Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#5472

Raja Licik...

Tidak cukup sampai disitu.. Kedua mata gw yang sempat terpicingkan karena merasa ngilu, mendadak terbelalak saat melihat Raja Jin dengan sengaja merobek kulit luar dari pangkal bahu dan terus turun hingga ujung pergelangan tangan.. Koyakan daging dari bahu hingga pergelangan tangan Raja Jin, nampak tersembul keluar bersamaan dengan mengucurnya darah hitam kental yang langsung menguap menjadi asap saat menetes jatuh mengenai tanah berbatu.. Gw sempat mendengar pekikan Suluh yang mungkin tidak sanggup melihat apa yang sedang dilakukan Raja Jin.. Namun, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan sendiri, nampak tidak mengedipkan kedua matanya sekali pun yang terus menatap tajam Krama Raja..

“Kau lihat, Krama.. Setelah semua racun Wisa Ireng mu sirna dari tubuhku, aku akan kembali meladeni mu dengan seluruh kemampuan yang aku miliki” Ucap Raja Jin dengan wajah seolah dibuat tenang..

Krama Raja tidak segera menjawab ucapan saudaranya itu.. Tapi, terus memandangi luka koyakan dari pangkal bahu kanan Raja Jin hingga ke pergelangan tangannya, yang terus mengucurkan darah hitam kental.. Hingga dimasa berikutnya, sosok yang dianggap pemberontak oleh Raja Jin menyimpulkan senyuman dingin nan aneh.. Braja Krama sendiri nampak heran melihat reaksi senyuman yang diberikan Krama Raja..

“Mengapa kau malah tersenyum, Krama? Apakah kau meremehkan aku yang akan segera bebas dari racun mu?” Tanya Raja Jin dengan raut wajah menyiratkan rasa penasaran..

“Tidak, Braja.. Aku tidak sedang meremehkan mu.. Aku tersenyum karena tahu, kau tidak akan selamat dari racunku”

Kedua mata Raja Jin seketika terbelalak terkejut mendengar ungkapan Krama Raja barusan..

“Kau lihat sendiri, putihnya tulang mu yang perlahan akan mulai menghitam adalah pertanda dari racunku telah menyebar sempurna.. Dan sebentar lagi, kau akan merasakan sakit luar biasa di rongga dada.. Lalu, sakit itu menjalar ke kepala dan membuat isi kepala mu meleleh dengan sendirinya” Lanjut Krama Raja yang membuat Raja Jin semakin terkejut..

Tanpa banyak bicara, Raja Jin melirik ke arah luka dan sengaja mengoyak lagi daging hitam untuk melihat bagian tulangnya.. Darah hitam semakin mengucur deras akibat terkoyaknya daging yang semakin lebar.. Bersamaan dengan itu, gw melihat kedua mata Raja Jin terbelalak seperti melihat sesuatu yang sangat tidak ingin dilihat nya..

“Bedebah! Ku kira kau bukan pengecut yang bisa nya menggunakan racun mematikan, Krama.. Bagaimana mungkin kau bisa melakukan hal itu, sedangkan selama ini kau terjerat oleh rantai di penjara gaib ku?” Bentak Braja Krama dengan suara menggema dan pandangan nanar menatap saudara sekaligus lawannya..

Krama Raja menyibak rambut panjangnya yang kembali menutupi wajah.. Lalu, kembali mengulum senyuman kecil..

“Aku berada di penjara karena kau menjebak ku dengan puteri mu yang selama ini selalu bersembunyi dari mu, Braja Krama.. Kau tahu aku tidak segan-segan mengorbankan nyawa untuk seorang kemenakan perempuan yang ku kasihi seperti aku mengasihi puteri ku sendiri, Laras Rangkuti.. Hanya karena niat busuk mu untuk menguasai Kitab Langit, kau tega menahan Galuh Pandita dan menguasai alam bawah sadar puteri ku, agar mau menjebak ayahnya.. Untuk semua itu, aku tidak pernah mengampuni mu.. Sesaat lagi, racun ku akan segera menyebar dengan sangat cepat.. Lebih baik sekarang kau bertobat sebelum ajal menjemput, Braja”

Sedetik setelah Krama Raja menyudahi kalimatnya, Raja Jin menundukkan kepala sambil sesekali melirik ke arah lengan kanan yang warna kulitnya semakin hitam membiru..

“Krama Raja, aku minta maaf.. Selama ini aku akui aku telah salah karena menuruti hawa nafsu untuk menguasai Kitab Langit dan menjadi sosok paling digjaya seantero persada.. Aku mohon ampunan mu, Krama.. Katakan, bagaimana kau bisa membuat racun Wisa Ireng tak bisa ku bendung pengaruhnya.. Katakan pula bagaimana cara nya agar aku bisa terlepas dari racun ini.. Kau tahu aku bisa saja menghancurkan kepala semua sosok yang berada dalam pengaruh ajian ku hanya dengan menjentikkan jari.. Tapi, aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi, Krama.. Aku akan melepaskan pengaruh Ajian ku dari mereka semua, asalkan kau mau mengatakan bagaimana caranya aku bisa lepas dari racun mematikan ini” Rengek Raja Jin yang sudah jatuh berlutut sambil memohon dan memegangi dadanya..

Gw yang melihat Raja Jin seperti sedang menahan sakit di dada, teringat akan ucapan Krama Raja tentang pengaruh racun Wisa Ireng yang akan menimbulkan rasa sakit luar biasa di rongga dada jika sudah menyebar..

Untuk beberapa saat, gw melihat sosok Krama Raja terdiam seperti memikirkan ucapan Raja Jin.. Gw yang masih berdiri terpisah dari semua sosok sahabat gaib, sempat merasa khawatir jika sang Penyelamat kami akan terpengaruh oleh bujukan mulut manis Penguasa Gaib Tanah Pasundan..

Mencoba peruntungan, gw menyebut nama asli Krama Raja untuk bisa berbicara secara batin dengan Beliau..

“Eyang Pamanda, jangan turuti Braja Krama.. Aku tahu sifat aslinya yang telah berhasil mengelabui ku selama ini.. Aku mohon, Eyang .. Jangan kau ikuti kemauan nya”

Gw terus mengucap kalimat-kalimat itu dalam hati sambil menatap ke arah Krama Raja yang sedang berdiri membelakangi.. Gw sangat berharap Beliau mendengar permintaan gw.. Mengabulkan harapan gw.. Bukan hanya permintaan dan harapan gw, tapi permintaan dan harapan semua sosok yang ada di gunung ini..

Kedua mata gw sontak membesar begitu melihat sosok Krama Raja menoleh ke belakang.. Persisnya ke arah gw.. Melihat senyuman tersungging diwajah Beliau, harapan gw semakin menguat akan pertanda dari Beliau yang sepertinya tidak mau menuruti kehendak Braja Krama..

Perlahan, sosok Jin berwujud laki-laki bergamis putih itu melempar pandangan kembali ke arah Braja Krama, yang nampak semakin menekan dadanya dengan kondisi lengan kanan kian membiru..

“Kau tahu, Braja.. Selama persembunyian, aku terus bertapa memohon petunjuk dari Sang Maha Agung untuk melumpuhkan mu dan mengembalikan dirimu ke jalan yang lurus.. Alhamdulillah akhirnya do’a ku di dengar Nya.. Pada suatu malam, Sri Baduga Maharadja mendatangi ku dalam wujud asli dan memberikan ku kunci untuk meningkatkan Ajian Wisa Ireng.. Beliau berpesan, dengan Ajian ini aku akan dapat melumpuhkanmu dan berharap kau mau kembali ke jalan terang”

Braja Krama menaikkan kepala kembali menatap saudaranya yang masih berdiri tegap beberapa tombak dihadapan.. Rasa sakit yang mungkin semakin menekan pertahanannya, membuat sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu memegangi kepala dengan telapak tangan kiri..

“AARRGHH... Krama Raja, tolong aku.. Hilangkan racun ditubuh ku ini.. Aku mohon.. Aku berjanji akan kembali ke jalan yang benar.. Tolong, Krama Raja..” Teriak Raja Jin sambil terus meraung kesakitan dan memegangi kepala nya..

Semua sosok sahabat gaib nampak saling melempar pandangan satu sama lain.. Terutama, Ki Suta dan Jagat Tirta.. Kedua sosok yang memiliki hubungan langsung dengan Sang Penguasa Gaib Tanah Pasundan, nampak menyiratkan rasa tidak tega.. Bayu Ambar yang masih melayang-layang beberapa tombak diatas udara, juga sama menatap sayu ke sosok Kakeknya yang meraung-raung menahan sakit di kepala..

“Eyang Krama Raja, aku mohon hilangkan pengaruh racun dari tubuh Kakek ku.. Bagaimana pun juga, beliau adalah saudara mu, Eyang” Pinta Jagat Tirta yang sudah melesat menghadap sosok laki-laki berambut panjang bergamis putih..

“Tunggu! Aku tidak setuju kau mengobati Raja Jin, tuan Krama Raja” Sambar Ratu Laut Utara yang melayang satu tombak di hadapan semua sosok sahabat gaib dan membuat setiap sosok melempar pandangan ke arah Beliau, tak terkecuali Krama Raja sendiri..

“Aku tahu betul bagaimana liciknya Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Dia juga pernah memanfaatkan ku dimasa silam.. Dia juga dalang dibalik terbunuhnya puteri kesayangan ku.. Oleh karena itu, aku tidak akan rela jika Raja Jin kau ampuni”

Krama Raja mengerutkan dahi mendengar penuturan sosok berwajah jelita yang saat ini masih menatap Raja Jin dengan sorot mata penuh dendam.. Perlahan, beliau melemparkan pandangan kembali ke arah Braja Krama yang terlihat mulai berdiri meski masih memegangi kepala sambil terus menggigit bibir untuk menahan rasa sakit..

“Ucapan Penguasa Kerajaan Laut Utara benar adanya saudaraku, Krama Raja.. Aku memang sudah sangat berdosa.. Tidak lah kau perlu bersusah payah menghilangkan racun Wisa Ireng ditubuhku” Ucap Raja Jin yang lalu melempar pandangan ke arah Ratu Laut Utara..

“Dewi, aku mohon ampuni diriku yang berdosa kepada mu.. Karena dibutakan oleh kekuatan Kitab Langit, kau harus kehilangan Dewi Arum Kesuma, puteri mu.. Aku sadar.. Aku akan bertaubat, asalkan kalian semua mau memaafkan segala kesalahanku.. Setelah ini, aku akan membebaskan semua sahabat kalian yang masih berada dalam pengaruh Ajian ku” Lanjut Raja Jin, disusul dengan gerakan telapak tangan kirinya ke arah Nyi Mas Galuh Pandita serta sosok-sosok sahabat gaib lain yang nampak masih menatap kosong ke arah depan..

Selarik sinar sebesar ibu jari berwarna biru nampak melesat keluar dari telapak Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang langsung mengenai tepat ke tengah kening Nyi Mas Galuh Pandita.. Untuk beberapa saat, tubuh sosok cantik isterinya Ki Suta itu nampak menegang dalam ikatan Benang Langit milik Ki Purwagalih.. Kedua bola mata beliau pun terlihat terbalik ke atas hingga hanya bagian putihnya saja yang nampak.. Lalu, mendadak tubuh Nyi Mas Galuh Pandita merosot ke bawah.. Sekar yang melihat tubuh Ibu mertuanya hendak jatuh menghantam tanah, langsung menangkap beliau dan mendudukkannya..

Perlahan-lahan, sosok Nyi Mas Galuh Pandita membuka mata dan memandangi semua orang dengan kening berkerut.. Seolah beliau tidak mengerti mengapa bisa ada banyak sosok gaib berkerumun di atas gunung.. Akan tetapi saat pandangan nya tertumpu ke sosok Raja Jin, Nyi Mas Galuh Pandita langsung melompat meski tubuhnya masih terjerat Benang Langit.. Sekar yang melihat reaksi Ibu mertuanya barusan, sedikit terkejut.. Namun, Jagat Tirta dan Ki Suta segera menghampiri sosok wanita yang sangat mereka cintai itu.. Dari gerakan mulut ke dua laki-laki yang telah memeluk tubuh Nyi Mas Galuh Pandita secara bergantian, nampaknya mereka sedang mencoba menjelaskan apa yang telah terjadi..

Melihat Nyi Mas Galuh Pandita telah terbebas dari pengaruh Ajiannya, Raja Jin tersenyum meski dengan wajah sesekali meringis.. Lalu, mengarahkan telapak tangan kirinya dan melakukan hal sama ke Bayu Barata.. Akhirnya, semua sosok sahabat gaib yang semula berada dalam pengaruh Ajian Pengendali pikiran ciptaan Raja Jin pun terbebas.. Gw yang melihat semua sahabat gaib telah kembali kesadarannya, juga merasa sangat bahagia.. Tak disangka, Raja Jin ternyata benar-benar berniat untuk bertaubat..

“Aku telah menepati janji untuk membebaskan semua sahabat dari pengaruh Ajian ku dan mengembalikan kesadaran mereka.. Setelah ini, aku akan pergi ke istana ku lagi dan menghabiskan sisa waktu ku disana.. Sebelum pergi, aku mohon kalian semua bisa memaafkan segala dosa dan kesalahan yang pernah ku perbuat ” Ucap Penguasa Gaib Tanah Pasundan dengan kedua mata berkaca-kaca, lalu membalikkan tubuhnya hendak melayang pergi..

Belum sedetik berlalu, tiba tiba tubuh Raja Jin terjatuh lemas berlutut di atas tanah berbatu sambil kembali meraung kesakitan dan memegangi kepalanya.. Krama Raja yang melihat hal itu segera melesat melayang menghampiri saudaranya dan mendudukkan Raja Jin hingga bersila.. Tanpa banyak cakap, telapak tangan kanan Krama Raja terbuka dan terulur ke arah Tongkat Emas milik Raja Jin..

SYUUTT...

Seketika, Tongkat Emas lambang kekuasaan Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu melesat dan tertangkap oleh tangan kanan Krama Raja.. Kemudian, sosok laki-laki bergamis putih itu melayang dibelakang punggung Braja Krama dan menempelkan permata merah yang tersemat di ujung Tongkat Emas..

“Apa yang hendak kau lakukan, Krama? Jangan sembuhkan diriku.. Biarkan aku menebus semua kesalahan dengan meregang nyawa oleh racun Wisa Ireng”

“Diamlah, Braja.. Aku telah memaafkan mu.. Bagaimana pun juga, kau tetap saudara yang ku kasihi.. Aku tidak mau menjadi mahluk dzolim yang membiarkan saudaranya menderita setelah bertaubat” Sambar Krama Raja sambil memegangi kepala Raja Jin yang sudah tertempel batu permata merah..

Wajah Krama Raja nampak memandangi batu permata merah di ujung tongkat emas yang sudah memendarkan sinar berwarna sama.. Perlahan tangannya menotok beberapa titik di kepala Braja Krama.. Lalu berpindah menotok tiga titik di bahu kanan saudara nya itu dari atas hingga pergelangan tangan yang masih mengucurkan darah hitam..

Tiba-tiba, Raja Jin yang sudah duduk bersila memuntah kan segumpal darah hitam dari mulutnya hingga tercecer di atas tanah berbatu.. Darah hitam yang sempat tercecer seketika menguap menjadi asap pekat berbau busuk.. Melihat racun sudah dimuntahkan oleh Penguasa Gaib Tanah Pasundan, Krama Raja segera mengusap bahu kanan Raja Jin yang masih terluka menganga.. Ajaib, selepas usapan telapak tangan Krama Raja turun ke bawah ke arah pergelangan tangan Raja Jin, luka menganga yang hitam membiru lenyap seketika dari pangkal bahu kanan hingga pergelangan tangan.. Semua daging yang terkoyak menghitam, seolah merapat kembali dan warna hitamnya pun berangsur-angsur berubah ke warna kulit sehat seperti semula..

Krama Raja menyunggingkan senyuman kecil melihat Raja Jin telah berhasil ia pulihkan.. Secara perlahan, sosok jin berwujud laki-laki berwajah mirip dengan Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu membantu Raja Jin untuk bangkit berdiri sambil terus memegangi Tongkat Emas milik saudaranya..

Braja Krama yang wajahnya tak lagi pucat pasi setelah terlepas dari racun Wisa Ireng, sama menyunggingkan senyuman manis dan menatap wajah Krama Raja lekat-lekat.. Untuk sesaat, gw merasakan perasaan yang jauh lebih lega melihat pertikaian kedua saudara telah usai.. Terlebih saat Raja Jin memegangi bahu Krama Raja dan memeluk saudaranya itu dengan sangat erat..

Pandangan gw terlempar ke arah semua sosok sahabat gaib yang nampak sama-sama menyunggingkan senyuman lega.. Kecuali Ratu Laut Utara.. Wajah jelita Penguasa Kerajaan Laut Utara itu masih menyiratkan raut ketidak percayaan, dan terus menatap tajam ke arah dua sosok Jin berilmu tinggi yang saling berpelukan beberapa tombak dihadapannya.. Entah apa yang ada dalam benak Ibundanya mendiang Dewi Arum Kesuma.. Yang pasti, dari sorot mata tajamnya membuktikan bahwa beliau belum benar-benar memaafkan Raja Jin..

Gw yang tidak mau ambil pusing dengan perasaan Ratu Laut Utara, melirik ke arah Anggie yang masih bersandar disebuah batu besar dua tombak di belakang mereka..

“Akhirnya, semua masalah selesai, Yank.. Waktunya aku bawa kamu pulang setelah ini” Ucap gw lirih dalam hati sambil terus memandangi sosok cantik Anggie..

Tiba-tiba..

“AAARGGH”

Suara pekik kesakitan terdengar menggema dari arah Raja Jin dan Krama Raja.. Semua pandangan menoleh ke sumber suara.. Semua pasang mata terbelalak melihat Krama Raja sudah terduduk berlutut sambil memegangi perutnya.. Sementara, sosok Raja Jin terlihat melesat secepat kilat ke kerumunan semua sosok sahabat gaib.. Menyadari sesuatu yang buruk sedang berlaku, Ratu Laut Utara segera menjegal langkah Raja Jin menggunakan Selendang Hijaunya yang seketika menyabet ke arah Braja Krama.. Namun dengan gerakan tak terlihat, Raja Jin berhasil menghindari serangan Ratu Laut Utara sekaligus menembus pertahanan sosok berwajah jelita itu.. Kemudian menyeruak masuk ke dalam kerumunan sambil memukulkan Tongkat Emas ke tengah-tengah sosok sahabat gaib..

WUUUSSSH...

Segelombang angin besar laksana topan, tercipta dari pukulan Tongkat Emas Raja Jin diatas tanah berbatu, yang menghantam semua sosok sahabat gaib.. Hingga tubuh mereka terpental ke berbagai arah.. Gw yang melihat kepanikan tersebut, langsung melompat ke arah sana.. Akan tetapi terlambat.. Raja Jin dengan sangat cepatnya kembali melesat pergi sambil memboyong dua sosok tubuh.. Kedua mata gw sempat terbelalak saat mengenali salah satu sosok yang ada dalam gendongan Braja Krama..

“ANGGIE!!!”

“SEKAR KENCANA!!!”

Suara teriakan gw dan Jagat Tirta seketika terdengar menggema diseantero gunung, begitu melihat dua sosok dalam gendongan Raja Jin ternyata adalah dua wanita yang sama-sama sangat kami cintai.. ..

Menyadari Anggie berada dalam cengkraman angkara murka kembali, gw membuka kedua telapak tangan yang sudah tersemat Ajian Tapak Jagat dan berniat melompat menyusulnya untuk membebaskan gadis yang sangat gw cintai.. Namun, langkah gw terhenti saat seseorang memegang bahu dari samping.. Kepala gw sempat menoleh ke samping dan melihat Ratu Laut Utara yang ternyata sedang mencengkram bahu..

Sementara, Jagat Tirta pun sama di tahan oleh kedua orang tuanya, yakni Ki Suta dan Nyi Mas Galuh Pandita yang wajahnya sama-sama membias pucat setelah terkena serangan angin ciptaan Raja Jin barusan..

Pandangan gw nanar menatap sosok Raja Jin yang sudah berhenti melesat dan melayang-layang beberapa tombak diatas udara, sambil terus menggendong tubuh Anggie.. Ingin rasa nya gw melompat untuk menyelamatkan gadis yang sangat gw cintai itu.. Tapi, cengkraman tangan Ratu Laut Utara seolah menahan gerakan gw..

“Tepat dugaan ku.. Raja Jin tidak benar-benar bertaubat dan menyesali perbuatannya.. Dengan mudah, ia menipu kalian semua” Ucap Ratu Laut Utara dengan kedua mata menyorotkan sinar kehijauan..
r4r4y4
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.