Kaskus

Story

irazz1234Avatar border
TS
irazz1234
Dunia Para Monster [Zombie Apocalypse Story]
Hello kaskuser dan momod tercintah emoticon-heart

Gw mau coba share cerita yang bertema horor.
Tapi horor bukan sembarang horor. emoticon-EEK!
Horor kali ini temanya Zombie Apocalypse.
Mirip kyk resident evil, the last of us, the walking dead, dll.
Tema yg cukup jarang diulas ato dibuat threadnya di SFTH.

Apdet dirilis sesuka hati, tergantung moodnya TS emoticon-Malu
Kentang sih pasti ada, tapi gw usahain gak sampe busuk tuh kentang emoticon-Ngakak (S)

Ga perlu lama-lama dah intronya, semoga semua pada suka emoticon-Embarrassment

Selamat membaca emoticon-Blue Guy Peace

Quote:
Diubah oleh irazz1234 06-03-2019 20:55
rinnopiantAvatar border
indrag057Avatar border
Karimake.akunaAvatar border
Karimake.akuna dan 12 lainnya memberi reputasi
13
36.3K
264
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
irazz1234Avatar border
TS
irazz1234
#119
Chapter 17



Jalanan yang mereka lalui cukup lengang dan kapanpun mereka bertemu dengan zombie yang sedang menghalangi jalan, mereka akan menghabisinya menggunakan silinced rifles dan tetap melanjutkan perjalanan. Mereka tidak terlalu banyak menarik perhatian para zombie dan tetap menjalankan truk dengan mode sunyi atau yang bisa disebut dengan silenced mode sehingga mesin truk mereka tidak terlalu berisik dan menarik perhatian para zombie untuk datang ke arah mereka.

Ketika matahari sudah mulai terbenam, kedua truk itu telah menempuh setengah perjalanan sebelum Gabriel dapat menyusul mereka. Vampire itu mendarat di atas truk yang sedang Pablo kendarai, lalu Alyssa pun membukakan pintu atap truk untuknya.

"Selamat pagi." Ucap Alyssa dengan ceria.

"Kurasa kamu memang tidak sabaran." Jawab Gabriel sambil melihat kedalam truk. "Kalian telah berjalan cukup jauh. Ada masalah dijalan?"

"Tidak begitu sulit." Jawab gadis itu. "Hanya beberapa zombie yang dapat dengan mudah kami bunuh dari atas sini. Kalau kami memang benar-benar mendapatkan masalah, kami akan berhenti dan menunggu kamu datang."

"Bagus sekali." Ucap Gabriel, lalu mencari tempat duduk dan membuat dirinya merasa nyaman. "Apa kalian sudah punya rencana begitu kita tiba disana?"

"Pablo dan aku sudah mengaturnya." Jawab Alyssa. "Cukup biarkan kami saja yang berbicara, dan aku punya firasat bahwa kita akan baik-baik saja. Kita juga akan sampai dalam beberapa jam lagi."

"Kedengarannya bagus." Ucap Gabriel. "Aku akan terbang dan memeriksa keadaan didepan. Semoga saja tidak ada apapun di depan sana."

"Bagaimana kamu dapat melihat dalam keadaan gelap gulita seperti ini?" Tanya Alyssa penasaran.

"Aku adalah makhluk malam." Gabriel mengingatkannya. "Bagiku, keadaan diluar sana sangat terang seperti siang hari, dan aku juga dapat mendengar dengan lebih baik. Aku dapat mendengar erangan zombie dari jarak lima belas kilometer jadi mereka tidak dapat mengendap-endap kearah kita. Saat ini aku tidak mendengar apapun."

"Pertanda yang bagus." Ucap Alyssa. "Tapi kau benar, tidak ada salahnya untuk selalu waspada."

"Siap, Bu!" Kata Gabriel, lalu ia pun melompat keluar dari truk melewati atap. Alyssa memandanginya sejenak sebelum ia menutup atap truknya.

Mereka berkendara dijalan selama beberapa jam, dan dengan Gabriel yang terbang terlebih dahulu untuk memeriksa keadaan di jalan, tidak ada satupun gangguan yang mereka dapatkan selama perjalanan. Sekitar jam empat dini hari sebelum matahari terbit, kedua truk besar itu mulai dapat melihat kota Alyssa dari kejauhan. Ia senang sekali karena dapat melihat kotanya lagi. Ketika kedua truk itu tiba di gerbang kota yang cukup besar, ada dua penjaga yang tidak menyadari ataupun mendengar kedatangan mereka. Pablo pun membunyikan klakson dan suara itu cukup mengagetkan para penjaga gerbang.

"Ya ampun! Suara apa itu?" Ucap salah seorang penjaga, sepertinya dia baru saja bangun dari tidurnya. "Darimana kedua truk itu datang?"

Penjaga yang satunya segera mengambil handy talkie untuk memanggil seseorang agar bisa membangunkan Major. Butuh waktu sekitar sepuluh menit bagi Major untuk segera sampai di gerbang dan bergabung dengan para penjaga lainnya. Dia memandang kearah kedua truk dibawah lalu berbicara kepada salah seorang penjaga.

"Apakah mereka mengatakan sesuatu?" Tanya Major.

"Tidak sedikitpun." Jawab penjaga itu. "Hanya membunyikan klakson saja."

"Siapa kalian?" Teriak Major kearah kedua truk itu. "Perkenalkan diri kalian."

Tutup atap salah satu truk pun terbuka, yang langsung membuat kedua penjaga terkejut, khususnya Major, karena Alyssa muncul keluar dengan senyuman di wajahnya.

"Hai kawan-kawan." Teriak Alyssa. "Apa kalian kangen denganku?"

"Alyssa?" Jawab Major terkejut. "Truk milik siapa ini?"

"Truk-truk ini akan menjadi milik kita jika kita dapat bernegosiasi dengan baik." Jawab Alyssa.

"Bernegosiasi dengan siapa?" Tanya Major lebih lanjut, ingin mengetahui lebih banyak.

Pada saat Major selesai berbicara, Pablo muncul dari lubang atap yang sama dengan Alyssa, lalu ia pun melambaikan tangannya kepada Major. "Selamat malam, Max. Senang sekali akhirnya dapat bertemu denganmu. Alyssa telah menceritakan hal-hal yang baik tentang dirimu dan kotamu."

"Benarkah?" Jawab Max sinis. "Bagaimana kau dapat mengenal Alyssa?"

"Aku mengenalnya melalui anakku." Jawab Pablo. "Aku yakin kau sudah pernah bertemu dengan Gabriel sebelumnya."

"Ya, benar." Jawab Max mengkonfirmasi hal tersebut. "Apa yang sedang kalian lakukan disini?"

"Kami harus meninggalkan rumah kami." Ucap Pablo menjelaskan. "Keadaan berubah menjadi sangat panas di wilayah pantai barat."

"Menarik sekali." Ucap Max sambil berpikir. "Apa yang kau punya untuk ditukar?"

"Selain kedua truk ini?" Balas Pablo. "Kami membawa dua belas orang warga baru. Dua orang diantaranya sangat berbakat."


"Bakat seperti apa yang kau bicarakan?" Tanya Max penasaran.

"Salah satu dari mereka adalah seorang dokter." Jawab Pablo. "Seorang ahli bedah yang cukup handal, dan dia membawa serta dua orang perawat pribadinya."

Setelah mendengar jawaban Pablo, Major langsung menengok kearah salah satu penjaga. "Buka gerbangnya dan biarkan mereka masuk." Perintah Max, lalu ia pun berbalik kearah Pablo. "Bawa truk kalian menuju balai kota, Alyssa bisa mengarahkan kalian kesana."

"Laksanakan." Ucap Pablo, lalu ia pun melompat masuk kedalam truknya.

Setelah gerbang terbuka, kedua truk itu berjalan secara perlahan menuju balai kota sesuai yang diminta. Disana sudah ada beberapa orang yang mengawal truk menuju balai kota, mereka penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya. Mereka semua terkejut ketika pintu truk terbuka dan mendapati Alyssa keluar dari truk dan menyapa mereka semua. Itulah yang sebenarnya mereka harapkan, yaitu melihat wajah yang mereka kenal keluar dari truk untuk pertama kali, karena mereka yakin bahwa Alyssa tidak akan menginjinkan orang lain memasuki kota mereka jika gadis itu tidak percaya kepada mereka. Major pun menyuruh orang-orang itu untuk mundur, dan ia mendekat kearah Pablo untuk berjabat tangan.

"Senang bertemu denganmu." Ucap Major sambil mengulurkan tangannya, mencoba untuk bersikap ramah.

"Aku yang seharusnya merasa senang dapat bertemu denganmu." Balas Pablo dengan diplomatis.

"Dimana Gabriel?" Tanya Max sambil melihat kesekeliling.

"Dia tidak berada disini." Jawab Pablo. "Dia pergi kapanpun ada sesuatu yang menurutnya menarik dan bernilai. Itu adalah bakatnya."

"Tidak perlu dijelaskan lagi." Ucap Max sambil tersenyum. "Aku sudah pernah melihat hasil kerjanya. Sungguh mengagumkan."

"Kami tidak dapat lagi melanjutkan pekerjaan kami di wilayah pantai barat." Kata Pablo menjelaskan, sadar bahwa Max memiliki sedikit info tentang apa yang terjadi di daerah barat. "Denver telah diserang awal minggu ini, kami hanya dapat membawa sebagian orang keluar dari sana sebelum kota diserbu oleh kawanan mayat hidup. Sungguh kacau sekali keadaan disana."

"Siapa yang menyerang Denver?" Tanya Max, merasa sedikit bingung.

"California." Pablo menjelaskan kepadanya. "Mereka sudah mengancam dan menyerang suplai air di daerah Colorado untuk beberapa waktu. Sepertinya mereka merasa kepanasan sampai harus mengambil alih cadangan air negara bagian yang lain."

"Sepertinya tidak cukup hanya satu makhluk monster seperti zombie yang dapat mengancam kita." Ucap Max, merasa sedih mendengar berita tentang konflik di wilayah pantai barat. "Kita tidak boleh berperang satu sama lain."

"Aku sangat setuju sekali." Jawab Pablo jujur. "Itulah mengapa kami memilih untuk kabur daripada harus melawan. Kami tidak tertarik untuk membunuh sesama manusia, apalagi dengan jumlah kita yang semakin sedikit dibandingkan dengan tiga puluh tahun yang lalu."

"Jadi, kalian memiliki ahli bedah?" Tanya Max, ia ingin tahu lebih banyak mengenai Shane.

"Kami punya." Ucap Pablo mengiyakan. "Dia bisa membantu persalinan ataupun membelah paru-parumu, dan itu hanyalah secuil keahlian dari yang dapat pria ini lakukan. Sudah semenjak sepuluh tahun terakhir, Shane dan keluarganya membuka praktik di Denver. Diapun dengan senang hati akan membuka praktek disini untuk melayani warga di kotamu, dengan ijin darimu tentunya."

"Dokter seperti dirinya memang sangat dibutuhkan." Ujar Max mengakuinya. "Dan jika ia memiliki setengah saja kemampuan dari kau telah ceritakan, maka dia jauh lebih ahli dari dokter yang kami miliki di kota ini."

"Dia dapat mengajari dokter yang ada di kotamu." Pablo lalu menambahkan. "Dia ingin membantu dokter yang kalian miliki untuk ikut berkembang. Karena memiliki banyak dokter yang handal bukanlah hal yang buruk di jaman seperti sekarang ini."

"Lalu apa yang kau inginkan sebagai imbalannya?" Tanya Max, takut bahwa ia akan menginginkan sesuatu yang berharga.

"Sebuah tempat yang kami bisa sebut rumah." Kata Pablo. "Atap diatas kepala kami, teman dan tetangga tempat kami bergaul, dan kesempatan untuk menjadi berkecukupan."

"Terdengar seperti musik di telingaku." Ucap Max menyetujuinya. "Kami punya tempat kosong, khususnya bangunan tempat Alyssa dan adiknya tinggal."

"Alyssa telah menceritakan kepada kami sebelumnya." Ucap Pablo. "Kami ingin pindah ke bangunan yang sama. Agar bisa dekat dengan Alyssa."

"Banyak dari penduduk kota yang tidak menyukainya." Max memberitahukan kepadanya. "Lokasinya sangat dekat dengan tembok pembatas dan kadang suara zombie dapat terdengar."

"Bukan suatu hal yang baru bagi kami," Balas Pablo. "Aku bahkan tidak lagi mendengar suara zombie lagi, mereka terdengar seperti suara jangkrik. Dan juga aku akan memarkirkan truk-truk itu di bangunan yang akan kami tempai nanti, yang akan kami gunakan nanti untuk mencari persediaan makanan. Apakah kita sepakat?"

Pablo mengulurkan tangannya kearah Major, lalu menatap kearah matanya untuk melihat reaksinya ketika ditawari sebuah pertukaran yang sangat menguntungkan. Dari apa yang telah Alyssa ceritakan kepadanya tentang Max, Pablo dapat mengetahui reaksi apa yang Max akan berikan nanti. Gadis Itu pun juga telah menceritakan kepada Pablo bahwa dokter di kotanya tidak begitu dapat diandalkan. Jadi ide untuk memperlihatkan bahwa Shane adalah seorang dokter yang handal sangat menguntungkan, karena jika keadaan berubah menjadi buruk dan mereka harus pergi dari kota itu, mereka akan memiliki dokter yang lebih handal dari yang sebelumnya.

Dari semua yang akan terjadi, sesungguhnya Pablo lah yang memiliki banyak keuntungan, karena dia memiliki Gabriel sebagai kartu as untuknya. Ketidaktahuan mereka tentang adanya Vampire di dekat mereka adalah senjata utama yang akan merubah keadaan sesuai dengan keinginannya. Itulah sebabnya mengapa Pablo tersenyum lebar saat mengulurkan tangannya kepada Major.

"Kita sepakat." Jawab Max, lalu menjabat tangan Pablo.

"Bagus sekali." Ucap Pablo merasa senang. "Kami kekurangan persediaan, tapi kami dapat menggantinya nanti dalam sekejap."

"Bagaimana kau akan melakukannya?" Tanya Max, merasa penasaran.

"Kami akan mengirim Alyssa dan Gabriel untuk melakukannya." Jawab Pablo. "Kau sekarang memiliki orang-orang terbaik di negeri ini untuk mencari bahan persediaan, jadi buatlah daftar barang yang baru, dan tambahkan juga daftar barang yang sebelumnya, dan aku yakin mereka dapat mencarinya dalam beberapa hari."

"Hanya beberapa hari?" Tanya Max terkejut.

"Kami memang kehilangan rumah," Jawab Pablo. "Tapi kami tidak kehilangan kontak. Kami memiliki perjanjian dagang dengan banyak kota di seluruh negeri. Tapi kami hanya akan menghubungi orang-orang di wilayah pantai timur untuk saat ini. Wilayah pantai barat cukup bahaya, bahkan hanya untuk berjalan kesana."

"Apa kau akan berbagi info tentang orang-orang ini?" Tanya Max.

"Aku yakin Alyssa pernah mengatakannya kepadamu." Jawab Pablo, ingin membuktikan bahwa Alyssa telah menceritakan semuanya. "Jangan pernah menanyakan apapun darimana semuanya berasal. Jika kau mengetahui apa yang kuketahui, aku yakin tidurmu tidak akan pernah nyenyak lagi. Aku sendiri hanya bisa tidur 5 jam setiap harinya. Kau adalah pemimpin di kota ini, kau akan butuh tenaga dan pikiran yang tenang untuk dapat membuat keputusan yang sulit. Biarkan kami yang mengerjakan semuanya, dan tugasmu adalah mengurus kota kecil yang indah ini."

Max menganggukkan kepala pertanda mengerti. "Baiklah kalau memang seperti itu. Ijinkanlah aku mengantar kalian semua ke rumah yang baru. Kurasa ada cukup banyak ruang untuk kalian tempati di bangunan yang Alyssa dan Diane tinggali."

"Silahkan tunjukkan jalannya kepada kami." Balas Pablo.

Saat kelompok yang berisi penduduk baru itu berjalan bersama Major menuju tempat tinggal mereka yang baru, Gabriel sedang melayang di udara, mengawasi mereka berjalan. Dia berada ratusan meter diatas sana dan keadaan masih cukup gelap sehingga tidak ada yang dapat melihatnya dengan mata telanjang. Dirinya merupakan rencana cadangan terakhir jikalau keadaan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Ternyata apa yang dipikirkan Alyssa benar, ambisi Max dan juga ketamakannya membuat penawaran yang diberikan Pablo terlalu berharga untuk ditolak. Shane dan keluarganya hanya ingin tempat yang aman untuk ditinggali, jadi dia cukup merasa senang dengan penawaran apapun yang akan dia terima. Jika dibandingkan dengan jumlah pasien yang ia terima di Denver setiap harinya, rasanya Shane akan cukup mendapatkan banyak waktu luang di kota ini.

Setelah semua orang masuk kedalam bangunan, Gabriel pun terbang menuju kearah Nashville dan berniat untuk beristirahat disana sebelum matahari terbit. Tanpa diketahui, ternyata ada seseorang yang melihatnya terbang menjauh dan mengamati kemana arah dia pergi.
Diubah oleh irazz1234 29-03-2018 20:52
kudo.vicious
kudo.vicious memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.