Kaskus

Story

chrishanaAvatar border
TS
chrishana
Burung Kertas Merah Muda
Burung Kertas Merah Muda


Quote:



Spoiler for Perkenalan:


Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok perempuan yang ada dibalik burung kertas berwarna merah muda tersebut?
Diubah oleh chrishana 08-01-2019 13:13
pulaukapokAvatar border
JabLai cOYAvatar border
zio0108Avatar border
zio0108 dan 16 lainnya memberi reputasi
15
134.7K
610
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
chrishanaAvatar border
TS
chrishana
#226
Chapter 41
“Rheva!”

Seorang murid laki-laki berbadan tegap dan bertubuh atletis menyapa Rheva yang sedang duduk di taman sekolah seorang diri. Rheva duduk dengan kepala tertunduk sambil menggoyangkan kedua kakinya. Dengan ekspresi wajah yang sedih dan murung, seorang lelaki tersebut menghampiri Rheva dan duduk di sampingnya.
“Eh, Rian.”

“Aduh, teman sekelasku yang paling cantik satu sekolahan. Kenapa murung gitu?” tanya Rian sambil sedikit menggoda.

“Gue...” Rheva menghela napas panjang. “Gue sedih, kecewa, agak nyesek juga.” jawab Rheva.

“Ada apa, Va? Cerita aja ke gue. Kita temenan udah dari SD kan. Santai aja.” ujar Rian.

“Tapi, lo jangan ngetawain gue. Jangan ngecengin gue.” ucap Rheva.

“Iya iya. Ada apa sih?”

“Gue suka sama Rendy.” ujar Rheva.

“Rendy? Anak baru songong itu?”

“Dia baik! Bukan songong! Dia selalu nolongin gue kalau gue kesulitan.” ujar Rheva seraya menghela napas panjang. “Gue sayang dia.” lanjut Rheva.

“Terus, lo mau jadian gitu? Ya udah jadian aja, Va.” ujar Rian.

“Itu masalahnya. Gue suka dia, tapi dia kayaknya dia suka sama yang lain deh.”

Murid lelaki itu kemudian diam dan menatap Rheva. Dia juga tak punya ide apapun untuk masalah yang dihadapi oleh Rheva. Rheva juga tak bisa berpikir untuk selanjutnya apa yang akan ia lakukan untuk Rendy. Rheva sadar bahwa apapun yang dia lakukan, tak cukup untuk dibandingkan dengan apa yang Anna lakukan untuk Rendy.
“Rian, lo mau bantu gue gak?” tanya Rheva.

“Bantuin apa?”

“Deketin Anna.”

“Hah? Gue?” ujar Rian sambil menunjuk dirinya sendiri.

“...” Rheva hanya menganggukkan kepalanya. “Lo deketin Anna, kalau bisa lo jadian sama Anna. Supaya gue bisa sama Rendy.”

“Lo gila, Va? Nggak!”

“Rian, lo belum liat Anna gimana, kan? Anna itu cantik.” ujar Rheva meyakinkan Rian.

“Serius lo?”

“...” Rheva menganggukkan kepalanya. “Banget.”

“Hhmm... Oke deh kalau gitu.”

****

Waktu belajar sudah di mulai. Rheva Rahmadhani masih belum bisa membuat pikirannya terfokus dalam pelajaran. Pandangannya larut dalam langit siang ini. Melihat awan berjalan beriringan satu sama lain. Berharap bahwa ia akan bisa berjalan bersama dengan Rendy layaknya senyawa berwarna putih yang sedang berjalan di atas langit yang menjulang tinggi.
Rheva juga sekali-kali memainkan penanya di atas meja. Ketukan tak berirama dari penanya menghiasi suasana kelasnya saat itu. Sebuah pikiran yang saat itu sedang memikirkan seseorang yang sangat ia sayangi. Sebuah hati dengan perasaan utuh untuk orang itu, namun orang itu justru mengisi hatinya dengan nama orang lain.
“Va.” sahut Rian pelan.

“...” Rheva menoleh ke arah Rian.

“Kenapa?” tanya Rian pelan.

“Gue gak apa-apa.” ujar Rheva pelan sambil menggelengkan kepalanya.

Rian menuliskan sesuatu di atas kertas. Mengukir kata-kata dengan pena tinta hitamnya dengan cepat dan jelas. Setelah itu, Rian meremas kertas tersebut dan melempar ke meja milik Rheva.
“Kalau kangen sama dia, SMS aja. Cantik lo hilang kalau lagi galau.”tulis Rian di atas kertas putih.

Rheva tertawa kecil lalu menoleh ke arah Rian. Rheva memberikan sinyal positif dari kata-kata Rian barusan. Dan bel jam pelajaran tepat berbunyi di saat yang dinantikan. Rheva langsung mengambil sebuah ponsel miliknya dan mencari nomor telepon genggam milik Rendy.
“Hei, jagoan! Kamu gak masuk?” sent.

“Jagoan dari mana. Aku kalah kemarin. Hahahaha! Iya aku gak masuk lagi, Va.” received.

“Gimana keadaan kamu? Tadi aku liat berita di TV kantin.” sent.

“Aku baik-baik aja, kok. Cuma badanku agak nyeri.” received.

“Tasya gimana? Nanti pulang sekolah aku ke rumah kamu ya. Kamu udah makan?” sent.

“Belum, Mama gak masak. Nunggu Kak Anita lagi beli makan di luar.” received.

“Oke, cepat sehat ya.” sent.

****

Rheva melangkah dengan perlahan. Menaiki anak tangga satu per satu tanpa mengeluarkan suara apapun. Takutnya, Rendy sedang beristirahat dan akan terganggu. Sampai di depan kamar Rendy, Rheva membuka pintu. Ternyata Rendy sedang merebahkan diri sambil menatap langit dari balik jendela.
“Ren.”

“Eh, kamu. Aku pikir gak jadi dateng.”

“Gimana keadaan kamu?” tanya Rheva seraya melangkah mendekati Rendy.

“Aku baik-baik aja kok.”

Rheva memberikan senyuman manis untuk Rendy. Rendy menjadi salah tingkah karena senyumannya. Lalu, Rheva memeluk Rendy.
“Aku kangen gak ketemu kamu di sekolah.”

“Kan bisa SMS atau telpon, Va.”

“Aku maunya kan liat kamu langsung.”

“Hahahaha! Kamu ini. Gimana sekolah kamu hari ini?” tanya Rendy dalam pelukan.

“Datar. Gak ada kamu, Ren.” ujar Rheva dengan manja.

“Jangan gitu. Besok aku masuk deh. Biar kamu semangat belajarnya.” ujar Rendy.

“Ah, Rendy. Makin sayang deh sama kamu.” Rheva berkata dengan riang seraya memepererat pelukannya.

Rendy sedikit terkejut lalu menoleh. Kini, wajah mereka berdua saling berdekatan.
“Kamu bilang apa tadi?” tanya Rendy untuk memastikan.

“Eh.. Itu..” Rheva langsung melepaskan pelukannya dan menjauhkan wajahnya dari Rendy.

“...”

Tiba-tiba saja Rheva mencium bibir Rendy. Rendy pun terlihat kaget dan tak bisa menolaknya. Ini adalah ciuman pertama yang dialami oleh Rendy seumur hidupnya. Sebuah ciuman tanda sayang dari Rheva kepada Rendy.

“I love you, Rendy!”

lsenseyel
JabLai cOY
itkgid
itkgid dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.