- Beranda
- Stories from the Heart
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP -[Based On True Story]- SEASON 2 "KAMI SELALU ADA"
...
TS
bakamonotong
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP -[Based On True Story]- SEASON 2 "KAMI SELALU ADA"
Mereka yang Hidup Dalam Gelap, merupakan suatu true stroy, real story atau semacam itu tentang Arda, ketika di season 1 Arda menyajikan pada anda bagaimana dia bertahan dan berhadapan serta bertemu dan mengenal mereka, maka di season 2 ini arda akan mengantarkan kalian menuju dalamnya cerita tahap lanjut, dimana dia harus berhadapan dengan mereka, menguji apa yang telah dia pelajari, dan menjadi seorang yang menjembatani antara 2 dunia.
90% horror dengan bumbu hiperbola dan cerita drama, cinta, dan cerita persahabatan, memberikan kepada pembaca kesan tentang apa yagn dialami penulis.
Quote:
Quote:
selamat menikmati season 2 dari cerita ini, semoga kalian menyukai, jangan lupa cendol, juga share and like nya
ig : @bakemonotong
twitter : @Ardahakimotong
Welcome to my Second Season of Story
INDEKS :
Quote:
NITIPSSSS :
Quote:
Diubah oleh bakamonotong 22-06-2018 09:53
meqiba dan 2 lainnya memberi reputasi
3
56.1K
212
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bakamonotong
#177
PART XXVI - Teror Anak Baru
Hari pertama FORTASI adalah hari yang cukup melelahkan bagi kami panitia inti yang merumuskan acara ini, Sekitar 20 an anak IPM disini pulang lebih sore bahkan lebih malam daripada panitia yang lain, karena kami harus membahas hasil evaluasi dan kinerja panitia serta adakah masalah dengan para peserta FORTASI. Dan memang rapat yang menguras waktu ini membuat kami pulang dari sekolah sekitar jam 7 malam, sampai rumahpun aku sudah jam 8 malam, dan harus segera istirahat, karena pada hari kedua kami juga harus datang pagi buta, demi rapat briefing hari kedua, juga teknis pelaksanaan acara di hari kedua.
Hari kedua gerbang dibuka tepat pukul 6 pagi, rombongan peserta segera masuk dan para tatib sudah tersedia di lapangan, untuk melakukan pengecekan tugas dan barang bawaan dari peserta. Aku memantau mereka di lantai 3 dekat aula, sambil melihat kebawah dan ya aku sadar bahwa beberapa makhluk yang belum kuberi pagar gaib ikut menonton walau sedikit menjaga jarak dariku. dan aku masih merasa saat itu aman- aman saja walau kurasa ada bebrapa peserta FORTASI yang memancarkan aura marah seperti tidak terima oleh perlakuan seniornya, ya aku pun dulu begitu, tapi beberapa orang disini cukup memancarkan energi negatif, entah karena dendam, atau ada sesuatu yang mengikuti mereka.
Hingga para peserta naik ke ruang kelas masing2 di lantai 3, aku cukup melihat beberapa ana yang sepertinya sadar atau merasakan adanya makhluk lain disana, walau bukan indigo sepertiku, kurasa ada yang sedikit peka juga, dan aku melihat ada 1 anak (nama nya lupa siapa), dia memiliki sesosok makhluk negatif yang cukup kuat mengikutinya, seakan dia tidak takut pada senior dan karena ada rasa dendam, auranya cukup makin kuat, membuat beberapa makhluk di Aula tidak tenang, senang karena ada kesempatan bagi mereka bebas. Aku mulai sedikit was- was, berharap Naga Pancawarna sudah lebih dari cukup untuk menghadapi mereka. Aku akhirnya segera menuju ruang IPM, sedikit tiduram supaya dikira aku tertidur tapi aku sedang ngerogo sukma, atau astral projection, dan mengecek pagar gaib di aula, yang kemudian ku perkuat.
Yakin kira- kira tidak akan terjadi apa- apa, aku kini kembali ke badanku, dan kulihat para teman- teman bersiap untuk mengumpulkan peserta di Aula untuk suatu acara, "Da, tangi, ayo neng aula", kata Lazu, seorang teman sekaligus ketua IPM saat itu, aku segera mengikutinya, menuju aula, dan melihat acara dimana para peserta di kumpulkan, mendengarkan sedikit pentas- pentas dari setiap ekskul di Muhi, dan setelah itu tak berapa lama, sesuatu yang tak beres mulai terjadi, ketika ada tatib masuk, dan meneriaki seluruh peserta keras, dan ada satu peserta yang nyolot menjawab, ya anak ini tadi. Anak ini menantangi panitia terlebih lagi tatib, membuat nya diseret ke depan aula di benatak habis dengna emosi yang terpancar, lebih dari 5 tatib dan membuat sekitar 20 peserta di antara ratusan disana pingsan, ada yang asma kumat, bahkan penyakit jantung kumat, beberpa pingsan bohong- bohongan, tapi setidaknya cukup shock, dan kami segera harus memindahkan para peserta yang pingsan atau kumat sakitnya, dan aku sembari membantu menurunkan peserta dari lantai 3 menuju ke UKS lantai 1, aku mencoba melepas sedikit sukmaku, hanya sebagian energiku, dan sembari membawa Naga Pancawarna, aku memutuskan untuk memasuki Aula, kulihat tidak ada lagi tanda manusia, ya aku di alam mereka, kecuali 1 orang, adik tingkat itu masih disana, dikendalikan emosi dan sosok wanita berjubah hitam dan noda darah di lehernya.
Kulihat beberapa penunggu aula di bebaskan oleh wanita ini, pagar gaibku hilang, dan membuat ku harus segera mengalahkan mereka, dan jika tidak total ngerogo sukma, aku pasti kalah. Dan sebah kesempatan datang, aku lihat beberapa peserta dibawa ke rumah sakit, dan aku memilih tinggal di ruang IPM sementara, menunggu mobil mengangkut kloter 1 peserta. Dan aku ngerogo sukma total, membuat auraku makin kuat, dan tanpa basa basi, kutarik si jubah hitam dari tubuh juniorku, dan membuatnya hilang, bak asap dari daerah itu, dan hanya tersisa kaum mereka dan aku, kini aku pukulkan bagian bawah Naga Pancawarna, membuatnya terpukul, lalu kulemparkan energi dari Naga Pancawarna untuk mendorong mereka semua yang menunggu aula, membuat mereka mundur ketakutan, aku lalu memfokuskan energiku, membuat Naga Pancawarna berubah wujud, memang menguras energi, tapi kini Naga Pancawarna berubah menjadi 2 pedang, dan satu cukup untuk menahan jubah hitam, satu untuk ku menghalau mereka di Aula sana.
Akhirnya aku memusatkan seluruh energiku pada si jubah hitam dahulu, aku terjang dan dia sempat menghindar, terbang, tapi aku tidak kalah cepat, segera aku ikut meloncat, terbang dan menjatuhkannya dengan satu sabetan, dan ku tancapkan satu pedangku di badannya, menembus ke lantai, membuatnya mengerang kesakitan, aku segera menuju para makhluk di aula sana, dan mengusir mereka dengan sabetan- sabetanku, membuat mereka semua kelimpungan, dan menghilang perlahn, kecuali si hitam penunggu aula, yang akhirnya aku memutuskan untuk menyerangnya, dia menghindar, segala sabetanku dia hindari, dan kulihat untuk pertama kalinya, dia membuka mulut, sebuah taring besar berwarna putih,siap menggigitku,aku menghindar dan kutendang saja si hitam ini, "sudah cukup aku mengalah, sekarang kau mati saja, tidak ada penjagamu lagi disini", katanya,
Aku yang marah segera memfokuskan seluruh energi pada pedang ini, dan menerjang bersamaan dengan si hitam ini, aku berhasil menghindari gigitannya lagi, dan kusabetkan pedang pada badannya, membuatnya mengerang kesakitan, kuihat darah hitam muncrat keluar dari badannya, dan aku akhirnya segera memutar balik dan menusuk si hitam, menghujamkannya di tanah, seperti wanita jubah hitam tadi. Aku kembali ke wanita jubah hitam, akhirnya kulepaskan pedang ku, kuliaht dia terduduk, mengerang marah padaku, dan karena aku tidak mau ada masalah dan harus menghadapinya lebih, aku suruh dia kembali ke daerahnya, tanpa mengikuti anak itu lagi, atau dia akan hangus kubakar, lalu dia pergi menghilang dalam gelap. Dan si hitam penunggu aula, dia mash mengerang disana, aku akhirnya angkat pedangku bersamaan dengannya, kemudian kusatukan dua pedang menjadi tombak lagi, dan kulempar si hitam kembali ke tempat dia berada, dan kusegel sekali lagi dengan pagar gaib. Aku segera kembali ke ragaku, dan aku kini ikut mobil untuk mengantar dan menemani sisa junior yang kena jantung atau asma di rumah sakit. Dan aku semabri memulihkan energi ku dalam mobil, melawan 2 makhluk seperti mereka cukup menghabiskan energiku, membuatku sedikit melemah, da juga hal sial nya adalah, hari itu sekolah kami mendapat catatan terburuk untuk masa orientasi nya.
(bagi yang tau sekolah mana tolong dirahasiakan ya, thanks)
Hari pertama FORTASI adalah hari yang cukup melelahkan bagi kami panitia inti yang merumuskan acara ini, Sekitar 20 an anak IPM disini pulang lebih sore bahkan lebih malam daripada panitia yang lain, karena kami harus membahas hasil evaluasi dan kinerja panitia serta adakah masalah dengan para peserta FORTASI. Dan memang rapat yang menguras waktu ini membuat kami pulang dari sekolah sekitar jam 7 malam, sampai rumahpun aku sudah jam 8 malam, dan harus segera istirahat, karena pada hari kedua kami juga harus datang pagi buta, demi rapat briefing hari kedua, juga teknis pelaksanaan acara di hari kedua.
Hari kedua gerbang dibuka tepat pukul 6 pagi, rombongan peserta segera masuk dan para tatib sudah tersedia di lapangan, untuk melakukan pengecekan tugas dan barang bawaan dari peserta. Aku memantau mereka di lantai 3 dekat aula, sambil melihat kebawah dan ya aku sadar bahwa beberapa makhluk yang belum kuberi pagar gaib ikut menonton walau sedikit menjaga jarak dariku. dan aku masih merasa saat itu aman- aman saja walau kurasa ada bebrapa peserta FORTASI yang memancarkan aura marah seperti tidak terima oleh perlakuan seniornya, ya aku pun dulu begitu, tapi beberapa orang disini cukup memancarkan energi negatif, entah karena dendam, atau ada sesuatu yang mengikuti mereka.
Hingga para peserta naik ke ruang kelas masing2 di lantai 3, aku cukup melihat beberapa ana yang sepertinya sadar atau merasakan adanya makhluk lain disana, walau bukan indigo sepertiku, kurasa ada yang sedikit peka juga, dan aku melihat ada 1 anak (nama nya lupa siapa), dia memiliki sesosok makhluk negatif yang cukup kuat mengikutinya, seakan dia tidak takut pada senior dan karena ada rasa dendam, auranya cukup makin kuat, membuat beberapa makhluk di Aula tidak tenang, senang karena ada kesempatan bagi mereka bebas. Aku mulai sedikit was- was, berharap Naga Pancawarna sudah lebih dari cukup untuk menghadapi mereka. Aku akhirnya segera menuju ruang IPM, sedikit tiduram supaya dikira aku tertidur tapi aku sedang ngerogo sukma, atau astral projection, dan mengecek pagar gaib di aula, yang kemudian ku perkuat.
Yakin kira- kira tidak akan terjadi apa- apa, aku kini kembali ke badanku, dan kulihat para teman- teman bersiap untuk mengumpulkan peserta di Aula untuk suatu acara, "Da, tangi, ayo neng aula", kata Lazu, seorang teman sekaligus ketua IPM saat itu, aku segera mengikutinya, menuju aula, dan melihat acara dimana para peserta di kumpulkan, mendengarkan sedikit pentas- pentas dari setiap ekskul di Muhi, dan setelah itu tak berapa lama, sesuatu yang tak beres mulai terjadi, ketika ada tatib masuk, dan meneriaki seluruh peserta keras, dan ada satu peserta yang nyolot menjawab, ya anak ini tadi. Anak ini menantangi panitia terlebih lagi tatib, membuat nya diseret ke depan aula di benatak habis dengna emosi yang terpancar, lebih dari 5 tatib dan membuat sekitar 20 peserta di antara ratusan disana pingsan, ada yang asma kumat, bahkan penyakit jantung kumat, beberpa pingsan bohong- bohongan, tapi setidaknya cukup shock, dan kami segera harus memindahkan para peserta yang pingsan atau kumat sakitnya, dan aku sembari membantu menurunkan peserta dari lantai 3 menuju ke UKS lantai 1, aku mencoba melepas sedikit sukmaku, hanya sebagian energiku, dan sembari membawa Naga Pancawarna, aku memutuskan untuk memasuki Aula, kulihat tidak ada lagi tanda manusia, ya aku di alam mereka, kecuali 1 orang, adik tingkat itu masih disana, dikendalikan emosi dan sosok wanita berjubah hitam dan noda darah di lehernya.
Kulihat beberapa penunggu aula di bebaskan oleh wanita ini, pagar gaibku hilang, dan membuat ku harus segera mengalahkan mereka, dan jika tidak total ngerogo sukma, aku pasti kalah. Dan sebah kesempatan datang, aku lihat beberapa peserta dibawa ke rumah sakit, dan aku memilih tinggal di ruang IPM sementara, menunggu mobil mengangkut kloter 1 peserta. Dan aku ngerogo sukma total, membuat auraku makin kuat, dan tanpa basa basi, kutarik si jubah hitam dari tubuh juniorku, dan membuatnya hilang, bak asap dari daerah itu, dan hanya tersisa kaum mereka dan aku, kini aku pukulkan bagian bawah Naga Pancawarna, membuatnya terpukul, lalu kulemparkan energi dari Naga Pancawarna untuk mendorong mereka semua yang menunggu aula, membuat mereka mundur ketakutan, aku lalu memfokuskan energiku, membuat Naga Pancawarna berubah wujud, memang menguras energi, tapi kini Naga Pancawarna berubah menjadi 2 pedang, dan satu cukup untuk menahan jubah hitam, satu untuk ku menghalau mereka di Aula sana.
Akhirnya aku memusatkan seluruh energiku pada si jubah hitam dahulu, aku terjang dan dia sempat menghindar, terbang, tapi aku tidak kalah cepat, segera aku ikut meloncat, terbang dan menjatuhkannya dengan satu sabetan, dan ku tancapkan satu pedangku di badannya, menembus ke lantai, membuatnya mengerang kesakitan, aku segera menuju para makhluk di aula sana, dan mengusir mereka dengan sabetan- sabetanku, membuat mereka semua kelimpungan, dan menghilang perlahn, kecuali si hitam penunggu aula, yang akhirnya aku memutuskan untuk menyerangnya, dia menghindar, segala sabetanku dia hindari, dan kulihat untuk pertama kalinya, dia membuka mulut, sebuah taring besar berwarna putih,siap menggigitku,aku menghindar dan kutendang saja si hitam ini, "sudah cukup aku mengalah, sekarang kau mati saja, tidak ada penjagamu lagi disini", katanya,
Aku yang marah segera memfokuskan seluruh energi pada pedang ini, dan menerjang bersamaan dengan si hitam ini, aku berhasil menghindari gigitannya lagi, dan kusabetkan pedang pada badannya, membuatnya mengerang kesakitan, kuihat darah hitam muncrat keluar dari badannya, dan aku akhirnya segera memutar balik dan menusuk si hitam, menghujamkannya di tanah, seperti wanita jubah hitam tadi. Aku kembali ke wanita jubah hitam, akhirnya kulepaskan pedang ku, kuliaht dia terduduk, mengerang marah padaku, dan karena aku tidak mau ada masalah dan harus menghadapinya lebih, aku suruh dia kembali ke daerahnya, tanpa mengikuti anak itu lagi, atau dia akan hangus kubakar, lalu dia pergi menghilang dalam gelap. Dan si hitam penunggu aula, dia mash mengerang disana, aku akhirnya angkat pedangku bersamaan dengannya, kemudian kusatukan dua pedang menjadi tombak lagi, dan kulempar si hitam kembali ke tempat dia berada, dan kusegel sekali lagi dengan pagar gaib. Aku segera kembali ke ragaku, dan aku kini ikut mobil untuk mengantar dan menemani sisa junior yang kena jantung atau asma di rumah sakit. Dan aku semabri memulihkan energi ku dalam mobil, melawan 2 makhluk seperti mereka cukup menghabiskan energiku, membuatku sedikit melemah, da juga hal sial nya adalah, hari itu sekolah kami mendapat catatan terburuk untuk masa orientasi nya.
(bagi yang tau sekolah mana tolong dirahasiakan ya, thanks)
regmekujo dan 5 lainnya memberi reputasi
6