Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

patra.wasakaAvatar border
TS
patra.wasaka
Perburuan Kepala Hantu Kuyang di Kalimantan (Real Story)
Perburuan Kepala Hantu Kuyang di Kalimantan
(Horror & Romance)





Perburuan Kepala Hantu Kuyang di Kalimantan (Real Story)

Perburuan Kepala Hantu Kuyang di Kalimantan (Real Story)







Di dunia ini ada sebuah fenomena yang sampai detik ini belum terpecahkan rahasianya oleh siapapun. Bahkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu dan lintas generasi pun belum bisa menemukan jawaban dibalik fenomena ini, mendekatipun tidak. Fenomena yang dimaksud adalah keberadaan makhluk lain selain manusia yaitu 'Makhluk Halus" atau dikenal dengan sebutan hantu. Banyak orang memperdebatkan darimana asal mulanya dan terbentuk dari zat apa makhluk tersebut. Berbagai spekulasi beredar di muka bumi ini tentang keberadaan hantu sehingga menimbulkan pro dan kontra diantara berbagai kalangan. Ada yang berpendapat, hantu adalah arwah gentayangan dari seseorang yang sudah meninggal. Pendapat lain mengatakan, penampakan hantu hanyalah ilusi yang dialami seseorang dalam keadaan pikirannya sedang kosong.

Literatur dalam kitab suci suatu agama menyebutkan tentang kepercayaan pada hal-hal ghaib tapi dalam arti luas. Dalam kitab tersebut menjelaskan tentang keberadaan golongan makhluk ghaib seperti malaikat dan jin selebihnya tidak ada. Jadi? Apakah hantu tidak di akui sebagai golongan makhluk ghaib dalam kitab agama tersebut? Tidak juga... Beberapa ahli tafsir mengatakan wujud dari hantu itu sendiri adalah jelmaan dari jin yang senang mengganggu manusia saat batinnya sedang lemah. Hantu adalah manifestasi dari pikiran manusia itu sendiri. Apa yang ada di pikiran manusia maka itulah yang tampak di hadapannya. Beberapa kesaksian yang pernah menyaksikan sebuah penampakan ada yang terlihat logis adapula hanya sekedar mengada-ada. Rasa takut dalam diri manusia semakin membuat fenomena ini berkembang tiada habisnya sampai akhir zaman.

Di Kalimantan ada sebuah cerita rakyat yang sudah turun menurun tentang keberadaan sesosok makhluk yang biasa kami sebut "KUYANG". Konon sosok tersebut adalah kepala dari orang yang sudah meninggal lalu dihidupkan kembali untuk digunakan sebagai media aliran ilmu sesat atau pesugihan. Ada pula Hantu Kuyang jenis lain yang bertujuan menimba ilmu hitam agar dapat hidup abadi dan awet muda. Namun dari beberapa jenis Kuyang yang ada, tetap saja mereka memiliki kesamaan yaitu senang menghisap darah manusia. 

Merunut dari asal muasal serta sejarah kemunculan Kuyang bersumber dari minyak "KAWIYANG". Minyak tersebut apabila dioleskan pada leher maka dapat memisahkan bagian kepala dari tubuh manusia. Kepala itu akan melayang-layang di udara untuk mencari perempuan yang akan melahirkan lalu menghisap darah berikut jabang bayinya. Selain itu Kuyang juga senang memakan ari-ari bayi yang baru dilahirkan. Kuyang memiliki beberapa kelebihan saat akan menjalankan aksi biadabnya. Mereka dapat meniru suara binatang untuk mengelabui para manusia. Bahkan sebagian dari mereka dapat berubah menjadi manusia dan membaur dengan masyarakat. Biasanya mereka akan menyamar sebagai dokter, bidan atau dukun beranak dengan alibi ingin membantu proses kelahiran. 

Hantu Kuyang sering terlihat di perkampungan yang tidak terlalu padat penduduk. Mereka cenderung menghindari daerah kota yang ramai penduduk. Namun sesekali ada saja kejadian di tengah kota sekalipun kedatangan sosok Kuyang. Masyarakat sangat terganggu oleh kehadiran hantu Kuyang terlebih para korban yang diincar adalah wanita yang sedang melahirkan. Akhirnya masyarakat mulai gerah dan beberapa dari mereka memutuskan untuk memburu para Hantu tersebut. Aku adalah salah satu diantara sekian banyak orang yang ingin mengakhiri semua aksi teror ini.



I N D E X

Spoiler for index:

Diubah oleh patra.wasaka 10-04-2018 07:58
djalankaki
botolketjapno1
sampeuk
sampeuk dan 6 lainnya memberi reputasi
3
84.2K
183
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Tampilkan semua post
patra.wasakaAvatar border
TS
patra.wasaka
#39
PART 3. Teror Dimulai




"Kak, aku mau lagi, dong." Pinta Novia tiba-tiba sambil mencolek perutku. "Hah? Jangan ah, bahaya... Nanti kamu ketagihan." Ujarku santai. "Please... Sekali ini aja. Mumpung malem kan sepi." Novia bersikeras. Aku pun berpikir sejenak untuk menuruti permintaan Novia barusan.

"Ya udah, pegangan yang kuat." Ujarku memberinya aba-aba. Aku memasuki jalan Kayutangi yang merupakan jalan protokol yang cukup lebar. Suasana jalan cukup sepi hanya ada beberapa mobil dan sepeda motor yang lalu lalang. Setelah memutari sebuah bundaran, aku bersiap-siap menyantap track lurus yang berada di depan ku.

Aku menarik tuas kopling dan menggeber gas berulang-ulang, suara mesin khas 2tak meraung memecah keheningan malam. Ban depan terangkat saat aku melepaskan kopling. Motor melaju kencang dengan kecepatan tinggi di sepanjang jalan. Tangan Novia memeluk erat tubuh dan merapatkan kepalanya di punggungku. Raungan mesin dan suara angin bergemuruh menjadi satu. Aku melihat jarum speedometer sudah menyentuh angka 120 km/h lebih. Dhani memang sudah merubah spesifikasi mesin dari motor ini karena hobinya memang berkecimpung di dunia otomotif. Aku dan Dhani sangat menyukai kecepatan namun belum ada kesempatan untuk kami berdua mencicipi kejuaraan motogp  emoticon-Big Grin

Dan celakanya Novia juga menyukai hal-hal yang memacu adrenaline seperti hal nya diriku. Terkadang setiap kami jalan keluar, sesekali aku membawanya kebut-kebutan di jalan. Saat mendekati jembatan yang melintasi sungai, aku memperlambat laju sepeda motor yang ku bawa. Novia mulai mengendurkan pelukannya.

"Kak, tiap kali aku dibawa ngebut sama kamu, aku semakin percaya kalo kamu ngga akan pergi ninggalin aku." Ujar Novia. "Kakak ngga punya alasan kuat buat ninggalin kamu..." Sahutku.

Aku memelankan laju motor saat mulai melewati jalan komplek perumahan yang menuju rumah Novia. Ada papan peringatan di pintu gerbang perumahan yang menghimbau kendaraan bermotor bersuara bising dilarang masuk. Setelah berpamitan dengan Novia, aku pun memutuskan langsung pulang ke rumah. Ia berdiri di depan pagar rumahnya sambil melambai ke arah ku. Senyumnya begitu manis dan mungkin malam ini aku tidak dapat tidur nyenyak karenanya.


Beberapa hari kemudian.

Hari menjelang petang. Ibu dan Ayahku bersiap-siap untuk pergi ke rumah tante Celin karena malam ini rencananya beliau akan melahirkan dan sudah melalui berbagai pembukaan. Aku dan Dhani sengaja akan menyusul dengan sepeda motor karena kami berdua sedang sibuk bermain PS. 

"Lakasi ganali butuh ikam, nyaman lakas k.a.win (cepetan gedein kemaluanmu supaya bisa cepet nikah)." Ujarku bercanda pada Dhani yang sedang fokus memperhatikan televisi sambil memegang stik nya.

"Ampunku sudah ganal, tinggal mencari yang hakun ja wan aku (Punyaku sudah gede, tinggal mencari yang mau sama aku)." Sahutnya tanpa menoleh ke arahku sedikitpun.

"Sudah suah jua kah beanuan? (Sudah pernah juga ya begituan?)." Tanyaku sambil nyengir.

"Ganggu konsentrasi aja, nih! Kalah jadinya aku, kan..." Shaut Dhani sambil melempar stiknya ke karpet saat gawangnya kebobolan oleh pemainku.

"Ayo kita ke rumah acil Celin." Ajakku. "Aku mandi dulu bentar," Sahut Dhani sambil beranjak dari karpet yang kami duduki sedari tadi.

Rumah bercat biru yang terbuat dari kayu tapi megah itu sudah di penuhi oleh beberapa warga. Aku memarkirkan sepeda motor persis di belakang mobil Ayah lalu berjalan ke halaman rumah tersebut bersama Dhani. Hampir separuh dari orang-orang yang berada di rumah tersebut sangat aku kenal karena mereka adalah penduduk kampung dimana tempat aku tinggal, selebihnya mungkin adalah kerabat jauh dari keluarga tante Celin.

Di ruang tamu sudah tersedia berbagai syarat yang di persiapkan untuk upacara kelahiran seperti pelepah pinang, beras, gula merah, buah kelapa utuh, ketan dan semuanya memiliki kegunaan masing-masing. Acara seperti ini sudah di lakukan secara turun temurun oleh kami orang yang beradat Banjar saat menyambut kelahiran. Aku mengambil sebatang rokok dari bungkusnya. Aku, Dhani dan beberapa teman sekampungku berkumpul di bawah pohon mangga yang berdiri tegak di samping rumah yang punya hajat. Sambil mengobrol, sesekali aku memperhatikan hutan lebat yang berada persis di belakang rumah. Selain kegelapan, tidak ada yang tersisa disana.

Seorang perempuan paruh baya datang dengan berpakaian dinas berwarna putih dan menenteng sebuah tas hitam di tangannya. Ia berjalan memasuki rumah melewati pintu depan. Mungkin ia bidan yang akan membantu persalinan tante Celin pikirku. Beberapa jam kemudian tibalah saatnya bersiap untuk menyambut penduduk baru di kampung ini. Seorang bayi akan terlahir ke dunia ini dan ia akan menyaksikan betapa besarnya alam semesta dan isinya ini. Yang kesemuanya adalah karya Tuhan yang maha esa.

Semua orang yang berada di dalam maupun yang di luar rumah mulai memasang telinga karena tidak sabar ingin mendengar suara tangisan bayi yang akan lahir tak terkecuali aku. Sambil berjalan mendekati pintu ruang tamu, aku mendengar suara seorang perempuan yang sedang berjuang mengeluarkan anaknya dari dalam perut. Tiba-tiba aku teringat akan Ibuku. Ia pun pasti juga mati-matian berjuang ketika melahirkan semua anaknya. Di saat aku sedang melamun membayangkan kedua orang tuaku, tiba-tiba suara menjadi hening. Harusnya saat ini suara tangisan bayi itu sudah terdengar. Banyak orang di dalam rumah saling bertanya ada apa gerangan yang terjadi. Suara erangan tante Celin tidak lagi terdengar tapi berganti menjadi sebuah jeritan yang menyayat hati. Teriakan itu berasal dari dalam kamar dimana tante Celin melakukan proses persalinan. Beberapa pria yang sedang duduk di ruang tamu langsung berlarian menuju ke dalam kamar. Aku yang penasaran pun ikut berlari ke dalam rumah untuk mengetahui apa yang terjadi. Pikiran buruk mulai menyelimuti kepalaku.

"KUYANG!!!" Sebuah teriakan terdengar keras tapi entah siapa yang melakukannya. Aku berhenti di depan pintu kamar yang sudah dipenuhi warga dan sejauh mataku memandang hanya ada darah yang berceceran di lantai. Pintu jendela kamar terbuka lebar dan ceceran darah itu mengarah ke jendela tersebut. Meskipun pandanganku tertutupi oleh orang-orang yang hilir mudik didalam kamar, namun aku dapat melihat tante Celin terbaring kaku di atas ranjangnya melalui celah kecil di engsel pintu.

Tubuhku berdiri mematung sesaat karena aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Sudah lama sekali aku tidak pernah mendengar berita tentang sosok hantu yang disebut Kuyang tadi. Selama ini kampung kami aman tenteram dan tidak pernah ada kejadian seperti ini sedari aku kecil. Aku pikir itu hanya mitos. Semua pria berlarian keluar dari kamar berusaha untuk mengejar makhluk yang kemungkinan telah membunuh tante Celin dan bayinya tersebut. Tanpa di perintah, aku pun ikut berlari mengejar makhluk itu meskipun aku tidak tahu kemana larinya si hantu Kuyang tadi.

Para pemuda berlarian memasuki hutan lengkap dengan lampu senter dan berbagai senjata tajam seperti mandau dan tombak. Tunggu? Tombak? Darimana mereka mendapatkan benda itu di saat genting seperti ini? Peduli setan pikirku. Aku mengambil balok kayu yang berada di samping rumah penduduk lalu ikut berlari masuk ke dalam hutan yang gelap dan aku sama sekali tidak tahu bahaya apa yang akan kami hadapi di dalam sana. Tapi hanya satu yang ada di pikiranku... Aku ingin tahu seperti apa bentuk hantu Kuyang tersebut. Rasa penasaran yang kuat mendorongku untuk mencari tahu perihal itu.

"Patra!" Seseorang memanggilku dari kejauhan. Saat aku menoleh ke sumber suara tersebut ternyata orang itu tetanggaku yang bernama Arman. Ia berlari mendekatiku sambil menenteng senternya.

"Kemana larinya, jar?" Tanyaku pada Arman. "Ngga tau, tapi dari ceceran darahnya, sih ke arah sana." Ujar Arman sambil menunjuk ke sebuah arah. 

"Emangnya masih keliatan ceceran darahnya?" Tanyaku kurang yakin. Karena kondisi gelap seperti ini sangat sulit untuk mencari jejak.

"Sudah hilang darisana tadi," Ujar Arman. Saat kami berdua sibuk berdiskusi, tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakan-teriakan para warga. Kami berdua berlari menuju lokasi tersebut. Beberapa orang lainnya pun ikut berlarian kesana. 

Kami semua masuk lebih jauh ke dalam hutan. Segerombolan orang-orang terlihat sedang menyorotkan lampu-lampu senter mereka ke sebuah pohon yang sangat tinggi dan rimbun. Aku mendongakan kepala dan melihat ke atas pohon tersebut. Tidak ada apa-apa di atas sana pikirku. Tapi aku mulai memperhatikan dengan seksama salah satu dahan pohon tersebut dan ada pergerakan yang mencurigakan di sana. Kami yakin ada sesuatu di atas pohon itu.

Dan kami semua terkejut saat sosok itu menunjukkan wujudnya...
Diubah oleh patra.wasaka 10-04-2018 08:25
jimmi2008
makgendhis
sampeuk
sampeuk dan 7 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.