Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#5075

Sang Penyelamat Dari Utara...

Wajah Sekar nampak sangat pucat dengan jejak darah hitam mengalir di sela bibirnya, sambil di pegangi dari belakang oleh Nyi Roro Ranggas yang tiba lebih dulu..

“Sekar..” Panggil gw, sambil setengah berlutut di sebelah Jin cantik yang sedang terluka dalam itu..

Sekar sesaat menoleh seraya menggigit bibir sendiri untuk mengurangi rasa sakit.. Tangannya nampak memegangi perut yang mungkin terkena efek gelombang ledakan tadi..

“Aku tidak menyangka Raja Jin adalah otak dibalik semua ini, Kang Mas.. Kita sudah benar-benar ditipu mentah-mentah olehnya.. Aku mengerti sekarang, ternyata sosok sama persis dengan Raja Jin yang menyerahkan Pedang Jagat Samudera dan Cambuk Langit Selatan kepadaku, adalah jelmaan Ajiannya seperti saat ia mengobati Ibu mu waktu itu” Kata Sekar dengan menatap nanar ke arah Braja Krama..

Gw tertegun mendengar ucapan Sekar dan mengingat kejadian dimana Raja Jin memunculkan sosok-sosok yang sama persis dengan dirinya, untuk melepaskan Ibu dari jeratan Santet yang ternyata adalah kirimannya sendiri..

Melihat Sekar selamat meski menderita luka dalam, gw melemparkan pandangan ke ketiga sosok lain yang telah dikalahkan Raksa Wanara.. Raden Dwipa yang sedang di salurkan tenaga dalam dari punggung oleh Ki Braja Sapta, terlihat memejamkan kedua mata mencoba menyelaraskan tenaga.. Sementara, sosok Dewi Ayu Anjani bersila menahan sakit dengan punggung sudah di tempeli dua telapak tangan Nyi Durga Daksa, yang sudah kembali ke wujud cantiknya.. Namun, rasa cemas muncul lagi dalam batin gw begitu melihat Ki Suta yang sedang memuntahkan darah hitam..Gw segera mendekati beliau dan memegang bahu kakek moyang gw itu..

“Eyang, aku akan menyalurkan tenaga dalam untuk menyembuhkan luka mu” Ucap gw sambil membantu Ki Suta untuk duduk..

Pandangan gw sempat terlempar ke arah Kera Raksasa jelmaan Raksa Wanara yang nampak tersenyum dingin memperhatikan keadaan kami.. Mahluk itu seperti sengaja memberi kesempatan kepada keempat lawannya untuk memulihkan diri, seraya menoleh ke Braja Krama yang masih melayang-layang dengan tenang sambil tersenyum puas..

“Jangan, Ngger.. Aku tidak apa-apa”.. Jawab Ki Suta dengan suara bergetar..

Dari arah berbeda, gw melihat Bayu Ambar mulai terdesak oleh serangan Ki Purwagalih, Raden Jaka Wastra dan Jin Penjaga Reinata.. Beberapa kali, ketiga tokoh itu berhasil memukul dan menendang Bayu Ambar.. Hingga yang terakhir, satu sinar putih dari ayunan Tongkat milik Jin Penjaga nya Reinata menghantam telak dada Bayu Ambar dan membuat sosok berjubah hitam itu terpental ke belakang..

Gw cukup terkejut melihat Bayu Ambar dapat dikalahkan dengan cukup mudah dan saat ini sedang memuntahkan darah hitam.. Begitu pula dengan Raja Jin, kedua mata sosok Penguasa Gaib Pasundan nampak terbelalak menatap ke arah Bayu Ambar.. Terlebih saat melihat sosok Pandu Rukmo dan Arya sudah terpisah satu sama lain, setelah berhasil dilumpuhkan oleh Ridho yang ternyata dibantu Bimo.. Kedua sosok beda alam itu, nampak sama-sama tergeletak di atas tanah berbatu.. Pandu Rukmo perlahan bangkit sambil meringis menahan sakit dan melayang mendekati tubuh Arya yang sudah tak sadarkan diri..

Pandangan Raja Jin yang masih membesar, mulai menjelajahi setiap pelosok.. Nampak wajahnya berubah merah saat melihat jumlah pasukannya sudah jauh berkurang.. Perlahan, sosok Braja Krama melempar pandangan ke arah Raksa Wanara dan saling memandang untuk beberapa saat..

Mendadak, Raksa Wanara memejamkan kedua mata besarnya dan begitu kembali terbuka, semua sosok pasukan Gaib Siluman Kera lenyap seketika dari pendangan mata.. Untuk beberapa saat, semua Pasukan kami saling pandang kebingungan.. Namun kebingungan itu lenyap, berganti teriakan kepanikan dan jerit kesakitan, begitu sosok Raksa Wanara mengamuk dengan cara mengayunkan kedua tangan dan kedua kaki nya yang menyapu ke berbagai arah.. Sontak, semua pasukan gaib yang membantu kami untuk mengalahkan sang Angkara Murka dibuat kocar kacir..

Puluhan tubuh pasukan genderuwo utusan Gunung Merapi nampak hancur rata dengan tanah saat terkena gebukan tangan Raksa Wanara.. Dari arah Pasukan Gaib Kerajaan Laut Selatan pun sama.. Jerit kesaktian prajurit-prajurit cantik itu terdengar cumiakkan telinga.. Gw yang melihat kondisi berubah tidak menguntungkan bagi pihak kami, ikut merasa panik.. Tiba-tiba, Ki Purwagalih melesat ke arah gw sambil berteriak..

“TARIK SEMUA PASUKAN!!!

Suara teriakan Ki Purwagalih terdengar menggema.. Gw melempar pandangan ke arah Dewi Ayu Anjani yang langsung memukulkan Trisula Kuningnya ke atas tanah berbatu sebanyak tiga kali.. Selepas ketukan terakhir diatas tanah, semua sosok srikandi cantik utusan Kerajaan Laut Selatan pun lenyap.. Diarah lain, gw melihat Rampak Tantra keluar dari raga Bimo dan meringkik keras ke arah pasukan Kerajaan Rampak.. Seketika terdengar ratusan ringkikan lain, yang menjawab secara bersamaan.. Kemudian pasukan dari Kerajaan Rampak juga ikut menghilang.. Hal sama dilakukan Nyai Lingga dan Suluh serta Nyi Durga Daksa.. Ketiga wanita cantik itu menarik mundur pasukan mereka yang tersisa.. Tak mau Pasukan Gaib dari Gunung Merapi yang jumlahnya tinggal puluhan itu dibunuh Raksa Wanara, Bimo segera mengeluarkan Batu Mustikanya dan ikut menarik mundur bala bantuan..

Melihat tidak ada lagi pasukan gaib yang bisa dibantai, Raksa Wanara sempat berhenti mengamuk dan menatap nanar ke arah gw dan semua tokoh yang sudah berkumpul sambil menyeringai.. Kemudian melempar pandangan ke arah Braja Krama.. Raja Jin nampak menganggukkan kepala nya satu kali seperti sebuah isyarat untuk Raksa Wanara agar kembali menyerang dengan membabi buta..

Menyadari bahaya lagi-lagi mengintai, Rampak Tantra segera menyatu kembali dengan tubuh Bimo.. Semua tokoh pun bersiap dengan Ajiannya masing-masing termasuk gw.. Satu ayunan telapak tangan kiri Raksa Wanara dengan kelima jari sebesar batang pohon kelapa, bergerak cepat hendak meratakan kami dengan tanah.. Secepat kilat semua sosok melesat menghindar, termasuk keempat sahabat gaib yang sedang terluka.. Dan..

DEMMMM...

Suara berdebum mengguncangkan tanah berbatu terdengar keras begitu telapak tangan kiri Raksa Wanara menghantam bumi.. Tidak cukup sampai disitu, sosok Kera Raksasa jelmaan sekutunya Raja Jin langsung menyusul lagi dengan satu serangan lain.. Tapi bukan serangan fisik.. Kali ini, ia mengecilkan mulut dan menghirup udara dari atas hingga kedua pipi tak berbulu menggembung.. Lalu memoncong kan mulutnya seperti hendak meniupkan gelombang angin maha dahsyat dari sana.. Gw yang menatap nanar dan bersiap menanti angin dahsyat keluar dari lulut Raksa Wanara, sempat melirik ke arah semua sahabat.. Masing-masing dari mereka terlihat sama siapnya dengan gw.. Termasuk Sekar dan ketiga tokoh yang terluka..

Akan tetapi, wajah gw langsung berubah panik begitu melihat sesuatu yang keluar dari mulut Raksa Wanara bukanlah gelombang angin dahsyat.. Melainkan semburan cairan berwarna merah menyala laksana lahar yang termuntahkan dari inti gunung, yang siap meleburkan apapun dengan panasnya.. Gw sempat menoleh ke arah Anggie yang masih tergeletak tak sadarkan diri, bersama kelima bekas tawanan Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Lalu melempar pandangan ke kedua mata Raksa Wanara yang menatap ke arah yang sama..

"Astaghfirullah! Raksa Wanara bukan mengicar kita, tapi mereka" Pekik gw sambil menunjuk ke arah Anggie dan kelima bekas tawanan..

Secepat kilat gw melompat ke arah Anggie, bersamaan dengan melesatnya sosok Ki Suta ke arah yang sama.. Meski dalam keadaan terluka, tapi gerakan Kakek Moyang gw itu masih jauh lebih cepat dibanding gw.. Beliau pun langsung mendarat dua tombak di hadapan keenam sosok tak berdaya dan langsung memukulkan kedua telapak tangannya menghujam bumi, sesaat sebelum cairan lava dari mulut Raksa Wanara mengenai mereka..

DESSS...

Suara mendesis terdengar dari cairan maha panas yang terlihat mengenai sesuatu tak kasat mata ciptaan Ki Suta.. Bersamaan dengan itu, gw pun tiba dan langsung membopong tubuh Anggie berniat untuk memindahkannya.. Disebelah gw, datang Ki Purwagalih membopong tubuh Nyi Mas Galuh Pandita dan Jin Penjaga nya Reinata yang menggendong Bayu Barata.. Sementara, Patih Kerajaan Gaib Raja Jin beserta dua laki-laki gagah jelmaan singa emas kembar Penjaga Gerbang Kerajaan Gaib nampak sudah dibawa pergi oleh Raden Jaka Wastra dan Ki Braja Sapta..

Gw yang masih menggendong Anggie dengan kedua tangan, sempat tertegun menyaksikan semburan lahar dari mulut Raksa Wanara masih tertahan oleh Tameng Gaib buatan Ki Suta.. Sosok kakek moyang yang rambutnya acak-acakan tanpa tertutup sorban putih itu, nampak pucat dengan kedua telapak tangan masih menyatu di atas tanah.. Dari arah depan, Raksa Wanara terus menyemburkan cairan bersuhu ribuan derajat celcius panasnya.. Meski masih tak mampu menembus Tameng Gaib Ki Suta.. Namun, sosok kakek moyang gw itu terlihat semakin lemah menahan serangan.. Ditandai dengan mulai mengalirnya darah hitam dari pinggir mulut, mata dan telinga.. Mengetahui gw masih belum memindahkan kedua kaki, Ki Suta perlahan memutar wajahnya dan menoleh ke arah gw..

“Cepat pergi, bocah tengik!!! Bentak Ki Suta dengan nada tinggi meski mulutnya mulai bergetar menahan rasa sakit..

Gw seketika tersadar dan menganggukan kepala.. Lalu melompat ke arah Ki Purwagalih yang sudah mengumpulkan semua sahabat bekas tawanan.. Perlahan, gw menyandarkan tubuh Anggie di sebelah Nyi Mas Galuh Pandita yang nampak masih menatap kosong.. Beberapa tombak di sebelah kiri, gw sempat melihat ketiga saudara berdiri bersama Nyi Durga Daksa, Dewi Ayu Anjani dan bajing Ireng serta Raden Dwipa.. Wajah mereka jelas menatap penuh rasa cemas ke arah Ki Suta..

“Kalian semua tetap disini.. Aku akan membantu Suta Dewa menahan Ajian Raksa Wanara dengan Tameng Langit” Ucap Jin penjaga nya Reinata sesaat sebelum ia melesat ke arah Ki Suta..

Gw tersenyum lega mengetahui kakek Tua itu mau membantu Ki Suta.. Di sebelah beliau, Jin Penjaga Reinata langsung menyembunyikan tongkat putih senjata nya ke balik gamis, lalu melakukan hal sama seperti Ki Suta.. Ki Suta sendiri yang terlihat hampir kehabisan tenaga, menyunggingkan senyuman mendapat bantuan dari pihak lain..

Sementara itu, dari arah Raja Jin.. Sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan terlihat melayang turun sambil merentangkan kelima jari tangan kanannya ke arah gw, yang berdiri bersama beberapa tokoh gaib.. Ki Purwagalih nampak bersiap karena berfikir akan ada serangan lain dari Braja Krama.. Akan tetapi, yang terjadi malah sebaliknya.. Sosok-sosok sahabat yang berpandangan kosong di dekat kami nampak melempar pandangannya manatap wajah kami satu persatu..

Nyi Mas Galuh Pandita terlihat menatap Sekar dan Ki Purwagalih.. Bayu Barata juga menoleh ke arah Raden Jaka Wastra..Begitu pula dengan Patih dan dua pemuda jelmaan singa kembar Penjaga Gerbang Kerajaan.. Mereka melirik Ki Braja Sapta serta Nyi Roro Ranggas yang masih berdiri di sebelah.. Kedua mata gw membesar begitu melihat Anggie mulai membuka mata dan langsung duduk setengah berlutut disebelahnya.. Perlahan, gw membantu Anggie untuk bangkit dan duduk..

“Yank.. Alhamdulillah, kamu... HEKKK” Seru kebahagiaan gw melihat Anggie tersadar lenyap seketika bersamaan dengan totokan gadis itu ke beberapa titik di tubuh, termasuk di tenggorokan, yang membuat suara gw terputus..

Lalu, dengan gerakan sangat cepat gadis itu berpindah tempat ke belakang punggung.. Dan tangannya langsung menyambar leher gw dengan posisi membelakangi.. Tanpa dinyana, dari samping, Nyi Mas Galuh Pandita juga tiba-tiba memukulkan dua telapak tangan nya ke arah Sekar dan Ki Purwagalih dan membuat dua sahabat gaib itu terpental jauh ke samping.. Sementara Bayu Barata berhasil merobek baju Senopati Jaka Wastra, yang langsung melompat menghindar..

Nyi Roro Ranggas dan Ki Braja Sapta sempat melihat Patih Kerajaan Gaib Braja Krama hendak menyerang, berbarengan dengan dua pemuda jelmaan singa emas.. Secepat kilat, dua Jin Penjaga Gerbang Gaib Timur dan Barat itu melayang menjauh ke belakang.. Semua kejadian tadi hampir berbarengan waktunya, sesaat setelah Penguasa Gaib Tanah Pasundan mengarahkan telapak tangannya ke kami..

Gw sendiri yang masih sangat terkejut dalam cekikan Anggie, mencoba menggerakan tubuh.. Tapi gagal.. Seluruh raga gw terasa kaku tak bisa digerakkan sama sekali.. Pandangan gw sempat melihat raut keterkejutan yang sama dari wajah semua sosok.. Telinga gw juga mendengar teriakan cemas ketiga saudara yang hendak melompat mendekat untuk menyelamatkan gw..

“Jangan ada yang coba mendekat! Atau kupatahkan leher pemuda ini dengan sekali gerakan” Ancam Anggie dengan suara bersungguh-sungguh dan menghentikan gerakan Bimo, Suluh serta Ridho..

Dari arah Raja Jin sendiri, gw melihat Nyi Durga Daksa sudah melayang berdiri disebelah kirinya bersama Bayu Barata dan ketiga Jin yang sempat juga menjadi tawanan sang Raja ada disebelah kanan.. Disusul Bayu Ambar dan pandu Rukmo yang juga melayang di sebelah Bayu Barata.. Sementara, sosok Arya nampak masih tidak sadarkan diri beberapa tombak dibelakang mereka, dengan posisi bersandar ke sebuah batu hitam nan besar..

Dilain pihak, Nyi Roro Ranggas dan Ki Braja Sapta terlihat membantu Sekar serta Ki Purwagalih, yang tadi sempat terkena pukulan Nyi Mas Galuh Pandita.. Wajah-wajah cemas para sahabat gaib dan ketiga saudara serta Bajing Item, nampak diliputi kebingungan menatap gw yang sedang dicekik Anggie.. Entah bagaimana dengan sosok Ki Suta dan Jin Penjaga nya Reinata yang tadi menahan lahar panas dari mulut Raksa Wanara.. Kepala gw yang juga sama tak bisa digerakan, tak mampu menoleh untuk mengetahui nasib mereka berdua..

“Bagus keponakanku, Ni Mas Laras Rangkuti.. Tidak percuma kau menjadi sekutuku.. Ternyata, Ajian yang ku berikan untuk menutupi sosok dirimu dalam gadis itu berhasil mengelabui lawan-lawan kita yang bodoh” Ucap Raja Jin yang membuat semua wajah lawannya terkejut..

Gw yang sempat menduga sosok Anggie adalah jelmaan Jin lain yang bisa menggunakan Ajian Malih Sukma Raga, juga ikut terkejut.. Dugaan gw ternyata sangat bertolak belakang dengan kenyataan.. Pantas saja dari awal pertarungan, sosok puterinya Braja Krama itu tidak menampakkan diri.. Ternyata, sosoknya sengaja merasuk ke dalam tubuh Anggie dengan sebuah Ajian yang membuatnya tidak bisa terdeketeksi Jin lain..

Diam-diam, gw mengalirkan tenaga dalam untuk melemaskan semua otot-otot yang terasa kaku karena tertotok.. Mudah-mudahan cara ini bisa membantu gw membebaskan diri dari pengaruh totokan puterinya Krama Raja.. Kedua mata gw juga sempat melirik ke arah lantai marmer hitam berpilar yang diatasnya tengah duduk seorang laki-laki misterius dengan tubuh membelakangi kami semua.. Benak gw kembali teringat akan Pedang Jagat Samudera yang tiba-tiba hilang dihadapannya, seiring menghangatnya bahu kanan dengan sendirinya..

“Astaga! Kenapa gw lupa.. Gw kan bisa panggil Pedang Jagat Samudera” Gerutu gw dalam hati, mencemooh diri sendiri karena sempat terlupa akan kemampuan Pedang sakti itu, yang akan muncul apabila gw panggil..

Sambil memejamkan kedua mata, gw mencoba memanggil Pedang Jagat Samudera dengan penuh perasaan, berharap hawa hangat yang sempat muncul di bahu tadi adalah pertanda akan kontak batin dengan Pedang sakti tersebut..

“Pedang Jagat Samudera sobat ku.. Datanglah.. Aku membutuhkan mu” Ucap gw dalam hati dengan penuh perasaan..

Beberapa saat gw menunggu masih dengan kedua mata terpejam.. Namun, tidak ada reaksi apapun.. Gw mencoba memanggil lagi nama Pedang Jagat samudera dengan lebih memusatkan diri.. Tapi hasilnya tetap sama.. Kemana Pedang Jagat Samudera? Mengapa ia malah meninggalkan gw di saat seperti ini? Lalu, hawa hangat apa yang tadi sempat terasa dibahu kanan?

Kedua mata gw kembali terbuka dan sempat membesar manakala melihat Penguasa Gaib Tanah Pasundan melemparkan sebuah tali berwarna emas ke arah semua sosok sahabat.. Mereka yang sedang dalam keadaan lengah, tak menyadari apa yang dilakukan Raja Jin dengan gerakan secepat kilat barusan.. Alhasil, tali emas langsung melingkar melayang, mengepung semua sosok sahabat meski tidak menyentuh tubuh mereka..

Dewi Ayu Anjani yang nampak penasaran dengan tali emas yang mengurung mereka, hendak menyentuhnya menggunakan Trisula.. Namun di cegah Ki Purwagalih yang mungkin yakin bahwa tali itu bukan sesuatu yang bisa di anggap remeh..

“Kalian tidak akan bisa keluar dari lingkaran tali emas milikku.. Raksa Wanara, cukuplah bermain-main dengan dua Kakek Tua bangka.. Lekas kau lenyapkan mereka.. Dan kau Ni Mas Laras Rangkuti, angkat dan putar tubuh pemuda itu biar ia bisa melihat bagaimana kedua Jin yang ia hormati hancur menjadi debu” Ucap Penguasa Gaib Tanah Pasundan ke arah semua sosok sahabat gw, lalu melempar pandangan ke Raksa Wanara dan sosok Ni Mas Laras Rangkuti di dalam raga Anggie..

Dengan cepat, Anggie memutar tubuh gw sambil mencekik batang leher dan mengangkatnya hingga melayang satu jengkal diatas tanah berbatu.. Dengan jalan nafas yang kian menyempit, gw dipaksa menatap ke arah Raksa Wanara yang semakin banyak memuntahkan cairan maha panas dari dalam mulutnya.. Kedua pasang tangan Ki Suta dan Jin Penjaganya Reinata yang nampak mulai kehabisan tenaga, terlihat bergetar hebat diatas tanah..

Mendadak, Ki Suta jatuh terkulai dan memuntahkan darah hitam kembali.. Melihat hal tersebut, Jin Penjaganya Reinata sempat oleng.. Namun berusaha menyeimbangkan tubuhnya kembali sambil membaca sebuah mantera.. Tiba-tiba, Tongkat Putih yang berada di balik gamis nya melesat keluar dan berdiri tegak diatas tanah dan membantu Kakek Tua itu menahan Tameng Langit untuk melindungi diri dari serangan Raksa Wanara..

“Braja Krama.. Aku mohon, jangan sakiti mereka.. Kitab Langit yang tadi adalah yang asli.. Tapi bagian mataharinya aku sematkan ke dalam bahu pemuda keturunan mu” Teriak Ki Purwagalih yang membuat Raja Jin menoleh meski dengan pandangan tidak perduli..

Gw yang mendengar kalimat Kakek Tua itu barusan, juga merasa kaget.. Akan tetapi, Raksa Wanara terlihat semakin memusatkan tenaganya dan memecah rasa keterkejutan gw.. Muntahan cairan maha panas dari mulut Raksa Wanara nampak kian membludak membanjiri Tameng Langit tak kasat mata..

“Kau lihat.. Kedua sahabat gaib mu akan segera hangus terbakar menjadi debu sesaat lagi” Bisik Anggie sambil terus mencekik batang leher ini dengan kuat..

Gw yang masih tidak bisa mengeluarkan suara dari tenggorokan yang telah tertotok, hanya bisa mengerang kesakitan.. Pandangan mata gw pun mulai buram menatap sosok Jin Penjaganya Reinata, seiring dengan semakin berkurangnya asupan oksigen di jalan nafas.. Namun, gw sempat merasakan hawa hangat kembali muncul dari bahu kanan.. Kitab Langit.. Ya! Ki Purwagalih tadi berucap Kitab Langit bagian Matahari tersemat dalam bahu gw.. Sambil mengumpulkan sisa-sisa tenaga dan menahan nafas, gw terus menatap ke arah Ki Suta dan Jin Penjaga nya Reinata seraya mengucapkan mantera..

“Kitab Langit Kitab Surga.. Menyatulah denganku.. Menyatulah denganku.. Menyatulah denganku” Ucap gw lirih dalam hati..

Sedetik gw selesai membaca mantera.. Tiba-tiba, terdengar suara deburan ombak maha dahsyat yang menghantam Gunung dari berbagai penjuru.. Disusul suara puluhan ledakan dari berbagai arah.. Seketika seluruh gunung bergetar hebat dan kembali menyemburkan asap tebal ke angkasa.. Seiring dengan itu, lenyaplah pula sepuluh sinar kilat ciptaan Raja Jin untuk menghalangi semua sosok keluar dari wilayah ini, setelah terhantam ombak aneh yang tiba-tiba muncul.. Kedua mata gw yang mulai meredup sempat menangkap sebuah bayangan putih berkelebat menyambar tubuh Ki Suta dan Jin Penjaganya Reinata.. Dari arah Utara, samar-samar gw melihat sesosok wanita bermahkota dan berkebaya hijau terang muncul sambil menunggangi sebuah Kereta Kencana berwarna emas yang di tarik oleh-kuda-kuda putih..
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.