar dalam batin gw..
“Tenang saja, Bayu.. Aku akan terus mencoba menahan sakit sampai kita benar-benar bisa mengalahkan angkara murka”
Sebuah senyuman kecil disunggingkan Bayu Ambar diwajah gw.. Dengan hawa sakti Kitab Langit yang seluruhnya telah terkumpul, Bayu Ambar memejamkan kedua mata gw lagi dan mengobarkan api biru yang seketika ikut membakar kepala Naga raksasa dari bawah..
“ROARRRR”
Sontak suara raung kesakitan Naga jelmaan Braja Krama menggaung, begitu kobaran api biru di tubuh gw membakar kepalanya.. Bersamaan dengan raung kesakitan, Naga Hitam membalikkan tubuh kembali dan membuat gw langsung setengah berlutut saat posisi sudah kembali berpijak diatas kepala nya yang dilalap api biru.. Gw dan Bayu Ambar yang sudah tidak lagi mengindahkan rasa sakit dijantung, sama-sama menggunakan tenaga dahsyat dari hawa sakti Kitab Langit dan memutar dua tanduk kecil Naga Hitam untuk memaksa tubuh mahluk itu menukik turun ke bawah..
“BODOH!!! APA YANG KALIAN LAKUKAN?” Teriak Naga Hitam raksasa jelmaan Braja Krama yang terus meluncur ke bawah atas kendali Bayu Ambar di tubuh gw..
“AKU MENGAJAK MU MATI BERSAMA, KAKEK TERSAYANG” Balas Bayu Ambar dengan suara tak kalah kencang..
Sosok gw dan Naga Hitam yang sudah terbakar, tak ubahnya seperti sebuah bintang berekor yang diselimuti api biru.. Tubuh kami terus meluncur ke bawah dengan gerakan sangat cepat.. Dari arah kumpulan ketiga saudara dan semua sosok sahabat gaib, terdengar suara teriakan Sekar dan Suluh serta Ridho yang memanggil nama gw.. Bukan itu saja, semua pasang mata sahabat gaib nampak terbelalak melihat tindakan yang gw lakukan.. Terlebih ketiga pasang mata Ki Suta, Nyi Mas Galuh Pandita dan Jagat Tirta..
“Aku mohon jangan menangis, Imam.. Aku tidak suka menitikkan air mata meski bukan berasal dari diriku” Ucap Bayu Ambar, menyadari tetesan airmata di kedua indera penglihatan gw terbawa deras nya angin yang menderu dari bawah..
Gw terdiam tak menjawab ucapan Bayu Ambar.. Kedua mata gw yang mengeluarkan api biru, terpejam.. Pikiran gw terfokus ke Ridho.. Mencoba untuk berbicara lewat batin saudara gw itu..
“Bree, gw titip Ibu sama Ayu yaa.. Titip salam sayang juga dari gw buat Anggie”
Selepas berucap demikian, gw menutup jalan batin agar tidak seorang pun bisa mengatakan sesuatu disana.. Gw melakukan hal itu untuk lebih menenangkan diri dari semua sosok yang pasti akan mencoba mencegah keputusan gw dan Bayu Ambar.. Dan benar saja, mengetahui batin gw tertutup, Ridho terdengar berteriak-teriak dari bawah yang terdengar samar karena deru angin memenuhi rongga indera pendengaran gw..
Yang bisa gw lihat hanya kedua mata Ridho sudah dibanjiri airmata sambil terus berteriak histeris.. Akan tetapi, gw kenal betul betapa ‘batu’ nya saudara gw yang satu itu.. Gw sempat kaget melihat Ridho melesat cepat menyongsong gw dari bawah.. Namun, Nyi Dirga Daksa seketika membuka mulut dan melesatkan lidah panjangnya yang langsung membelit pinggang Ridho dan menghentikan gerakan suami nya Suluh..
Sambil meronta dan berteriak-teriak, sosok Ridho dibawa turun kembali berpijak diatas tanah berbatu.. Sebuah senyuman tersungging diwajah gw, saat melihat Ridho sedang menangis dalam pelukan isterinya, Suluh.. Satu-satunya saudari gw dari hubungan darah yang terjalin ratusan tahun lalu itu, nampak menyeka airmata nya sambil melempar pandangan ke arah gw.. Disebelah Suluh, Bimo nampak tertegun menatap ke atas.. Sempat gw melihat ia menyeka kedua mata, lalu menganggukkan kepala..
Satu anggukan kepala dari Bimo yang menatap nanar ke arah gw dengan kedua mata basah, bersatu dengan sebuah senyuman manis namun mengandung duka teramat dalam yang dilemparkan Suluh.. Sepertinya, Suluh dan Bimo mengerti segala niat dibalik keputusan gw yang akan segera memisahkan kami semua..
Sementara, Sekar Kencana nampak sedang dipegangi suaminya, Jagat Tirta.. Berkali-kali Jin Penjaga gw itu terlihat menjerit memanggil nama gw, sambil mencoba melesat dan mencegah apa yang akan gw lakukan bersama Bayu Ambar.. Namun, Jagat Tirta sama sekali tidak mengkhendaki isterinya itu untuk melakukan hal tersebut.. Alhasil, Sekar Kencana hanya bisa menangis tersedu-sedu di dalam dekapan suaminya.. Dan Jagat Tirta, dengan pandangan sayu menoleh ke arah gw..
Saat tiba di jarak dua puluhan tombak dari atas permukaan tanah berbatu, gw meminta Bayu Ambar untuk melemparkan pandangan ke arah Bayu Barata yang sudah menjelma kembali ke sosok aslinya.. Kedua mata Jin Penjaga gw yang kedua itu nampak berkaca-kaca memandangi wajah gw yang terus meluncur bersama Naga Hitam jelmaan Braja Krama.. Gw melemparkan senyuman kecil ke Bayu Barata, yang telah menunaikan tugasnya untuk terakhir kali.. Yaitu menjaga sosok seorang gadis yang sangat gw cintai..
Ya.. Anggie yang nampak pucat namun tetap cantik dimata gw, masih tergolek tak sadarkan diri di hadapan Bayu Barata.. Sosok seorang gadis yang seharusnya sudah direncanakan menjadi pelengkap tulang rusuk gw setelah pertempuran ini.. Tapi sayang, semua hanya sekedar rencana.. Pertempuran kali ini, memaksa kami berdua untuk menelan takdir pahit yang berlaku atas sucinya cinta dan indahnya kisah, karena sesaat lagi alam kami akan segera terpisah untuk selamanya..
Sambil menghela nafas panjang dan membiarkan airmata tersapu derasnya angin.. Bayu Ambar sempat menyeka kedua mata dengan punggung tangan kanan gw.. Namun, kami berdua sama terkesiap melihat cairan yang mengalir dari mata, bukan lah airmata.. Akan tetapi, tetesan darah segar berwarna merah yang kental.. Bayu Ambar melemparkan pandangan gw kembali menatap ke tanah berbatu.. Kami berdua meringis menahan sakit teramat sangat, bersamaan dengan tetasan darah yang sudah membanjiri hidung dan telinga.. Sementara dari dalam mulut, gw merasakan cairan kental terasa mendorong ingin termuntahkan..
Gw tahu, diri ini sudah benar-benar terluka dalam cukup parah karena tak mampu menahan tekanan hawa sakti Kitab Langit dalam tubuh.. Namun, gw dan Bayu Ambar sama-sama sudah membulatkan tekad untuk menyelesaikan tugas dan niat kami menaklukkan Braja Krama.. Lagi pula, sebentar lagi tubuh gw dan Naga Hitam jelmaan Braja Krama akan hancur menghantam tanah pasir nan keras dan berbatu..
Akan tetapi, dijarak belasan tombak dari atas tanah.. Kedua telinga gw menangkap suara auman keras sosok harimau misterius, yang menggoncang seluruh gunung.. Lalu, indera penglihatan gw yang masih dikuasai Bayu Ambar melihat selarik sinar putih sangat terang melesat dari bawah Bayu Barata dan melayang-layang tepat di atas tanah tempat tubuh gw dan Naga Hitam akan hancur bertubrukan nantinya..
“Astaghfirullah, Anggie” Pekik gw tertahan, saat sinar putih terang yang melayang-layang diatas tanah, menjelma menjadi sosok seorang gadis yang sangat gw cintai..
Sosok Anggie yang nampak melayang dua jengkal di atas tanah, terlihat menatap kami dengan kedua bola mata sudah memutih semua.. Kedua telapak tangannya yang memendarkan sinar putih terang, terbuka seperti siap menghadang kami..
“BAYU, PUTAR TUBUH NAGA JELMAAN BRAJA KRAMA” Teriak gw dalam hati, yang langsung membuat Bayu Ambar mengerahkan seluruh hawa sakti Kitab Langit untuk memutar kepala dan tubuh Naga Hitam.. Tapi...
“HOEEEKK”
Gw memuntahkan darah segar ke samping, yang langsung lenyap terbawa derasnya angin.. Bersamaan dengan tekanan Hawa Sakti Kitab Langit yang menyerang bagian dalam tubuh.. Seluruh raga gw kembali bergetar hebat dengan kedua kaki jatuh setengah berlutut di atas kepala Naga Hitam..
“TIDAK AKAN KUBIARKAN.. SEPERTI KATAMU TADI, KITA MATI BERSAMA.. KALI INI KEKASIHMU PUN AKAN IKUT SERTA” Teriak Braja Krama dari moncong besar Naga raksasa jelmaannya..
Mendengar ucapan Braja Krama, gw dan Bayu Ambar sepakat memaksakan diri untuk kembali bangkit dan menghimpun seluruh Hawa Sakti Kitab Langit di kedua pergelangan tangan..
“AAARRRGGGHHH”
Sambil berteriak kencang, gw berusaha memutar kepala Naga Hitam sekaligus tubuhnya agar jangan sampai menghantam sosok Anggie yang sedang berdiri menghadang dibawah sana.. Akan tetapi, jarak kami bertiga sudah sangat dekat.. Meski mengerahkan semua Hawa Sakti Kitab Langit di dalam tubuh pun, sosok Anggie tetap akan terhantam sosok Naga Hitam.. Seketika gw berteriak ke semua sosok sahabat gaib yang malah nampak tertegun menyaksikan kejadian ini..
“SELAMATKAN GADIS ITU!!!!”
Teriak gw dengan suara sangat-sangat lantang dan menyadarkan semua sosok sahabat gaib dari ketertegunan.. Nyi Mas Galuh Pandita nampak melemparkan Selendang Birunya ke arah Anggie, berniat menarik gadis itu dari atas tanah berbatu tempat tubuh gw dan Naga Hitam akan hancur bertubrukan.. Namun, Anggie malah menoleh dan meniupkan udara dari mulut mungilnya yang seketika membuat Selendang Biru milik Nyi Mas Galuh Pandita berbalik arah..
Bersamaan dengan itu, wajah Anggie nampak menatap kembali ke arah Naga Hitam dan gw yang sesaat lagi akan menghantam tubuhnya.. Dengan gerakan lambat, tangan kiri Anggie terayun ke arah kami.. Sementara, telapak tangan kanannya tetap terbuka lurus ke depan..
WUSSSHHH...
Segelombang angin dahsyat seketika menghantam tubuh gw yang masih dikuasai Bayu Ambar dan membuat pegangan tangan di kedua tanduk kecil Naga Hitam terlepas.. Baik gw dan Bayu Ambar sempat sama berteriak saat terlempar jauh ke belakang, akibat terhantam gelombang angin dari sapuan telapak tangan kiri Anggie..
Sebelum tubuh ini jatuh diatas tanah berbatu, gw sempat melihat sosok Naga Hitam yang terus meluncur hendak menghantam sosok Anggie, seketika terhenti persis sejengkal di depan telapak tangan kanan gadis itu..
BRUUKKK..
Suara jatuhnya tubuh gw diatas tanah berbatu, terdengar cukup keras dan membuat ketiga saudara segera menghampiri.. Gw yang sempat memuntahkan lagi segumpal darah segar berwarna merah, segera di dudukkan bersila oleh Ridho.. Dengan cepat, saudara gw itu mencoba menyalurkan tenaga dalam untuk menyembuhkan.. Namun..
“AWWW”
Ridho terdengar kembali terpekik, saat kedua tangannya menyentuh punggung gw yang tidak dilapisi sehelai benang pun.. Gw yang sudah dalam keadaan benar-benar disiksa rasa sakit, langsung roboh kembali tergeletak tak berdaya diatas tanah.. Pandangan gw yang mulai samar, nampak menatap sosok Anggie yang berhasil menahan moncong besar Naga Hitam jelmaan Braja Krama persis satu jengkal di depan telapak tangan kanannya..
Sambil menatap dengan kedua bola mata memutih, Anggie terlihat menurunkan kelima jari di telapak tangan kanannya secara perlahan..
“ROAARRRR”
Raung kesakitan Naga Hitam yang sebagian besar tubuhnya sudah mengepulkan asap karena telah hangus terbakar api biru Ajian Sukma Geni milik Bayu Ambar dari Ilmu Terlarang di Kitab Langit terdengar.. Bersamaan dengan semakin turunnya sosok Naga jelmaan Braja Krama itu hingga menyentuh tanah dan terus meringsek masuk ke dalamnya, mengikuti gerakan tangan Anggie yang perlahan turun ke bawah..
Gw yang melihat sosok Anggie sedang melemparkan pandangan kedua bola mata putihnya ke arah kami, mencoba mengumpulkan sisa-sisa kekuatan.. Dengan dibantu oleh Ridho dan Bimo, gw bangkit kembali dan menatap ke Anggie yang sepertinya sedang dirasuki sosok misterius penyelamat kami semua..
Untuk beberapa saat, Anggie nampak dingin menatap gw dan ketiga saudara.. Sementara, semua sosok sahabat gaib yang ada di sekitar tertegun memperhatikan gerak-gerik Anggie.. Sepertinya, mereka semua menunggu sesuatu yang akan terjadi setelah ini.. Sementara, sosok Anggie terlihat merapalkan sesuatu dari bibir mungilnya..
Tiba-tiba, terdengar auman harimau lain yang saling bersahutan setelah Anggie selesai merapalkan sesuatu.. Perlahan, kedua mata gw yang masih dikuasai Bayu Ambar terbelalak, melihat tiga sosok harimau belang hitam kuning muncul di samping kiri dan kanan Anggie.. Sontak, Bayu Ambar melepas rangkulan Ridho dan Bimo.. Lalu, terjatuh berlutut sambil menundukkan kepala penuh hormat.. Hal serupa juga terjadi pada semua sosok gaib yang langsung berlutut melihat kemunculan tiga harimau misterius.. Kecuali Krama Raja dan Ratu Laut Utara yang hanya menundukkan wajahnya pertanda segan..
"Siapa sosok yang ada dalam raga kekasihku, Bayu?" Tanya gw, yang penasaran melihat reaksi Bayu Ambar dan semua sosok sahabat gaib..
"Sri Baduga Maharaja" Jawab Bayu Ambar dalam batin gw, dengan suara terdengar bergetar...
Gw tertegun mendengar ucapan Bayu Ambar.. Ingatan gw kembali melayang ke masa dimana gw memutuskan untuk mengorbankan diri dengan meminta Pedang Jagat Samudera menusuk jantung, saat Bayu Ambar yang masih dikuasai dendam ke Ki Suta menguasai raga.. Tak disangka, sekarang keadaannya berbalik.. Meski masih sama dikuasai oleh Bayu Ambar seperti waktu itu, tapi kali ini ia sendiri yang memutuskan untuk mengorbankan diri bersama gw..
Sebelum menjawab pertanyaan Bayu Ambar, gw memintanya melempar pandangan mata gw ke belakang.. Disana, didalam gelungan sosok macan kumbang jelmaan Bayu Barata, Anggie nampak tenang terlindungi.. Benak gw menimbang ucapan Bayu Ambar tentang sebuah pengorbanan, sambil menatap tiap-tiap wajah tak berdaya yang masih duduk bersila mempertahankan diri dari serangan hawa dingin..
Semua sosok yang sudah dalam keadaan terluka cukup parah, menyiratkan ketidakmampuan mereka untuk melawan Braja Krama.. Terlebih sorot mata tiap sahabat gaib dan ketiga saudara, yang seolah menaruh harapan besar ke gw dan Bayu Ambar.. Sebuah harapan besar agar kami bisa menaklukkan sosok Angkara Murka..
Dalam hati, rasa ego untuk sesaat muncul mempermainkan diri.. Ego yang menimbulkan pertanyaan konyol disaat genting seperti ini..
Mengapa harus gw yang mengorbankan diri? Mengapa bukan Krama Raja atau Penguasa Kerajaan Laut Utara? Mereka jauh lebih tinggi kesaktiannya dibanding gw dan Bayu Ambar.. Gw seharusnya hanya menyaksikan saja seperti ketiga saudara, sambil menjaga Anggie.. Gw dan Anggie seharusnya berakhir dipelaminan, bukan malah akan terpisah untuk selamanya..
Kira-kira, seperti itu lah pertanyaan dan pernyataan yang ditimbulkan ego.. Akan tetapi, gw kembali sadar.. Bahwa diatas kepentingan yang mengatas namakan diri sendiri, gw harus mendahulukan kepentingan orang banyak.. Gw harus mengutamakan keselamatan orang-orang yang gw sayangi, tanpa harus memikirkan keselamatan diri.. Ini sudah menjadi tanggung jawab gw sebagai Sang Pembuka Kitab Langit.. Bersamaan dengan helaan nafas panjang yang ditarik Bayu Ambar, gw menepis semua rasa ego..
“Baiklah, Bayu.. Aku siap mengorbankan diri bersama mu.. Demi keselamatan mereka semua.. Terutama keselamatan kekasihku dan ketiga saudara” Ucap gw dengan memantapkan hati..
Bayu Ambar menyunggingkan senyuman tenang di wajah gw dan kembali membalikkan badan menghadap Naga Hitam.. Dari atas, tubuh sosok Naga raksasa nampak sudah kembali terlapisi es tebal dan melesat cepat ke arah gw sambil membuka mulut lebarmya.. Bayu Ambar langsung memejamkan kedua mata gw untuk meminta seluruh hawa sakti Kitab Langit menyatu dalam tubuh.. Untuk sedetik, Bayu Ambar berbisik ke batin gw untuk mengucapkan sesuatu yang harus gw sendiri yang mengucapkan..
“Aku Sang Pembuka, meminta mu memberi seluruh Hawa Sakti ke tubuh ini”
Dengan penuh penghayatan, gw mengucapkan apa yang telah dibisikkan Bayu Ambar tadi.. Sekejap kemudian, tenaga maha dahsyat muncul dan menekan jantung.. Lalu membuat kobaran api berwarna biru nampak kian menyala menjilat-jilat keluar dari seluruh tubuh.. Bersamaan dengan terbuka nya kedua mata yang juga sudah memendarkan pijaran api berwarna sama..
Sebenarnya, rasa terbakar dijantung kian menjadi.. Namun gw dan Bayu Ambar sudah memutuskan untuk menahan rasa sakit itu.. Bagaimana pun juga, kami berdua harus bisa mengalahkan Braja Krama demi keselamatan semua sahabat dan Anggie.. Melihat sosok Naga raksasa berlapis es kian mendekat, Bayu Ambar berteriak kencang dari lisan gw..
“HIAAAT”
Lalu membawa tubuh gw melesat dengan posisi berputar menyongsong serangan semburan jutaan partikel es yang seketika bisa membeku kan seluruh raga dari mulut Naga raksasa..
BYAARRR..
Suara hancurnya semburan es yang terkena kobaran api dari Ajian Sukma Geni di tubuh gw yang terus berputar, terdengar cumiakkan kedua telinga.. Sosok Naga Hitam bertubuh dilapisi es, nampak berhenti bergerak dan terus menyemburkan jutaan partikel es tiada henti, yang langsung menguap menjadi kabut dengan tingkat dingin luar biasa, begitu terbakar Ajian Sukma Geni..
Tubuh gw yang masih dikuasai Bayu Ambar semakin cepat berputar, berusaha menembus semburan es ciptaan Braja Krama.. Melihat jarak tubuh lawan sudah kian dekat dengan moncong besarnya, Naga raksasa jelmaan Raja Jin menutup mulut dan melesat ke atas seakan mencari waktu untuk bisa menggunakan Ajian nya lagi, sambil mengibaskan ekor sebagai serangan lain..
WUSSSH..
Suara gelombang angin dari kibasan ekor Naga raksasa, terdengar menderu saat berhasil di hindari Bayu Ambar.. Tak mau lawan lolos.. Secepat kilat, Bayu Ambar melompat dan hinggap di bagian atas ekor Naga raksasa.. Lalu, secepat kilat ia membawa tubuh gw untuk berlari diatas ekor Naga jelmaan Braja Krama.. Kobaran api biru dari Ajian Sukma Geni di kedua kaki gw, seketika menghancurkan lapisan es tebal pelindung tubuh sang Naga..
“ROARRRR”
Sontak, raung kesakitan Naga raksasa terdengar bersamaan dengan hancurnya tiap lapisan es pelindung tubuhnya, begitu terinjak oleh kedua kaki gw.. Bayu Ambar sama sekali tidak memperdulikan raung kesakitan lawan.. Ia terus membawa tubuh gw berlari menuju kepala sang Naga..
Begitu tiba di bagian leher Naga Hitam yang dilindungi puluhan sisik-sisik tajam setinggi pohon kelapa, Bayu Ambar melompat sambil bersalto dan mendarat tepat di atas kepala Naga..
NYESSSS.... KRAAAKKK
Suara meleleh dan retaknya lapisan es pelindung terakhir di tubuh Naga jelmaan Braja Krama yang seharusnya melindungi kepala terdengar keras.. Bersamaan dengan hancurnya lapisan es pelindung tersebut saat dua kaki gw mendarat di atasnya.. Sekali lagi Naga raksasa yang tubuh hitamnya kembali terlihat polos tanpa perlindungan terdengar meraung, sambil bergerak berputar dan membuat Bayu Ambar langsung menangkap dua tanduk kecil yang nampak bercabang dari dua tanduk besar sosok gaib itu agar tidak terjatuh.. Sosok Naga Hitam terus melesat tinggi ke angkasa sambil terus berputar, mencoba menjatuhkan gw yang masih dibawah pengaruh Bayu Ambar..
Sambil bergelantungan dan terus berpegang pada dua bagian tanduk kecil, gw dan Bayu Ambar sama-sama meringis menahan sakit yang semakin membakar jantung..
“Kau masih bisa bertahan, Imam? Sesaat lagi, kita bisa melumpuhkan Naga sialan ini” Tanya Bayu Ambar dalam batin gw..
“Tenang saja, Bayu.. Aku akan terus mencoba menahan sakit sampai kita benar-benar bisa mengalahkan angkara murka”
Sebuah senyuman kecil disunggingkan Bayu Ambar diwajah gw.. Dengan hawa sakti Kitab Langit yang seluruhnya telah terkumpul, Bayu Ambar memejamkan kedua mata gw lagi dan mengobarkan api biru yang seketika ikut membakar kepala Naga raksasa dari bawah..
“ROARRRR”
Sontak suara raung kesakitan Naga jelmaan Braja Krama menggaung, begitu kobaran api biru di tubuh gw membakar kepalanya.. Bersamaan dengan raung kesakitan, Naga Hitam membalikkan tubuh kembali dan membuat gw langsung setengah berlutut saat posisi sudah kembali berpijak diatas kepala nya yang dilalap api biru.. Gw dan Bayu Ambar yang sudah tidak lagi mengindahkan rasa sakit dijantung, sama-sama menggunakan tenaga dahsyat dari hawa sakti Kitab Langit dan memutar dua tanduk kecil Naga Hitam untuk memaksa tubuh mahluk itu menukik turun ke bawah..
“BODOH!!! APA YANG KALIAN LAKUKAN?” Teriak Naga Hitam raksasa jelmaan Braja Krama yang terus meluncur ke bawah atas kendali Bayu Ambar di tubuh gw..
“AKU MENGAJAK MU MATI BERSAMA, KAKEK TERSAYANG” Balas Bayu Ambar dengan suara tak kalah kencang..
Sosok gw dan Naga Hitam yang sudah terbakar, tak ubahnya seperti sebuah bintang berekor yang diselimuti api biru.. Tubuh kami terus meluncur ke bawah dengan gerakan sangat cepat.. Dari arah kumpulan ketiga saudara dan semua sosok sahabat gaib, terdengar suara teriakan Sekar dan Suluh serta Ridho yang memanggil nama gw.. Bukan itu saja, semua pasang mata sahabat gaib nampak terbelalak melihat tindakan yang gw lakukan.. Terlebih ketiga pasang mata Ki Suta, Nyi Mas Galuh Pandita dan Jagat Tirta..
“Aku mohon jangan menangis, Imam.. Aku tidak suka menitikkan air mata meski bukan berasal dari diriku” Ucap Bayu Ambar, menyadari tetesan airmata di kedua indera penglihatan gw terbawa deras nya angin yang menderu dari bawah..
Gw terdiam tak menjawab ucapan Bayu Ambar.. Kedua mata gw yang mengeluarkan api biru, terpejam.. Pikiran gw terfokus ke Ridho.. Mencoba untuk berbicara lewat batin saudara gw itu..
“Bree, gw titip Ibu sama Ayu yaa.. Titip salam sayang juga dari gw buat Anggie”
Selepas berucap demikian, gw menutup jalan batin agar tidak seorang pun bisa mengatakan sesuatu disana.. Gw melakukan hal itu untuk lebih menenangkan diri dari semua sosok yang pasti akan mencoba mencegah keputusan gw dan Bayu Ambar.. Dan benar saja, mengetahui batin gw tertutup, Ridho terdengar berteriak-teriak dari bawah yang terdengar samar karena deru angin memenuhi rongga indera pendengaran gw..
Yang bisa gw lihat hanya kedua mata Ridho sudah dibanjiri airmata sambil terus berteriak histeris.. Akan tetapi, gw kenal betul betapa ‘batu’ nya saudara gw yang satu itu.. Gw sempat kaget melihat Ridho melesat cepat menyongsong gw dari bawah.. Namun, Nyi Dirga Daksa seketika membuka mulut dan melesatkan lidah panjangnya yang langsung membelit pinggang Ridho dan menghentikan gerakan suami nya Suluh..
Sambil meronta dan berteriak-teriak, sosok Ridho dibawa turun kembali berpijak diatas tanah berbatu.. Sebuah senyuman tersungging diwajah gw, saat melihat Ridho sedang menangis dalam pelukan isterinya, Suluh.. Satu-satunya saudari gw dari hubungan darah yang terjalin ratusan tahun lalu itu, nampak menyeka airmata nya sambil melempar pandangan ke arah gw.. Disebelah Suluh, Bimo nampak tertegun menatap ke atas.. Sempat gw melihat ia menyeka kedua mata, lalu menganggukkan kepala..
Satu anggukan kepala dari Bimo yang menatap nanar ke arah gw dengan kedua mata basah, bersatu dengan sebuah senyuman manis namun mengandung duka teramat dalam yang dilemparkan Suluh.. Sepertinya, Suluh dan Bimo mengerti segala niat dibalik keputusan gw yang akan segera memisahkan kami semua..
Sementara, Sekar Kencana nampak sedang dipegangi suaminya, Jagat Tirta.. Berkali-kali Jin Penjaga gw itu terlihat menjerit memanggil nama gw, sambil mencoba melesat dan mencegah apa yang akan gw lakukan bersama Bayu Ambar.. Namun, Jagat Tirta sama sekali tidak mengkhendaki isterinya itu untuk melakukan hal tersebut.. Alhasil, Sekar Kencana hanya bisa menangis tersedu-sedu di dalam dekapan suaminya.. Dan Jagat Tirta, dengan pandangan sayu menoleh ke arah gw..
Saat tiba di jarak dua puluhan tombak dari atas permukaan tanah berbatu, gw meminta Bayu Ambar untuk melemparkan pandangan ke arah Bayu Barata yang sudah menjelma kembali ke sosok aslinya.. Kedua mata Jin Penjaga gw yang kedua itu nampak berkaca-kaca memandangi wajah gw yang terus meluncur bersama Naga Hitam jelmaan Braja Krama.. Gw melemparkan senyuman kecil ke Bayu Barata, yang telah menunaikan tugasnya untuk terakhir kali.. Yaitu menjaga sosok seorang gadis yang sangat gw cintai..
Ya.. Anggie yang nampak pucat namun tetap cantik dimata gw, masih tergolek tak sadarkan diri di hadapan Bayu Barata.. Sosok seorang gadis yang seharusnya sudah direncanakan menjadi pelengkap tulang rusuk gw setelah pertempuran ini.. Tapi sayang, semua hanya sekedar rencana.. Pertempuran kali ini, memaksa kami berdua untuk menelan takdir pahit yang berlaku atas sucinya cinta dan indahnya kisah, karena sesaat lagi alam kami akan segera terpisah untuk selamanya..
Sambil menghela nafas panjang dan membiarkan airmata tersapu derasnya angin.. Bayu Ambar sempat menyeka kedua mata dengan punggung tangan kanan gw.. Namun, kami berdua sama terkesiap melihat cairan yang mengalir dari mata, bukan lah airmata.. Akan tetapi, tetesan darah segar berwarna merah yang kental.. Bayu Ambar melemparkan pandangan gw kembali menatap ke tanah berbatu.. Kami berdua meringis menahan sakit teramat sangat, bersamaan dengan tetasan darah yang sudah membanjiri hidung dan telinga.. Sementara dari dalam mulut, gw merasakan cairan kental terasa mendorong ingin termuntahkan..
Gw tahu, diri ini sudah benar-benar terluka dalam cukup parah karena tak mampu menahan tekanan hawa sakti Kitab Langit dalam tubuh.. Namun, gw dan Bayu Ambar sama-sama sudah membulatkan tekad untuk menyelesaikan tugas dan niat kami menaklukkan Braja Krama.. Lagi pula, sebentar lagi tubuh gw dan Naga Hitam jelmaan Braja Krama akan hancur menghantam tanah pasir nan keras dan berbatu..
Akan tetapi, dijarak belasan tombak dari atas tanah.. Kedua telinga gw menangkap suara auman keras sosok harimau misterius, yang menggoncang seluruh gunung.. Lalu, indera penglihatan gw yang masih dikuasai Bayu Ambar melihat selarik sinar putih sangat terang melesat dari bawah Bayu Barata dan melayang-layang tepat di atas tanah tempat tubuh gw dan Naga Hitam akan hancur bertubrukan nantinya..
“Astaghfirullah, Anggie” Pekik gw tertahan, saat sinar putih terang yang melayang-layang diatas tanah, menjelma menjadi sosok seorang gadis yang sangat gw cintai..
Sosok Anggie yang nampak melayang dua jengkal di atas tanah, terlihat menatap kami dengan kedua bola mata sudah memutih semua.. Kedua telapak tangannya yang memendarkan sinar putih terang, terbuka seperti siap menghadang kami..
“BAYU, PUTAR TUBUH NAGA JELMAAN BRAJA KRAMA” Teriak gw dalam hati, yang langsung membuat Bayu Ambar mengerahkan seluruh hawa sakti Kitab Langit untuk memutar kepala dan tubuh Naga Hitam.. Tapi...
“HOEEEKK”
Gw memuntahkan darah segar ke samping, yang langsung lenyap terbawa derasnya angin.. Bersamaan dengan tekanan Hawa Sakti Kitab Langit yang menyerang bagian dalam tubuh.. Seluruh raga gw kembali bergetar hebat dengan kedua kaki jatuh setengah berlutut di atas kepala Naga Hitam..
“TIDAK AKAN KUBIARKAN.. SEPERTI KATAMU TADI, KITA MATI BERSAMA.. KALI INI KEKASIHMU PUN AKAN IKUT SERTA” Teriak Braja Krama dari moncong besar Naga raksasa jelmaannya..
Mendengar ucapan Braja Krama, gw dan Bayu Ambar sepakat memaksakan diri untuk kembali bangkit dan menghimpun seluruh Hawa Sakti Kitab Langit di kedua pergelangan tangan..
“AAARRRGGGHHH”
Sambil berteriak kencang, gw berusaha memutar kepala Naga Hitam sekaligus tubuhnya agar jangan sampai menghantam sosok Anggie yang sedang berdiri menghadang dibawah sana.. Akan tetapi, jarak kami bertiga sudah sangat dekat.. Meski mengerahkan semua Hawa Sakti Kitab Langit di dalam tubuh pun, sosok Anggie tetap akan terhantam sosok Naga Hitam.. Seketika gw berteriak ke semua sosok sahabat gaib yang malah nampak tertegun menyaksikan kejadian ini..
“SELAMATKAN GADIS ITU!!!!”
Teriak gw dengan suara sangat-sangat lantang dan menyadarkan semua sosok sahabat gaib dari ketertegunan.. Nyi Mas Galuh Pandita nampak melemparkan Selendang Birunya ke arah Anggie, berniat menarik gadis itu dari atas tanah berbatu tempat tubuh gw dan Naga Hitam akan hancur bertubrukan.. Namun, Anggie malah menoleh dan meniupkan udara dari mulut mungilnya yang seketika membuat Selendang Biru milik Nyi Mas Galuh Pandita berbalik arah..
Bersamaan dengan itu, wajah Anggie nampak menatap kembali ke arah Naga Hitam dan gw yang sesaat lagi akan menghantam tubuhnya.. Dengan gerakan lambat, tangan kiri Anggie terayun ke arah kami.. Sementara, telapak tangan kanannya tetap terbuka lurus ke depan..
WUSSSHHH...
Segelombang angin dahsyat seketika menghantam tubuh gw yang masih dikuasai Bayu Ambar dan membuat pegangan tangan di kedua tanduk kecil Naga Hitam terlepas.. Baik gw dan Bayu Ambar sempat sama berteriak saat terlempar jauh ke belakang, akibat terhantam gelombang angin dari sapuan telapak tangan kiri Anggie..
Sebelum tubuh ini jatuh diatas tanah berbatu, gw sempat melihat sosok Naga Hitam yang terus meluncur hendak menghantam sosok Anggie, seketika terhenti persis sejengkal di depan telapak tangan kanan gadis itu..
BRUUKKK..
Suara jatuhnya tubuh gw diatas tanah berbatu, terdengar cukup keras dan membuat ketiga saudara segera menghampiri.. Gw yang sempat memuntahkan lagi segumpal darah segar berwarna merah, segera di dudukkan bersila oleh Ridho.. Dengan cepat, saudara gw itu mencoba menyalurkan tenaga dalam untuk menyembuhkan.. Namun..
“AWWW”
Ridho terdengar kembali terpekik, saat kedua tangannya menyentuh punggung gw yang tidak dilapisi sehelai benang pun.. Gw yang sudah dalam keadaan benar-benar disiksa rasa sakit, langsung roboh kembali tergeletak tak berdaya diatas tanah.. Pandangan gw yang mulai samar, nampak menatap sosok Anggie yang berhasil menahan moncong besar Naga Hitam jelmaan Braja Krama persis satu jengkal di depan telapak tangan kanannya..
Sambil menatap dengan kedua bola mata memutih, Anggie terlihat menurunkan kelima jari di telapak tangan kanannya secara perlahan..
“ROAARRRR”
Raung kesakitan Naga Hitam yang sebagian besar tubuhnya sudah mengepulkan asap karena telah hangus terbakar api biru Ajian Sukma Geni milik Bayu Ambar dari Ilmu Terlarang di Kitab Langit terdengar.. Bersamaan dengan semakin turunnya sosok Naga jelmaan Braja Krama itu hingga menyentuh tanah dan terus meringsek masuk ke dalamnya, mengikuti gerakan tangan Anggie yang perlahan turun ke bawah..
Gw yang melihat sosok Anggie sedang melemparkan pandangan kedua bola mata putihnya ke arah kami, mencoba mengumpulkan sisa-sisa kekuatan.. Dengan dibantu oleh Ridho dan Bimo, gw bangkit kembali dan menatap ke Anggie yang sepertinya sedang dirasuki sosok misterius penyelamat kami semua..
Untuk beberapa saat, Anggie nampak dingin menatap gw dan ketiga saudara.. Sementara, semua sosok sahabat gaib yang ada di sekitar tertegun memperhatikan gerak-gerik Anggie.. Sepertinya, mereka semua menunggu sesuatu yang akan terjadi setelah ini.. Sementara, sosok Anggie terlihat merapalkan sesuatu dari bibir mungilnya..
Tiba-tiba, terdengar auman harimau lain yang saling bersahutan setelah Anggie selesai merapalkan sesuatu.. Perlahan, kedua mata gw yang masih dikuasai Bayu Ambar terbelalak, melihat tiga sosok harimau belang hitam kuning muncul di samping kiri dan kanan Anggie.. Sontak, Bayu Ambar melepas rangkulan Ridho dan Bimo.. Lalu, terjatuh berlutut sambil menundukkan kepala penuh hormat.. Hal serupa juga terjadi pada semua sosok gaib yang langsung berlutut melihat kemunculan tiga harimau misterius.. Kecuali Krama Raja dan Ratu Laut Utara yang hanya menundukkan wajahnya pertanda segan..
"Siapa sosok yang ada dalam raga kekasihku, Bayu?" Tanya gw, yang penasaran melihat reaksi Bayu Ambar dan semua sosok sahabat gaib..
"Sri Baduga Maharaja" Jawab Bayu Ambar dalam batin gw, dengan suara terdengar bergetar...
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup