Kaskus

Story

chamelemonAvatar border
TS
chamelemon
Ngasudah.Titik.



Yaik.... Itu dia Tadi Original Soundtrack Cerita ini..


Disarankan membacanya melalui index


Quote:


Makasih bertubi tubi ndul...Ntap bener cover ambigram nya...
Kek nya ini cover pertama ambigram di kaskus dah emoticon-Leh Uga

Salutt....itu bikinnya pasti make mikir....Jozzzz lah pokokmen...
Ngasudah.Titik.


Oke dah.. ane coba ikutan meramaikan Jagad cerita cerita di SFTH ini.. ingat ye, ikut meramaikan saja, buat tambah tambah koleksi bacaan ente ente pada tuh.. bentuk partisipasi dah.

Quote:



Spoiler for All Packs:


emoticon-Sundul Gan (S)
All Packs


Great Thanks For Best Ten Audiences
The Best & Great Comments
Liquid From PM
Next Story
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 40 suara
Siapa yang lebih di favoritkan tidak untuk di favoritkan dalam cerita ini ? hehehe...
Kasih (Army Kasih)
8%
Mega ( Meganisti )
8%
Putri ( Putriholic )
20%
Bimbim ( Kembang Pasir )
3%
Otong ( Markotong )
8%
Sincan ( Onta Sesat )
45%
Chacha ( Marica Hey Hey )
10%
Diubah oleh chamelemon 03-09-2025 01:20
efti108Avatar border
tiokyapcingAvatar border
fevierbeeAvatar border
fevierbee dan 8 lainnya memberi reputasi
9
323.7K
2.1K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
chamelemonAvatar border
TS
chamelemon
#1669


Pack Naintiwan

* Srrgghh *

Bang Mawan menggeser kursi disebelahnya. Sedangkan Dinda masih asik dengan kunyahan pempeknya. Setibanya dari tempat jualan ni pempek, ane memang mendapati motor yang nggak asing. Sudah dapat dipastikan lah ya kalau didalemnya ada Bang Mawan. Dan memang benar adanya, Bang Mawan tengah bercengkrama dengan Dinda. Ane pun memesan Pempek dan Tekwan terlebih dahulu. Barulah kemudian merapat ke tempat mereka berdua.

Me > dari mana nih Bang?
Bang Mawan > Abis jemput Dinda dari kampusnya Can
Me > owh...terus langsung kesini yak hehehe..
Dinda > pesen apa Can?
Me > Pesen Pempek sama Tekwan Din...
Dinda > kenapa nggak makan disini aja?
Me > pesenan hehehe..
Dinda > buat Kasih ya hehehe..
Bang Mawan > iyalah siapa lagi hehehe..
Me > hee...
Dinda > emangnya Kasih kemana Can?
Me > lagi ngerjain tugas itu di kosnya
Dinda > owh...


__***__


" Apa kabarnya bang ? "

Damn cuk lah...setelah sekian lama menghilang tanpa kabar, malah lebih lama pas ane ke Wonosobo, sempet sempetnya nanyanya gitu.

" Hhhh...baik "
" Kenapa abang menghela nafas gitu? "
" Masih juga perlu dipertanyakan ? "
" Mmm...maafin Mega ya bang "

Terdengar lirih suara dari sebrang, telinga ane masih ditempel handphone yang megangnya aja masih gemeteran. Dibilang kangen sama suara ini, ya jelas pake tentu ndul. Tapi kalo dibilang marah nggak bisa ane tutupin juga ndul.

" Kenapa harus lewat Chacha buat tau nomor ku ga, nggak langsung nanya ke Dinda aja? "
" Dinda nggak mau Bang, makanya Mega minta tolong Chacha "
" Tapi akhirnya Dinda juga kan yang ngasih tau "
" Iya bang...Mega kira tadi Abang bawa Hape "
" Ngomong apa sama Kasih ga ? "


__***__


Kasih masih belum bisa menahan lajur air matanya yang mengucur pelan. Dia semakin menundukkan kepalanya. Ane masih menatapnya lekat lekat. Sama sama terdiam, seketika otak ane rasanya nggak bisa diajak buat mencairkan suasana.

Suara musik di laptop masih mengalun pelan, lama lama kalo kayak gini bisa bisa sama sama kesambet dah...Yang Kasih masih mengusap air matanya, entah kenapa Iba itu tidak seperti biasanya.

" Yang "
" Hhghh...iya "
" Udah donk yang..."

Yang Kasih masih sesenggukan, ane masih berusaha tetep membujuk cewe ane supaya nggak nangis lagi. Kami masih sama sama duduk bersila, namun suasana entah begitu sangat canggung. Ane semakin merapat mendekat dan berniat menghapus air matanya. Dan memang itu yang ane lakukan selanjutnya...

" Sayang...udah nggak usah dipikirin "
" Antara rela nggak rela yang..."
" Kan belum aku iyain juga kan? "
" Kenapa gitu? "
" Maksudnya...masih mau dipikirin dulu yang "
" Nggak apa apa...dia memang sekarang butuh kamu kok"
" Tapi aku yang butuh kamu "
" Nggak...dia yang sekarang butuh kamu "

Denger kalimat terakhirnya tersebut, ane memang harus akuin sepertinya ucapannya benar. Memang disisi lain ane harus akuin juga kalau Mega wajar berusaha demikian. Tapi ane juga berusaha memposisikan diri sebagai yang Kasih, yang memang nggak bisa dipungkiri agak sulit menerimanya.


___***___


Dinda masih sibuk otak atik hapenya, ane sama Bang Mawan masih mengobrol berdua, seolah olah Dinda cuek dengan obrolan ringan ane sama Bang Mawan. Ane benar benar nggak menyadari kalau aktivitas Dinda adalah berusaha memberitahukan kalau ane disitu. Mungkin maksud Dinda, inilah kesempatan untuk berbicara langsung dengan ane.

Tapi karena ane meninggalkan hape di kamar yang Kasih, jadinya yang nerima telpon dari Mega adalah Yang Kasih langsung. Seperti yang ane duga sebelumnya, kalau sebenernya Dinda sama Mega masih berkomunikasi. Entah apa maksudnya, seolah olah ane nggak boleh dulu untuk berhubungan dengan Mega lagi. Dan sekarang...secara tiba tiba, mereka berusaha untuk berkomunikasi dengan ane lagi, padahal sama sekali ane nggak memutuskan komunikasi lagi.


__***__


" Apa pun yang terjadi...aku selalu ada buat kamu yang "
" Iya aku tau yang...tapi Mega sekarang lagi butuhin kamu "
" Nggak ada alasan yang...dia sendiri yang tiba tiba nggak mau berkomunikasi lagi, dan sekarang dia minta aku kesitu "
" Seandainya aku jadi Mega...mungkin itu juga yang akan kulakukan yang "
" Nggak bisa yang...apa salahku?...tiba tiba nggak ada kabar "
" Mega pasti punya alasan sendiri yang...dan mungkin cuma kamu yang bisa mengerti "
" Hmmm...aku nggak mau berdebat yang "
" Aku juga nggak mau berdebat "

Kali ini memang air matanya memang sudah mengering, walau masih terlihat memerah. Kami masih saling tatap tatapan, seolah olah ingin mengerti satu sama lain...berusaha untuk saling menyamakan persepsi masing masing.


__***__


Ane mencari tempat yang enak buat duduk...nggak mau hati ini membuat yang Kasih terluka dengan pembicaraan sama Mega ini. Setelah ane mendapat kan kursi nganggur disalah satu sudut barat, bersebrangan dengan kamar yang Kasih. Sambil menerima telpon, ane bisa menyaksikan kamar yang Kasih langsung. Dan bisa menyaksikan aktivitas dari yang Kasih...

" Berikan abang satu alasan Ga "
" Maaf bang...maaf "
" Cuma itu yang bisa kamu bilang buat abang? "
" Bang...Mega beneran minta Maaf sama abang "
" Iya tapi jelasin dulu...dan beri abang alasan kenapa Abang harus kesitu "
" Mega cuma kangen sama Abang "

Ya sallam...sekalinya nelpon langsung ngeggombal...walau aslinya demen juga sih ngedengernya hehehe...

# fokus Camp red !!!! Fokus !!!! #

" Hhh...abang terima kalo kita putus Ga...tapi abang masih belum terima...kenapa harua kayak gitu caramu...apa salah abang? "
" Abang nggak salah kok...Mega yang salah bang "
" Terus kenapa minta abang yang kesitu? "
" Mega cuma minta satu kali ini aja buat kesini...tiket pulang pergi Mega yang nanggung "
" Bukan gitu ga...tapi kenapa? "


___***___


Ane sudah di bandara bersama yang Kasih. Tidak seperti dua hari yang lalu, kali ini dia berusaha ceria dan memberikan support buat ane. Walau masih terasa berat buat ninggalin kuliah, lebih lebih karena memang waktu itu udah mendekati ujian.

Tapi memang yang Kasih berusaha meyakinkan diri ini untuk tetap pergi ke Pontianak. Ane juga berusaha meyakinkan diri untuk tidak terbawa suasana, apalagi buat kontrol emosi. Sedikit banyak memang ada perasaan enggan untuk menyanggupi permintaan Mega. Dibilang sakit hati, terkesannya lebai, tapi kalau bersikap cuek...kok ya masih mengganjal di hati.

" Ingat ya sayang...jaga kepercayaanku "
" Iya...sayang juga kan yang nyuruh kesitu "
" Iya...aku paham kok, selesein dulu aja urusannya "
" Aku aja masih belum paham urusannya apa "
" Ya nanti juga paham kan? "
" Heemh "
" Gih buruan masuk..."
" Iya..."
" Love you canku sayang "
" Love you too kasihku sayang "

Akhirnya ane berdiri dari tempat duduk yang bersebelahan dengan yang Kasih tadi. Dari nyampe kosan sampe Bandara, yang Kasih nempel nya udah kesangatan. Itu cicak di dinding kalah dah nempelnya...nemplok plus melulu ndul hehehe...


__***__


" Bang...Mega cuma pingin ketemu Abang "
" Ya kenapa Mega yang nggak kesini aja ? "
" Nggak dibolehin bang "
" Sama? "
" Bang...Mega cuma maunya Abang yang Kesini "
" Iya...tapi kenapa ga? "
" Mega mau dinikahin Bang"

Ngasudah...denger kalimat terakhir barusan...langsung dah tu jantung udah nggak karu karuan. Ini kenapa Mega yang mau nikah, ampe ane yang disuruh kesitu. Camp red lah...

" Anggaplah ini permintaan terakhir dari Mega ya Bang "

Ane masih terdiam...nggak sanggup berbicara lagi. Ya walaupun jujur ya ndul...ane memang udah nggak terlalu mencintai Mega, tapi tetep aja tuh...ada perasaan nggak terima dengan kenyataan yang ada.

" Bang...abang ? "

Ane masih terdiam membisu...entah mau berucap apalagi.


___***___


Ane masih mengepak pakaian buat berangkat besok. Tiket pesawat sudah ditangan...namun hati ini masih terasa enggan untuk meninggalkan kota ini, walau itu hanya sejenak. Yang Kasih juga dari tadi udah ikutan rempong bantuin kemas kemas pakaian.

" Udah yang...nggak usah terlalu dipikirin "
" Kenapa sayang nggak ikut aja ? "
" Nggak lah...aku berusaha memahami posisi Mega yang "
" Sayang percaya dengan aku? "

Yang Kasih meletakkan pakaian terakhir yang dimasukkan ke dalam koper. Dan memberikan senyuman terbaiknya. Alis matanya memayungi matanya yang seolah olah ingin meneduhkan hati yang masih terasa panas...eh nggak dink, ruam ruam kuku bae lah...

" Yang...aku udah yakin sama kamu "

Ucapan yang Kasih begitu ringan meluncur dari kedua belah bibirnya. Kedua mata ini ingin sekali melihatnya lama lama. Ane harus akui ndul...yang Kasih jauh pengertian dari sebelumnya. Walaupun ane yakin pake seribu persen nggak pake tase, pasti hati kecilnya nggak terima. Ada gitu pacarnya dipinjemin ke orang lain...mana yang dipinjemin itu mantannya lagi...nasib dah nasib, ane berasa jadi barang simpan pinjam, padahal bukan simpanan sama sekali, kalo koperasi sekalian malah ketauan bisa dapat SHU. Lah ini...Sisa Hasil Urusan...hadehhh...


__***__


" Abang masih disitu kan? "
" Iya ga "
" Abang...ijinkan Mega ketemu Abang sekali iniiii sajaaa "

Penekanan dua kata terakhir memang menggambarkan seolah olah Mega benar benar memohon untuk berjumpa ane. Sulit untuk mengiyakan permintaan Mega, tapi permohonannya benar benar memohon sama ane.

" Iya ga...tapi "
" Kasih kan?...ntar Mega juga mohon ijin juga sama Kasih "
" Boleh kalo Abang ngajak Kasih juga? "
" Jangan ya bang...Abang sendirian aja ya "
" Kenapa gitu ga? "
" Nggak apa apa...abang sendirian aja ya kesini nya "
" Ya udah ntar abang pikir dulu "

Mega terdiam dan nggak merespon kalimat terakhir yang keluar dari mulut ane. Semua mendadak jadi hening. Koneksi yang lama nggak nyambung tapi masih saja terasa canggung.

" Mega cuma butuh abang..."

Ane masih saja terdiam...


__***__


Di Bandara bagian kedatangan...ane mencari cari sosok Mega. Namun dari tadi garis alis nya belum kelihatan. Ane masih mendorong trolly yang diatasnya sudah ada tas ransel yang berisi pakaian ane. Estimasi waktu tiga hari harus ane manfaatkan dengan sebaik mungkin.

Suasana ramai lalu lalang dan disebrang nya masih terdapat orang orang yang menunggu. Setelah barang ane sudah ane dapatkan...ane langsung mencari keberadaan sosok Mega.

Ditengah menyapu wajah wajah orang yang tak dikenal, banyak para sopir yang berusaha menawarkan jasa angkutannya. Ane masih mencari wajah yang bisa ane kenal. Namun...dari tadi belum ada wajah yang bisa ane kenali.

Akhirnya ane berinisiatif buat nelpon nomer hapenya Mega sembari berjalan keluar dari dalam bandara. Berkali kali...inomer yang anda tuju sedang dialihkan. Sempat jengkel juga dah ane dibuatnya, hingga di tengah ane masih megang hape ditelinga dan berjalan santai sambil mendorong trolly...datanglah dia menggunakan kacamata hitam. Berjalan cepat menghampiri ane...

Diubah oleh chamelemon 02-04-2018 18:44
yusufchauza
khodzimzz
itkgid
itkgid dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.