Kaskus

Story

okarin89Avatar border
TS
okarin89
ANDAI - Cerita Fiksi Time Travel Bersambung
ANDAI - Cerita Fiksi Time Travel Bersambung


Salam untuk semua penghuni Kaskus khususnya semua penghuni SFTH emoticon-Shakehand2 emoticon-Shakehand2 emoticon-Shakehand2


Mohon izinkan Okarin membuat cerita bergenre Fiksi Futuristik ya. Ceritanya ini bersifat Fiksi jadi tidak perlu ditanyakan dan diperdebatkan ya.


Jika suka ya tolong beri cendol supaya semangat. Moga-moga nggak kentang ya karena ceritanya lumayan njelimet.


Jika suka dengan cerita Okarin tolong beri Okarin cendol yang banyak ya en rate bintang lima supaya Okarin tambah semangat nulisnya. emoticon-Peace



Spoiler for Prolog:



CHAPTER INDEX


DAFTAR GARIS DUNIA


DAFTAR GARIS WAKTU


CHAPTER 1 : YA GITU DEH !


CHAPTER 2 : TITIK PERTEMUAN


CHAPTER 3 : HAH !!!!!!!


CHAPTER 4 : WAKTU YANG BERJALAN MUNDUR


CHAPTER 5 : ADA APA DENGAN RALINE ?


CHAPTER 6 : PESAWAT YANG JATUH BAGIAN 1& BAGIAN 2


CHAPTER 7 : MEMBUAT MESIN WAKTU SEBENARNYA 1 BAGIAN 1 & BAGIAN 2


CHAPTER 8 : KEINGINAN TERDALAM JULIE BAGIAN 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 , 10 , 11 ,12 ,13


Diubah oleh okarin89 17-08-2019 20:45
duychildAvatar border
bukhoriganAvatar border
bonita71Avatar border
bonita71 dan 13 lainnya memberi reputasi
8
71.1K
427
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
okarin89Avatar border
TS
okarin89
#113
CHAPTER 8 - KEINGINAN TERDALAM JULIE BAGIAN 4
Kediaman Julie Estella di Menteng pukul 14:25 WIB


kaskus-image


“Apa loe yakin ini rumahnya Rin ?”. tanya Yaya sedikit terkejut dengan tone suara agak tinggi, sambil membuka pintu mobil bagian depan sebelah kiri, lalu menutup pintu mobil itu secara pelan-pelan, dan kemudian mengucek-ucek kedua matanya setengah tidak percaya karena rumah yang ada di depannya saat ini membangkitkan ingatan dirinya mengenai sebuah tragedi memilukan sekaligus memalukan bagi dirinya dan keluarganya.


“Gue coba hubungin Super Mini dulu untuk mastiin ya !”. jawab Garin sekenanya, sambil membuka pintu mobil bagian depan sebelah kanan, lalu menutup pintu mobilnya dengan agak keras, lalu mengambil iPhone SV yang ada di dalam kantong celana sebelah kiri, lalu menghubungi Sarmin untuk menanyakan alamat kediaman Julie yang ada di Menteng, lalu memasukkan kembali iPhone SVnya ke dalam kantong celana sebelah kiri, lalu berjalan perlahan ke arah pagar besi dari rumah super besar itu, dan kemudian mengarahkan pandangannya pada rumah super besar yang ada di balik pagar besi mengingatkan dirinya kembali mengenai sebuah tragedi super mengerikan sekaligus super memalukan yang telah terjadi di dalam rumah super besar itu.


“Kayaknya gue kenal nih rumah !”. ucap Seno pelan pada dirinya sendiri, sambil membuka pintu mobil bagian belakang sebelah kanan, lalu menutup pintu mobil dengan pelan, lalu berjalan perlahan mengikuti Garin ke arah pagar besi dari rumah super mewah itu, dan kemudian melihat rumah super mewah itu dari balik pagar besi.


“Ini benar Rumah Julie kok rin ! … Ayo masuk semuanya ! … Julie ada di kamarnya sudah nunggu kalian dari tadi lhoh !”. ucap Sarmin yang pada waktu itu sedang mengenakan kaos putih dengan kerah V dan hot pants jeans biru super pendek pada Garin, dan kemudian pada ketiganya, sambil mendorong pagar besi rumah itu dengan lemah gemulai.


“Gaya pakaian loe kayak Raline aja Super Mini !”. ucap Garin sekenanya karena melihat gaya berpakaian Sarmin sangat mirip dengan gaya berpakaian Raline.


“Raline siapa rin ? … Sepertinya nggak ada temen kita yang namanya Raline rin !”. ucap Seno dengan penuh bertanya-tanya, sambil tersenyum lebar melihat gaya berpakaian Sarmin yang agak kecewek-cewekan dan bibir Sarmin yang dihiasi dengan lipstick merah menyala.


“Bukan apa-apa kok no !”. ucap Garin pelan, sambil menghela nafas agak panjang.


“Kayaknya gue pernah denger nama itu rin tapi gue bingung di mana !”. ucap Sarmin dengan agak bingung sehingga membuat Garin sangat terkejut dan membuat kesimpulan bahwa Sarmin Saputra memiliki Memori Quantum.


“Gue kalo taro mobil di depan sini aman nggak Super Mini ?”. tanya Garin dengan tone suara agak tinggi.


“Masukin ajah rin biar lebih aman !”. jawab Sarmin pelan, sambil mendorong lagi pagar besi rumah super mewah itu hingga sampai ke ujung.


“Kamar Julie sebelah mana min ?”. tanya Yaya pelan.


“Itu yang ada di balkon pertama sebelah kiri ya !”. jawab Sarmin sekenanya, sambil menunjuk ke arah jendela sebuah ruangan yang ada di balkon pertama dengan jari telunjuk kanannya.


“Kalo mau naro mobil di sebelah mana ya Super Mini ?”. tanya Garin sedikit bingung.


“Parkir aja di dekat taman rin !”. jawab Sarmin pelan, sambil menunjuk ke arah taman dekat balkon pertama.


“Terus tamannya ada di sebelah mana ?”. tanya Garin lagi tambah bingung, sambil melihat ke sekeliling rumah super besar itu, dan kemudian menghela nafas sangat panjang.


“Itu deket balkon pertama rin !”. jawab Sarmin pelan, sambil menunjuk ke arah balkon pertama.


“Makasih banyak ya Super Mini !”. ucap Garin dengan tone suara agak tinggi, sambil memukul bahu kanan Sarmin dengan agak keras sebanyak tiga kali.


“No problem rin !”. ucap Sarmin pelan, sambil meringis kesakitan karena bahunya dipukul oleh Garin walau tidak terlalu keras.


“Gue tahu apa yang loe rasain rin karena apa yang loe rasain juga gue rasain rin !”. ucap Yaya lirih, sambil memegang tangan kanan Garin dengan kuatnya.


“Akhirnya kita melihat rumah ini lagi rin setelah sekian lama !”. ucap Seno dengan mata berkaca-kaca, sambil membuka kacamatanya, lalu menghapus air mata yang sempat keluar dari kedua matanya, dan kemudian memakai kacamatanya kembali.


“Kalian bertiga kenapa ? … Memangnya ada apa dengan rumah ini ?”. tanya Sarmin agak penasaran bercampur bingung pada Garin, Seno, dan Yaya.


“Bukan apa-apa Super Mini !”. ucap Seno pelan, sambil menoleh ke arah Garin.


“Ya en loe no masuk lagi ke dalam mobil !”. ucap Garin pelan pada Yaya dan Seno, sambil membuka pintu mobil bagian depan sebelah kanan, lalu masuk ke dalamnya, lalu menutup kembali pintu mobilnya, lalu menyalakan kembali mesin mobilnya ketika Yaya dan Seno sudah berada di dalam mobil, dan kemudian mengendarai mobilnya menuju taman yang letaknya dekat dengan balkon pertama.


“no tolong ambilin 3 kardus martabak rasa pisang coklat, rasa waigyu keju, ama rasa black curry mozzarella !”. ucap Garin sekenanya, sambil menoleh ke arah Seno.


“Okeh gueh cari dulu ya rin bentar !”. ucap Seno pelan, sambil mencari martabak yang dimaksud oleh Garin dari enam kardus martabak pelan-pelan.


“Perlu gue bantuin no ?”. tanya Yaya dengan tone suara agak tinggi, sambil menoleh ke arah Seno.


“Eloh bisa bukain pintu mobil ya ?”. tanya Seno yang terlihat agak ribet, sambil memegang 3 kardus martabak dengan kedua tangannya.


“Oke sabar ya no ! … Gue keluar dulu !”. ucap Yaya dengan tone suara agak tinggi, sambil bergegas keluar dari mobil, dan kemudian membuka pintu mobil bagian belakang sebelah kanan.


“Makasih banyak ya !”. ucap Seno datar, sambil membawa tiga kardus martabak dengan kedua tangannya.


“Sama-sama no !”. ucap Yaya pelan, sambil menutup pintu mobil bagian belakang sebelah kanan itu pelan-pelan.


“Bener khan itu kamarnya Julie ya ?”. tanya Garin dengan tone suara agak tinggi, sambil menunjuk ke arah jendela sebuah ruangan yang terletak di sebelah kiri dari balkon pertama.


“Kalo kata si Sarmin sih begitu rin !”. jawab Yaya apa adanya.


AKHIRNYA KALIAN DATANG JUGA !!!AYO KALIAN SEMUANYA KE ATAS !!!”. pekik Julie dengan penuh berapi-api dari atas balkon pertama, sambil menolakkan tangan kanannya ke arah belakang yang berarti ajakan.


“Kok loe nggak cadel Julie !”. ucap Garin sedikit heran bercampur bingung, sambil garuk-garuk kepalanya.


“Gue cuma pengen kenal loe dan Seno dari deket rin untuk sekedar buktiin omongan kakak-kakak gue tentang keluarga loe rin !”. ucap Julie sekenanya, sambil mengulurkan tangannya pada Garin.
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.