Quote:
Agri : Sebenarnya beberapa hari terakhir hidupku terasa amat menyenangkan, begitu menghibur, tapi betapapun hebatnya dan betapa luar biasanya, aku masih tak rasakan sebuah kebahagiaan, jika kamu ingin tau apa arti kebahagiaan, kebahagiaan sebenarnya adalah sesuatu yang berasal dari hati, yang ketika kamu sendiri mencarinya kamu takkan temukan itu dimanapun di dalam dirimu, sebelum kamu nanti bertemu dengan orang lain yang bersedia berbagi denganmu, untuk itulah aku ingin memulainya lebih dulu darimu
Agri : Aku sepenuhnya sadar sementara ini walau semuanya berjalan semakin membaik, tetap saja tak ada orang yang dapat kuajak berbagi, hingga sekarang aku mengerti bahwa satu2nya orang yang bisa buatku bahagia hanyalah dirimu, dan atas kesempatan itu aku akan rela berhutang padamu waktu seumur hidupku, walau meskipun sebenarnya aku merasa tak pantas, asalkan aku tak menyerah memperjuangkan cinta, aku juga akan berusaha untuk tak menyerah pada diriku sendiri, seperti yang juga telah kamu ketahui aku hanyalah orang biasa pada umumnya, yang kupikir itu sesuatu yang dapat mudah dilihat oleh semua orang, tak ada yang spesial dan luar biasa dariku bahkan pantas disebutnya sempurna, namun aku tau bahwa hanya dengan bersamamu lah menjadi hal paling membahagiakan dalam hidupku, selainmu aku tak inginkan apapun lainya, saat ini aku tak datang padamu dengan banyak memberimu janji, seperti memberimu kemewahan, kebahagiaan serta lain2, bukan karena aku tak sanggup memberinya, hanya karena aku sadar pada kalanya nanti mungkin kadang kita tak berhasil mewujudkanya, yang bisa kuberikan padamu hanyalah kehadiranku sewaktu disampingmu, yang dalam keadaan apapun saat disuasana senang sedih maupun duka aku tak akan pernah meninggalkanmu
Agri : Sekarang tolong ulurkan tanganmu (memasangkan sebuah cincin diantara sela jari) dengan ini aku telah selesai menandaimu, bahwa kehidupanmu nanti dimasa depan nanti telah menjadi milikku, aku tahu ini memang bukanlah sebuah benda berharga yang dapat kuberikan tapi semoga dapat menyenangkanmu, dengan inilah aku berusaha untuk membuktikan keseriusanku tentang hubungan ini, Novarisma Alfianti bolehkah aku menunjukmu sebagai salah satu perwalian malaikat-Nya di dunia yang dapat selalu menjaga dan menjauhkanku dari perbuatan khufur atas nikmat-Nya, senantiasa menjaga syahwatku dari perbuatan zina, dan juga sebagai penyempurna amal ibadahku, bersediakah kamu menjadi istriku
Entah sangat sulit kugambarkan perasaanku waktu itu, seperti mendapat jatuhnya pulung, ternyata yang seperti ini bisa terjadi juga dalam hidupku, sebuah pengakuan dan penerimaan darinya yang senantiasa kutunggu2 akhirnya dapat juga kudengarkan, bahkan bukan hanya sekedar kata dan ungkapan melainkan juga berikut bukti keseriusanya, dia sekaligus menghiasi salah satu jari manisku dengan ukiran bertahtakan batu mulia, apakah ini benar2 terjadi dan sungguhan? mencoba memikirkanya berulang kalipun masih sulit rasanya bagiku untuk percaya, sempat mengiranya sebuah mimpi, yang andaikan itu benar aku ingin di waktu2 setelahnya tak ingin cepat terbangun, Oh tuhan! apakah ini berarti sebuah lamaran, dan bagaimana seharusnya aku menjawabnya
Quote:
Agri : Kenapa? apakah ini mengejutkanmu? atau adakah memang yang telah lancang kulakukan hingga membuatmu kecewa?
Aku : Bukan! bukan seperti itu! gimana ya! mungkin karena ini sedikit mendadak, aku takut belum bisa memberi jawaban secepatnya untukmu
Agri : Tenang saja aku tak butuhkan jawaban itu secepatnya, masih ada cukup banyak waktu dan aku akan coba bersabar, lagian aku sudah tahu jawabanya, aku yakin kamu tak memiliki opsi untuk dapat menolaknya, karena kamu hanya harus berkata “iya”
Aku : Apa harus dikatakan saat ini juga
Agri : Tentu saja, tapi jika kamu keberatan dan masih sanggup melewatkanya kali ini, sesuatu yang sama mungkin bisa saja kutawarkan kepada gadis lain, yah! semoga kamu tak ceroboh saja memilih jawabanya karena kesempatan ini mungkin hanya sekali kutawarkan
Aku : Baiklah! aku bersedia! jikapun aku masih memiliki sebuah alasan, aku tak akan menjadi cukup bodoh untuk dapat melewatkan kesempatan untuk dapat hidup bersamamu, pokoknya cukup hanya akulah nanti gadis yang dibahagiakan olehmu, jangan pernah ada lagi orang lain, dan satu lagi! aku ingin mengajukan sebuah syarat padamu, seperti kataku sebelumnya aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu, setidaknya tunggu sampai aku nanti lulus wisuda, karena aku tak ingin segala sesuatunya disiapkan secara terburu2, apakah ada masalah?
Agri : Tak ada masalah, jika benar hanya 1 tahun yang kamu minta, mungkin aku bisa mengabulkanya
Obrolan berikutnya masih seputar rencana2 kita kedepanya tentang hal persiapan pernikahan, sampai suatu ketika dia tiba2 menanyakanku apakah masih ada anggota keluargaku sekarang yang dapat menjadi waliku, sebagai syarat nanti dalam pengurusan berkas di KUA, sedikit aneh juga menurutku, pikirku kok dia bisa tau lebih hampir beberapa hal yang sama sekali gak pernah kuketahui sebelumnya soal urusan pernikahan, apakah mungkin kecurigaanku benar, bahwa dia telah berpengalaman menikah sebelumnya, jika benar seperti demikian, sungguh bodoh kenapa aku tak lebih dulu memastikanya, apakah sejauh ini dia memang telah menyimpan sebuah rahasia yang tak ingin aku mengetahuinya
Memang tentang wali nikah! selain kerabat terakhir yang masih kupunya yaitu Tante Yuning yang saat ini juga sudah almarhumah, aku sudah tak memiliki lagi keluarga maupun sanak saudara, bahkan kedua orang tuaku telah lama meninggalkanku sejak di usiaku masih remaja, jadi selebihnya aku hanyalah seorang gadis yatim piatu, juga tentang berkas persyaratan lain yang dimintanya yaitu kelengkapan buku nikah dan KK orang tua, darimana aku harus mulai mencarinya, semua sudah pasti tak dapat kutemukan lagi akibat dulu pernah tertimbun lumpur
Quote:
Agri : Jadi apakah kamu bisa melengkapi semua berkas2nya, beberapa yang tadi sempat kuminta tolong untuk segera kamu siapkan, aku tahu ini bukanlah waktu dan posisi yang memungkinkan bagimu untuk repot harus mempersiapkan semuanya, tapi jika tak sekarang kita menyiapkanya khawatirnya akan ada banyak kesulitan nanti dibelakangnya
Aku : Maaf, untuk alasan tertentu aku sama sekali gak bisa mikir untuk sekarang, mungkin kamu telah sedikit tahu kan bagaimana latar belakangku, sekarang tak ada kerabat maupun saudara yang bisa menjadi waliku, sedang untuk berkas2 lainya yang kamu minta tadi selain adanya di tempat yang jauh sana, kebetulan pula yang juga telah kamu tahu sendiri, kampung halamanku kini telah terendam lumpur, semua berkas2 itu tentu saja belum sempat kuselamatkan sebelum ada musibah datang, terakhir! yang aku juga jadi kepikiran, kenapa ya kok aku ngerasa bahwa kamu pernah melakukan hal serupa ini jauh2 sebelumnya, benarkah kamu telah berpengalaman menikah sebelumnya, walau sedikitnya kecewa namun aku tak kemudian mempermasalahkanya, aku hanya ingin tahu saja seperti apa dia, gadis yang telah berhasil kamu nikahi dulu, yang untuk selanjutnya aku tak ingin ada lagi nanti sebuah rahasia antara kita, begitu sebaliknya juga denganku jika ada sesuatu yang masih belum kamu ketahui tentangku kamu boleh bertanya
Agri : Mudah sekali terbaca ya! jujur sebenarnya aku memang sengaja menyembunyikan sesuatu darimu dan tak ingin kamu mengetahuinya, karena aku khawatir setelah kamu mendengarnya nanti mungkin reaksimu akan jadi sebaliknya, tapi jika sudah terlanjur begini ya apa boleh buat, mau tak mau harus kusampaikan juga padamu, memang benar seperti yang telah kamu katakan bahwa di beberapa waktu lalu aku memang sempat memiliki pengalaman menikah, walau sebenarnya persiapan pernikahan itu sendiri kemudian gagal pada akhirnya, jika kamu masih ingat Astri, salah satu teman wanitaku dulu selain Aning yang juga sama2 dirawat sepertimu, dialah yang diwaktu sebelumnya menjadi calon mempelaiku, memang dulu tak berhasil karena sebuah alasan yang mungkin kurang tepat bila harus kusebutkan disini, aku yakin kamupun tak akan tertarik mendengarnya, berikut juga aku yang memang tak ingin lagi mengungkit2nya, intinya kami dulu hanya sekedar berencana sedangkan takdir rupanya sangat berbeda dengan apa yang sama2 kami harapkan, dan begitulah tiba2 aja calon mempelaiku meninggalkanku beberapa hari sebelum dihelat resepsi
Agri : Lebih dari itu, sebelum inipun aku juga sempat terkena kasus pidana, sempat menghuni lembaga pemasyarakatan selama hampir beberapa bulan karena kasus penganiayaan serta pengrusakan, jadi dengan orang seperti aku ini masihkah kamu yakin untuk menggantungkan hidupmu kedepanya, tapi jika kamu berniat berubah pikiran setelahnya, tentu saja tak apa2 aku dapat terima
Aku : Walau sedikitnya kecewa kenapa baru sekarang mendengar langsung kebenaraanya, tapi kurasa aku tak bisa juga menyalahkanmu, pasti ada sebuah alasan kenapa dulu kamu sampai melakukanya, tenang saja semua tak masalah bagiku, toh kamu sudah mendapat apa ganjaranya, tapi jika boleh meminta tolong kesalahan yang lalu gunakanlah sebagai pelajaran kedepanya untuk berubah setelahnya menjadi lebih baik, dengan tak lagi mengulang kembali kesalahan yang sama, dan tentu saja saat ini karena telah ada aku, jika sewaktu2 kamu khilaf aku yang akan bantu menyadarkanmu kembali
Aku : Ohya aku benar2 hampir lupa tentang mereka, Aning dan Astri ya? bagaimana khabar mereka sekarang ya? apa mereka telah bahagia dengan hidupnya masing2, ataukah sesuatu yang buruk terjadi sehingga mereka kini justru pergi meninggalkanmu, jujur aku kangen dengan mereka terutama Aning, banyak sekali yang ingin kusampaikan padanya jika nanti kita bertemu, jika ada sebuah kesempatan bisakah aku menemui mereka lagi
Agri : Kabar mereka sekarang ya! mungkin daripada disebutnya bahagia kurasa lebih pantas bila dikatakan tenteram dan damai, tentang kenapa mereka dulu meninggalkanku, itu bukan pada kapasitasku untuk dapat menjawabnya, alasanya mungkin hanya mereka sendirilah yang tahu, tentu saja kamu masih diijinkan untuk menemui mereka, atau jika kamu benar2 ingin bertemu, apakah perlu kuagendakan waktu kapan kita bisa kesana
Aku : Ya mau2 sekali, bagaimana kalau besok? kebetulan jadwal kuliahku libur, untuk kerjaan bisalah aku ambil cuti dulu, kamu juga sekalian bolos aja, biar agak pagian kita bisa berangkat kesana, besok usahain juga jemput aku di kost, ke alamat yang sudah pernah kuberi kemarin, jangan nyasar dan juga sampek telat, karena aku paling benci jam ngaret dan gak on time
Tibalah pada hari berikutnya dimana hari janjian kita pergi kerumah Aning dan Astri, pagi sekali Agri sudah tiba menjemput yang berikutnya kitapun segera meluncur, kita sempat mampir dulu sebentar kesebuah rumah makan untuk sekedar mengisi perut, lebih tepatnya hanya Agri sendiri sih yang sarapan, sedang aku sendiri cuma ngabisin segelas teh hangat, kebiasaanku sendiri sehari2nya memang jarang sarapan, karena aku tahu jika pagi harinya terisi makanan siang dan malemnya pasti tinggal kebagian ngantuknya, jadi gak bisa fokus kerja, apalagi kerjain tugas
Dan disela2 itulah ada beberapa pertanyaan Agri yang sedikitnya menyinggungku, dia menghawatirkan tentang keadaan tempat kostku, tempat yang telah lebih selama belasan tahun ini kutinggali, dia mempertanyakan kenapa aku masih betah bertahun2 tinggal disana, padahal tempatnya dinilainya cukup buruk, dia ingin aku dapat segera pindah dari sana, namun walau sedapatnya aku mencoba memberikan alasan tapi sepertinya justru jawabanku tak bisa memuaskanya, memang beberapa yang dikatakanya semua benar dan aku tak berniat menyembunyikanya, tapi kurasa kekhawatiranya cukup berlebihan walau sebenarnya dia menginginkan itu untuk kebaikanku juga, padahal aku sudah kadung terlanjur nyaman disana, rencanaku sebelum nanti mendapatkan lagi tempat yang baru setidaknya aku ingin tetap menghabiskan masa satu tahunku disana, satu tahun sebelum aku akan resmi diwisuda, yang pasti setelahnya nanti aku hanya akan mengikuti kemana Agri setelah menikah, namun akhirnya aku hanya dapat menyerah, walau sebelumnya aku tetap berkeras untuk tak mau menerima bantuanya, berawal dari setelah dia akhirnya berjanji untuk dapat menyediakan tempat yang lebih layak untukku tinggal sementara, berikut juga orang yang mau bersedia menjadi waliku, walau sebenarnya aku tak terbiasa mendapatkan segala kemudahan ini, tapi apa daya terpaksa harus kuterima
Tak butuhkan waktu hingga berpuluh menit kita berada disana, hingga akhirnya kita mengaspal lagi dijalan raya, tujuan pertama semestinya adalah ke tempat Astri, tapi aku justru bingung setelah Agri kemudian malah menurunkanku tepat di depan sebuah pemakaman umum, dia menepikan motor berikut juga membeli beberapa ikat bunga ke pedagang yang menjajakanya di depan makam tersebut, karena penasaran akhirnya kutanya, kenapa niat bertamu kita perlu repot2 membawa bunga, terlebih kenapa harus berhenti tepat di depan sebuah makam, apakah mungkin ada pihak keluarganya yang dimakamkan disini, karena pikirku mungkin niatnya hanya untuk mampir sebentar, namun yang berikut jawabanya malah lebih2 membuatku terkejut, ternyata Astri orang yang ingin kita temui pada hari itu telah meninggal dunia dan tepat dimakamkan disana, walau sempat awal2nya tak percaya akhirnya aku hanya dapat shock setelah membaca nama pada sebuah batu nisan yang hendak kami ziarahi, DYAH SEKAR MAYASTRI sebuah nama yang dulu cukup begitu familiar yang merupakan nama panjang dari Astri, cukup lama kami disana selain mendoakan arwah almarhumah agar senantiasa tenang disana, juga sekaligus membacakan janji2 kami yang sampai hari itu telah kami tepati, berikut juga menjadwalkan sebuah waktu untuk dapat kembali menziarahi makamnya lain kali
Begitu keluar dari areal pemakaman hingga sepanjang perjalanan menuju ke rumah Aning aku jadi lebih banyak diam, rasanya aku tak perlu banyak bertanya dan terlalu kepo bagaimana Astri meninggal, selain kurang pantas aku juga gak ingin Agri nantinya justru mengungkit2nya kembali, sehingga dapat membangkitkan lagi kenangan lamanya yang berkemungkinan justru menyakitkanya, masih dipenuhi banyaknya pertanyaan tapi sendiripun aku juga bingung harus seperti apa nanti menyampaikan padanya, tiba2 saja motor berhenti lagi yang kali inipun lagi2 tepat di depan sebuah areal pemakaman umum, yah walau sedikitnya tak ingin curiga tapi firasatku terlanjur terbentuk demikian, mungkinkah Aning orang lain yang ingin kita temui pada hari itu juga telah tiada
Karena rasa penasaran akhirnya kucoba lagi nekat bertanya, dengan sedikit meledak2 kuminta Agri untuk kemudian dapat mencoba membantahnya, tapi melihat dari reaksinya justru sepertinya itu memang sungguhan, dengan tak bisa memberiku jawaban yang dapat memuaskanku dia hanya berkata, jika kamu ingin tahu kebenaranya maka masuklah dan lihatlah sendiri, hingga sampailah akhirnya aku tiba di sebuah makam yang di batu nisanya terukir nama “HARNANING DWI PRAMESTHI” ya nama yang sudah tak asing lagi kudengar beberapa belas tahun lalu, milik salah seorang sahabatlu yang dulu kukenal singkat semasa sama2 pernah dirawat pada sebuah rumah sakit, selanjutnya tubuhku seakan terasa lemas hingga kemudian membuatku jatuh terduduk, dada terasa sesak diiringi juga dengan deras air mata yang keluar tak mau berhenti mengalir
Ketika kita datang Agri sudah langsung pada posisinya memeluk batu nisanya yang kemudian juga sesekali diciuminya, sedang aku sendiri hanya dapat duduk mematung, tak ada sebuah kata yang kemudian mampu kuucapkan selain berulang kali istighfar, Aning kenapa dia begitu cepat pergi meninggalkan kita semua, padahal dia adalah orang pertama yang paling ingin kujumpai setelah ini, ketika aku telah berhasil memperoleh Agri sebagai pasanganku, seperti yang dulu pernah sempat diucapkanya, masih belum sempat kuucapkan permintaan maafku pun juga sebuah rasa terima kasih atas segala sesuatu yang sampai hari ini terus dapat kuyakini
Cukup lama kita berada disana dengan hanya kita lewatkan dengan saling diam, seakan takut untuk berkata apa2, kita tak ingin salah satu dari kita nanti justru akan menyinggung lainya, kendatipun sangat banyak ungkapan yang bisa saja kukatakan, tapi aku belum menemukan sebuah kesempatan, sampailah pada akhirnya Agri mengajaku pulang setelah menyelesaikan berdo’a
Quote:
Agri : Baiklah mari kita pulang sekarang, kamu tak ingin terus2an berada disini kan, maaf sekali lagi jika hari ini rupanya aku telah gagal memberikanmu sebuah kencan yang berkesan, aku memang benar2 seorang guide yang payah ya, tuh lihat saja kamu dari tadi malah sampai gak berhenti menangis, sebenarnya jika bukan karena hari ini aku malah bisa buat semuanya jadi lebih baik, memberimu sesuatu yang indah yang akan dapat terus selalu kamu kenang selamanya, yah jadi memang benar! seperti inilah keadaan mereka sekarang, aku tak dapat terus merahasiakanya darimu kecuali dengan kamu mengetahuinya sendiri, maaf jika harus dengan cara seperti ini aku membawamu kesini, sesuatu yang memang dulu tak bisa jujur kukatakan sebelumnya padamu bahwa mereka berdua telah tiada, berikutnya jangan pernah kapok ya, aku janji di kesempatan lainya kencan kita akan lebih berbeda
Berikutnya dapat kulihat sekilas genangan air diujung matanya, aku lega bahwa rupanya dia tetaplah seorang manusia biasa, yang masih dapat juga mengekpresikan rasa sedih dan pula rasa kehilangan, aku tak memandangnya sebagai pribadi yang cengeng, karena siapapun orangnya yang berada pada posisinya waktu itu, akan merasakan juga hal yang sama, beban kesedihan ditinggalkan orang terdekat itu memang sesuatu yang tak bisa kita hadapi dengan cara biasa, sesuatu yang bahkan dapat membuat seorang laki2pun menangis
Quote:
Aku : Cukup! jangan teruskan lagi, aku dapat mengerti bagaimana perasaanmu tanpa perlu terus kamu jelaskan, aku tahu alasan kamu dulu belum bisa mengatakanya langsung padaku, karena sebenarnya sejauh ini kamu sendiripun juga masih belum dapat menerima kepergian mereka, aku tahu ini memang saat yang sulit bagimu, tapi kamu bukanlah menjadi orang satu2nya yang juga merasakanya, masih ada aku! akupun kurang lebih sama, pernah berada pada posisimu sekarang, bahkan bukan lagi hanya kehilangan satu dua orang, lebih dari itu yaitu tiga orang, yang dari kesemuanya juga merupakan anggota keluargaku, jadi aku sangat tahu rasanya, kamu tak hanya sendirian
Aku : Penting untuk buatmu mengerti, menurutku keberadaan orang terkasih itu ibarat sebuah amunisi pada kehidupan kita, karena dukungan dan penerimaan dari merekalah yang nanti membuat kita mampu menghadapi naik dan turunnya episode hidup, tapi seperti pertunjukan teater/ drama yang pasti akan selesai, dan sebuah kisah yang pasti akan tamat pada akhirnya, suatu saat mereka pun juga akan habis masanya untuk selalu ada dalam kehidupan kita, satu persatu dari mereka akan diambil dari dunia ini dan seterusnya meninggalkan kita
Aku : Memang sulit rasanya hanya membayangkan saja, bahkan mengalami sendiri bagaimana sedihnya mengantarkan orang yang paling kita sayangi ke tempat peristirahatannya yang terakhir, tapi yang kutahu justru dari sinilah kita nanti akan dapat belajar, makna hidup yang indah sekaligus juga begitu rapuh, dengan kehilangan seseorang yang kita cintai akan dapat membawa pemahaman baru pada diri kita dalam menilai sebuah kehidupan, yang dari pengalaman kehilangan orang tersebut kita pun akan paham betapa pentingnya memberi sebuah perhatian kepada mereka selama masih ada bersama kita, jadi semua yang sejauh ini sudah terlanjur terjadi, yang juga tentu saja tak bisa untuk kita batalkan, sudah semestinya hanya perlu untuk dapat kita ikhlaskan, karena kita tentu tak bisa terus berharap dan meminta kembali sesuatu yang memang telah jauh pergi meninggalkan hidup kita