Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shahrah018Avatar border
TS
shahrah018
RUU Narkotika Percepat Eksekusi Mati Bandar Narkoba
RUU Narkotika Percepat Eksekusi Mati Bandar Narkoba

06 Apr 2018, 23:05 WIB

Wujud sabu seberat 1,6 ton ton yang berhasil diungkap polsi dan Bea Cukai di Dit Tipid Narkoba Bareskrim, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (27/2). Sebanyak 1,6 ton tabu tersebut terbagi dalam 81 karung. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bukti komitmen perang terhadap narkoba, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo memastikan hukuman maksimal terhadap para bandar dan percepatan eksekusi bandar narkoba divonis mati sebagai bagian dari revisi Undang-undang Narkotika yang akan digodok oleh parlemen.
Politisi Partai Golkar dengan panggilan Bamsoet ini menambahkan, pengetatan aturan rehabilitasi bagi mereka yang tertangkap memakai narkoba juga akan menjadi bagian dari revisi UU Narkotika. Ia menekankan, rehabilitasi jangan sampai dijadikan tempat pelarian agar tidak terkena sanksi hukum.


"DPR tak main-main dalam melakukan revisi UU Narkotika. Para bandar yang tertangkap akan diberikan hukuman maksimal. Bagi mereka yang sudah divonis hukuman mati, akan kita minta segera dieksekusi,” kata Bamsoet saat menerima Himpunan Masyarakat Anti Narkoba (HIMABA) di ruang kerja Pimpinan DPR, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Bamsoet berharap setelah RUU Narkotika rampung, tak ada lagi artis atau orang berduit yang tertangkap menggunakan narkoba dengan mudah hanya diberikan sanksi rehabilitasi. Sementara, jika rakyat kecil atau orang susah, kasusnya dilanjutkan ke meja hakim.


“Harus ada assesment yang jelas dan ketat untuk seseorang jika untuk diberikan sanksi rehabilitasi saja," tegasnya.


Mantan Ketua Komisi III ini berpendapat narkoba sudah menjadi penjajah baru yang mengancam kedaulatan bangsa dan negara. Pemberantasan narkoba diingatkannya membutuhkan kesigapan semua pihak dalam memeranginya.


"Sudah bukan waktunya lagi berdiam diri menyaksikan anak-anak bangsa tenggelam dalam jeratan Narkoba. Saya tegaskan, DPR terus berjihad memerangi narkoba. Saya harap masyarakat turut ikut andil didalamnya," pesan Bamsoet.
 

Terbesar di Asia

Polisi membuka barang bukti sabu seberat 1,6 ton di Dit Tipid Narkoba Bareskrim, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (27/2) Sebanyak 1,6 ton tabu tersebut terbagi dalam 81 karung dan diselundupkan lewat perairan Batam. 


Peraturan perundangan yang memuat sanksi hukum lebih tegas diyakini Bamsoet akan mempersempit ruang gerak peredaran narkoba.


Data Badan Narkotika Nasional menyebutkan saat ini masyarakat Indonesia yang masuk dalam fase ketergantungan narkoba hampir mencapai 6 juta orang. Angka ini belum termasuk pengguna ganda, baik pengedar maupun masyarakat yang masih coba-coba.


“Penggunaan narkotika di Indonesia merupakan terbesar di tingkat Asia. Bahkan dari penelusuran BNN, konsumen di Indonesia menggunakan 65 jenis narkotika. Padahal jika dibandingkan negara lain, hanya mengonsumsi 5 hingga 6 jenis narkoba saja. Indonesia sudah sangat-sangat gawat darurat Narkoba,” ucap Bamsoet.


Sependapat, anggota Komisi III Ahmad Sahroni menilai lambatnya proses eksekusi mati tak memberikan efek gentar terhadap para bandar ataupun penyelundup narkoba. Hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya terpidana dengan vonis mati yang melakukan pengendalian narkoba dari balik sel yang didekamnya.


“Dengan lambatnya eksekusi mati, terpidana dari jaringan narkoba yang telah divonis mati seolah tak perku khawatir. Mereka bahkan masih berani mengendalikan peredaran narkoba dari penjara. Penjara seolah hanya menjadi pos nyaman baru para jaringan narkoba sehingga tak perlu waswas dikejar ataupun ditembak mati aparat penegak hukum,” papar Sahroni.

https://www.liputan6.com/news/read/3432154/ruu-narkotika-percepat-eksekusi-mati-bandar-narkoba

BNN Sebut China Pemasok Narkotika Terbesar di Indonesia
Minggu 14 Agustus 2016 16:08 WIB


Ilustrasi Narkoba (Dok: Shutterstock

CIREBON - Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Slamet Pribadi mengatakan China merupakan pemasok narkotika terbesar ke Indonesia dan juga pengendali bisnis barang haram tersebut.
"China merupakan pemasok narkotika terbesar ke Indonesia," kata Slamet di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (14/8/2016).

Ia menuturkan saat ini sindikat jaringan narkotika dari China yang memegang kendali peredaran bisnis di Indonesia. Slamet menambahkan, setelah China dilanjutkan Iran yang menempati urutan kedua sebagai pemasok narkotika ke Indonesia, kemudian Afrika dan negara di eropa.

(Baca: BNN: Jalur Laut Dominasi Penyelundupan Narkotika)

Sedangkan untuk jenis saat ini ada 44 narkotika jenis baru atau new psychoactive substances (NPS) yang beredar di Indonesia. Bahkan di dunia, menurut Slamet, United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) mencatat terdapat 651 new psychoactive substances (NPS) beredar di masyarakat.


"Ada 44 jenis baru dari narkotika yang beredar di Indonesia dan kalau di dunia tercatat 651 jenis yang beredar," ujarnya.


Ia menambahkan BNN terus mendesak agar psychoactive substances atau NPS yang beredar di Indonesia dapat dimasukkan ke dalam daftar undang-undang narkotika agar tidak semakin disalahgunakan.

https://news.okezone.com/read/2016/08/14/525/1463334/bnn-sebut-china-pemasok-narkotika-terbesar-di-indonesia

Buwas Ungkap Sebab China Pengekspor Narkoba Terbesar ke Indonesia

05 Mar 2018, 15:31 WIB


Kepala BNN Irjen Pol Heru Winarko (kiri) pose bareng mantan kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso atau Buwas saat Kenal Pamit di Gedung BNN, Cawang, Jakarta, Senin (5/3). Heru dilantik Presiden Jokowi pada Kamis, 1 Maret 2018. (Liputan6.com/Arya Manggala)


Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala BNN Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso mengatakan Indonesia telah bekerja sama dengan negara-negara lain dalam upaya pemberantasan narkoba.



"Kita sudah punya banyak kerja sama dengan beberapa negara untuk berantas narkoba. Salah satunya yang paling intens dengan China. Kita sudah punya data-data jenis narkotika apa saja yang masuk ke Indonesia juga," ujar Budi Waseso di Gedung BNN, Jakarta, Senin (5/3/2018).



Dia mengungkapkan, saat ini China menjadi negara terbesar dalam mengirim barang haram tersebut. 
"Pengimpor narkoba jenis sabu terbesar itu kan China. Berhubung di China menurut undang-undang produksi narkoba itu legal, nah mereka salahgunakan ini. Salah satunya dengan impor. Nah dari pemerintah China mereka sebarkan informasi ini ke kita," tambahnya.


Selain dengan Cina, Indonesia bekerja sama dengan Thailand, Myanmar, Australia, Filipina, dan Australia. Ke depannya, BNN akan kerja sama dengan Arab Saudi.

https://www.liputan6.com/news/read/3344931/buwas-ungkap-sebab-china-pengekspor-narkoba-terbesar-ke-indonesia

-------------------------------

Data dan fakta sudah jelas, siapa dan negeri mana yang paling merusak pemuda indonesia itu dengan narkobanya. Terus masih kurang percaya? 

emoticon-Wowemoticon-Sorryemoticon-Wow
0
695
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Tampilkan semua post
kelas.dabel.vipAvatar border
kelas.dabel.vip
#4
Quote:


Cina tak puas hanya sebagai koruptor terbanyak di indonesia.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.