Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#4907
Pertukaran Tawanan...

“Biadab! Tega nya kau memperlakukan puteri mu seperti itu, Braja Krama” Teriak Ki Suta dengan suara keras sambil berusaha melesat ke arah lawan, namun segera dicegah sahabatnya Ki Purwagalih..

Gw yang juga merasa tidak tega melihat sosok Nyi Mas Galuh Pandita dan Bayu Barata sedemikian menyedihkannya, mencoba menahan rasa geram dalam hati.. Bahkan, gw sampai mengigit bibir sendiri agar rasa sakitnya bisa meredam emosi..

Tiba-tiba, tangan kiri Raja Jin yang masih menempel diatas tanah mengarah ke Ki Suta.. Seketika, Kakek Moyang yang berada dibelakang gw itu terangkat dengan cepat ke atas.. Untuk beberapa saat, Ki Suta nampak megap-megap beberapa tombak diangkasa sambil memegangi lehernya yang seperti sedang tercekik.. Raja Jin perlahan berdiri dengan telapak tangan kiri masih terbuka dan terarahkan ke Ki Suta..

Seulas senyuman menyeringai tersungging dari wajah Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Kami semua terkejut menatap Ki Suta yang nampak kesakitan diatas.. Sementara Ki Braja Sapta Penjaga Gerbang Gaib Barat sempat terlihat hendak melompat untuk menolong sahabatnya itu, namun tertahan oleh tangan Ki Purwagalih, bersamaan dengan lirikan tajam Raja Jin ke arah kami..

Kembali Braja Krama alias Penguasa Gaib Tanah Pasundan menyunggingkan senyuman dingin.. Lalu dengan cepat menurunkan tangan kirinya ke bawah.. Seiring hal itu, tubuh Ki Suta ikut merosot ke bawah dengan gerakan sangat cepat.. Kemudian...

BRAKKK!!!

Kedua mata gw membesar melihat sosok Ki Suta jatuh menghantam tanah berbatu hingga hancur.. Abu vulkanik berwarna kelabu yang melekat tebal diatas tanah langsung berhamburan, bercampur dengan debu pecahan tanah dan batu yang hancur terhantam tubuh Ki Suta.. Pandangan gw sempat terhalang oleh pekatnya debu, dan terbelalak saat melihat Ki Suta sudah terkapar di sebuah lubang tanah cukup besar..

Kembali Ki Braja Sapta hendak melompat.. Namun gerakannya kalah cepat dengan ayunan tangan Braja Krama yang mengangkat tubuh Ki Suta dari tempat ia hempaskan tadi, tanpa menyentuh sama sekali dan melemparkan raga menantunya jauh ke arah samping.. Nyi Roro Ranggas yang berada di arah yang sama segera melesat dan menangkap tubuh sahabatnya itu, sebelum menghantam sebuah batu hitam seukuran lembu dewasa..

Kemudian, Jin wanita bergaun merah tersebut membawa kembali tubuh Ki Suta ke arah kami.. Gw yang sempat merasa cemas akan keselamatan sang kakek moyang, sedikit lega begitu melihat Ki Suta sedang mencoba berdiri meski dengan wajah pucat dan jejak darah mengalir di sela bibirnya.. Sorot mata Ki Suta nampak menyorot tajam penuh dendam ke arah Braja Krama..

“Kau tidak apa-apa, Ki Suta? Jika perlu, aku akan menyalurkan tenaga dalam untuk mu” Tawar Nyi Roro Ranggas yang di balas anggukkan kepala oleh Braja Sapta dari arah belakang kakek moyang gw..

“Tidak perlu, Nyi.. Luka ini tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan Jin Jahanam itu ke isteriku” Jawab Ki Suta sambil terus menatap tajam ke Raja Jin..

“Suta Dewa! Masih beruntung aku tidak memenggal kepala isteri mu karena telah berkhianat.. Kau tahu, aku bisa saja menghabisi siapapun yang mencoba menjegal langkah ku.. Meski itu adalah darah daging ku sendiri” Kata Raja Jin alias Braja Krama dengan nada mengancam..

Merah padam lah wajah pucat Ki Suta, mendengar ancaman Raja Jin Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Entah mendapat kekuatan darimana, Ki Suta mencoba berontak dari pegangan Nyi Roro Ranggas dan Ki Braja Sapta.. Urat di lengannya yang tertahan oleh cengkraman tangan Ki Braja Sapta nampak menyembul, pertanda kakek moyang gw itu sangat berusaha untuk melepaskan diri dari pegangan sahabatnya..

“Braja Krama, tidak usah kau banyak cakap! kau masih belum menunjukkan satu lagi tawanan.. Kau ingat, aku tidak akan memberikan mu Kitab Langit jika belum melihat kondisi anak gadis manusia yang kau tawan” Teriak Ki Purwagalih, yang membuat Braja Krama membesarkan kedua mata..

“Bedebah! Berani sekali kau memerintahku Purwagalih.. Beruntung kau masih memiliki Kitab Langit.. Jika tidak, sudah ku hancurkan mulut mu yang lancang itu.. Aku yang pantas memerintah mu” Balas membentak Penguasa Gaib Tanah Pasundan..

Gw yang mendengar mereka saling bentak, teringat akan sosok Anggie yang belum nampak.. Otak gw berputar mencari cara, agar Raja Jin mau menuruti permintaan kami untuk menunjukkan sosok Anggie.. Mendadak, sebuah ide konyol muncul dalam benak.. Gw melirik ke arah Pedang Jagat Samudera yang ada di genggaman tangan kanan.. Pedang tersebut nampak memendarkan sinar putih dilapisi cahaya biru yang indah.. Dengan cepat, gw melompat satu tombak ke depan.. Lalu mengarahkan bagian mata pedang nan tajam tepat ke leher..

“Penguasa Gaib Tanah Pasundan, lekas tunjukkan dimana kekasihku.. Jangan sampai aku melakukan apa yang sangat tidak kau inginkan.. Aku tahu, jika aku mati maka kau tidak bisa menguasai Kitab Langit untuk selamanya”

Braja Krama nampak terkejut mendengar ancaman gw untuk sesaat.. Setelah itu, dia malah mengulum senyuman dingin yang meremehkan..

“Apa kau mau mengulang lakon mu seperti saat ingin melindungi mendiang Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara di Gunung Batuwara tempo hari, Ngger?”

“Jangan panggil aku dengan sebutan Ngger, Braja Krama.. Ak tidak sudi mendengar kata itu keluar dari mulut busuk mu.. Aku juga tidak main-main dengan apa yang aku lakukan saat ini.. Tunjukkan kekasihku dan lepaskan semua tawanan mu sekarang juga ” Bentak gw yang langsung menyambar kalimat Raja Jin..

Penguasa Gaib Tanah Pasundan nampak mendengus marah.. Namun wajahnya mengisyaratkan seperti akan menyetujui permintaan gw.. Karena memang tidak ada pilihan lain bagi dirinya.. Jika gw mati, maka semua usaha yang ia lakukan selama ini akan sia-sia belaka..

“Baiklah! Aku akan menuruti ucapan mu.. Tapi, aku akan melepaskan kekasih mu setelah Kitab Langit berada di tangan ku.. Sekarang, kau minta lah Jin Tua yang pernah menyelamatkan mu dari jeratan Ajian Raja Pengasih itu, untuk memunculkan Kitab yang ia jaga”

“Tidak! Kau bisa saja menipu kami seperti yang telah kau lakukan selama ini..Aku ingin Kitab Langit dan kekasihku di tukar secara bersamaan.. Dengan begitu akan adil bagi kita berdua.. Kau juga tidak perlu takut, setelah Kitab Langit dan semua tawanan kau bebaskan, aku akan mengikuti mu dan memberikan darahku untuk membuka Kitab itu” Kata gw masih mengarahkan mata Pedang ke leher..

Raja Jin awalnya nampak sedikit ragu dan menatap gw lekat-lekat.. Seolah sedang mencoba membaca rencana apa yang gw persiapkan untuk mengelabuinya.. Namun, situasi Raja Jin memang lemah.. Dia sama sekali tidak bisa untuk tidak menuruti permintaan gw.. Karena sebagai Sang Juru Kunci Kitab Langit, nyawa gw sangat berharga dimatanya..

“Baiklah, baiklah.. Otak mu cerdas juga ternyata.. Aku yakin kecerdasan itu pasti menurun dariku.. Tunggu sekejap, aku akan memunculkan sosok kekasihmu setelah melepaskan tawanan”

Mendengar pujian Braja Krama alias Penguasa Gaib Tanah Pasundan membuat gw ingin meludahi wajahnya.. Jika bisa mengulang waktu dan memohon pada Allah SWT, satu hal yang gw harapkan adalah jangan sampai gw terlahir dari keturunan mahluk durjana itu..

Gw menoleh ke arah Ki Purwagalih yang mulai melayang dan berhenti di sebelah gw.. Kakek Tua bergamis putih tersebut menganggukkan kepalanya tanda menyetujui semua ucapan gw ke Raja Jin tadi.. Tapi, ada raut aneh yang sepertinya disembunyikan oleh Kakek Tua itu.. Entah apa, yang pasti gw yakin beliau sedang menyembunyikan sesuatu..

Dari arah depan, Braja Krama nampak mulai melayang mendekati lantai marmer hitam berpilar tempat semua tawanan terikat.. Perlahan, sosok itu mendekati Nyi Mas Galuh Pandita dan memegang rantai merah menyala yang mengikat tangan dan kaki puterinya.

KRAKK..

Suara patahan rantai yang mengungkung tubuh Nyi Mas Galuh Pandita terdengar cukup nyaring.. Dengan cepat, Raja Jin menggeser tubuhnya ke arah Bayu Barata.. Ki Suta yang melihat isterinya sudah bebas, secepat kilat melesat dan membopong tubuh lemah Nyi Mas Galuh Pandita.. Hal sama di lakukan Ki Braja Sapta yang membawa Bayu Barata saat sudah terlepas dari ikatan rantai.. Kedua sosok itu langsung di bawa ke tengah pasukan kami, untuk diperiksa keadaannya..

Gw sedikit merasa lega melihat dua sahabat telah dilepaskan Braja Krama.. Namun berganti mengerutkan dahi saat melihat Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu, melewati laki-laki bergamis putih yang wajahnya nampak masih tidak jelas tertutupi rambut panjang.. Siapa sebenarnya laki-laki misterius itu? Apakah ia Krama Raja yang beberapa saat lalu disebutkan Raja Jin? Mengapa Penguasa Gaib Tanah Pasundan malah memilih melepaskan Patih Kerajaannya dan dua singa emas kembar penjaga Gerbang Istana gaib..

“Aku telah melepaskan tawanan yang kalian inginkan.. Tapi, aku tidak akan melepaskan satu tawanan yang tersisa karena ia adalah ancaman besar bagiku.. Ia adalah Krama Raja, pemberontak di Kerajaan ku sendiri.. Sekarang, giliran Purwagalih memunculkan Kitab Langit.. Baru setelah itu aku akan ikut memunculkan kekasih mu” Ucap Raja Jin yang membuat gw sempat tersentak mengetahui bahwa tawanan terakhir adalah saudara nya sendiri yakni, Krama Raja..

Ki Purwagalih menganggukkan kepala saat gw menoleh kembali ke arahnya.. Lalu, beliau mulai merentangkan kedua tangan ke depan, sambil menutup mata dan kedua bibir bergerak seperti membaca mantera.. Tatapan mata gw terus terfokus ke arah kedua telapak tangan sosok Kakek Tua tersebut, yang perlahan-lahan mengeluarkan tiga cahaya berbeda.. Gw sempat memandang tidak mengerti begitu melihat hanya ada tiga cahaya yang keluar dari telapak tangan Ki Purwagalih.. Seingat gw, seharusnya ada empat sinar yang muncul sebelum Kitab Langit menjelma.. Tapi, segala rasa heran gw tekan dalam-dalam.. Karena memang bukan saat yang tepat untuk mengherankan sesuatu yang nampaknya sepele disaat seperti ini.. Pandangan mata gw kembali terfokus ke arah dua telapak tangan Ki Purwagalih..

Sebuah kitab bersampul kulit binatang berwarna coklat kumal, mendadak muncul dan melayang di antara dua tangan Ki Purwagalih yang masih terentang.. Cahaya putih nampak menyelimuti kitab tersebut.. Terlihat aksara jawa kuno yang tertulis di depan sampul nya, disertai tiga gambar Matahari, Bulan dan Bintang, yang masing-masing memendarkan cahaya berbeda laksana pelangi.. Tidak, hanya gambar pola Bulan dan Bintang saja yang memendarkan cahaya.. Sementara, bagian gambar berpola Matahari terlihat masih gelap tak bercahaya sama sekali..

Dari arah depan. Gw melihat Raja Jin mulai mengulum senyuman senang.. Lalu mengangkat tangan kanannya dengan telapak tangan sudah terbuka menghadap angkasa.. Sayup-sayup, terdengar suara seperti deru angin topan dari arah langit.. Gw melemparkan pandangan ke atas dan mulai memicingkan kedua mata saat melihat sosok samar tubuh seseorang, yang nampak sedang melayang-layang dengan posisi berbaring.. Kedua mata gw sontak terbelalak melihat sosok seorang gadis yang sangat gw cintai, sedang berbaring melayang di udara dan perlahan-lahan turun, lalu terhenti tepat di hadapan Raja Jin.. Wajah Anggie yang menghadap ke angkasa, memejamkan kedua matanya dan nampak sangat tenang.. Seolah sedang tertidur pulas dengan rambut panjangnya yang jatuh tergerai ke bawah..

“Alhamdulillah, kamu ga apa-apa, Yank” Ucap gw lirih dalam hati..

“Kau lihat, kekasihmu baik-baik saja bukan? Bahkan, ia sedang tertidur pulas dan saat bangun keesokan harinya, tidak akan ada kenangan apapun yang ia ingat tentang malam ini.. Sekarang, tiba saatnya kau menyerahkan Kitab Langit bersamaan dengan aku serahkan kekasih pemuda itu kepadamu, Purwagalih” Ucap Raja Jin ke arah gw dan Ki Purwagalih..

Gw sempat menoleh kebelakang, ke arah Ki Suta yang nampak sedang mencoba memulihkan Nyi Mas Galuh Pandita.. Sementara, Bayu Barata nampak masih menatap kosong sama seperti tawanan lain yang telah dibebaskan oleh Raja Jin.. Entah mengapa, perasaan gw mendadak tidak enak melihat kondisi semua tawanan yang terlihat seperti bukan diri mereka sendiri.. Pandangan gw lalu terlempar ke arah Arya dan Jin penjaga nya, Pandu Rukmo.. Sekilas, gw melihat tatapan mata mereka hampir sama seperti semua tawanan.. Bedanya hanya sedikit.. Yaitu pada sorot tajamnya saja yang terus menatap gw.. Selebihnya, tatapan kedua sosok berlainan alam itu nampak sama kosong nya dengan semua tawanan..

“Sepertinya, semua sosok yang gw kenal berada dalam pengaruh Braja Krama?” Tanya gw dalam hati..

Dari arah samping, gw melihat Ki Purwagalih mulai melayang maju sambil terus merentangkan kedua tangannya yang menyanggah Kitab Langit tanpa tersentuh..

“Berhenti! Jangan kau yang menyerahkan Kitab langit pada ku, Purwagalih.. Aku ingin pemuda keturunanku yang membawakannya.. Tapi jangan takut, saat kau mulai melangkahkan kaki maju menghampiri ku, aku akan menyerahkan kekasihmu ke Purwagalih” Kata Braja Krama yang menghentikan gerakan melayang Ki Purwagalih..

Gw melirik ke arah Ki Purwagalih, sosok itu nampak menatap gw dengan pandangan yang seolah-olah tidak mengizinkan gw untuk menuruti permintaan Raja Jin.. Namun, tekad gw sudah bulat.. Demi Anggie, gw akan lakukan apa saja meski harus meregang nyawa sakalipun.. Sambil menjauhkan mata Pedang Jagat Samudera dari leher.. Gw melangkah mendekati Ki Purwagalih dan mengulurkan tangan kanan, setelah memindahkan Pedang Jagat Samudera ke tangan kiri..

“Tidak usah cemas, Eyang.. Berikan saja Kitab Langit kepadaku.. Aku akan menjaga diri.. Inshaa Allah, tidak akan terjadi apapun terhadap diriku.. Namun, setelah Eyang mendapatkan kekasihku, lekas bawa ia menjauh dari tempat ini” Pinta gw dengan sungguh-sungguh ke Ki Purwagalih..

“Tapi, Ngger.. Jika kau mengikuti permintaan Braja Krama, itu sama artinya kau akan mengorbankan diri.. Dan pengorbanan mu akan sia-sia, karena ku yakin Braja Krama tetap tidak akan melepaskan kami semua hidup-hidup”

Gw sempat tertegun mendengar ucapan Ki Purwagalih.. Pikiran seperti itu memang sempat terlintas dalam benak gw.. Tapi, gw mempunyai suatu rencana.. Meski terdengar cukup gila.. Gw akan mengorbankan diri untuk memusnahkan Kitab Langit.. Bukankah gw adalah Sang Juru Kunci yang bisa memunculkan, menggunakan sekaligus memusnahkan Kitab tersebut..

“Tidak, Eyang.. Aku akan memohon ke Braja Krama untuk mengampuni kalian semua setelah ia memiliki Kitab Langit” Jawab gw dengan sengaja berbohong..

Tidak bisa dipungkiri, sosok Penjaga Kitab Langit itu semakin terlihat cemas.. Sesekali ia melirik ke arah Raja Jin dan Anggie di depan yang sama-sama melayang meski berbeda posisi.. Tanpa menjawab, Ki Purwagalih menghela nafas panjang dan meyerahkan Kitab Langit yang melayang-layang diantara dua telapak tangannya..

Sensasi rasa seperti tersengat aliran listrik saat menyentuh Kitab Langiy, gw tahan.. Lalu menguasai diri dan melirik ke bagian depan Kitab tersebut.. Sebuah Kitab yang katanya menyimpan semua Ilmu Kesaktian Terlarang.. Padahal, hanya tulisan aksara Jawa Kuno saja yang sempat terbaca oleh gw beberapa waktu lalu.. Sebuah Kitab yang diperebutkan sosok gaib golongan hitam dan berhasil membutakan mata hati jin golongan putih seperti Penguasa Gaib Tanah Pasundan..

Tidak tahu mengapa, gw merasa kesal melihat Kitab Langit yang sudah tergenggam bagian pinggirnya oleh telapak tangan kanan.. Anehnya, gw merasakan hawa panas memancar dari bahu kanan seiring rasa kesal gw yang meningkat.. Gw mengerutkan dahi karena heran, mengapa bahu kanan mengeluarkan hawa panas, sedangkan Pedang Jagat Samudera sudah tergenggam di tangan kiri.. Kedua mata gw membesar begitu melihat bagian gambar pola Matahari yang ada di sampul depan Kitab Langit mulai memendarkan cahaya.. Padahal, saat Kitab itu muncul, bagian gambar pola tersebut tampak gelap..

“Eyang...?” Ucap gw yang ingin menanyakan perihal keanehan yang terjadi ke Ki Purwagalih..
Namun, sosok Kakek Tua berambut panjang sebahu yang tertutupi sorban putih itu hanya mengedipkan kedua mata seolah memberi isyarat agar gw tidak meneruskan pertanyaan..

“Lekaslah kau bawa Kitab Langit kepada ku, Ngger? Apa kau tidak mau berkumpul lagi dengan kekasihmu, hah?” Teriak Raja Jin dari arah belakang..

Gw memutar tubuh dan menganggukkan kepala menghadap Braja Krama.. Dalam benak gw sempat muncul pertanyaan tentang reaksi Kitab Langit dan isyarat kedipan mata Ki Purwagalih.. Apakah ini siasat beliau yang sempat ia sebutkan tadi di depan semua bala bantuan pasukan gaib dari berbagai pihak? Entahlah, yang pasti gw harus segera memberikan Kitab ini ke Braja Krama, agar ia mau melepaskan Anggie..

Gw mulai melangkah kan kaki ke depan.. Bersamaan dengan itu, tubuh Anggie yang masih melayang dengan posisi berbaring menghadap angkasa juga mulai maju setengaj tombak menjauhi sosok Raja Jin.. Bagus! Ternyata Penguasa Gaib Tanah Pasundan masih memegang janjinya.. Selangkah demi selangkah terus gw tapaki dan membuat jarak semakin dekat dengan Braja Krama.. Hingga tiba di pertengahan jalan, tubuh gw sejajar dengan tubuh Anggie yang masih melayang tak sadarkan diri, meski arah tujuan kami berbeda..

Sempat gw tertegun menatap wajah cantik gadis yang amat gw cintai itu, yang sedang terlelap menikmati mimpinya.. Kedua mata gw mulai berkaca-kaca, begitu melihat Anggie mengulum senyuman kecil di wajahnya.. Seolah-olah, ia tahu bahwa gw akan segera menyelamatkannya.. Perlahan, gw memutar tubuh dan merunduk lalu mengecup kening gadis itu dengan kedua mata terpejam penuh perasaan..

“What ever it takes, I’m gonna love you till the end, Yank” Ucap gw lirih sambil membelai pipi putih gadis yang sangat gw cintai itu..

Tubuh Anggie sontak bergerak maju menjauh dengan sendirinya.. Gw melempar pandangan ke arah Raja Jin yang nampak tersenyum sinis.. Sial! Dia tidak membiarkan gw untuk mengucap salam perpisahan ke sang kekasih hati..

“Aku tidak perlu melihat hal yang berbau cinta, Ngger.. Lekaslah kau serahkan Kitab langit itu” Ucap Raja Jin yang membuat gw kembali berdiri tegap..

Sambil menyeka kedua indera penglihatan yang dipenuhi airmata dengan lengan kanan, gw meneruskan untuk melangkahkan kaki menuju Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Tepat satu tombak dihadapannya, gw sempat menoleh ke belakang dan melihat Ki Purwagalih menangkap tubuh Anggie dan membawanya ke arah semua sosok sahabat berada.. Sebuah senyuman lega tersungging di wajah gw saat mengetahui Anggie sudah aman seperti tawanan yang lain.. Seperti yang gw pinta, Ki Purwagalih nampak berbisik sesuatu ke semua tokoh yang ada disana.. Lalu, satu persatu mulai melesat menjauhi tempat kami berada..

Raja Jin sempat mengerutkan dahi menatap ke arah Ki Purwagalih yang sedang melesat menjauh sambil memboyong tubuh Anggie.. Sesaat, ia menatap gw yang sudah menyodorkan Kitab Langit.. Lalu mengulum senyuman dingin..

“Jangan kau halangi kepergian mereka, Eyang.. Yang kau butuhkan hanya Kitab Langit dan aku” Ucap gw untuk mengalihkan perhatian Braja Krama..

Raja Jin langsung merampas Kitab Langit dari genggaman tangan kanan gw dan melihat-lihat benda itu untuk beberapa saat.. Sementara, pandangan gw terlempar ke arah Bayu Ambar.. Sosok yang pernah menguasai raga gw tempo hari itu nampak menatap kosong ke gw.. Mungkin pengaruh Kakek nya juga telah menguasai diri Bayu Ambar.. Gw sempat menoleh kembali ke belakang dan melihat hampir semua tokoh gaib sudah melesat menjauh.. Ridho, Suluh dan Bimo pun nampak sudah melompat menjauh, menyusul Ki Suta yang sedang memboyong Nyi Mas Galuh Pandita.. Tapi, tiba-tiba..

“BANGSAAA*!!!! BERANI NYA KAU MENIPUKU!!!” Teriak Raja Jin sambil melempar Kitab Langit ke samping dan menendang dada gw..

BUGG!!!

Tubuh gw yang sedang dalam posisi tidak siap untuk menerima serangan, langsung terpental ke belakang dan..

BRUKK!!

Gw terjatuh menghantam marmer hitam persis di sebelah tawanan terakhir Raja Jin.. Gw sempat meringis menahan sakit dari luka robek yang ada di ujung sikut dan bahu.. Sementara, Pedang Jagat Samudera terlempar setengah tombak ke samping dan tergeletak di sebelah kiri sosok Jin berwujud laki-laki bergamis putih lusuh dengan wajah samar tertutupi rambut panjang..

sampeuk
dodolgarut134
athar2024
athar2024 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.