- Beranda
- Stories from the Heart
Dunia Para Monster [Zombie Apocalypse Story]
...
TS
irazz1234
Dunia Para Monster [Zombie Apocalypse Story]
Hello kaskuser dan momod tercintah 
Gw mau coba share cerita yang bertema horor.
Tapi horor bukan sembarang horor.
Horor kali ini temanya Zombie Apocalypse.
Mirip kyk resident evil, the last of us, the walking dead, dll.
Tema yg cukup jarang diulas ato dibuat threadnya di SFTH.
Apdet dirilis sesuka hati, tergantung moodnya TS
Kentang sih pasti ada, tapi gw usahain gak sampe busuk tuh kentang
Ga perlu lama-lama dah intronya, semoga semua pada suka
Selamat membaca

Gw mau coba share cerita yang bertema horor.
Tapi horor bukan sembarang horor.

Horor kali ini temanya Zombie Apocalypse.
Mirip kyk resident evil, the last of us, the walking dead, dll.
Tema yg cukup jarang diulas ato dibuat threadnya di SFTH.
Apdet dirilis sesuka hati, tergantung moodnya TS

Kentang sih pasti ada, tapi gw usahain gak sampe busuk tuh kentang

Ga perlu lama-lama dah intronya, semoga semua pada suka

Selamat membaca

Quote:
Diubah oleh irazz1234 06-03-2019 20:55
Karimake.akuna dan 12 lainnya memberi reputasi
13
36.3K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
irazz1234
#152
Chapter 20
Meskipun Gabriel menginginkan dirinya dan Alyssa ditempatkan dalam ruangan yang sama pada saat interogasi, tapi dia tahu untuk tidak membuat permintaan kepada kaum Lycan. Mereka adalah makhluk yang berharga diri tinggi, dan tidak suka kalau harus diberi tahu apa yang harus mereka lakukan, khususnya bagi makhluk lain yang merasa berkedudukan lebih tinggi daripada mereka. Lagi pula Alyssa akan baik-baik saja, percaya bahwa gadis itu tidak akan mengatakan sesuatu yang akan menyudutkannya. Gadis itu tangguh, dan para serigala itu tidak akan berlaku kasar kepadanya, setidaknya belum sampai mereka harus memaksanya untuk membuka mulut.
Gabriel akhirnya memilih untuk duduk diam tanpa mengatakan apapun, dan membiarkan serigala-serigala itu mengendalikan pembicaraan, setidaknya dari awal. Para penjaga mengawalnya menuju ruangan khusus, lalu berdiri disana menjaga pintu masuk, dan mengawasi Gabriel hingga ia duduk. Ruangan itu hanya berisi satu meja dengan dua kursi yang saling berhadapan. Cukup klasik, pikirnya, tapi kata klasik adalah suatu hal yang baru semenjak televisi tidak lagi menyiarkan apapun selama lebih dari lima puluh tahun.
Gabriel duduk di kursi dan menunggu, mengira-ngira bahwa ini hanyalah taktik yang ditujukan padanya. Ia akhirnya mendapatkan jawaban setelah pintu terbuka, dan seorang pria yang mengenakan jas rapi masuk kedalam ruangan. Pria itu adalah pria yang sebelumnya telah bertemu dengan dirinya dan Alyssa di pusat perbelanjaan dan mengganggu waktu mereka. Gabriel bahkan tidak merubah posisinya saat pria itu masuk kedalam ruangan dan duduk di kursi yang berhadapan dengannya.
"Gabriel." Pria itu memulai pembicaraan.
"Tuan misterius." Jawab Gabriel, mencoba untuk melucu sebagai awal dari pembicaraan.
"Aku punya nama." Sergah pria itu.
"Kalau begitu kau harus memberitahukan namamu kepada seluruh orang di ruangan ini." Gabriel lalu melanjutkan. "Kecuali kalau kau ingin aku tetap menggunakannya selama pembicaraan ini berlangsung."
"Kau bisa memanggilku Clive." Pria itu memberitahukan namanya, lalu merubah posisi duduknya.
"Kalau begitu Clive." Kata Gabriel, tidak perduli nama itu palsu atau tidak. "Mungkin kau bisa ceritakan padaku apa yang telah membuat semua orang disini menjadi panik."
"Kami telah mendapatkan laporan dari wilayah pantai barat saat kekejaman di Denver berlangsung." Ucap Clive tanpa mengalihkan tatapannya dari Gabriel untuk melihat reaksi dari vampire itu. "New Lycan telah memutuskan untuk bersikap netral atas peperangan yang terjadi di wilayah pantai barat, dan kami pun tidak perduli atas apa yang mereka perebutkan."
"Air, Minyak bumi, dan wilayah kekuasaan." Kata Gabriel mencoba menebak. "Hal sama yang akan terus terulang."
"Semua itu tergantung." Ujar Clive, tidak merasa peduli sedikitpun. "Kami mendapatkan laporan bahwa ada pos penjagaan yang telah diserang oleh makhluk supernatural. Karena itu bukan salah satu dari kami, kami mencurigai bahwa sesuatu yang bergerak begitu cepat dan dapat menyerang para petugas penjaga disana dengan mudah hanyalah vampire. Kecurigaan kami telah dibuktikan begitu kami menemukan bahwa ada satu prajurit yang dihisap darahnya sampai kering. Karena hanya kaulah satu dari empat vampire yang tinggal di area ini, maka kami mencurigai bahwa kaulah tersangka utamanya."
"Kalian hanya mencari dari empat orang vampire saja?" Kata Gabriel, lalu tersenyum.
"Aku tahu kau sering terbang menuju Denver." Ujar Clive. "Kami memiliki mata-mata yang melihat seseorang dengan ciri-ciri yang mirip denganmu terbang kesana beberapa kali dalam beberapa bulan. Apakah kau akan mengelak pernah berada disana?"
"Tidak sama sekali." Gabriel menjawab. "Aku memiliki teman disana yang keukenla saat diriku bekerja sebagai pengantar pesan pribadi. Aku senang berkunjung kesana untuk memastikan bahwa dia dan keluarganya dalam keadaan yang baik-baik saja. Terakhir kali kuperiksa, bukanlah suatu tindakan kriminal untuk terbang mengunjungi teman di wilayah pantai barat."
"Membunuh seseorang adalah tindakan kriminal." Kata Clive.
"Seseorang harus mengatakan itu kepada orang-orang dari California." Ujar Gabriel menegaskan kembali. "Karena mereka membunuh banyak sekali orang beberapa malam yang lalu."
"Jadi kau berada disana pada saat itu?" Tanya Clive.
"Ya, benar." Jawab Gabriel. "Aku menyaksikan berandalan-berandalan itu menghancurkan tembok kota Denver, lalu membiarkan mayat hidup itu melakukan pekerjaan kotornya untuk mereka. Sebuah tindakan yang sangat pengecut kalau boleh kubilang."
"Bagaimana dengan gadis itu." Tanya Clive. "Apakah dia berasal dari Denver?"
"Bukan." Tolak Gabriel. "Dia adalah penduduk dari sebuah desa kecil arah selatan dari sini. Aku bertemu dengannya saat dia sedang diserang oleh zombie, dan aku menyelamatkannya. Kami menjadi teman semenjak saat itu."
"Vampire tidak punya teman!" Ucap Clive dengan tegas.
"Aku punya banyak teman." Jawab Gabriel. "Aku adalah Vampire yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, seperti yang pernah kau baca di dalam buku."
"Jadi begitu permainanmu." Ucap Clive, sedang menerka sesuatu. "Kau membuat perjanjian dengan manusia, jadi kau bisa makan tanpa merubah mereka. Cara yang cukup cerdas."
"Baiklah." Kata Clive, lalu berdiri. "Aku tidak akan menghakimimu, kita semua pernah melakukan sesuatu untuk bisa beradaptasi dengan dunia yang baru ini."
"Terucap dari seseorang yang memakan mayat hidup untuk sarapan." Ucap Gabriel membalasnya.
"Sekarang lihat siapa yang menghakimi?" Tanya Clive yang langsung memutar tubuhnya menghadap kearah Gabriel. "Kita kembali ke topik pembicaraan. Jadi kurasa kau memiliki perjanjian dengan seseorang di Denver?"
"Aku punya perjanjian, ya benar." Jawab Gabriel. Hal itu tidaklah benar, tapi sepertinya merupakan hal terbaik untuk saat ini. Memanfaatkan momen yang tepat dan hanya mengangguk setuju atas semua pertanyaan yang diberikan, membuat dirinya terlihat jujur dari yang sebenarnya.
"Jadi itukah alasanmu berada di Denver?" Tegas Clive.
"Kami saling mengabari satu sama lain, dan waktu itu kami putus kontak." Jawab Gabriel. "Aku tahu keadaan disana sedang memanas, jadi setelah beberapa hari tanpa mendengar kabar, aku terbang kesana untuk memeriksa keadaan mereka. Mereka sedang berada dalam masalah, jadi kuputuskan untuk mengevakuasi mereka keluar dari kota."
"Itukah alasannya mengapa kau menyerang convoy prajurit itu?" Clive bertanya.
"Ya." Jawab Gabriel. "Mereka memblokir jalur pelarian kami. Aku dan kawan-kawanku memiliki hak untuk mempertahankan diri kami. Merekalah yang menyerang terlebih dulu. Jika mereka tak ingin mati, seharusnya mereka tetap tinggal di California."
"Jadi kau mengakui telah membunuh mereka semua?" Tanya Clive.
"Aku mengakui telah melindungi teman-temanku." Ucap Gabriel mengkoreksinya. "Sebagai seseorang yang sudah cukup tua untuk dapat mengingat perang-perang lama, peraturan tidak berlaku lagi saat salah satu pihak menjadi tamak. Dibandingkan dengan pembantaian besar-besaran yang California lakukan, membuat pembunuhan kecil yang telah kulakukan tidak sebanding karenanya. Apakah kalian khawatir jika mereka berpikir bahwa kalianlah yang melakukannya?"
"Hanya beberapa dari kami." Ujar Clive mengakui. "Karena banyak dari mereka yang tidak mengetahui keberadaan kami disini, jadi kami ingin membuatnya tetap seperti itu."
"Tapi sepertinya mereka akan mengetahuinya cepat atau lambat." Kata Gabriel. "Tidakkah kau ingin melakukannya sekarang saat kalian masih bisa mengendalikan cerita dibandingkan dengan saat pasukan dari California mengirimkan pasukannya kesini saat mereka mengetahui kebenaran tentang kota St. Louis?"
"Apakah kau berpikir hal itu akan sungguh-sungguh terjadi?" Balas Clive.
"Sejujurnya? Tidak, aku tidak tahu." Jawab Gabriel. "Denver memiliki air dan listrik. Tidak ada alasan bagi mereka untuk memperluas wilayahnya kearah Timur. Mereka tidak memiliki pasukan ataupun perlengkapan untuk melakukannya, dan aku ragu mereka akan melakukannya jika mereka mengetahui makhluk apa yang menguasai kota sekarang. Tidak perlu menyembunyikan siapa dirimu sebenarnya, karena kebenaran akan terungkap."
"Bukanlah tugasku untuk memutuskan hal tersebut." Ucap Clive sembari duduk. "Tapi itu adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan."
"Seperti yang kubilang tadi, kalian mungkin harus bergerak cepat." Ucap Gabriel mengulangi perkataannya. "Kecuali kalau kalian ingin mereka bertemu lebih dulu dengan... New Salem misalnya."
"Sangat tidak lucu." Geram Clive kepada Gabriel. "Jangan pernah bercanda tentang nenek-nenek tua misterius itu. Selain itu, mereka bukan tipe orang yang akan keluar rumah untuk bercakap-cakap."
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Gabriel. "Kapan terakhir kali kau berbicara dengan penyihir?"
"Belum pernah." Jawab Clive. "New Lycan tidak pernah berbicara kepada seorang Penyihir pun selama lebih dari dua puluh tahun. Kami memilih untuk menjaga jarak dengan mereka."
"Aku tahu hal itu." Kata Gabriel. "Karena aku juga tidak menyukai mereka."
"Akhirnya kita mempunyai kesepakatan." Kata Clive, nyengir. "Kita sudah membuat kemajuan."
"Aku turut senang untukmu." Jawab Gabriel. "Tapi urusanku sudah selesai disini. Aku punya urusan lain yang harus diselesaikan sebelum pulang."
"Pulang kemana?" Tanya Clive penasaran.
"Aku tinggal di kota yang dulu disebut Nashville." Gabriel menjawab. "Tapi aku akan mengantar gadis itu dulu pulang ke kotanya sebelum pergi kesana."
"Jadi begitu." Ucap Clive sambil memikirkan ucapan Gabriel barusan. "Aku ingin membiarkan kau pergi, tapi aku diperintahkan untuk menahanmu disini hingga..."
"Hingga apa?" Bentak Gabriel, kesabarannya sudah mulai menipis.
"Seseorang ingin berbicara denganmu." Balas Clive. "Dan dia tidak menyukai aksimu di Colorado lebih daripada kami."
"Aku tidak perduli." Ucap Gabriel kesal. "Aku tidak akan berbicara kepada siapapun.
"Sepertinya hal itu akan membuat masalah." Sebuah suara tiba-tiba menyahut saat pintu terbuka.
Gabriel berputar arah dan tidak mempercayai siapa yang sedang berdiri disana. Diapun melantangkan suaranya dan berdiri tegak. "Cornelius."
"Halo adikku." Vampire bertubuh besar itu menjawab dan lalu melangkah kedalam ruangan. Semua Lycan yang ada di dalam ruangan itu mundur mepet dengan tembok saat tatapan Cornelius yang tajam seolah mengintimidasi mereka semua. Sebelum dia memasuki ruangan, Clive adalah pria tertinggi dan terbesar di ruangan itu. Tapi ukuran tubuhnya mengecil seolah seperti kurcaci dibandingkan dengan Cornelius yang lima puluh centimeter lebih tinggi darinya. "Sepertinya kau sedang sibuk disini."
"Memang seperti itu." Kata Gabriel, ia tidak berdiri dan menundukkan kepala seperti para Lycan yang ada di dalam ruangan itu. Dia pernah melihat kakaknya melakukan hal itu dan mengetahui bagaimana kelakuan aslinya, terlebih dia sering mengawasi Cornelius melakukan hal ini selama ratusan tahun.
Cornelius berjalan mondar-mandir seperti burung merak yang mengibarkan bulu-bulunya, tapi hal itu sangat efektif. Bahunya yang lebar dan tegap, serta lehernya yang besar dan kaku, membuat ngeri semua orang yang menatapnya. Dia juga dikenal baik diseluruh dunia sebagai seorang Vampire yang paling kuat di planet ini, dan fakta bahwa dirinya sedang berada di New Lycan sekarang bukanlah pertanda baik. Cornelius hanya akan meninggalkan Eropa untuk satu alasan; untuk melakukan perintah dari dewan di Transylvania. Para dewan sering mengutusnya untuk berurusan dengan Gabriel.
"Sepertinya kau datang kesini bukan untuk berkunjung?" Tanya Gabriel.
"Benar." Jawab Cornelius. "Para dewan sedang tidak senang."
"Memang tidak pernah." Jawab Gabriel. "Jadi untuk apa kau mencoba untuk menyenangkan mereka?"
"Kau memang tidak harus menyenangkan mereka." Ucap kakaknya mengkoreksi ucapannya barusan. "Tapi kusarankan untuk tidak membuat mereka kesal."
"Aku tidak akan berkata apapun kepada dewan." Ucap Gabriel mengulangi perkataannya. "Aku berhenti berurusan dengan mereka sejak dulu kala."
"Aku ingat." Jawab Cornelius menegaskan. "Tapi kejadian di Denver telah mengakibatkan masalah, dan kau harus menjelaskan tentang hal itu kepada dewan."
kudo.vicious memberi reputasi
3