Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#4949
Perang Gaib Pun Tak Terelakkan...

Sambil berusaha bangkit, gw melempar pandangan ke arah Raja Jin yang nampak sedang melayang sepuluh tombak diatas tanah gunung berbatu.. Wajahnya nampak merah padam menahan amarah menatap ke arah gw dan ke semua tokoh gaib yang sedang berusaha menyelamatkan diri..

Mendadak, Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu membuka kedua telapak tangannya yang diarahkan ke bawah tanah.. Kedua mata gw membesar begitu melihat gelombang cahaya seperti kilatan petir mulai menyambar dari atas tanah dan menyambung ke sepuluh jarinya.. Dengan cepat, Raja Jin melemparkan kedua tangannya ke segala penjuru sambil melayang berputar.. Seketika. Sepuluh cahaya kilat dari sepuluh jarinya menyebar mengelilingi segala penjuru gunung dan mengurung semua sosok gaib baik lawan maupun kawan..

Beberapa pasukan gaib anak buah Nyai Lingga dan jin-jin cantik utusan Kerajaan Laut Selatan, yang mengikuti pimpinannya meloloskan diri menjerit keras, saat tubuh mereka menabrak sepuluh lingkaran cahaya petir dari jari Raja Jin.. Seketika tubuh-tubuh gaib itu hancur menjadi debu yang langsung lenyap diterbangkan angin gunung.. Sontak semua sosok-sosok gaib yang lain, melayang mundur menghindari cara kematian konyol yang mengancam mereka..

Pandangan gw sempat terbelalak menyaksikan kaejadian itu.. Gw menelan ludah melihat semua sahabat tidak berhasil meloloskan diri dan keluar dari wilayah gunung berbatu, karena sepuluh kilatan petir dari jari Raja Jin yang mengungkung mereka benar-benar berbahaya.. Wajah Ki Purwagalih nampak pucat menatap gw sambil memboyong tubuh Anggie dalam gendongannya.. Bukan hanya Ki Purwagalih yang seputih kapas wajahnya, namun semua sosok yang tadi mencoba meloloskan diri juga berupa sama pucatnya..


“JAHANAM!!! BERANI NYA KALIAN MENGELABUI KU DENGAN KITAB LANGIT YANG PALSU!!! AKU BERSUMPAH AKAN MENGHARAMKAN TUBUH KALIAN UNTUK KELUAR DARI TEMPAT INI DENGAN UTUH” Ucap Raja Jin dengan suara menggema menggetarkan tanah berbatu..

Mendengar ancaman dan kemarahan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, semua sosok gaib beserta ketiga saudara gw kembali ke tempat semula.. Ki Purwagalih dan Ki Suta nampak membaringkan tubuh Anggie serta Nyi Mas Galuh Pandita di atas tanah berbatu.. Sementara, Ki Braja Sapta yang memboyong Bayu Barata juga melakukan hal serupa..

Dari arah berlawanan, Raja Jin nampak menaikkan tangan kanannya ke atas.. Lalu mengarahkan nya ke depan.. Seketika, terdengar suara bergemuruh dari atas langit seiring munculnya ratusan Naga Terbang berwarna hitam dari balik awan.. Bersamaan dengan itu, Sekar yang sudah menjelma menjadi Burung Api Neraka pun muncul dari angkasa disusul Raden Dwipa serta ratusan pasukan gaib kerajaan Rampak pimpinan Rampak Tantra..

Ternyata benar kabar yang di dengar Ki Purwagalih bahwa Braja Krama akan dibantu pasukan Naga Terbang untuk menyerang kami dari angkasa.. Dan tepat pula strategi Beliau yang memerintahkan Sekar dan Raden Dwipa serta Pasukan Gaib Kerajaan Rampak untuk menahan serangan dari langit.. Diatas, pandangan gw membesar melihat sosok Burung Api Raksasa jelmaan Sekar meliuk-liuk menyambar dan berhasil menghanguskan puluhan ekor Naga gaib.. Raden Dwipa juga terlihat melesat menghadang lima belas ekor Naga Terbang sambil berputar mengibaskan jubah emas nya.. Sedangkan lima belas Naga tadi membuka semua mulut mereka dan mengeluarkan lima belas larik sinar berwarna kuning yang melesat ke arah raden Dwipa..

WUUSHH!!! SETT!!!

Suara gemuruh serangkuman angin maha dahsyat yang tercipta dari kibasan Jubah emas Penguasa Pulau Tidung, terdengar menderu menyongsong lima belas sinar kuning milik lima belas Naga Terbang..

WEEERRR!!

Rangkuman gelombang angin dahsyat dari kibasan Jubah Emas Raden Dwipa terlihat menghadang lima belas sinar kuning dan membalikkan semua kesaktian itu ke pemiliknya..

DUARRR!!!

Sebuah ledakan hebat tercipta dan membuat suasana gelapnya malam, terang benderang untuk beberapa saat seiring lima belas sinar kuning menghantam lima belas Naga Terbang..

“ROARRRR!!!”

Suara teriakan ratusan Naga yang lain pun terdengar menyusul kematian saudaranya.. Sementara, Raden Dwipa nampak tersurut melayang mundur satu tombak ke belakang.. Di arah lain, Rampak Tantra bersama pasukannya bertarung sengit menghadapi ratusan Naga Terbang yang masih tersisa.. Puluhan pasukan gaib dari Kerajaan Rampak, terlihat menjerit pilu dan langsung lenyap terkena sambaran sinar kuning dari lawan.. Merasa pasukannya mukai berguguran, Rampak Tantra nampak geram.. Lalu ia melesat tinggi menembus awan dan menghilang dibaliknya..

Gw yang sempat menduga Rampak Tantra hendak melarikan diri dari medan pertempuran, merasa bersalah telah berfikir demikian.. Karena sesaat selepas Jin Penjaga nya Bimo itu menghilang, muncul ribuan Tombak aneh dilapisi sinar merah yang menghujani ratusan Naga Terbang.. Laksana hujan tombak, tubuh ratusan Naga Terbang terlihat hancur terhujam dan tertembus tombak aneh yang gw yakin merupakan Ilmu terbaru Rampak Tantra.. Di tambah Burung Api Neraka jelmaan Sekar yang terus meliuk-liuk membakar lawan dan kesaktian Raden Dwipa, pasukan gaib berwujud ratusan Naga Terbang berhasil mereka lumpuhkan..

Melihat bantuannya berhasil dipatahkan oleh ketiga sosok lawan dengan kesaktian yang tidak bisa dipandang sebelah mata, Raja Jin nampak semakin murka.. Sambil terus melayang, Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu berteriak lantang..

“HABISI MEREKA SEMUA!!!”

Mendengar aba-aba dari Braja Krama untuk menyerang, sontak seluruh pasukan gaib berupa kawanan siluman kera Pimpinan Raksa Wanara menyerbu ke depan sambil berteriak nyaring.. Raksa Wanara yang pernah menahan gw di Kerajaan Siluman Kera tempo hari terlihat melayang dibelakang pasukannya.. Mendadak, tubuh Raksa Wanara membesar puluhan kali lipat dan menjelma menjadi seekor kera raksasa yang wajahnya nampak menyeramkan.. Empat taring atas bawah di mulut Raksa Wanara nampak mengkilat dibasahi air liur.. Sedangkan dua bola mata merah kera raksasa jelmaan Raksa Wanara terlihat memendarkan sinar merah..

Dari arah kawan, gw melihat semua tokoh gaib melesat menyongsong serbuan lawan.. Pasukan Gaib dari Gunung Gede berwujud manusia setengah kera nampak melompat – lompat sambil mengayunkan Pedang Hitam mereka.. Disebelah, pasukan genderuwo dari Gunung Merapi dan Gunung Gede terlihat berbaur bersatu dan berlari cepat seraya berteriak kencang.. Sementara, anak buah Nyai Lingga dan pasukan utusan Kerajaan Laut Selatan juga ikut menyerbu dengan menghunus senjata mereka masing-masing..

Dari angkasa, Sekar Kencana sudah menjelma kembali ke wujud aslinya yang cantik.. Lalu melesat turun bersama Raden Dwipa dan Rampak Tantra serta puluhan pasukannya yang tersisa.. Mereka langsung bersatu berkumpul dengan tokoh-tokoh gaib yang juga sedang melesat menyongsong kedatangan lawan.. Berbeda dengan dua sahabat, Rampak Tantra langsung melesat masuk ke dalam tubuh Bimo.. Menyusul Nyi Laras Abang yang telah merasuk lebih dulu ke tubuh Suluh.. Sementara, Ridho yang dirasuki Naga Saksana dan Nyai Lingga terlihat merapat untuk melindungi isterinya itu..

Melihat ketiga saudara sudah melompat tinggi bersiap untuk menahan serangan musuh, gw mencoba bangkit sambil menahan nyeri di dada.. Gw hendak mengambil Pedang Jagat Samudera yang tadi sempat terlempar saat jatuh akibat terkena tendangan Raja Jin.. Namun, kedua mata gw terbelalak melihat Pedang Sakti pemberian Ki Suta itu sudah tak lagi berada di tempat benda itu seharusnya tergeletak.. Sontak pandangan gw terlempar ke arah Jin berwujud laki-laki misterius bergamis putih berwajah tertutupi rambut panjang acak-acakan..

“Maaf ! Tolong cepat kembalikan Pedang ku” Pinta gw, sambil mengulurkan tangan kanan dan sesekali melirik ke arah kedua pasukan gaib, yang sesaat lagi akan mengubah tanah berbatu dipuncak gunung ini menjadi medan peperangan..

Bukannya menjawab dan memberikan Pedang Jagat Samudera yang mungkin telah ia sembunyikan, sosok laki-laki misterius itu malah menunjuk ke arah Kitab Langit yang malayang-layang beberapa tombak diangkasa sedikit jauh disamping Braja Krama.. Tak mau menghabiskan waktu bersama sosok tak jelas itu, gw mendengus kesal dan segera melompat ke arah medan pertempuran yang sudah dimulai, dengan kedua tangan sudah memendarkan sinar putih..

Pasukan Gaib utusan dua Gunung Megah dan Kerajaan Laut Selatan nampak berbaur dengan ratusan anak buah Nyai Lingga dan Prajurit Kerajaan Rampak.. Mereka nampak sangat bernafsu sekali mencabik, menebas, merobek dan menusuk Pasukan Gaib Kerajaan Siluman Kera.. Belum lagi dengan kemunculan Pasukan Gaib berwujud ular anak buah Nyi Durga Daksa yang menyeruak keluar dari bawah tanah dan langsung menggulung, membelit serta menelan puluhan sosok-sosok siluman kera..

Ular naga raksasa bersisik hijau terang dengan mahkota berwarna sama jelmaan Nyi Durga Daksa terlihat mengibaskan ekor besarnya dan berhasil menghancurkan tubuh puluhan lawan.. Sementara di sebelah Naga Hijau, nampak sosok berpakaian dan bertopengkan sarung serba hitam sedang menyerang beberapa sosok siluman kera.. Dengan gerakan lincah yang berpola zig zag, sosok itu berhasil melumpuhkan musuh dalam waktu singkat.. Gw yang terus meringsek memukulkan Tapak Jagat ke siluman kera, sempat tersenyum melihat kelakuan Bajing Item.. Meski sepenuh hati untuk bertarung, tetap saja Beliau tidak mau berada jauh dari Jin cantik Penjaga Gerbang Gaib Selatan.. Pandangan gw sempat mencari sosok Naga Caglak yang tidak terlihat, namun karena sibuk meladeni serangan lawan, konsentrasi gw menjadi terpecah dan tak lagi mengindah kan keberadaan sahabat Babeh Misar itu..

Suara-suara dentingan pedang yang beradu terdengar saling susul dengan suara pekik kesakitan dan erangan meregang nyawa dari kedua belah pihak.. Secara jumlah, pasukan kami menang sedikit lebih banyak dari pasukan sekutu Raja Jin.. Namun jika dilihat dari tingkat kesaktian, jelas dua sosok yang ada di barisan lawan memiliki kesaktian diatas kami semua.. Ya! Sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan dan Bayu Ambar harus sangat kami perhitungkan..

Gw terus melompat tanpa Pedang Jagat Samudera dalam genggaman tangan, sambil memukulkan Ajian Tapak Jagat ke beberapa sosok Jin berwujud siluman kera anak buah Raksa Wanara.. Mendadak, saat gw sedang mengadu dua kepala Siluman Kera hingga hancur, pandangan gw menangkap sosok Siluman Kera lain yang sepertinya tak asing.. Sembari menangkis dan memukulkan Ajian Tapak Jagat ke lawan yang datang, gw mencoba mengingat siapa gerangan sosok Siluman Kera berbulu coklat tersebut..

Begitu berhasil mengingat bahwa sosok itu adalah sosok sama yang pernah menyiksa gw saat menjadi tahanan di Kerajaan Raksa Wanara, gw langsung berusaha mendekat.. Gw ingat sumpah yang pernah gw ucapkan di hadapan sosok itu, sebelum Raja Jin datang dan menyelamatkan.. Gw bersumpah akan menghabisinya jika mempunyai kesempatan sekali lagi untuk bertemu.. Dan hari ini gw akan segera membalaskan dendam sekaligus menunaikan sumpah..

Dengan cepat gw melompat dan mendarat tepat di belakang sosok Siluman Kera yang baru saja menghancurkan kepala anak buah Nyai Lingga.. Sengaja gw menepuk bahunya cukup keras dan membuat sosok itu seketika berbalik sambil mengayunkan rantai panjang senjatanya.. Gw segera merunduk dan memukulkan Ajian Tapak Jagat ke dadanya..

BUG!!

Sosok Siluman Kera itu nampak jatuh terjengkang dua tombak di belakang.. Gw sempat menghentikan dua genderuwo utusan Gunung Gede yang hendak menginjak tubuh siluman kera incaran gw.. Mereka berhenti dan menganggukkan kepala lalu melompati sosok siluman kera tersebut dan menghadang lawan lain di belakang gw.. Tatapan mata gw menyorot tajam ke arah anak buah Raksa Wanara yang nampak sangat ketakutan..

“Seperti sumpah ku waktu itu, aku akan menghabisi mu saat nyawa ku masih terkandung dalam raga” Ucap gw sambil melangkah mendekat dan menyiapkan Ajian Tapak Jagat dengan tenaga dalam yang cukup untuk menghancurkan kepalanya..

“MATI KAU!!!” Teriak gw dengan suara keras, seraya melompat dan mengarahkan telapak tangan kanan ke kepala siluman kera yang pernah menyiksa gw tempo hari..

KRAKK!!!

Suara hancurnya batok kepala siluman itu yang terkena pukulan Tapak Jagat, terdengar menggidikkan telinga.. Darah hitam yang mengalir keluar dari pecahan kepala sosok tersebut, membasahi kedua telapak tangan dan gw bersihkan dengan mengelapnya pada bulu-bulu coklat nan kasar di leher jasad itu.. Sambil berdiri dan mengulum senyuman puas, gw melempar pandangan ke arah lain..

Disana, diatas udara beberapa tombak di samping gw, Ki Purwagalih dan Jin Penjaga nya Reinata serta Raden Jaka Wastra nampak menghadang Bayu Ambar.. Sosok-sosok yang sebelumnya pernah melawan cucunya Raja Jin itu, nampak terus menyerang Bayu Ambar dengan sepenuh hati.. Tapi berbeda dengan Bayu Ambar sendiri, sosok yang pernah merasuki tubuh gw itu nampak melawan ketiga sosok sakti hanya setengah hati.. Terlihat dari pandangan matanya yang beberapa kali terlempar ke arah gw.. Seperti sedang mencari celah untuk mendekat..

Dari arah ketiga saudara, Ridho dan Suluh yang masing-masing sudah dirasuki Jin penjaganya nampak dengan mudah mengalahkan puluhan musuh bersamaan.. Begitu pula dengan Bimo.. Sosok Rampak Tantra yang merasuki tubuhnya, membuat pemuda itu terlihat menghancurkan puluhan siluman kera secara membabi buta dan seorang diri pula.. Tombak Geni, Keris Banyu Geledek dan Cambuk Langit Selatan yang masing-masing digunakan oleh ketiga saudara, nampak mampu manghabisi lawan..

Gw yang sedang mengulum senyuman melihat ketiga saudara nampak mampu menguasai keadaan, berniat memandang ke arah lain.. Tapi tiba-tiba..

BUG!!!

Sebuah pukulan tangan kosong mendarat di dada sebelah kanan gw dan membuat gw terpelanting ke belakang.. Gw segera mencoba bangkit sambil menahan rasa sakit dan sesak, dengan menatap nanar ke arah sosok yang telah berhasil menyerang gw dalam keadaan lengah tadi..

“Arya..” Ucap Gw lirih sambil memegangi dada kanan..

“Lu harus mati di tangan gw” Jawab Arya, yang sudah menyatu dengan Pandu Rukmo sembari mengulum senyuman menyeringai..

Gw menggemeratakkan gigi menahan emosi agar jangan sampai tersulut oleh ucapan Arya.. Bagaimana pun juga, dia adalah sahabat gw.. Dan kondisi nya saat ini sedang berada di bawah pengaruh Braja Krama.. Tanpa menunggu gw berucap, sosok Arya melompat tinggi dengan kedua tangan sudah terisi Ajian Tapak Wesi.. Gw yang memang tidak mau melukainya, hanya mengalirkan sedikit tenaga dalam di dua telapak tangan..

Dengan posisi yang sudah bersiap, gw masih terdiam memasang kuda-kuda untuk menangkis serangan Arya.. Sesaat sebelum serangan itu datang, tiba-tiba Ridho mendorong tubuh gw ke
Samping dan menggantikan gw menangkis serangan Arya..

“Serahin Arya ke gw, Bree” Ucap Ridho dengan tatapan aneh yang terkesan tegas namun genit..

Gw sempat tertegun mendengar ucapan Ridho barusan, namun langsung tersadar begitu ia menghadang sosok Arya yang memutar tubuhnya hendak menyerang gw lagi..

“Lumpuhin aja, Bree.. Jangan diapa-apain yak.. Dia dipengaruhin Braja Krama soalnya” Teriak gw sambil melompat menjauh meninggalkan mereka berdua..

Pandangan gw sempat terlempar ke uluhan tombak disamping, Sekar bersama Dewi Ayu Anjani serta Raden Dwipa dan Ki Suta nampak melawan Kera Raksasa jelmaan Raksa Wanara.. Namun penguasa Kerajaan Siluman Kera itu ternyata buka lawan yang bisa dianggap remeh.. Dengan tubuhnya yang berukuran sangat besar namun bisa bergerak lincah, cukup merepotkan keempat sosok Jin bergolongan putih sahabat gw.. Beberapa kali Sekar dan Raden Dwipa berhasil menghantam tubuh Raksa Wanara dengan kesaktian mereka.. Tapi sama sekali tidak beraksi apapun terhadap Raja Siluman Kera itu.. Hingga akhirnya, kedua sosok yang sangat gw kenal tersebut menggabungkan kesaktian nya dengan Dewi Ayu Anjani dan Ki Suta..

Ajian Manunggal Alam yang keluar dari kedua tangan Sekar bergabung dengan serangkuman angin dahysat milik Raden Dwipa dan Sinar Kuning dari Trisula Dewi Ayu Anjani, serta Tasbih Putih yang dilemparkan Ki Suta.. Ketiga Ajian yang sudah bergabung dengan tasbih Ki Suta menjelma menjadi tiga larik sinar biru, kuning dan putih.. Tiga kesaktian itu nampak tergulung angin topan milik Raden Dwipa dan melesat secepat kilat ke arah Raksa Wanara yang terlihat tetap tenang.. Sesaat lagi empat kekuatan dahsyat tersebut akan menghantam tubuh, tiba-tiba Raksa Wanara membuka mulut bertaring nya dan menelan bulat-bulat keempat serangan yang mengancam..

Untuk beberapa saat wajah Raksa Wanara terlihat memerah setelah menelan empat Ajian sakti.. Dari lubang hidungnya yang sangat besar mengepul asap berwarna hitam pekat.. Lalu, Raja Siluman Kera itu memutar kepalanya ke samping dan dengan cepat kembali menghadap ke arah lawan sambil membuka mulutnya lebar-lebar.. Gw yang sedang menginjak hancur kepala sesosok Siluman Kera, sempat terkejut melihat tiga larik sinar keluar dari mulut Raksa Wanara.. Ternyata, sekutunya Raja Jin itu mengembalikan empat kesaktian milik Sekar, Raden Dwipa dan Dewi Ayu Anjani serta Ki Suta dari mulutnya..

Keempat sahabat gaib nampak sangat terkejut mengetahui serangan mereka akan menjadi senjata makan tuan.. Secepat kilat Sekar dan Dewi Ayu Anjani berusaha menghindar sambil menghadang dengan Ajian yang sama.. Kecuali Ki Suta dan Raden Dwipa.. Kakek Moyang gw itu nampak memutar tubuh dan mengarahkan kedua telapak tangannya.. Sementara, Penguasa Pulau Tidung terlihat melompat mundur seraya memukulkan dua kepalan tangan ke depan..

Dua sinar putih melesat keluar dari pusat telapak tangan Ki Suta.. Dibelakangnya, dua sinar emas berpola melingkar yang keluar dari sepasang gelang emas di pergelangan tangan kiri dan kanan Raden Dwipa, juga melesat bergabung dengan sinar biru Ajian Manunggal Alam milik Sekar serta Sinar Kuning dari Trisula Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan dan menghadang Ajian mereka sendiri yang dikembalikan Raksa Wanara..

DUAAARRRRR!!!!

Sebuah ledakan dahsyat tercipta dari bentrokan delapan kesaktian yang sebenarnya berasal dari empat sosok sama.. Ledakan yang menciptakan bola api berukuran sangat besar itu membakar hangus sosok-sosok Jin lemah dari pihak kawan dan lawan, yang tidak beruntung karena berada cukup dekat dari inti ledakan.. Untuk beberapa saat tanah gunung berbatu terguncang cukup hebat disertai bunga api yang menyilaukan mata.. Gw yang cemas memikirkan keselamatan empat sosok sahabat gaib terutama Sekar, segera melompat sekuat tenaga dengan menggunakan Ajian Meringankan Tubuh.. Kedua mata gw sempat terbelalak melihat Sekar dan ketiga sahabat lainnya sudah terkapar diatas tanah..

Diubah oleh juraganpengki 03-04-2018 22:36
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.