Quote:
Agri : Hingga akhirnya setelah kita benar2 dipertemukan kembali untuk yang pertama, aku dapat langsung mengenalimu
Aku : Begitukah! baiklah maaf sebelumnya jika selama ini justru telah banyak menyulitkanmu, untuk sekedar kamu ketahui Risma sebenarnya adalah nama tengahku, dulu bukan karena hal terpaksa aku memilih menghilangkan nama tersebut, alasan awalnya mungkin hanya sepele karena namaku terlalu panjang untuk dituliskan pada sebuah name tag jadinya sedikit kusingkat, jadi maaf sekali lagi aku bener2 gak sangka jika hanya karena hal ini akan berbuah masalah besar di kemudian nantinya, baiklah untuk berikutnya aku hanya ingin sekedar memastikan, selain tentang pekerjaanmu yang telah kuketahui, bagaimana tentang statusmu sekarang apakah telah berkeluarga?
Agri : Menurutmu bagaimana? jika memang telah berkeluarga apakah mungkin akan dibiarkan begitu saja aku sebebas ini menemuimu? jawaban sejujurnya bahwa sejauh ini memang aku terpaksa sendiri sebelum nanti mendapat dan memperoleh kepastian lebih dulu darimu, jika kita memang telah terikat janji sebelumnya untuk masing2 saling menunggu apakah aku lantas tega dengan mencoba mengingkarinya, jadi sebelumnya aku hanya akan pastikan, aku akan menikah atas ijin dan restu darimu, untuk itulah sebenarya beberapa waktu ini sengaja kubela2in menemuimu, lalu bagaimana sebaliknya denganmu sendiri apakah kamu sudah berkeluarga?
Aku : Sama halnya sepertimu aku sebenarnya juga masih belum berkeluarga, alasan yang sama juga sama kugunakan sepertimu, bahwa aku memang sedang menunggu seseorang untuk kemudian nanti dapat menemukanku, dan siapa orang tersebut? tentunya hanyalah kamu
Agri : Jadi apakah berarti sampai detik ini kamu masih setia Ris?
Aku : Apakah masih perlu kubuktikan?
Agri : Memang dengan cara apa kamu dapat buktikan?
Aku : Mungkin dengan ini cukup (memberinya dua buah ciuman di bibir dan keningnya) semoga dengan itu sekaligus bisa buat luka2mu segera cepet sembuh, baiklah! buat hari ini kurasa cukup sekian dulu, kita sambung lagi nanti lain waktu, hari telah cukup larut sudah saatnya untukku pulang, kamu tak apa2 kan nanti pulangnya? masih bisa bawa motor sendiri? hati2 pulangnya jangan ngebut, setelah sampe rumah segera istirahat jangan lanjut begadang
Agri : Pasti, tapi masih bisakah kita bertemu lagi besok, dan bagaimana caraku menghubungimu?
Aku : Tentu saja! jika aku masih punya alasan untuk menolakmu aku takkan menjadi cukup bodoh dengan menolak orang yang telah lama kutunggu hadirnya sampai detik ini, untuk sementara kamu bisa temui aku seperti biasa di toko sepulang bekerja, sudah ya aku pamit sekarang
Setelah berakhirnya percakapan tersebut aku pun segera pulang, sungguh malam yang sulit untuk kugambarkan, bertemu lagi denganya, dengan orang yang selama ini telah belasan tahun kutunggu, tentu saja rasanya sangat membahagiakan, walau sedikitnya aku juga masih menyesalkan atas terjadinya accident sebelumnya, yang dengan begitu bodohnya aku justru tak dapat lagi mengenalinya setelah sekian lama, tapi gak tau juga belakangan aku juga merasa bahwa hari2ku kedepan akan penuh diliputi banyak kebahagiaan
Hari pun segera berganti dengan saat itu aku langsung disambut Nuri pada keesokan paginya begitu setiba di toko, seorang sahabat yang sempat beberapa bulan lalu menghilang tanpa ada khabar, dan mendadak absen kerja, orang yang sempat kucurigai sebelumnya memiliki hubungan spesial dengan Agri, hari itu dia tiba2 muncul lagi dengan memberiku sebuah ucapan selamat
Quote:
Nuri : Wah selamat ya Nov, akhirnya kamu berhasil juga menemukanya, seseorang yang selama ini telah kamu tunggu hadirnya, sebagai orang terdekatmu aku tak mau tertinggal dan menjadi paling terakhir yang mengucapkanya, aku turut senang bahwa akhirnya kamu mendapatkan kehidupan normal, aku tahu Agri adalah pilihan yang tepat dan cukup dapat diandalkan
Aku : Eh! kamu tahu darimana Nur?
Nuri : Tak perlu kamu tahu aku denger darimana! ada ajalah pokoknya,
Aku : Tapi Nur! bagaimana denganmu sendiri? bukankah belakangan ini kamu cukup dekat denganya, kukira kalian dulu malah sudah berpacaran, apakah tak apa2 nanti? kok kesanya justru aku yang telah merebutnya darimu
Nuri : Gak Nov, justru sebaliknya akulah yang begitu bodoh mencoba merebutnya darimu, sebelum dan sesudahnya bahkan hingga hari ini pun sebenernya antara kami tak pernah terjadi apa2, aku cukup tahu bahwa dia sengaja mendekatiku sekedar memanfaatkanku untuk mengetahui sedikit latar belakangmu, inipun sebenernya juga telah lama kami komitmenkan bersama, ya intinya kami berdua dulu memang telah bersekongkol, seharusnya sesuai komitmen kedepanya antara kita memang gak boleh saling suka, tapi ya setelah berjalannya waktu ternyata memang telah banyak yang berubah, berikut juga mungkin aku yang justru terlalu kege’eran, kupikir akan mudah untuku mencuri sedikit perhatianya, tapi memang akhirnya tak berhasil karena sepertinya dia adalah seorang yang bertipe setia, tentu saja perasaanku sama sekali tak pernah dibalasnya, justru lebih kejamnya lagi aku justru ditolaknya, namun demikian aku tak lantas marah, aku memang telah tahu akan jadi seperti apa nantinya, kendatipun aku terus memaksanya menerimaku, sampai saat itu juga dia masih belum dapat melupakanmu, gadis yang telah sangat dalam2 dicintainya sebelumnya, hingga aku kemudian sadar dan merasa bersalah, begitupun dia terlihat sangat sempurna dimataku tapi dia akan lebih sempurna lagi bila bersamamu, jadi kuputuskan untuk tak lagi menghambatnya, jika tujuan mulianya hanya untuk membahagiakanmu aku benar2 ikhlas Nov, dan mengenai tentang hubungan kalian dimasa lalu! belakangan aku juga telah banyak diceritakan olehnya, aku benar2 juga baru tahu bahwa dialah orang yang sejak lama kamu tunggu, yah jika memang benar demikian adanya aku takkan berani lagi coba untuk mengganggu, satu saja kalimat buatmu Nov bahwa kamu benar2 sangat beruntung
Aku : Terima kasih Nur, sangat melegakan dapat mengetahuinya langsung darimu, memiliki sahabat sepertimu aku juga merasa sangat beruntung, demi apapun aku janji untuk terus mempertahankanya disisiku, do’akan kita nanti ya!
Sangat melegakan bahwa kesalah pahaman tersebut akhirnya dapat sepenuhnya selesai dan berhasil kuketahui langsung dari Nuri sendiri, semoga berikutnya tak pernah ada lagi masalah yang menghampiri kami, hari pun segera berganti dan sama seperti dugaan awalku kedepanya Agri selalu rutin menemuiku sepulang dari bekerja, walau sempat awal2nya kurasakan bahagia tapi berikutnya lama2 aku jadi tak tahan juga, siapa juga sih orang yang gak akan jenuh bila harus terus diperhatikan setiap hari, perkataan2 yang sama juga setiap rutinitas yang selalu sama terus dilakukan selama berulang2, dan mungkin pada hari itu aku sudah sampai pada batasanku jadi aku akan memintanya untuk sedikit menjaga jarak denganku, alasanya sederhana karena selama ini memang aku telah banyak melewatkan waktu denganya, sedang padahal aku juga membutuhkan waktu untuku sendiri, belum lagi aku masih harus memikirkan kuliahku, juga tentang pekerjaan dan lain2, semua pasti tak akan mudah jika dia masih terus selalu ada di sekitarku, dan entah kenapa aku merasa capek dengan ini semua, selama ini aku hanya merasa selalu menuruti apa kemauanya dengan selalu mengesampingkan keegoisanku sendiri, bahkan sejujurnya semua yang terjadi akhir2 ini sama sekali bukan seperti keinginanku pada awalnya, memang benar aku mengharapkan dia untuk menjadi pasanganku kelak, tapi bukan berarti dia lantas berhak mengubah dan mengatur2ku, sebelum2nya aku memang telah terbiasa menjadi seorang penyendiri dan memang tak terbiasa diatur2 dan dibentuk seperti banyak harapan orang, aku hanya ingin berubah atas kemauanku sendiri bukan dari tuntutan orang lain tentangku, jadi jika ada orang yang tak bisa menerima itu maka sudah sepantasnya bagiku untuk meninggalkanya, itulah petikan kalimat yang seharusnya bisa lancar kukatakan waktu itu kepada Agri, tapi nyatanya aku sama sekali belum punya keberanian mengatakan langsung didepanya, aku takut mungkin ini bisa saja akan mengecewakanya, tapi jika aku memang benar2 tak bisa menyampaikanya, mungkin bisa kucoba dengan menghindarinya sedikit demi sedikit
Sebulan dua bulan tampaknya cukup berhasil kulalui seperti ini, namun seketika menginjak bulan ketiga rupanya Agri sudah tampak mulai curiga, yang kemudian dia meminta waktuku bicara
Quote:
Agri : Baiklah langsung saja sekarang kita pada intinya! aku memintamu bicara hari ini secara khusus karena sebenarnya aku merasa akhir2 ini kamu mulai sedikit berubah, aku tak tau apa ada yang salah, dan apa ada yang berbeda dari biasanya, tapi aku merasa sepertinya kamu sedang mencoba menghindariku, jika itu benar mohon beri aku alasanya, jika semuanya memang buah dari kesalahanku sebelumnya aku siap meminta maaf, dan aku bersedia berubah menjadi lebih baik untukmu sekarang, jadi jangan terus diamkan aku seakan antara kita tak pernah terjadi apa2, terus terang aku sedikit kecewa kenapa kamu jadi seperti ini, bukankah seharusnya sejak pertemuan kita kembali, kita coba berencana mewujudkan sesuatu yang lebih serius, jujur aku tak mengerti jalan pemikiranmu, jika kamu memang menghendaki keseriusan hubungan, bukankah apa yang telah kulakukan selama ini telah cukup, apa yang masih kurang dan belum bisa kuberikan padamu, kenapa masih belum bisa buatmu yakin
Aku : Aku cukup kagum bahwa kamu dapat segera menyadarinya, tapi itu bukanlah point sebenarnya yang kuinginkan, selama ini bukan berarti aku tak pernah menyadari setiap perlakuanmu padaku, jujur aku selalu dapat merasakanya disetiap usahamu untuk membuatku terkesan, bahkan mungkin tak kurang kudapatkan! justru malah berlebihan, tapi baiklah aku takkan coba rahasiakan, lebih lagi darimu karena kurasa ini tak akan cukup adil juga buatmu, sebenarnya aku menghindarimu bukan karena membenci atau tak meginginkan kehadiranmu, tapi memang karena aku sedang butuh waktu untuk menyendiri dulu, karena yang biasanya setiap ketika bersamamu kamu selalu saja dapat menyita perhatianku, aku hanya butuh istirahat sejenak, mungkin bisa dibilang aku sedikit bosan dengan keseharian kita yang hanya begitu2 saja, terlebih aku juga kurang suka diatur2 olehmu, kurang suka pula kamu terlalu ikut campur dalam setiap urusanku, terlepas niatanmu itu baik pada awalnya, hanya saja aku tak dapat menerimanya, walau kita dekat bukan berarti aku berkewajiban untuk selalu patuh dan menuruti kemauanmu, mau jadi seperti apa aku nantinya bukanlah tanggung jawabmu untuk memikirkanya, karena aku juga memiliki jalan pikiranku sendiri, tak peduli apa kata orang yang pantas tentangku aku tak bisa menyetujui semua kemauan mereka, aku hanya ingin bebas menjadi diriku sendiri, tak ingin di ubah dan dibentuk menyerupai seperti orang lain, jika kamu pintar harusnya sampai sini mungkin kamu sudah paham apa yang kumaksudkan
Agri : Ya aku paham sekali tentang itu, jadi apa yang sudah terlanjur terjadi hingga saat ini aku hanya dapat sampaikan maaf, aku juga janji untuk tak melakukanya lagi di kesempatan lainya, tapi berjanjilah juga bahwa kamu takkan lagi menghindar, dengan kamu terus menghilang apa yang sebenarnya dapat kita hasilkan, bukankah setiap hubungan selalu membutuhkan komunikasi untuk terjalinya sebuah tujuan yang sama, memang siapa yang dapat mengira bahwa kamu akan benar2 memikirkan sesuatu yang sama seperti yang sedang kupikirkan, intinya aku hanya minta kita harus lebih sering terbuka mulai dari sekarang, dengan kita terus bicara mungkin kita dapat saling mengerti apa yang sebenarnya kita inginkan bersama, yang tentunya kita masih butuh lebih banyak waktu untuk bertemu, tentang keinginanmu bebas menjadi dirimu sendiri, semua balik kuserahkan padamu, aku akan berusaha untuk tak lagi melarang2mu melakukan sesuatu, memang sejak awal aku tak bermaksud memaksakan itu padamu, aku akan berhenti kalau saja waktu itu kamu berani menolaknya tapi kan pada kenyataanya justru hanya kamu biarkan, jadi jika kamu memang butuhkan sesuatu apapun itu kamu hanya perlu bicara dan meminta padaku, aku akan berusaha mengabulkan untukmu, karena jika kamu tak pernah bicara bagaimana aku dapat mengetahui dan paham apa yang sebenarnya kamu inginkan, jangan terus berikan sebuah teka teki karena sepintar apapun aku, pasti ada kalanya nanti tak bisa menebak dengan tepat keinginanmu
Agri : Walaupun aku tahu akhir2 ini kamu selalu sibuk, urusan kerjaan hingga kuliah, alasan yang biasa sering kamu gunakan untuk terus menghindariku, tapi sedikitnya aku masih tak bisa menerimanya, apakah semuanya memang begitu penting bagimu daripada hubungan kita, hingga sulit bagimu untuk dapat menyediakan waktu untuk kita berdua, jika beban kerja membuatmu capek mungkin mulai sekarang kamu boleh berhenti kerja, insyaallah aku masih dapat mencukupi semuanya, kebutuhanmu sehari2 termasuk juga biaya kuliah, jadi kumohon hargailah juga kesehatanmu, kamu gak seharusnya sekeras ini memperlakukan dirimu, karena bukan kamu nanti yang seharusnya pantas menanggung beban kerja, berjuang dan tanggung jawab atas nafkah, tapi tugas kamilah sebagai laki2 yang akan memberikanya
Aku : Jadi sampai detik ini pun kamu masih belum mengerti yang sebenarnya kuinginkan, sudah pernah kubilang kan bahwa bukan menjadi urusanmu apapun yang sedang kulakukan, kamu juga tak perlu terlibat banyak hal terlebih lagi turut campur, selama aku dapat memenuhinya sendiri aku tak butuhkan bantuan apapun darimu, sebelum hari ini pun sebelum kamu datang dan dapat memberikan bantuanmu aku telah berhasil untuk membantu diriku sendiri, jadi jangan merasa seakan menjadi satu2nya orang yang paling berjasa atas hidupku karena kamu belumlah pantas, dan lagi kumohon jangan pernah sekali2 bandingkan aku denganmu dan menilaiku dengan standardmu pribadi, iya memang sekarang kamu lebih beruntung, mendapatkan pekerjaan yang layak, tumbuh dan dibesarkan dilingkungan berada dengan orang tua yang selalu mengedepankan pendidikan serta agama, sedangkan aku yang malah justru kebalikan dari semuanya, apa itu pantas untuk kamu dapat bandingkan, aku tak menyalahkanmu kenapa sampai saat ini masih belum bisa mengerti, itu memang bukanlah suatu hal yang akan mudah dipahami oleh orang2 sepertimu yang belum pernah sekalipun merasakan berada diposisiku seperti sekarang, sangat2 kuhargai atas tawananmu tadi namun itu bukanlah suatu yang saat ini kubutuhkan, walau hidup serba pas2an aku tetap masih memiliki harga diri, aku pun akan merasa terhina bila saja sampai terus kamu kasihani, tentang nasibku walau sejauh ini sedikit kurang menyenangkan setidaknya aku masih dapat survive melaluinya, begitu pun baik dan buruknya aku masih mampu mengatasinya, harusnya tak ada yang perlu kamu khawatirkan
Agri : Memang apa yang bisa dilakukan sendiri olehmu, pernahkah kamu dengar bahwa ada beberapa orang di dunia ini yang mungkin tak bisa hidup tanpa ada orang lain didekat mereka, jadi apa yang pikirmu bisa membuatku yakin bahwa kamu bukan pada golongan diantaranya, dan lagi apakah setiap niat membantu itu harus kamu artikan sebuah perbuatan dosa?
Aku : Cukup! percakapan ini jadi kian meluas, namun kamu masih belum berhasil menyentuh pada intinya sedikitpun, bukankah sudah kubilang bahwa sangat kuhargai bantuanmu tapi itu bukanlah sesuatu yang kubutuhkan saat ini, aku hanya ingin berusaha sekuat dan semampuku untuk menyelesaikan sesuatu yang sudah kuawali, aku sama sekali tak pernah permasalahkan sedikitpun tentang hubungan kita, semua baik2 saja sejauh apa yang terjadi hingga kini, juga tak ada suatu kesalahan yang pernah kamu lakukan, semua sudah sepantasnya, setiap rasa sayangmu, perhatian dan rasa khawatirmu mustahil untuk dapat terus kuabaikan, jujur aku juga menginginkan hubungan ini dapat lebih meningkat dan berlanjut hingga ke tahap lebih serius, tapi aku masih membutuhkan waktu, karena masih ada sesuatu yang perlu kulakukan sebelumnya, sebuah misi yang ingin kuselesaikan dan mengakhirinya dengan tanganku sendiri, aku hanya ingin dapat segera lulus dari tempatku berkuliah, hingga setidaknya telah mengurangi salah satu bebanku, jadi kumohon ijinkan aku untuk terus melakukanya, berjuang dengan caraku sendiri selama itu tak apa2, aku hanya minta satu tahun padamu dan tak akan lebih, sebagai gantinya akan kutunjukkan padamu betapa membanggakanya memperoleh aku disisimu
Agri : Satu tahun masih terlalu lama bagiku untuk menunggu, jadi apa yang membuat kali ini berbeda dari sebelumnya, bahwa hal ini tak lagi terulang seperti dulu, bukankah pernah kejadian juga beberapa waktu lalu, saat semua justru tak sesuai dengan kendalimu bahkan lebih parah kamu malah melupakanku
Aku : Berbeda dengan sebelumnya yang hanya masing2 hanya kita saja yang tahu, mungkin saat ini hubungan kita telah diketahui lebih banyak orang, jadi jika seandainya kedepan nanti semuanya justru berjalan buruk, semisal aku justru pergi meninggalkanmu, itu akan menjadi nilai buruk tersendiri bagiku, apapun itu jika seandainya hubungan ini semakin baik itu adalah semata2 atas harapan mereka dan aku sedikitpun tak memiliki niat bahkan berkeinginan untuk mengecewakan siapaun, satu tahun tak akan terasa berjalan jika kamu dapat sedikit lebih bersabar, bandingkan denganku yang hampir selama 14 tahun ini selalu berjuang untuk terus memantaskan diri untukmu, menempa diri dengan berbagai ilmu pengetahuan sambil terus berjuang menafkahi diriku sendiri, itu semata2 karena siapa kecuali hanya untukmu, sejauh ini aku hanya ingin membuatmu terkesan saat pertemuan kita setelah sekian lama, sehingga dari itu akupun berharap kamu dapat memilihku untuk menjadi pasanganmu, semua tak lain karena aku benar2 telah mencintaimu
Agri : Sungguh! aku benar2 baru menyadarinya sekarang, rupanya sudah sejauh itu kamu berusaha dan terus memikirkanya, mungkin tak ada kalimat yang tepat yang dapat kuucapkan saat ini selain rasa terima kasihku atas semuanya, berikutnya akan kubuat usaha dan penantianmu selama ini menjadi tak sia2, akan kukabulkan semua harapanmu, jika hasil akhir yang ingin kamu peroleh nanti adalah aku sebagai pasanganmu maka itulah yang juga sama2 sebaliknya kuinginkan untukmu
Aku : Kenapa semua begitu tak adil, kenapa kamu harus memaksaku untuk mengatakanya lebih dulu, sesuatu yang harusnya ingin kudengar langsung darimu, sebagai laki2 kenapa kamu tak bisa lebih berinisiatif mengatakanya duluan
Agri : Bukanya tak masalah, apapun itu dan siapa yang lebih dulu mengatakanya bukanya tak mengurangi hasilnya pada akhirnya
Aku : Tapi aku kan jadi malu, itu sebenarnya bukanlah sebuah kalimat yang seharusnya dapat dengan mudah kuungkapkan terlebih padamu, walau itu yang memang benar2 kuinginkan tapi aku lebih senang bila bisa lebih dulu mendengarnya darimu, tapi rupanya kamu memang tak bisa diharapkan
Agri : Bukankah lebih baik begitu, dengan kamu sudah berani mengatakanya, tanpa ada keragu2an itu telah menunjukkan bahwa kamu juga telah serius
Aku : Embuhlah, kanapa sih kamu gak bisa seromantis seperti orang2 kepada pasanganya, walaupun aku sering mendapat dan merasakan perhatianmu itu biasanya hanya berwujud tindakan, sedang kamu belum pernah sekalipun bisa mengungkapkannya
Agri : Jadi kamu menginginkanya seperti apa, aku memang bukanlah tipikal orang yang dapat dengan mudah mengungkapkan perasaan lewat ungkapan, bukan pula seorang penyair yang pandai menulis sebuah sajak lagu, aku ya seperti inilah keadaanya, bukan tak spesial tapi aku akan terus mencoba dan berusaha menjadi lebih baik ketika didepanmu