- Beranda
- Stories from the Heart
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
...
TS
roni.riyanto
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
SELAMAT DATANG DI THREAD HORROR ANE YANG SEDERHANA
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/i.pinimg.com/736x/ac/9e/c8/ac9ec8d17096742f52ebfbdcc70fa7e7--dark-art-photography-creepy-photography.jpg)
Assalamualaikum wr.wb
Spoiler for Pembukaan:
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-ne_rDQngRD8/Vk1ychXHIHI/AAAAAAAAJFs/GTFL1J3f6Mw/s1600/hantu%2Bpocong%2Bmenyeramkan.jpg)
Quote:
imut ya gan 

Quote:
PROLOG
Quote:
Kamu percaya hantu?
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Quote:
FAQ:
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapetQ: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Quote:
Kalau agan dimari suka cerita saya, mohon untuk
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake

Selamat Membaca
Quote:
PENTING
Just Info untuk Thread ini ane akan buat tamat di chapter 1, untuk lanjutan ceritanya bisa dibaca nanti di chapter 2 yang akan di posting di thread baru segera.
Terima Kasih
INDEX PART
Kesan Pertama (pengenalan bagi Roni )
1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
RONI1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
32. Ikan? 22 April 2018
33. Bayangan 29 April 2018
34. Masa Lalu 7 mei 2018
35. HATI 16 Mei 2018 ( Late Post)
36. Kakak 7 Juli 2018(Sheril)
37. Kakak-2 14 Agustus 2018(Sheril)
38. Perjalanan 3 Oktober 2018(Sheril)
BEGINNING
39. Permulaan 27 Oktober 2018(Sheril)
Teaser Chapter 2
Selamat pagi/siang/malam gansis yang suka mampir ke Thread ini, ane cuma mau bilang maaf karena ane baka vacum di dunia perinternetan untuk waktu yang bakalan lama. sebenernya udah ada lanjutan chapter 2 cuma ane ngerasa sangsi buat postingnya karena belum selesai 100%. jadi buat agan dan sista yang nunggu kelanjutannya harus berlapang dada karena ane mau vacum karena suatu alasan.
Terimakasih
Salam Kentang
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 80 suara
Gimana Ceritanya Gan ?
Bagus Ceritanya Serem.
65%
Lumayan Seram,
28%
Boring Gan .
8%
Diubah oleh roni.riyanto 10-01-2019 16:41
sulkhan1981 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
306.9K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
roni.riyanto
#1220
Kali ini masih dalam sudut pandang Sheril Bre, silahkan dinikmati yah. sambil nunggu part si Roni lagi 
ya udah segitu aha update-an misteri pakaian dalam Sheril

Quote:
“Sheril!! Bangun Sher !!”
Aku membuka mataku, rupanya aku sedang berbaring ditempat tidur. Disampingku ada Anggi yang menatapku dengan tatapan heran. Kurasakan jantungku berpacu cepat dan keringat dingin membasahi bajuku, kemudian aku memeluk Anggi dengan erat.
“Nggi aku Takut”
Part 30 Rumah Anggi
“Takut apa kamu Sher?” Tanya Anggi heran.
“Aku gak mau disini sendirian”
“Lah kan ada aku disini Sher, Kak Roni kasih tau aja ya biar dia pulang?”
“Jangan Nggi”
Anggi diam dan memelukku lebih erat, sepertinya dia merasa lebih baik menuruti keinginanku karena kondisiku saat ini. Beberapa saat kemudian dia mengeluarkan HP dari sakunya dan menelfon seseorang.
“Tan Sheril lagi sakit, kamu kesini aja ya gak jadi aku kesananya. Beliin makanannya, hehe….ya udah aku tunggu yah”
“Nelfon siapa kamu Nggi?”
“Si Intan Sher, tadinya mau ketemuan di alun-alun”
“Kirain nelfon Tante kamu, Mau ngapain di alun-alun? Sore-sore lagi, kalo malem sih mending latihan nguatin mental” ujarku.
“Latihan mental? Maksudnya?”
Kupegang kedua pundak Anggi sembari wajahku tertunduk, aku terdiam untuk beberapa saat.
“Latihan mental soalnya kalo malem banyak orang yang pacaran, kita yang jomblo bisa apa?” ujarku dengan nada melas.
“Ih kamu Sher gak usah diperjelas gitu juga, ngenes banget jadinya kita”
Kami tertawa lepas, mungkin untuk orang lain akan keheranan melihat kami tertawa hanya karena mengobrol seperti itu.
“Ya udah sekarang kamu kerumah aku aja selama Kak Roni belum pulang, tadi mama juga bilang kalo kamu kenapa-napa suruh dibawa kerumah aja”
“Gak apa-apa nih Nggi?”
“Ya gak apa-apa lah, kita kan Friend. Ya udah aku siapin baju kamu buat Salin dulu yah”
Sedetik kemudian Anggi berdiri dan menghampiri lemari bajuku, lemari bajuku terbuat dari plastic bermerk Napp*li bertipe laci. Kuperhatikan Anggi setelah membuka laci malah tertawa sendiri, sesekali dia menoleh kearahku dengan tatapan yang mencurigakan dan juga senyum jahatnya.
“Hoo jadi seorang Sheril yang baik, pendiam sama pinter doyan juga yang beginian” Ujar Anggi sambil menyipitkan matanya.
Aku hanya memasang wajah heran sambil memiringkan kepalaku sedikit, aku tidak mengerti dengan maksud perkataan Anggi. Namun keheranan tersebut langsung terjawab saat Anggi mengeluarkan sesuatu dari lemariku.
“Woohoo Seorang Sheril doyan pake G-String, hohoho”
Aku dengan panic dan malu segera menghampiri Anggi dan mengambil benda yang merupakan benda rahasia bagi kaum perempuan, Anggi hanya tertawa kecil sembari menutupi mulutnya dengan telapak tangannya. Matanya masih saja menyipit dan terlihat sangat puas, mungkin puas melihat sesuatu yang kusembunyikan.
Aku merasa malu dan menutup mataku, karena aku membeli pakaian dalam ini secara online karena terdorong oleh rasa penasaran, dan setelah kucoba rasanya lumayan nyaman. Meskipun aku sudah berusia 16 tahun dan 2 bulan lagi aku berusia 17 tahun, aku masih belum berani membeli pakaian dalamku sendiri secara langsung.
“wohoho apa ini Sher, masa iya kamu pake Lingerie. ciuw ciuw Sheril suka pakean mesum kek gini ternyata”
Aku lekas membuka mataku dan menyabet benda yang sedang dipegang oleh Anggi, entahlah meskipun sama-sama perempuan aku merasa malu jika barang pribadiku dilihat oleh orang lain.
“Ya elah gak usah mau gitu kali Sher, kan kita sama-sama perempuan. aku juga punya kok pakean kaya gitu. Ya meskipun aku gak sampe beli
Lingerie sih
”
“Ya tapi kan tetep aja malu Nggi, aku gak pernah nunjukin hal kaya gini keorang lain, aku kalo beli pakaian dalem suka online, belum berani beli langsung”
“Hah online? Semuanya online? Sampe ke BH-BH online?”
“Ya gak semua juga Nggi, Cuma Lingerie sama G-string aja”
Anggi terdiam, dia memegang dagunya seakan sedang berpikir keras. Sesekali dia menatapku dengan heran. Dia menatapku dengan seksama, kemudian dia menurunkan pandangannya kebawah sedikit.
“Hah Sher, jangan bilang kalo kamu…Hmmm”
Anggi menolak pinggang sembari kepalanya mendekat dan memandangi kedua dadaku, kemudian dia menghela nafas panjang sambil menutup kedua matanya.
“Kenapa Nggi?”
“Kamu bilang beli online Cuma benda itu aja dua, terus ini CD sama BH siapa yang beli, jangan bilang kalo yang beli Kak Roni !”
Aku tidak menjawab dan hanya tersenyum kecil dengan mulut sedikit terbuka.
“Hah jadi bener..Ya ampun tega banget sih kamu Sher !!”
“Emang kenapa Nggi? Toh Kak Roninya juga gak keberatan, soalnya dia tau kalo selama ini yang beliin pakaian dalem aku tuh mama aku”
“Duh Sher aku gak bisa bayangin pas Kak Roni lagi beliin ini buat kamu, terus gimana caranya dia bisa tau ukuran kamu yang pas? Kan kamu lagi masa pertumbuhan?”
“Pertamanya dia juga bingung mesti gimana, jadi dulu dia bawa sampel CD sama BH aku buat beli dipasar. Karena gak punya temen cewek jadi dia sendiri yang pergi, itupun pas beli suka kekecilan”
Anggi tertawa dengan keras ketika aku berkata demikian, akupun demikian dan tertawa tanpa sadar. Entah mengapa aku merasa obrolan kami lucu, terutama Anggi yang mungkin merasa aneh karena aku meminta kakak untuk membeli pakaian dalam.
“Duh Sher aku jadi kebayang Kaka kamu pas lagi milihin pakaian dalem buat kamu, pasti dia jadi pusat perhatian tuh”
“Ah masa Nggi, emang segitu tabu-nya ya kalo cowok beli pakaian cewek?” tanyaku polos.
“Ya iyalah Sher, mana punya kamu kebanyakan warnanya pink semua”
Aku tertunduk malu dan merasa tidak enak kepada kakak, dan bodohnya aku tidak terpikir kesana. Padahal kakak termasuk orang yang pemalu, aku tidak bisa membayangkan ketika dia menahan malu.
“Dulu kakak pernah cerita sih Nggi sekali, dia pernah disangka Hobi CrossDressing, tapi waktu itu dia nyeritanya sambil ketawa, jadi aku gak ada pikiran kalo dia keberatan sama malu buat beli pakaian dalem aku”
“Ya udah nanti mah sama aku belanjanya, nanti aku anterin kamu ke toko yang bagus sama murah” ujar Anggi semangat.
“Emang kamu bisa Nggi? Gak malu pas beli Itu?”
“Tenang aja Sher, mama aku udah terbiasa beli bareng mama aku”
“Ya udah Nggi sekarang mah aku siapin salin dulu, malah ngobrolin pakaian dalem”
(Menurut penuturan teman TS para cewek di real life kadang suka ngomongin pakaian dalem, kadang bahasannya suka sampe serius biarpun Cuma bahas jenis celana dalem sama BH
, biasanya kalo lagi pada nginep dirumah temen
)
Setelah mengakhiri obrolan kami tentang pakaian dalam, akhrinya aku memilih sendiri pakaian yang akan kupakai nanti dirumah Anggi. Ketika aku akan mengambil sweater pink yang berada dikamar kakak, ada benda yang menyita perhatianku.
Benda itu berbentuk buntelan kecil berwarna cokelat dengan motif batik, benda itu tergeletak dimeja kerja kakak. Aku merasa penasaran dan memegang benda itu, dan dengan refleks aku mengulurkan tangan untuk mengambil benda tersebut.
“Urrrggh… kok gak bisa keangkat, berat banget” gumamku pelan.
Benda apakah ini yang berada dimeja kerja kakak, benda yang sangat aneh karena biarpun bentuknya kecil namun sangat berat ketika kuangkat. Dan juga benda ini sangat sulit dibuka, aku sudah berusaha menarik tali dari benda ini namun sangat sulit.
“Sher udah belum ngambil sweaternya?” Teriak Anggi.
Karena Anggi sudah memanggil dan akupun tidak dapat mengapa-apakan benda ini, kuputuskan untuk pergi saja meskipun harus pergi dengan rasa penasaran dikepala. Sebenarnya sejauh apa Kaka melakukan experimentnya dengan dunia ghaib untuk bahan novelnya.
Setelah beres menyiapkan pakaian, akupun pergi meninggalkan rumah yang sepi. Hanya ada Kakek-Nenek yang berdiri di ruang tengah dengan mata mereka yang tertutup, mengingat kejadian malam kemarin aku menjadi ragu berpamitan kepada mereka.
Sesampainya dirumah Anggi
“Assalamualaikum, Mah Sheril mau nginep disini aja mah katanya” teriak Anggi sembari mengajakku masuk kedalam.
Tak lama kemudian keluar Tante Tuti dari dapur dengan masih menggunakan celemek, aku sedikit terkejut karena Tante hanya menggunakan Tanktop tipis dan celemek saja. Sementara untuk celanaanya dia menggunakan celana pendek berjenis Hotpants, aku tak habis pikir diumur Tante Tuti sekarang dia masih berdandan bak remaja, mungkin ini yang dinamakan Tante Hot.
“Eh Sheril, iya udah nginep disini aja selagi kakak kamu belum pulang. Tante juga khawatir kamu sendirian, apalgi kamu lagi sakit”
“Iya Tante, tapi maaf tante jadi ngerepotin” ujarku malu.
“Gak usah malu, kita kan tetanggan terus kamu juga temennya Anggi. Anggap aja rumah sendiri”
“Makasih Tante”
“Ya udah Tante lanjut masak yah, nanti kamu makan bareng”
“Iya, makasih ya Tante”
Setelah berkata demikian Tante Tuti kembali kedapur, dan Anggi mempersilahkanku duduk dulu di sofa karena dia akan membereskan kamarnya dulu sebelum kutempati.
Ini adalah pertama kalinya aku masuk kedalam rumah Anggi, dulu ketika aku dan kakak pertama kali datang kami hanya bertamu diruang tamu saja. Kuperhatikan isi rumah Anggi desainnya termasuk rumah kebanyakan dengan sedikit barang-barang, hanya ada TV dan sofa dan beberapa Foto Anggi dan Tante yang digantung di tembok.
Ada satau hal yang mengganjal dipikiranku, setelah kupandangi seisi ruangan aku menyadari foto yang dipajang hanya foto Anggi dan Tante Tuti. Aku menjadi penasaran kenapa tidak ada foto Anggi bersama Ayahnya, ataupun Tante Tuti bersama suaminya karena kutahu Tante Tuti dicerai mati oleh suaminya.
Kuperhatikan lagi foto-foto tersebut ada foto Anggi semasa kecil bersama ibunya diatas sebuah gupet, disampingnya ada sebuah buku album. Aku dirasuki rasa penasaran, aku tau jika melihat barang orang lain tanpa izin itu tidak sopan.
“Duh kok aku jadi penasaran banget, gak apa-apa deh gak bakalan marah kali ntar” gumamku dalam hati.
Kuambil buku album tersebut dari atas gupet dan langsung membukanya, didalamnya terdapat banyak sekali foto Anggi dan ibunya semasa kecil hingga Anggi SD menurutku. Akhirnya setelah beberapa halaman kubuka album foto, aku menemukan foto Anggi yang sedang di AIS(gendong depan) oleh seorang Pria yang kupikir adalah Ayah Anggi dan Tante Tuti disisinya,
Aku merasa bingung karena foto tersebut pada bagian kepala digunting, sehingga aku tidak tau wajah Ayah Anggi seperti apa. Kubuka halaman demi halaman aku menemukan foto dengan hal serupa, dimana pada bagian kepala digunting ataupun jika si Ayah ada diujung akan digunting bagian ujungnya.
“Sher?”
Aku sangat terkejut dan langsung menutup album foto yang sedang kupegang, awalnya Anggi terlihat keheranan melihatku memegangi album foto miliknya. Namun itu hanya berlangsung sebentar karena dia segera tersenyum dan mengajakku ke kamarnya, akupun menyimpan album foto milik Anggi dengan tanda Tanya dikepalaku.
Aku segera berjalan menuju kamar Anggi, kamar Anggi terlihat dari ruangan tengah tempat aku duduk tadi. Mungkin Anggi tadi tanpa kusadari memperhatikan aku dari kamarnya, ah biarsaja pikirku asal aku tidak melakukan hal yang aneh, begitu aku masuk kekamarnya.
“Astagfirullah”
Aku melihat sesosok pocong berdiri dekat jendela kamar Anggi menatap kearahku, namun ketika aku mengedipkan mata pocong tersebut langsung hilang dalam sekejap. Aku tidak begitu jelas melihat wajah pocog itu karena hanya sekilas, hanya matanya saja yang kuingat bolong tanpa bola mata.
Baru pertama kali aku melihat sosok hantu pocong secara langsung, karena selama ini hanya sosok dirumah baru kami dan sosok hantu wanita ketika jurit malam saja yang baru kulihat langsung.
“Kenapa Sher?” Tanya Anggi khawatir.
“Gak apa-apa Nggi, tadi ngeliat kecoak terbang” jawabku bohong.
Aku melangkahkan Kaki masuk kekamar Anggi, kamarnya tidak begitu besar mungkin berukuran 3x4 meter dengan sebuah meja belajar dan satu lemari baju. Ranjangnya bermodel springbed yang bawahnya bisa digeser, jadi ketika digeser bawahnya akan menjadi dua buah kasur.
“Kamu tidurnya dibawah ya Sher, aku diatas. Kamu boleh nginep disini sampe kakak kamu pulang. Anggap aja rumah sendiri”
Aku hanya menganggukkan kepala, kucoba melihat-lihat isi kamar Anggi. Kamarnya sangat polos jika dibandingkan dengan kamarku. Tidak ada gambar poster ataupun wallpaper seperti dikamarku, hanya ada beberapa foto dirinya sendiri, dimeja belajarnya aku melihat ada suatu majalah yang sampulnya menark perhatianku.
“Itu majalah apaan Nggi?”
“Oh itu majalah misteri Sher, aku suka seneng kalo baca artikelnya. Kamu mau baca?”
“Boleh deh, siapa tau bisa jadi bahan buat kakak bikin buku ntar”
Anggi pun memberikan majalah tersebut kepadaku, disampulnya terdapat banyak sekali tulisan. Dari masalah wawancara hantu,tempat angker,cara kaya sampai pesugihan, ada satu judul yang menarik perhatianku yaitu tentang pesugihan Buto Ijo mirip timun mas.
Dari judulnya saja aku merasa tertarik karena ada embel-embel timun mas, setahuku pesugihan buto ijo itu adalah menumbalkan salah satu putranya ketika berusia 7 tahun. Dan ketika waktu penyerahan tiba maka si Anak akan Disenangkan oleh orangtuanya, semisal dibelikan pakaian bagus atau mainan yang sangat diinginkan sianak sebelum akhirnya esoknya diserahkan ke Buta ijo.
“Nggi ini udah dibaca belum yang artikel pesugihan Buto ijo mirip timun mas? Kok judulnya aneh yah, malah aku baru denger Nggi” tanyaku.
“Udah Sher, menurut artikel itumah jarang ada orang yang ngambil pesugihan itu. Kalo gak salah sesuai judulnya yang mirip timun mas,
tumbalnya berupa anak sendiri harus perempuan dan pas nginjek usia 17 tahun bakalan diambil oleh yang bersangkutan”
“Kalo anaknya cowok gimana tuh?”
“katanya kalo anaknya cowok pas usia 5 tahun udah diambil”
“Lho kok beda ya , kirain bakal sama pas 17 tahun” tanyaku.
“Entahlah gak begitu detil disitu artikelnya soalnya Sher, udah yuk ah sekarang mah Maghrib dulu terus entar makan, kamu mandi gih mamah udah nyiapin air anget buat kamu”
Akupun menuruti perkataan Anggi, aku diberi pinjam handuk olehnya dan segera menuju kamar mandi. Kamar mandinya berada dekat dengan dapur, jadi ketika akan kekamar mandi mesti melewati dapur, kulihat Tante Tuti sedang menyiapkan makanan diruang keluarga tempatku melihat album foto tadi.
Aku bergegas menuju kamar mandi, ketika sampai dapur aku melihat dapurnya tidak begitu terang karena menggunakan lampo bohlam 5 watt. Aku merasa aneh karena hanya dapur saja yang menggunakan lampu bohlam sementara ruangan lain menggunakan lampu LED, aku tak ambil pusing dan membuka pintu kamar mandi, ketika kubuka pintunya
“Astagfirullah mamah !!!!!”
BERSAMBUNG
Aku membuka mataku, rupanya aku sedang berbaring ditempat tidur. Disampingku ada Anggi yang menatapku dengan tatapan heran. Kurasakan jantungku berpacu cepat dan keringat dingin membasahi bajuku, kemudian aku memeluk Anggi dengan erat.
“Nggi aku Takut”
Part 30 Rumah Anggi
“Takut apa kamu Sher?” Tanya Anggi heran.
“Aku gak mau disini sendirian”
“Lah kan ada aku disini Sher, Kak Roni kasih tau aja ya biar dia pulang?”
“Jangan Nggi”
Anggi diam dan memelukku lebih erat, sepertinya dia merasa lebih baik menuruti keinginanku karena kondisiku saat ini. Beberapa saat kemudian dia mengeluarkan HP dari sakunya dan menelfon seseorang.
“Tan Sheril lagi sakit, kamu kesini aja ya gak jadi aku kesananya. Beliin makanannya, hehe….ya udah aku tunggu yah”
“Nelfon siapa kamu Nggi?”
“Si Intan Sher, tadinya mau ketemuan di alun-alun”
“Kirain nelfon Tante kamu, Mau ngapain di alun-alun? Sore-sore lagi, kalo malem sih mending latihan nguatin mental” ujarku.
“Latihan mental? Maksudnya?”
Kupegang kedua pundak Anggi sembari wajahku tertunduk, aku terdiam untuk beberapa saat.
“Latihan mental soalnya kalo malem banyak orang yang pacaran, kita yang jomblo bisa apa?” ujarku dengan nada melas.
“Ih kamu Sher gak usah diperjelas gitu juga, ngenes banget jadinya kita”
Kami tertawa lepas, mungkin untuk orang lain akan keheranan melihat kami tertawa hanya karena mengobrol seperti itu.
“Ya udah sekarang kamu kerumah aku aja selama Kak Roni belum pulang, tadi mama juga bilang kalo kamu kenapa-napa suruh dibawa kerumah aja”
“Gak apa-apa nih Nggi?”
“Ya gak apa-apa lah, kita kan Friend. Ya udah aku siapin baju kamu buat Salin dulu yah”
Sedetik kemudian Anggi berdiri dan menghampiri lemari bajuku, lemari bajuku terbuat dari plastic bermerk Napp*li bertipe laci. Kuperhatikan Anggi setelah membuka laci malah tertawa sendiri, sesekali dia menoleh kearahku dengan tatapan yang mencurigakan dan juga senyum jahatnya.
“Hoo jadi seorang Sheril yang baik, pendiam sama pinter doyan juga yang beginian” Ujar Anggi sambil menyipitkan matanya.
Aku hanya memasang wajah heran sambil memiringkan kepalaku sedikit, aku tidak mengerti dengan maksud perkataan Anggi. Namun keheranan tersebut langsung terjawab saat Anggi mengeluarkan sesuatu dari lemariku.
“Woohoo Seorang Sheril doyan pake G-String, hohoho”
Aku dengan panic dan malu segera menghampiri Anggi dan mengambil benda yang merupakan benda rahasia bagi kaum perempuan, Anggi hanya tertawa kecil sembari menutupi mulutnya dengan telapak tangannya. Matanya masih saja menyipit dan terlihat sangat puas, mungkin puas melihat sesuatu yang kusembunyikan.
Aku merasa malu dan menutup mataku, karena aku membeli pakaian dalam ini secara online karena terdorong oleh rasa penasaran, dan setelah kucoba rasanya lumayan nyaman. Meskipun aku sudah berusia 16 tahun dan 2 bulan lagi aku berusia 17 tahun, aku masih belum berani membeli pakaian dalamku sendiri secara langsung.
“wohoho apa ini Sher, masa iya kamu pake Lingerie. ciuw ciuw Sheril suka pakean mesum kek gini ternyata”
Aku lekas membuka mataku dan menyabet benda yang sedang dipegang oleh Anggi, entahlah meskipun sama-sama perempuan aku merasa malu jika barang pribadiku dilihat oleh orang lain.
“Ya elah gak usah mau gitu kali Sher, kan kita sama-sama perempuan. aku juga punya kok pakean kaya gitu. Ya meskipun aku gak sampe beli
Lingerie sih
”“Ya tapi kan tetep aja malu Nggi, aku gak pernah nunjukin hal kaya gini keorang lain, aku kalo beli pakaian dalem suka online, belum berani beli langsung”
“Hah online? Semuanya online? Sampe ke BH-BH online?”
“Ya gak semua juga Nggi, Cuma Lingerie sama G-string aja”
Anggi terdiam, dia memegang dagunya seakan sedang berpikir keras. Sesekali dia menatapku dengan heran. Dia menatapku dengan seksama, kemudian dia menurunkan pandangannya kebawah sedikit.
“Hah Sher, jangan bilang kalo kamu…Hmmm”
Anggi menolak pinggang sembari kepalanya mendekat dan memandangi kedua dadaku, kemudian dia menghela nafas panjang sambil menutup kedua matanya.
“Kenapa Nggi?”
“Kamu bilang beli online Cuma benda itu aja dua, terus ini CD sama BH siapa yang beli, jangan bilang kalo yang beli Kak Roni !”
Aku tidak menjawab dan hanya tersenyum kecil dengan mulut sedikit terbuka.
“Hah jadi bener..Ya ampun tega banget sih kamu Sher !!”
“Emang kenapa Nggi? Toh Kak Roninya juga gak keberatan, soalnya dia tau kalo selama ini yang beliin pakaian dalem aku tuh mama aku”
“Duh Sher aku gak bisa bayangin pas Kak Roni lagi beliin ini buat kamu, terus gimana caranya dia bisa tau ukuran kamu yang pas? Kan kamu lagi masa pertumbuhan?”
“Pertamanya dia juga bingung mesti gimana, jadi dulu dia bawa sampel CD sama BH aku buat beli dipasar. Karena gak punya temen cewek jadi dia sendiri yang pergi, itupun pas beli suka kekecilan”

Anggi tertawa dengan keras ketika aku berkata demikian, akupun demikian dan tertawa tanpa sadar. Entah mengapa aku merasa obrolan kami lucu, terutama Anggi yang mungkin merasa aneh karena aku meminta kakak untuk membeli pakaian dalam.
“Duh Sher aku jadi kebayang Kaka kamu pas lagi milihin pakaian dalem buat kamu, pasti dia jadi pusat perhatian tuh”
“Ah masa Nggi, emang segitu tabu-nya ya kalo cowok beli pakaian cewek?” tanyaku polos.
“Ya iyalah Sher, mana punya kamu kebanyakan warnanya pink semua”
Aku tertunduk malu dan merasa tidak enak kepada kakak, dan bodohnya aku tidak terpikir kesana. Padahal kakak termasuk orang yang pemalu, aku tidak bisa membayangkan ketika dia menahan malu.
“Dulu kakak pernah cerita sih Nggi sekali, dia pernah disangka Hobi CrossDressing, tapi waktu itu dia nyeritanya sambil ketawa, jadi aku gak ada pikiran kalo dia keberatan sama malu buat beli pakaian dalem aku”
“Ya udah nanti mah sama aku belanjanya, nanti aku anterin kamu ke toko yang bagus sama murah” ujar Anggi semangat.
“Emang kamu bisa Nggi? Gak malu pas beli Itu?”
“Tenang aja Sher, mama aku udah terbiasa beli bareng mama aku”
“Ya udah Nggi sekarang mah aku siapin salin dulu, malah ngobrolin pakaian dalem”
(Menurut penuturan teman TS para cewek di real life kadang suka ngomongin pakaian dalem, kadang bahasannya suka sampe serius biarpun Cuma bahas jenis celana dalem sama BH
, biasanya kalo lagi pada nginep dirumah temen
)Setelah mengakhiri obrolan kami tentang pakaian dalam, akhrinya aku memilih sendiri pakaian yang akan kupakai nanti dirumah Anggi. Ketika aku akan mengambil sweater pink yang berada dikamar kakak, ada benda yang menyita perhatianku.
Benda itu berbentuk buntelan kecil berwarna cokelat dengan motif batik, benda itu tergeletak dimeja kerja kakak. Aku merasa penasaran dan memegang benda itu, dan dengan refleks aku mengulurkan tangan untuk mengambil benda tersebut.
“Urrrggh… kok gak bisa keangkat, berat banget” gumamku pelan.
Benda apakah ini yang berada dimeja kerja kakak, benda yang sangat aneh karena biarpun bentuknya kecil namun sangat berat ketika kuangkat. Dan juga benda ini sangat sulit dibuka, aku sudah berusaha menarik tali dari benda ini namun sangat sulit.
“Sher udah belum ngambil sweaternya?” Teriak Anggi.
Karena Anggi sudah memanggil dan akupun tidak dapat mengapa-apakan benda ini, kuputuskan untuk pergi saja meskipun harus pergi dengan rasa penasaran dikepala. Sebenarnya sejauh apa Kaka melakukan experimentnya dengan dunia ghaib untuk bahan novelnya.
Setelah beres menyiapkan pakaian, akupun pergi meninggalkan rumah yang sepi. Hanya ada Kakek-Nenek yang berdiri di ruang tengah dengan mata mereka yang tertutup, mengingat kejadian malam kemarin aku menjadi ragu berpamitan kepada mereka.
Sesampainya dirumah Anggi
“Assalamualaikum, Mah Sheril mau nginep disini aja mah katanya” teriak Anggi sembari mengajakku masuk kedalam.
Tak lama kemudian keluar Tante Tuti dari dapur dengan masih menggunakan celemek, aku sedikit terkejut karena Tante hanya menggunakan Tanktop tipis dan celemek saja. Sementara untuk celanaanya dia menggunakan celana pendek berjenis Hotpants, aku tak habis pikir diumur Tante Tuti sekarang dia masih berdandan bak remaja, mungkin ini yang dinamakan Tante Hot.
“Eh Sheril, iya udah nginep disini aja selagi kakak kamu belum pulang. Tante juga khawatir kamu sendirian, apalgi kamu lagi sakit”
“Iya Tante, tapi maaf tante jadi ngerepotin” ujarku malu.
“Gak usah malu, kita kan tetanggan terus kamu juga temennya Anggi. Anggap aja rumah sendiri”
“Makasih Tante”
“Ya udah Tante lanjut masak yah, nanti kamu makan bareng”
“Iya, makasih ya Tante”
Setelah berkata demikian Tante Tuti kembali kedapur, dan Anggi mempersilahkanku duduk dulu di sofa karena dia akan membereskan kamarnya dulu sebelum kutempati.
Ini adalah pertama kalinya aku masuk kedalam rumah Anggi, dulu ketika aku dan kakak pertama kali datang kami hanya bertamu diruang tamu saja. Kuperhatikan isi rumah Anggi desainnya termasuk rumah kebanyakan dengan sedikit barang-barang, hanya ada TV dan sofa dan beberapa Foto Anggi dan Tante yang digantung di tembok.
Ada satau hal yang mengganjal dipikiranku, setelah kupandangi seisi ruangan aku menyadari foto yang dipajang hanya foto Anggi dan Tante Tuti. Aku menjadi penasaran kenapa tidak ada foto Anggi bersama Ayahnya, ataupun Tante Tuti bersama suaminya karena kutahu Tante Tuti dicerai mati oleh suaminya.
Kuperhatikan lagi foto-foto tersebut ada foto Anggi semasa kecil bersama ibunya diatas sebuah gupet, disampingnya ada sebuah buku album. Aku dirasuki rasa penasaran, aku tau jika melihat barang orang lain tanpa izin itu tidak sopan.
“Duh kok aku jadi penasaran banget, gak apa-apa deh gak bakalan marah kali ntar” gumamku dalam hati.
Kuambil buku album tersebut dari atas gupet dan langsung membukanya, didalamnya terdapat banyak sekali foto Anggi dan ibunya semasa kecil hingga Anggi SD menurutku. Akhirnya setelah beberapa halaman kubuka album foto, aku menemukan foto Anggi yang sedang di AIS(gendong depan) oleh seorang Pria yang kupikir adalah Ayah Anggi dan Tante Tuti disisinya,
Aku merasa bingung karena foto tersebut pada bagian kepala digunting, sehingga aku tidak tau wajah Ayah Anggi seperti apa. Kubuka halaman demi halaman aku menemukan foto dengan hal serupa, dimana pada bagian kepala digunting ataupun jika si Ayah ada diujung akan digunting bagian ujungnya.
“Sher?”
Aku sangat terkejut dan langsung menutup album foto yang sedang kupegang, awalnya Anggi terlihat keheranan melihatku memegangi album foto miliknya. Namun itu hanya berlangsung sebentar karena dia segera tersenyum dan mengajakku ke kamarnya, akupun menyimpan album foto milik Anggi dengan tanda Tanya dikepalaku.
Aku segera berjalan menuju kamar Anggi, kamar Anggi terlihat dari ruangan tengah tempat aku duduk tadi. Mungkin Anggi tadi tanpa kusadari memperhatikan aku dari kamarnya, ah biarsaja pikirku asal aku tidak melakukan hal yang aneh, begitu aku masuk kekamarnya.
“Astagfirullah”
Aku melihat sesosok pocong berdiri dekat jendela kamar Anggi menatap kearahku, namun ketika aku mengedipkan mata pocong tersebut langsung hilang dalam sekejap. Aku tidak begitu jelas melihat wajah pocog itu karena hanya sekilas, hanya matanya saja yang kuingat bolong tanpa bola mata.
Baru pertama kali aku melihat sosok hantu pocong secara langsung, karena selama ini hanya sosok dirumah baru kami dan sosok hantu wanita ketika jurit malam saja yang baru kulihat langsung.
“Kenapa Sher?” Tanya Anggi khawatir.
“Gak apa-apa Nggi, tadi ngeliat kecoak terbang” jawabku bohong.
Aku melangkahkan Kaki masuk kekamar Anggi, kamarnya tidak begitu besar mungkin berukuran 3x4 meter dengan sebuah meja belajar dan satu lemari baju. Ranjangnya bermodel springbed yang bawahnya bisa digeser, jadi ketika digeser bawahnya akan menjadi dua buah kasur.
“Kamu tidurnya dibawah ya Sher, aku diatas. Kamu boleh nginep disini sampe kakak kamu pulang. Anggap aja rumah sendiri”
Aku hanya menganggukkan kepala, kucoba melihat-lihat isi kamar Anggi. Kamarnya sangat polos jika dibandingkan dengan kamarku. Tidak ada gambar poster ataupun wallpaper seperti dikamarku, hanya ada beberapa foto dirinya sendiri, dimeja belajarnya aku melihat ada suatu majalah yang sampulnya menark perhatianku.
“Itu majalah apaan Nggi?”
“Oh itu majalah misteri Sher, aku suka seneng kalo baca artikelnya. Kamu mau baca?”
“Boleh deh, siapa tau bisa jadi bahan buat kakak bikin buku ntar”
Anggi pun memberikan majalah tersebut kepadaku, disampulnya terdapat banyak sekali tulisan. Dari masalah wawancara hantu,tempat angker,cara kaya sampai pesugihan, ada satu judul yang menarik perhatianku yaitu tentang pesugihan Buto Ijo mirip timun mas.
Dari judulnya saja aku merasa tertarik karena ada embel-embel timun mas, setahuku pesugihan buto ijo itu adalah menumbalkan salah satu putranya ketika berusia 7 tahun. Dan ketika waktu penyerahan tiba maka si Anak akan Disenangkan oleh orangtuanya, semisal dibelikan pakaian bagus atau mainan yang sangat diinginkan sianak sebelum akhirnya esoknya diserahkan ke Buta ijo.
“Nggi ini udah dibaca belum yang artikel pesugihan Buto ijo mirip timun mas? Kok judulnya aneh yah, malah aku baru denger Nggi” tanyaku.
“Udah Sher, menurut artikel itumah jarang ada orang yang ngambil pesugihan itu. Kalo gak salah sesuai judulnya yang mirip timun mas,
tumbalnya berupa anak sendiri harus perempuan dan pas nginjek usia 17 tahun bakalan diambil oleh yang bersangkutan”
“Kalo anaknya cowok gimana tuh?”
“katanya kalo anaknya cowok pas usia 5 tahun udah diambil”
“Lho kok beda ya , kirain bakal sama pas 17 tahun” tanyaku.
“Entahlah gak begitu detil disitu artikelnya soalnya Sher, udah yuk ah sekarang mah Maghrib dulu terus entar makan, kamu mandi gih mamah udah nyiapin air anget buat kamu”
Akupun menuruti perkataan Anggi, aku diberi pinjam handuk olehnya dan segera menuju kamar mandi. Kamar mandinya berada dekat dengan dapur, jadi ketika akan kekamar mandi mesti melewati dapur, kulihat Tante Tuti sedang menyiapkan makanan diruang keluarga tempatku melihat album foto tadi.
Aku bergegas menuju kamar mandi, ketika sampai dapur aku melihat dapurnya tidak begitu terang karena menggunakan lampo bohlam 5 watt. Aku merasa aneh karena hanya dapur saja yang menggunakan lampu bohlam sementara ruangan lain menggunakan lampu LED, aku tak ambil pusing dan membuka pintu kamar mandi, ketika kubuka pintunya
“Astagfirullah mamah !!!!!”
BERSAMBUNG
ya udah segitu aha update-an misteri pakaian dalam Sheril

Diubah oleh roni.riyanto 01-04-2018 00:21
sulkhan1981 memberi reputasi
2
Kutip
Balas