- Beranda
- Stories from the Heart
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP -[Based On True Story]- SEASON 2 "KAMI SELALU ADA"
...
TS
bakamonotong
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP -[Based On True Story]- SEASON 2 "KAMI SELALU ADA"
Mereka yang Hidup Dalam Gelap, merupakan suatu true stroy, real story atau semacam itu tentang Arda, ketika di season 1 Arda menyajikan pada anda bagaimana dia bertahan dan berhadapan serta bertemu dan mengenal mereka, maka di season 2 ini arda akan mengantarkan kalian menuju dalamnya cerita tahap lanjut, dimana dia harus berhadapan dengan mereka, menguji apa yang telah dia pelajari, dan menjadi seorang yang menjembatani antara 2 dunia.
90% horror dengan bumbu hiperbola dan cerita drama, cinta, dan cerita persahabatan, memberikan kepada pembaca kesan tentang apa yagn dialami penulis.
Quote:
Quote:
selamat menikmati season 2 dari cerita ini, semoga kalian menyukai, jangan lupa cendol, juga share and like nya
ig : @bakemonotong
twitter : @Ardahakimotong
Welcome to my Second Season of Story
INDEKS :
Quote:
NITIPSSSS :
Quote:
Diubah oleh bakamonotong 22-06-2018 09:53
meqiba dan 2 lainnya memberi reputasi
3
56.2K
212
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bakamonotong
#150
Part XXIII - Jangan Pergi Dahulu!
Kelas 3 SMA adalah masa- masa dimana antusiasme orang tua pada anaknya makin menggebu, dengan embel - embel masuk kampus negri atau kampus favorit. Kala itu orang tuaku sedang terpuruk keuangannya, karena adikku paling kecil sakit parah dan harus opname serta pengobatan yang ,mahal. Sehingga satu- satunya harapanku adalah masuk Universitas Negri dan bukan masuk swasta yang notabene mahal, dan orang tuaku benar- benar tidak akan mau menguliahkanku jika masuk swasta, lebih baik menunggu satu tahun lagi, jika tidak lolos. Membuat beban yang kupikul bertambah berat.
Kelas 3 ini aku sudah mulai mengurangi aktifitas ku di alam sana, aku mulai jarang berinteraksi dengan mereka, aku mulai menutup sedikit mata ku, dan aku juga mulai lebih fokus untuk kehidupan di sekolah. Kala itu mata ketigaku benar- benar sudah tidak aku gunakan lagi, aku hampir tidak pernah melihat mereka lagi selama kelas 3 ini, termasuk Abah, Sar, dan para Naga. Aku tidak melihat mereka dan juga tidak berharap untuk ikut campur di dunia mereka lagi. Aku merasa terbebas, dengan menutup sementara mata ini, aku tidak harus berhadapan dengan makhluk- makhluk dalam kegelapan, ataupun orang orang yang memanfaatkan mereka.
Hingga akhirnya, aku sadar pilihanku salah, aku kala itu harus pergi menuju dinas pendidikan untuk mengumpulkan laporan perjalanan ke Manado, yang hampir 7 bulan aku tunda, dan aku akhirnya pulang dari sana cukup malam. Entah apa yang kupikirkan, aku lewat jalan magelang yang gelap dan mencari jalan tembus ke rumahku, memang lebih cepat, tapi aku lupa, bahwa disana ada entitas gelap yang jauh lebih kuat dari yang selama ini aku lihat dan rasakan. Membuatku mengalami kemalangan terburuk dalam hidupku berurusan dengan dunia mereka.
Pukul 9 Malam kala itu aku di jl Magelang, dan kini posisi sudah di daerah yang cukup gelap, dan motorku tiba- tiba saja mogok, klasik, memang, trik lama kaum mereka, aku segera mungkin membuka mata batinku. dan tepat di depanku berdiri sesosok pria tinggi sekitar 3 meter, dengan wajah yang hitam gelap, dan aura negatif yang jauh lebih kuat dari yang pernah aku rasakan. Aku beranikan diri bertanya apa mau dia padaku, ada apa/ apa salahku? aku mengganggunya atau bagaimana? tapi dia hanya diam, membisu tak menjawabku. kemudian dia berjalan membelakangiku, menghilang dalam gelap.
Apa maksudnya? aku yang saat itu tidak tahu maksud makhluk itu segera menghidupkan motor, dan berusaha pergi dari situ. tapi nahas tidak bisa menyala dan aura disaan malah makin kuat, makin gelap dan banyak pasang mata mengawasiku, seperti mencari tahu, juga ingin mendekat. Aku sadar akan hal itu dan berusaha memindahkan motorku, yang tiba- tiba menjadi sangat berat, tidak bisa digerakkan. Aku melihat beberapa sosok disana duduk diatas motorku, kera- kera kecil tumpang tindih di jok belakang motor, sambil menyeringai dan marah melihatku. Segera kau lepas kan motorku, aku standarkan lagi, dan kini aku mundur mngambil jarak dari makhluk - mahluk disana.
Aku akhirnya memusatkan energiku, dan memukul para kera tadi sehingga mereka terjengkang, mundur, ketakutan, cukup efektif, kulihat beberapa dari yang disana juga mulai menghilang, mereka mulai pergi, tapi ada juga yang tinggal, dan memutuskan untuk menampakkan wujudnya, juga kulihat si hitam tadi muncul, dan banyak sekali jin wanita setengah ular, maupun pocong disana, mereka menggeram padaku, seakan aku adalah ancaman bagi mereka, dan mereka juga mengancamku untuk pergi dari sana. Aku bukan lah pengecut dan aku percaya pada kawan- kawan ku, sehingga kupanggil mereka dan bersiap bertempur dengan pasukan si hitam. dan untuk pertama kalinya kulihat si hitam tersenyum, matanya terlihat, berwarna kuning segaris seperti mata ular, begitu juga senyumnya, taringnya terlihat panjang menentuh bibir bawahnya, dengan mengisyaratkan tangannya, pasukannya maju menyerbuku.
Saat itu pagar gaibku masih mampu menahannya, dan aku mencoba interaksi lebih, "apa salahku sehingga kamu menyerangku?", kataku padanya,
"Aku adalah saudara dari jin yang kamu bakar dahulu di Batavia, dan walau aku bukan peliharaan manusia seperti adikku, aku lebih kuat dibandign dia" katanya , "oh, dan satu lagi, aku memang suka membawa sukma manusia sepertimu", katanya melanjutkan sembari menunjukkan sebuah dimensi terpisah dimana banyak sukma terperangkap disana, di sebuah hutan yang sepertinya tak berujung, dan di tengah hutan ada sebuah sumur, entah untuk apa. Kembali dia menutup dimensi tadi, kini dia maju ,hanya dengan sekali hantam, pagar gaibku pecah, membuatku terpental. Tubuh fisikku pun tidak mampu menahan kekuatannya, membuatku berpikir untuk tidak ngerogo sukma melawannya.
Kulihat Sar, Abah menyerangnya, meringkus dan menghajarnya slih berganti, tapi kulihat dia masih santai saja menghadapi mereka berdua, para naga masi menahan pasukan gaib nya, menggunakan sedikit aura mereka, membakar, menembakkan aura mereka, membuat beberapa pasukan disana kewalahan. Aku sesegera mungkin membaca doa, dan memfokuskan lagi diriku, untuk menghadapi si hitam. Aku berusaha membuka dimensi milik si hitam, dimana para manusia tadi sukmanya ditahan dan akan dijadikan budak olehnya. Tapi ternyata tidak semudah itu, aku harus memfokuskan mataku, mata ketigaku, benar- benar menggunakan energiku di mata ini, dan si makhluk hitam ini tidak memberikan ku celah, dia menerobos abah dan sar, membuat mereka terpelanting, dan kini si hitam menubrukku, melemparkanku, membuatku terbatuk dan membuyarkan energiku.
Kulihat Sar menerjang makhluk ini, menggigit lengannya, menarik dan membntingnya, segera abah menyusul menimpa makhluk ini dan menusukkan tongkatnya, membuat si makhluk hitam ini mengerang, kulihat semburan asap dan darah hitam di lubang yang dibuat abah. kemudian si hitam segera mungkin bangkit, mengangkat abah dan tongkatnya, melemparkannya, dan menendang Sar jauh, kini aku dengan amalan ku yang terkumpul memutuskan menyerangnya, kali ini aku haru ngerogo sukma, dan dengan tubuh astralku, aku menendangnya, memukulnya, membuat dia tersungkur, dan segera sekali lagi Sar menerjangnya, tapi berhasil dihindarinya, dia menangkap Sar, membantingnya, menginjak dengan kakinya, dan membuat Sar seperti menghilang, aura Sar terserap oleh makhluk ini, dan Sar kini benar- benar hilang, tak ada wujudnya, melihat itu, Abah geram dan segera menghujamkan tongkatnya pada makhluk itu, kali ini makhluk itu berhasil menangkap tongkat abah, dan membanting Abah, menginjaknya, dan berusaha sekali lagi menyerap energi dari abah. Membuat energi abah menghilang, kini tersedot ke dalam tubuh makhluk tadi. menimbulkan adanya 2 cahaya di tengah perut makhluk ini, terpaksa kelima naga harus kutarik dan membantu ku menghancurkan makhluk ini.
Kelas 3 SMA adalah masa- masa dimana antusiasme orang tua pada anaknya makin menggebu, dengan embel - embel masuk kampus negri atau kampus favorit. Kala itu orang tuaku sedang terpuruk keuangannya, karena adikku paling kecil sakit parah dan harus opname serta pengobatan yang ,mahal. Sehingga satu- satunya harapanku adalah masuk Universitas Negri dan bukan masuk swasta yang notabene mahal, dan orang tuaku benar- benar tidak akan mau menguliahkanku jika masuk swasta, lebih baik menunggu satu tahun lagi, jika tidak lolos. Membuat beban yang kupikul bertambah berat.
Kelas 3 ini aku sudah mulai mengurangi aktifitas ku di alam sana, aku mulai jarang berinteraksi dengan mereka, aku mulai menutup sedikit mata ku, dan aku juga mulai lebih fokus untuk kehidupan di sekolah. Kala itu mata ketigaku benar- benar sudah tidak aku gunakan lagi, aku hampir tidak pernah melihat mereka lagi selama kelas 3 ini, termasuk Abah, Sar, dan para Naga. Aku tidak melihat mereka dan juga tidak berharap untuk ikut campur di dunia mereka lagi. Aku merasa terbebas, dengan menutup sementara mata ini, aku tidak harus berhadapan dengan makhluk- makhluk dalam kegelapan, ataupun orang orang yang memanfaatkan mereka.
Hingga akhirnya, aku sadar pilihanku salah, aku kala itu harus pergi menuju dinas pendidikan untuk mengumpulkan laporan perjalanan ke Manado, yang hampir 7 bulan aku tunda, dan aku akhirnya pulang dari sana cukup malam. Entah apa yang kupikirkan, aku lewat jalan magelang yang gelap dan mencari jalan tembus ke rumahku, memang lebih cepat, tapi aku lupa, bahwa disana ada entitas gelap yang jauh lebih kuat dari yang selama ini aku lihat dan rasakan. Membuatku mengalami kemalangan terburuk dalam hidupku berurusan dengan dunia mereka.
Pukul 9 Malam kala itu aku di jl Magelang, dan kini posisi sudah di daerah yang cukup gelap, dan motorku tiba- tiba saja mogok, klasik, memang, trik lama kaum mereka, aku segera mungkin membuka mata batinku. dan tepat di depanku berdiri sesosok pria tinggi sekitar 3 meter, dengan wajah yang hitam gelap, dan aura negatif yang jauh lebih kuat dari yang pernah aku rasakan. Aku beranikan diri bertanya apa mau dia padaku, ada apa/ apa salahku? aku mengganggunya atau bagaimana? tapi dia hanya diam, membisu tak menjawabku. kemudian dia berjalan membelakangiku, menghilang dalam gelap.
Apa maksudnya? aku yang saat itu tidak tahu maksud makhluk itu segera menghidupkan motor, dan berusaha pergi dari situ. tapi nahas tidak bisa menyala dan aura disaan malah makin kuat, makin gelap dan banyak pasang mata mengawasiku, seperti mencari tahu, juga ingin mendekat. Aku sadar akan hal itu dan berusaha memindahkan motorku, yang tiba- tiba menjadi sangat berat, tidak bisa digerakkan. Aku melihat beberapa sosok disana duduk diatas motorku, kera- kera kecil tumpang tindih di jok belakang motor, sambil menyeringai dan marah melihatku. Segera kau lepas kan motorku, aku standarkan lagi, dan kini aku mundur mngambil jarak dari makhluk - mahluk disana.
Aku akhirnya memusatkan energiku, dan memukul para kera tadi sehingga mereka terjengkang, mundur, ketakutan, cukup efektif, kulihat beberapa dari yang disana juga mulai menghilang, mereka mulai pergi, tapi ada juga yang tinggal, dan memutuskan untuk menampakkan wujudnya, juga kulihat si hitam tadi muncul, dan banyak sekali jin wanita setengah ular, maupun pocong disana, mereka menggeram padaku, seakan aku adalah ancaman bagi mereka, dan mereka juga mengancamku untuk pergi dari sana. Aku bukan lah pengecut dan aku percaya pada kawan- kawan ku, sehingga kupanggil mereka dan bersiap bertempur dengan pasukan si hitam. dan untuk pertama kalinya kulihat si hitam tersenyum, matanya terlihat, berwarna kuning segaris seperti mata ular, begitu juga senyumnya, taringnya terlihat panjang menentuh bibir bawahnya, dengan mengisyaratkan tangannya, pasukannya maju menyerbuku.
Saat itu pagar gaibku masih mampu menahannya, dan aku mencoba interaksi lebih, "apa salahku sehingga kamu menyerangku?", kataku padanya,
"Aku adalah saudara dari jin yang kamu bakar dahulu di Batavia, dan walau aku bukan peliharaan manusia seperti adikku, aku lebih kuat dibandign dia" katanya , "oh, dan satu lagi, aku memang suka membawa sukma manusia sepertimu", katanya melanjutkan sembari menunjukkan sebuah dimensi terpisah dimana banyak sukma terperangkap disana, di sebuah hutan yang sepertinya tak berujung, dan di tengah hutan ada sebuah sumur, entah untuk apa. Kembali dia menutup dimensi tadi, kini dia maju ,hanya dengan sekali hantam, pagar gaibku pecah, membuatku terpental. Tubuh fisikku pun tidak mampu menahan kekuatannya, membuatku berpikir untuk tidak ngerogo sukma melawannya.
Kulihat Sar, Abah menyerangnya, meringkus dan menghajarnya slih berganti, tapi kulihat dia masih santai saja menghadapi mereka berdua, para naga masi menahan pasukan gaib nya, menggunakan sedikit aura mereka, membakar, menembakkan aura mereka, membuat beberapa pasukan disana kewalahan. Aku sesegera mungkin membaca doa, dan memfokuskan lagi diriku, untuk menghadapi si hitam. Aku berusaha membuka dimensi milik si hitam, dimana para manusia tadi sukmanya ditahan dan akan dijadikan budak olehnya. Tapi ternyata tidak semudah itu, aku harus memfokuskan mataku, mata ketigaku, benar- benar menggunakan energiku di mata ini, dan si makhluk hitam ini tidak memberikan ku celah, dia menerobos abah dan sar, membuat mereka terpelanting, dan kini si hitam menubrukku, melemparkanku, membuatku terbatuk dan membuyarkan energiku.
Kulihat Sar menerjang makhluk ini, menggigit lengannya, menarik dan membntingnya, segera abah menyusul menimpa makhluk ini dan menusukkan tongkatnya, membuat si makhluk hitam ini mengerang, kulihat semburan asap dan darah hitam di lubang yang dibuat abah. kemudian si hitam segera mungkin bangkit, mengangkat abah dan tongkatnya, melemparkannya, dan menendang Sar jauh, kini aku dengan amalan ku yang terkumpul memutuskan menyerangnya, kali ini aku haru ngerogo sukma, dan dengan tubuh astralku, aku menendangnya, memukulnya, membuat dia tersungkur, dan segera sekali lagi Sar menerjangnya, tapi berhasil dihindarinya, dia menangkap Sar, membantingnya, menginjak dengan kakinya, dan membuat Sar seperti menghilang, aura Sar terserap oleh makhluk ini, dan Sar kini benar- benar hilang, tak ada wujudnya, melihat itu, Abah geram dan segera menghujamkan tongkatnya pada makhluk itu, kali ini makhluk itu berhasil menangkap tongkat abah, dan membanting Abah, menginjaknya, dan berusaha sekali lagi menyerap energi dari abah. Membuat energi abah menghilang, kini tersedot ke dalam tubuh makhluk tadi. menimbulkan adanya 2 cahaya di tengah perut makhluk ini, terpaksa kelima naga harus kutarik dan membantu ku menghancurkan makhluk ini.
regmekujo dan 4 lainnya memberi reputasi
5