JATIMTIMES, SURABAYA – Santriwati yang ditemukan tanpa busana dan teler di tempat pemakaman umum (TPU) Jalan Sidotopo Sekolahan, Kecamatan Semampir ternyata adalah korban pemerkosaan. Peristiwa terjadi Rabu (11/4) sore lalu.

Kanit Reskrim Polsek Semampir, AKP Junaidi mengatakan ada empat orang yang memerkosa korban, NH (16). "Sedang kami dalami, awalnya ada tiga orang, setelah saya kembangkan ternyata ada empat orang yang turut merudapaksa korban," ujarnya.

Dia menjelaskan identitas dari para tersangka telah dikantongi. Selanjutnya tinggal meringkus keempat pelaku itu. "Saya dan tim juga sudah mengetahui keberadaannya dan tempat tinggalnya," bebernya.

Junaidi mengungkapkan, awalnya korban bersama beberapa rekan lelakinya pesta miras pada Selasa (10/4) malam. "Malamnya korban pesta miras sampai pagi, minum bareng teman-temannya di dekat Tugu Pahlawan," tegas Junaidi.

Awal dari peristiwa itu saat korban diajak bertemu oleh seorang pemuda berinisial Y. "Ketika bertemu, Y mengajak korban ke sebuah diskotik di dekat Tugu Pahlawan, ternyata Y mengajak dua rekannya berinisial A dan M," tutur Junaidi.

Junaidi melanjutkan usai itu ketiganya mengajak NH ke diskotik dan lanjut diajak ke rumah Y. Ketika berada disana, NH dipersilahkan untuk beristirahat sejenak. Bahkan, korban sempat mandi dan dan beristirahat beberapa saat.

Lalu, pada Rabu (11/4/2018) siang sekitar pukul 12.00 WIB, Y mengajak NH keluar. "Korban diajak Y membeli miras," sambungnya.

NH pun menyetujui ajakan Y dan pergi ke suatu tempat untuk membeli miras. Usai memperoleh tiga botol miras, lantas Y mengajak korban ke suatu tempat untuk mengonsumsi miras itu. Sampai akhirnya Y mengajak NH ke sekitaran komplek makam Sidotopo Sekolahan. Ketika berada disana, Y dan H langsung menggelar selembar tikar disana. Lalu, Y dan NH langsung minum miras itu bersama.

Beberapa menit berselang, tiga rekan Y tiba disana. Bersama rekan Y, NH kembali diajak melanjutkan acara untuk minum miras bersama empat lelaki, salah satunya adalah Y.

Usai menenggak miras itu, NH langsung tak sadarkan diri. Hingga kemudian terjadilah peristiwa pemerkosaan yang memilukan itu. NH dengan keadaan tidak sadar dirudapaksa secara bergilir oleh empat orang pria.

Dan baru keesokan harinya korban ditemukan warga tanpa busana dalam keadaan tergulung tikar. Tak hanya itu, ketika ditemukan, kondisi pakaian NH tak karu-karuan. Awalnya NH diperkirakan sudah menjadi mayat, tetapi dia ternyata masih hidup.

Dalam kasus ini polisi juga memberikan arahan pada orang tua korban. Sebab, orang tua korban juga kerap memukul NH lantaran NH sering membandel.

Tak jarang, NH dipergoki orang tuanya sering bergaul dengan sebayanya yang bengal dan minum minuman keras. Oleh karena itu, dirinya ingin kejadian tersebut tak terulang dan tak mengakibatkan NH trauma serta mengalami kekerasan itu kembali.

"Agar orang tua korban tak mengulangi kekerasan pada anaknya, kasihan dia, sering ditampar, dipukul, sampai pingsan, akhirnya dia melampiaskan pada miras," tandasnya.

Junaidi menegaskan NH diketahui bekerja sebagai penjaga warung giras. Sebelumnya, NH dipondokkan di sebuah pondok pesantren di wilayah Bangkalan, Madura. Lantaran tak betah, NH melarikan diri dan memilih pulang.

Sesampainya di Surabaya, ia bekerja sebagai penjaga warung giras. "Korban ini bekerja menjaga warung giras, itu setelah keluar pondokan, alasannya tidak kerasan, ingin bekerja," sambung dia. 

m.jatimtimes.com/baca/170649/20180414/172033/kabur-dari-pesantren-santriwati-diajak-mabuk-lalu-digilir-empat-pria-jahanam/