- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#4713
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Senyuman langsung tersungging di wajah gw, begitu melihat Bimo, Ridho dan Suluh muncul bersama masing-masing Jin Penjaga mereka.. Nyai Lingga juga terlihat melayang disebelah Nyi Laras abang.. Baik Ridho, Bimo dan Suluh langsung menutup jalan pernafasan mereka saat mencium bau belerang.. Ki Purwagalih segera melayang mendekat dan memberikan biji buah berwarna coklat gelap, seperti yang telah beliau berikan sebelumnya ke gw.. Sekaligus menjelaskan khasiatnya kepada mereka masing-masing..
Wajah ketiga saudara gw itu nampak berubah manakala telah menelan Biji buah super pahit tersebut.. Ridho bahkan berniat untuk memuntahkannya, namun urung saat Ki Purwagalih memberi tatapan tajam.. Gw sempat melirik ke arah Nyai Lingga yang juga sudah muncul disebelah Nyi Laras Abang.. Jin cantik itu hampir tertawa melihat wajah Ridho yang langsung pucat begitu di pelototi Ki Purwagalih..
“Set dah! Biji apaan itu, Bree? Pahitnya pake gila” Ucap Ridho yang sudah berdiri disebelah gw sambil bergidik..
“Ga tau, Bree.. Yang pasti bukan biji gw”
“Ngehe lu! Lagi begini sempet-sempetnya bercanda” Gerutu Ridho seraya menendang kaki gw..
Gw sempat tertawa mendengar gerutuan Ridho.. Lalu melirik ke arah Ki Purwagalih yang nampak sedang mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru gunung, seolah sedang mencari sosok lain yang juga sudah datang..
‘Alhamdulillah, Keempat Penjaga Gerbang Gaib pun telah tiba” Ucap Ki Purwagalih sambil tersenyum dan melempar pandangan ke empat penjuru mata angin..
Pandangan gw ikut berputar ke arah yang sama.. Dari Utara, nampak sesosok Kakek Tua berpenampilan sama dengan Ki Purwagalih dan Jin Penjaga nya Reinata, sedang berjalan tanpa menapakkan kedua kaki sambil tersenyum dan terus memilin tasbih di tangan kanannya..
“Ki Suta” Ucap gw lirih dengan senyuman merekah..
Dari arah mata angin sebelah Barat, terlihat sesosok laki-laki tampan dan gagah yang hanya memakai celana sebatas lutut dengan hanya bertelanjang dada.. Beliau adalah Ki Braja Sapta.. Jin Penjaga Gerbang Gaib Barat itu nampak menampilkan wajah tegas dan berwibawa.. Di sebelah Timur, nampak Nyi Roro Ranggas juga sedang melayang dengan wajah cantik namun terkesan masam.. Jin Penjaga Gerbang Gaib sebelah Timur itu terlihat mencolok dengan gaun merahnya yang panjang menyapu tanah berbatu..
Di sisi sebelah Selatan, Nyi Durga Daksa Jin cantik berwujud wanita dengan tubuh setengah ular Penjaga Gerbang Selatan muncul bersama ratusan pasukannya.. Nampak pula Duo Sanca Prawira dan Sanca Dwira yang turut melayang persis satu tombak di belakang Junjungannya itu.. Sebuah tongkat berkepala Naga berwarna hijau yang terus dipegangi oleh Nyi Durga Daksa, terlihat memendarkan sinar kehijauan nan aneh..
“Keren banget mereka ya, Bree” Ucap gw lirih sambil menyenggol bahu Ridho, saat melihat kemunculan keempat sosok Jin Penjaga Gerbang Gaib Empat Penjuru Mata Angin yang sama-sama beraura kesaktian tinggi..
Ridho yang masih menganga memandangi mereka, sempat tergagap meski menganggukkan kepalanya beberapa kali.. Sementara, keempat Jin yang masing-masing bertugas menjaga gerbang gaib terus melayang mendekat ke arah kami dan berhenti tepat di hadapan Ki Purwagalih..
“Alhamdulillah, keempat sahabat juga telah hadir.. Selamat datang Ki Suta, Ki Braja Sapta, Nyi Roro Ranggas dan Nyi Durga Daksa.. Terima kasih karena telah bersedia menuruti permintaan ku untuk datang lebih awal guna menyusun strategi melawan Angkara Murka” Sapa Ki Purwagalih yang di sambut oleh anggukan keempat tokoh..
Gw yang berada di sebelah Ki Purwagalih, segera menyalami dan mencium tangan keempat Jin Penjaga empat Batu Mustika Biru, Hitam, Merah dan Hijau.. Di susul Ridho, Bimo dan Suluh yang melakukan hal sama.. Masing-masing Jin Penjaga Gerbang itu melempar senyuman ramahnya ke arah kami..
“Sahabat ku Penjaga Kitab Langit, lekas jelaskan kepada kami strategi apa yang kau miliki untuk menaklukan Braja Krama” Ucap Ki Suta..
Ki Purwagalih menganggukkan kepalanya satu kali, lalu melemparkan pandangan ke kami berempat..
“Tunggu sejenak, Suta Dewa.. Kalian berempat, panggilah bantuan yang kalian miliki masing-masing.. Tengah malam hampir tiba, kita harus bergerak cepat menyusun strategi” Jawab Ki Purwagalih ke Ki Suta, lalu menatap kami berempat lagi..
Gw melempar pandangan ke arah Bimo, Suluh dan Ridho yang serempak menganggukkan kepala mereka.. Suluh nampak mengeluarkan Keris Banyu Geledek.. Bimo sudah menggenggam Batu Mustika dari Gunung Merapi dan Ridho juga nampak merogoh saku celana, untuk mengeluarkan Batu Mustika pemberian Dewi Ayu Anjani yang berwarna hijau terang.. Gw sendiri termenung karena bingung ingin meminta bantuan kepada siapa.. Kedua sosok Penguasa Pulau Tidung dan Senopati Kerajaan Laut Utara belum sempat gw datangi sebelumnya untuk meminta bantuan secara langsung..
Hawa di sekeliling gunung tempat kami semua berpijak mulai terasa dingin dan mencekam.. Kemudian terdengar suara tawa riuh di arah belakang, seiring munculnya seribu Pasukan Jin bala bantuan dari Gunung Merapi.. Sosok-sosok menyeramkan berwujud hampir serupa dengan genderuwo itu, nampak menyeringai sambil mengedarkan semua pandangan mata mereka yang merah menyala..
“Seribu Jin bala bantuan dari Gunung Merapi telah ku panggil, Eyang” Ucap Bimo yang dibalas oleh anggukan dan senyuman senang Ki Purwagalih..
Suluh yang sudah menggenggam Keris Banyu Geledek, langsung memejamkan kedua mata sambil menyematkan Senjata Sakti pemberian Ki Suta di depan dada.. Rambut panjang Suluh nampak tersibak oleh hembusan angin yang terasa semakin dingin mencekam.. Bibir isterinya Ridho itu terlihat bergerak-gerak membaca mantera.. Lalu, tiba-tiba Suluh melompat tinggi dan menghujamkan Keris Banyu Geledek di atas tanah berbatu..
CRAAPPP!!!
Suara ujung tajam Keris Banyu Geledek yang terhujam setengahnya ke dalam tanah, terdengar cukup nyaring.. Seketika, tanah gunung tempat kami berpijak terasa bergoyang untuk sesaat.. Kemudian terhenti dan berganti ratusan suara tertawa yang menggema ke seluruh pelosok puncak gunung, bersamaan dengan munculnya tiga ratus sosok gaib pasukan bantuan dari Gunung Gede..
Bala bantuan yang telah dipanggil Suluh terbagi menjadi dua golongan.. Sebagian berwujud hampir serupa dengan pasukan gaib dari Gunung Merapi.. Sisanya merupakan sosok gaib berwujud manusia kera berkulit dan berbulu gelap serta bertubuh kekar yang masing-masing menghunus sebuah pedang berwarna hitam.. Melihat pasukannya sudah muncul, Suluh yang masih menghujamkan Keris Banyu Geledek di tanah berbatu, segera mencabut senjatanya itu dan mengulum senyuman puas..
Tak mau kalah dengan isterinya, Ridho langsung mengulurkan telapak tangan nya yang berisi sebuah batu seukuran ibu jari orang dewasa berwarna hijau terang, lurus ke depan.. Kedua mata saudara gw yang paling konyol itu sudah terpejam dengan mulut bergerak-gerak membaca mantera.. Mendadak, Ridho membuka matanya lebar-lebar.. Gw sempat terkejut melihat dua bola mata Ridho yang berubah memutih semua..
Bersamaan dengan itu, batu mustika pemberian Dewi Ayu Anjani yang ada di tengah telapak tangan Ridho, melayang tinggi ke angkasa dengan sendirinya.. Perlahan, sinar hijau terang yang menyelimuti batu tersebut semakin menyilaukan untuk beberapa saat.. Lalu menyorot tepat ke satu titik dengan pola memajang.. Samar-samar, dari dalam sinar hijau terang yang memanjang itu muncul sosok-sosok gaib satu persatu dan terus bertambah semakin banyak.. Setelah sinar tersebut lenyap, nampak sosok cantik Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan, Dewi Ayu Anjani..
Dibelakang sosok gadis berkebaya hijau terang hampir sama dengan warna pakaian Nyi Durga Daksa itu, berbaris tiga ratus pasukan gaib berwujud gadis-gadis cantik dengan rambut bersanggul.. Semua pasukan gaib bantuan Kerajaan Laut Selatan tersebut, nampak saling berbisik satu sama lain.. Kecuali sosok cantik Dewi Ayu Anjani yang berair muka tegas memimpin pasukan.. Masing-masing pasukan gaib yang di panggil oleh Ridho, menghunus senjata mereka berwujud Trisula Kuning hampir sama dengan milik pimpinannya, yakni Dewi Ayu Anjani.. Sosok Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara itu nampak melayang mendekati kami dan menganggukkan kepala sambil melempar senyuman ke semua tokoh yang ada.. Gw sempat melirik ke arah Suluh yang membalas senyuman Dewi Ayu Anjani dengan dingin.. Jelas terlihat raut ketidaksukaan diwajah isterinya Ridho itu.. Bisa jealous juga yak si Suluh? Wkwkwk...
“Tinggal dirimu yang harus memanggil Penguasa Pulau Tidung dan Senopati Kerajaan Laut Utara, Kang Mas” Ucap Sekar, yang membuat rasa terkesima gw saat melihat kemunculan tiga pasukan gaib lenyap seketika..
Gw tertegun terdiam karena ragu apakah kedua tokoh itu akan berkenan hadir saat gw minta..
“Jangan bilang kau belum menemui langsung kedua tokoh tersebut, Kang Mas?” Tanya Sekar dengan pandangan menyelidik..
Gw melempar pandangan ke arah Ki Suta, berusaha meminta sarannya atas kelalaian yang telah gw lakukan.. Sosok Kakek Tua berwajah bijak tersebut nampak mengulum senyumannya yang hangat..
“Tidak mengapa jika kau lupa menemui mereka, Cah Bagus.. Masalah yang kau hadapi saat ini memang sangat pelik, sehingga membuat benak mu bercabang.. Sekarang, coba lah kau panggil kedua sahabat ku itu dalam hati sambil berharap tulus akan kedatangan mereka”
Gw menganggukkan kepala dengan senyuman lega yang tersungging di wajah.. Baru saja gw hendak menutup mata dan memanggil dua nama tokoh yang beberapa kali telah membantu itu, tiba-tiba terdengar sebuah suara tak asing dari atas..
“Tidak perlu repot-repot, anak muda.. Kami sudah hadir tanpa kau minta untuk membantu”
Kedua mata gw terbelalak saat melihat sosok dua tokoh Penguasa Pulau Tidung dan Senopati Kerajaan Laut Utara sudah melayang puluhan tombak diatas kami semua.. Kemudian perlahan-lahan turun di sebelah gw, bergabung bersama kami berempat dan beberapa tokoh yang terlebih dahulu muncul.. Senyuman sumringah tersungging dari wajah gw, begitu melihat sosok Raden Dwipa dan Raden Jaka Wastra yang sedang melempar senyuman ramah ke arah gw dan yang lain.. Keduanya langsung menepuk bahu gw beberapa kali sebagai bentuk sapaan hangat..
“Terima kasih telah berkenan datang tanpa harus aku panggil, Raden, Tuan Senopati” Ucap gw ke arah Raden Dwipa dan Senopati Jaka Wastra..
“Tidak perlu sungkan, anak muda.. Aku memang telah berjanji untuk selalu datang jika kau sedang dalam kesusahan.. Lagi pula, aku tidak akan melewatkan peristiwa ini.. Sudah cukup lama tubuh ku kaku karena tidak bertempur langsung melawan musuh”
Ucapan Raden Dwipa yang sempat diselipi kelakar, membuat gw tertawa kecil.. Namun langsung terhenti begitu Raden Jaka Wastra memegang kedua bahu..
“Aku yang seharusnya berterima kasih padamu, anak muda.. Kau telah membalaskan dendam Dewi Arum Kesuma.. Bantuan yang akan aku berikan saat ini, sungguh tidak sepadan dengan apa yang telah kau lakukan untuk mendiang Puteri Kanjeng Ratu Penguasa Laut Utara” Kata Senopati Jaka Wastra sambil menatap wajah gw lekat-lekat..
“Sebagai utusan Kerajaan Laut Selatan dan sebagai saudari Dewi Arum Kesuma, aku juga ingin berterima kasih padamu, Kakang.. Kau telah rela hampir mengorbankan nyawa untuk membalaskan dendam saudari ku ke Rambe Lantak” Timpal Dewi Ayu Anjani yang berdiri di sebelah kiri Ridho..
Mendengar ucapan dan panggilan Kakang dari lisan Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan itu, membuat ingatan gw akan sosok Dewi Arum Kesuma muncul.. Sebuah senyuman getir tersungging diwajah gw yang menandakan sebuah luka lama terbuka kembali..
“Selamat datang sahabat ku Penguasa Pulau Tidung, Senopati Kerajaan Laut Utara dan Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan.. Terima kasih telah mau bergabung bersama kami untuk membela Kitab Langit dan menyelamatkan seorang anak manusia” Ucap Ki Purwagalih ke arah ketiga sosok gaib yang baru datang..
Baik Raden Dwipa, Raden Jaka Wastra dan Dewi Ayu Anjani serempak menganggukkan kepala membalas sapaan hangat Ki Purwagalih.. Sementara, gw sempat melirik ke arah Sekar yang nampak mendekati Nyai Lingga dan membisikkan sesuatu.. Nyai Lingga langsung menganggukkan kepala.. Kemudian melayang mundur beberapa tombak kebelakang.. Kedua mata Jin cantik itu nampak terpejam dengan kedua telapak tangan menyilang di depan dada.. Tak lama berselang, asap putih muncul dari atas tanah berbatu dan menggulung tepat dibelakang Nyai Lingga..
Selepas asap putih nan tebal menghilang terlihat ratusan anak buah Nyai Lingga berupa sosok jin laki-laki dan perempuan, berpakaian kulit buaya berwarna putih dengan senjata pedang bergerigi laksana gigi buaya.. Penampilan sosok-sosok jin wanita yang merupakan pasukan Nyai Lingga tersebut, tak lagi terlihat seronok.. Jauh berbeda saat mereka melawan Raja Siluman.. Mungkin mereka mengikuti pimpinannya yakni Nyai Lingga, yang merubah gaya penampilan menjadi lebih sopan setelah ditegur Sekar..
Diarah lain, Rampak Tantra nampak melirik ke Bimo seperti meminta izin untuk memanggil pasukannya.. Gw melihat Bimo menganggukkan kepala tanda setuju.. Kemudian, Jin Penjaga nya itu melesat ke atas sambil mencabut beberapa jumput bulunya.. Lalu melemparkan bulu-bulu itu ke arah belakang.. Ajaib, ratusan mahluk seperti Rampak Tantra seketika menjelma dari ratusan bulu panjang yang ia sebarkan.. Tak ayal, seisi puncak gunung langsung dipenuhi suara mirip ringkikan kuda, yang menjadi ciri khas mahluk gaib dari Kerajaan Rampak..
Sementara, Ki Suta yang berada dihadapan gw nampak menganggukkan kepalanya ke arah Ki Purwagalih.. Seolah memberikan kode kepada beliau untuk melakukan atau memulai sesuatu.. Gw melihat Ki Purwagalih sendiri bertindak sama.. Lalu, perlahan Beliau melayang lima tombak ke belakang dan terus melayang lagi hingga sejauh lima belas tombak ke atas angkasa.. Wajahnya nampak menyunggingkan senyuman, tatkala menatap tiap-tiap barisan pasukan utusan Dua Penguasa Gunung dan Penguasa Kerajaan Laut Selatan yang berdiri disebelah kanan.. Sementara, pasukan Jin berwujud manusia setengah ular milik Nyi Durga Daksa berdiri disebelah kiri, bersama pasukan Nyai Lingga dan Rampak Tantra..
Melihat Ki Purwagalih akan segera mengumumkan sesuatu, Dewi Ayu Anjani segera melesat cepat ke arah pasukannya dan melayang berdiri dihadapan mereka dengan memegangi Trisula Kuning di depan.. Nyi Durga Daksa juga melayang menuju pasukan berwujud manusia setangah ular miliknya, namun dengan gerakan jauh lebih anggun dan tidak secepat Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan.. Bimo yang melihat Pasukan Gaib dari Gunung Merapi tidak ada yang memimpin, langsung melompat dan mendarat tepat di hadapan ratusan mahluk berwujud genderuwo.. Dilain pihak, Suluh bersama Ridho berjalan ke arah Pasukan Gaib utusan Penguasa Gunung Gede..
Gw sendiri bersama Ki Suta, Sekar serta kedua Jin Penjaga Gerbang dan Penguasa Pulau Tidung juga Raden Jaka Wastra, berdiri tegak berderet dengan Jin Penjaga nya Reinata..
“Lekas jelaskan pada kami strategi mu wahai Penjaga Kitab Langit” Pinta Ki Suta dengan suara bijak namun mampu menggetarkan tanah berbatu yang kami pijak..
Baru saja Ki Purwagalih hendak membuka pembicaraan.. Mendadak, getaran di tanah terasa semakin kuat.. Gw yang menduga Gunung tempat kami berada akan kembali erupsi, sempat merasa sedikit cemas.. Terlebih setelah melihat segaris tanah rengkah terbelah.. Akan tetapi, kening gw berkerut dan kedua mata terpicing begitu mendapati asap putih keluar dari rengkahan tanah dan berkumpul menjadi satu tepat sepuluh tombak di hadapan kami semua.. Pandangan gw terbelalak, saat melihat asap putih tersebut menjelma menjadi seonggok kepala ular raksasa dengan mulut sangat besar yang sudah terbuka..
“Bajing Item”
“Naga Caglak”
Ucap gw dan Ki Suta hampir bersamaan, ke arah kepala ular raksasa yang didalam mulutnya muncul seorang laki-laki tua berwajah keriput bermata cekung, dengan pakaian pangsi hitam-hitam..
dodolgarut134 dan 14 lainnya memberi reputasi
15