- Beranda
- Stories from the Heart
ANDAI - Cerita Fiksi Time Travel Bersambung
...
TS
okarin89
ANDAI - Cerita Fiksi Time Travel Bersambung

Salam untuk semua penghuni Kaskus khususnya semua penghuni SFTH
Mohon izinkan Okarin membuat cerita bergenre Fiksi Futuristik ya. Ceritanya ini bersifat Fiksi jadi tidak perlu ditanyakan dan diperdebatkan ya.
Jika suka ya tolong beri cendol supaya semangat. Moga-moga nggak kentang ya karena ceritanya lumayan njelimet.
Jika suka dengan cerita Okarin tolong beri Okarin cendol yang banyak ya en rate bintang lima supaya Okarin tambah semangat nulisnya.
Spoiler for Prolog:
CHAPTER INDEX
DAFTAR GARIS DUNIA
DAFTAR GARIS WAKTU
CHAPTER 1 : YA GITU DEH !
CHAPTER 2 : TITIK PERTEMUAN
CHAPTER 3 : HAH !!!!!!!
CHAPTER 4 : WAKTU YANG BERJALAN MUNDUR
CHAPTER 5 : ADA APA DENGAN RALINE ?
CHAPTER 6 : PESAWAT YANG JATUH BAGIAN 1& BAGIAN 2
CHAPTER 7 : MEMBUAT MESIN WAKTU SEBENARNYA 1 BAGIAN 1 & BAGIAN 2
CHAPTER 8 : KEINGINAN TERDALAM JULIE BAGIAN 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 , 10 , 11 ,12 ,13
Diubah oleh okarin89 17-08-2019 20:45
bonita71 dan 13 lainnya memberi reputasi
8
71.1K
427
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
okarin89
#58
CHAPTER TUJUH - MEMBUAT MESIN WAKTU SEBENARNYA 1 BAGIAN 1
Dalam sebuah ruangan yang dianggap sebagai Laboraturium Masa Depan yang berada pada Lantai 2 yang sejatinya bekas sebuah kontrakan tua yang terletak di daerah Gambir, pada hari Senin tanggal 21 Januari 2075 sekitar pukul 09:00 WIB, terlihat Garin yang tengah sibuk membuat Video Blogging dengan iPhone SVnya, Seno yang sibuk dengan komputernya, Yaya yang sibuk memperhatikan apa yang dikerjakan oleh Seno, dan Super Mini yang terlihat baru saja keluar dari kamar mandi.
“KAMI PARA ILMUWAN TERKEMUKA DI DUNIA SEDANG MELAKUKAN EKSPERIMEN MESIN WAKTU KE-9 !!! HAHAHAHAHAHA !!!HAHAHAHAHAHA !!!!!”. pekik Garin dengan penuh berapi-api pada dirinya sendiri, sambil melakukan Video Blogging dirinya sendiri dengan menggunakan iPhone SVnya.
“JANGAN TERIAK KENCENG-KENCENG DEPAN TELINGA GUE !!!”. pekik Yaya dengan nada sangat kesal pada Garin, sambil menjitak kepala Garin agak keras sehingga membuat Garin jatuh pingsan tidak sadarkan diri dengan lidah terjulur ke luar.
“Apes bener ! Punya Abang kebanyakan micin !”. seru Seno pelan pada dirinya sendiri, sambil tersenyum menoleh ke arah Garin yang pura-pura pingsan dengan lidah terjulur ke luar, dan kemudian meneruskan mengutak-atik komputernya untuk mempersiapkan Eksperimen Prototipe Mesin Waktu ke-9.
“Makasih banyak ya Ya ! Celananya nyaman bener !”. seru Sarmin sekenanya pada Yaya, sambil merekatkan kedua tangannya pada Yaya sebagai simbol ucapan terima kasihnya karena sudah meminjamkan celananya.
“Celana Yaya ? Super Mini ?”. tanya Seno dengan agak penasaran pada Yaya, sambil menatap kedua mata Yaya dengan tajam seolah-olah seperti hendak menerkamnya, lalu tersenyum menyeringai ke arah Sarmin, dan kemudian membalik badannya kembali sibuk dengan komputernya guna mempersiapkan Eksperimen Mesin Waktu Ke-9.
“Iya ! Sarmin bilang ke gue kalau dia nggak punya daleman en dia mau minjem daleman gue ! Gue sempet bilang kalo gue nggak punya daleman cowok adanya daleman cewek ! Sarmin bilang nggak papa pake daleman cewek jauh lebih nyaman katanya !”. jawab Yaya dengan panjang lebar pada Seno, sambil tersenyum ke arah Sarmin yang wajahnya terlihat memerah mendengar penuturan Yaya.
“Kasihan banget loe Super Mini ! Udeh Super Mini suka daleman cewek pulak ! ... Jis !”. seru Seno pelan pada dirinya sendiri, sambil terus memperbaiki Program Mesin Waktunya dengan menghilangkan bug-bug yang masih ada.
“SARMIN PAKE DALEMAN YAYA !!!!!!! ... HAHAHAHAHAHA !!!!!!”. pekik Garin yang tiba-tiba terbangun dari pingsannya dengan penuh berapi-api pada dirinya sendiri, sambil tertawa terbahak-bahak karena sangat geli membayangkan Sarmin Si Super Mini memakai daleman Yaya yang memakai renda.
“Daleman Garin bau jarang dicuci !”. seru Sarmin pelan dengan wajah memerah pada Garin, sambil memperhatikan Seno yang terlihat sangat sibuk dalam menghilangkan bug-bug pada Program Mesin Waktunya.
“Oh iya ya ! Jadi malu !”. seru Garin pelan dengan wajah agak memerah pada Sarmin, sambil menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya dengan tangan kanannya.
“Assalamu Alaikum ! Apakah ada orang di sini ? Assalamu Alaikum Om Garin !”. seru Kenji Nogawa agak keras, sambil mengetuk sebuah pintu yang pada bagian tengah atasnya terdapat tulisan “LAB MASA DEPAN L2” sebanyak sembilan kali.
“LANGSUNG AJA KE ATAS KENJI !!!!!”. pekik Garin penuh antusias pada Kenji, sambil melihat ke arah Kenji yang masih berdiri bengong tepat di depan sebuah pintu bertuliskan “LAB MASA DEPAN L2”, dan kemudian menolakkan telapak tangan kanannya ke belakang pada Kenji yang memiliki arti ajakan untuk langsung menuju lantai 2.
“MAKASIH OM GARIN !!!!!”. pekik Kenji penuh antusias pada Garin, sambil mendongakkan kepalanya ke atas, lalu mengangkat tangan kanannya yang posisinya sejajar dengan daun telinga kanannya pada Garin bisa dimaknakan sebagai simbol ucapan terima kasih, dan kemudian bergegas menuju Lab Masa Depan yang ada di lantai 2 gedung tersebut.
“Siapa rin ?”. tanya Yaya agak penasaran pada Garin, sambil melihat ke arah bawah sebentar, lalu mengambil tasnya yang ia letakkan di atas sebuah sofa panjang berwarna coklat tua, lalu mengambil sebuah jurnal ilmiah buatannya yang bertajuk “Memindahkan Kesadaran Otak Ke Masa Lalu”, lalu meletakkan kembali tasnya, dan kemudian menyerahkan jurnal ilmiah buatannya pada Garin untuk dibaca.
“Kenji Nogawa !”. jawab Garin pendek pada Yaya, sambil menerima jurnal buatan Yaya dengan tangan kanannya, dan kemudian membaca jurnal ilmiah itu dengan ekspresi wajah sangat serius.
“Apakah aku menganggu ?”. tanya Kenji pelan pada Garin; Seno; Sarmin; dan Yaya, sambil memperhatikan apa saja yang ada di dalam Lab Masa Depan itu dan perhatiannya tersita pada sebuah benda yang menyerupai mesin scanner hanya bentuknya sangat besar.
“Sepertinya tidak ! Kami akan melakukan Eksperimen Mesin Waktu ke-9 ! Bener khan gue Garin ?”. jawab Sarmin Si Super Mini sekenanya pada Kenji, dan kemudian bertanya pada Garin perihal benar atau tidaknya Eksperimen Mesin Waktu ke-9, sambil menoleh ke arah Kenji, dan kemudian celingak-celinguk ke segala arah mencari Garin yang ternyata bersembunyi di belakang tubuhnya dengan berlutut.
“BENER BANGET SUPER MINI !!!!!!!”. jawab Garin penuh berapi-api pada Sarmin, sambil berdiri secara tiba-tiba dari belakang tubuh Sarmin, dan kemudian memeluknya dengan sangat erat menggunakan tangan kanannya.
“Gue hampir jantungan rin !”. seru Sarmin pendek pada Garin, sambil mendongakkan kepalanya ke arah bawah, dan kemudian menarik nafas berkali-kali atas kejahilan Garin.
“Kalian akrab sekali ya !”. seru Kenji antusias pada Garin dan Sarmin, sambil tersenyum menyeringai di depan keduanya.
“Selamat datang Kenji di Lab Masa Depan !”. seru Seno antusias pada kehadiran Kenji, sambil menoleh ke arah Kenji sebentar, dan kemudian tidak berselang lama kembali sibuk dengan komputernya.
“Terima kasih Ayah !”. seru Kenji pendek pada Seno, sambil memperhatikan Seno dalam menghilangkan bug-bug yang masih ada dalam Program Mesin Waktu buatannya sendiri.
“Ayah ?”. seru Seno dengan nada bertanya-tanya pada Kenji, sambil menoleh ke arah kanan tempat di mana Kenji berdiri, lalu menatap kedua matanya dalam-dalam, dan kemudian tidak berselang lama kembali sibuk dengan komputernya dan berpikir keras wanita cantik mana yang mau bermesum ria dengan jomblo kutu buku akut macam dia.
“Anu ! Maksud Aku Mas Seno !”. seru Kenji pelan dengan wajah agak memerah, sambil melepaskan kacamatanya, lalu mengucek-ucek kedua matanya, lalu memasang kembali kacamatanya, dan kemudian ia berjalan perlahan menghampiri sebuah benda mirip Scanner berukuran sangat besar di mana pada bagian atas dan bawahnya terdapat sebuah lensa cembung besar untuk memancarkan dan memantulkan gelombang foton yang tersinkronisasi dengan komputer Seno dan iPhone SE milik Garin.
“Itu namanya Mesin Waktu Scanner !”. seru Yaya pendek pada Kenji, sambil memberikan satu buah minuman ringan pada Kenji, dan kemudian mengamati gerak-gerik pria berkacamata itu yang terlihat sangat antusias dengan Mesin Waktu Scanner.
“Terima kasih banyak atas minuman ringannya Mbak Yaya ! Mesin Waktu ?”. seru Kenji pelan pada Yaya, dan kemudian bertanya pada dirinya sendiri perihal Scanner besar yang kini ada di depannya sebagai perwujudan bentuk Mesin Waktu, sambil menerima minuman ringan yang diberikan oleh Yaya dengan tangan kanannya, lalu membungkukkan badannya dan mendongakkan kepalanya ke arah bawah pada Yaya, lalu mengangkat badannya secara perlahan, lalu melihat bagian lensa cembung bawah, lalu melihat bagian lensa cembung bagian atas, lalu melihat tombol ON untuk menyalakan; tombol OFF untuk mematikan; tombol SCAN untuk melakukan proses scanning; tombol DEPTH untuk memilih level gelombang Foton yang digunakan untuk proses scanning; tombol SYNC untuk sinkronisasi dengan komputer Seno dan iPhone SV Garin; dan tombol TIMER untuk mengatur waktu proses scanning, lalu celingak-celinguk mencari nomor serial dari Mesin Waktu Scanner tersebut sehingga membuat semuanya menjadi bingung, dan kemudian tersenyum kecil karena ia berhasil menemukan nomor serial dari scanner raksasa tersebut.
“Sama-sama ya Ken ! Gue boleh manggil loe Ken khan ?”. seru Yaya pendek dan kemudian bertanya pada Kenji perihal nama panggilan Ken untuk Kenji, sambil memperhatikan Kenji yang terlihat sangat antusias dengan berdiri di belakangnya, dan kemudian membalikkan badan berjalan perlahan menuju Seno sudah sejauh apa progres penghilangan bug program.
“Silakan saja Mbak Yaya !. Waktu pertama kali berkenalan, Mbak juga manggil Kenji dengan panggilan Ken !”. jawab Kenji sekenanya, sambil berdiri kembali setelah berhasil menemukan serial Mesin Waktu Scanner yaitu TMS-0001.SFW.0.9.8. yang tertulis sangat kecil pada bagian lensa cembung bawah sebelah kanan tengah sehingga mengharuskannya dalam posisi tidur telungkup untuk bisa membaca nomor serial mesin tersebut, dan kemudian menoleh ke arah Yaya yang berdiri tepat di samping kirinya dengan tersenyum malu karena tidak tahu tingkah laku anehnya diperhatikan oleh Yaya; Garin; Sarmin; dan Seno.
“Sepertinya loe antusias banget sama Mesin Waktu Scannernya ! Oleh karena itu gue angkat loe jadi anggota klub ke-5 !”. seru Garin penuh antusias pada Kenji, sambil menepuk bahu kanan Kenji agak keras tiga kali dari arah belakang sehingga membuat Kenji agak terkejut bercampur malu dan buru-buru berdiri kembali, lalu mengambil pin khusus sebagai identitas dari Klub Masa Depan dari kantong celana sebelah kiri, dan kemudian menyerahkan pin khusus keanggotaan Klub Masa Depan pada Kenji sebagai bukti bahwa yang bersangkutan telah resmi diterima sebagai anggota ke-5 Klub Masa Depan.
“Makasih banyak Paman Garin !”. seru Kenji penuh antusias pada Garin dengan mata berbinar-binar, sambil menerima pin itu dengan tangan kanannya, lalu melihat pin itu dengan mata berbinar-binar, dan kemudian memasukkan pin itu ke dalam kantong kemejanya.
“Paman ! Apakah gue setua itu ?”. seru Garin dengan nada bingung pada dirinya sendiri, sambil garuk-garuk kepala bagian belakangnya dengan berpikir agak mesum apakah ia ada main dengan bibinya ? Atau ada main dengan Ibu dari pria berkacamata yang ada di depannya ini ?.
“Gue harap eksperimennya berhasil ya Garin en Seno ! Sayangnya gue ada panggilan interview ! Nanti habis interview gue bakal kemari lagi ! Garin, Seno, Kenji en Yaya gue out dulu bentar !”. seru Sarmin penuh antusias pada Garin dan Seno, dan kemudian pamit pada Garin; Seno; Kenji; dan Yaya, sambil menoleh ke arah Garin dan Seno, lalu memegang tangan kanan Garin dengan sangat erat, lalu menatap wajah konyol Garin dalam-dalam, lalu melemparkan tangan kanan Garin, lalu memalingkan mukanya dengan wajah agak memerah, lalu mengambil tasnya yang terlihat seperti tas cewek, dan kemudian bergegas keluar dari gedung itu menuju tempat interviewnya.
“WAH SARMIN TERNYATA LOE HOMO !!!!!!!”. pekik Garin dengan sangat histeris pada Sarmin sehingga membuat muka Sarmin menjadi memerah, sambil terperangah kaget menunjuk ke arah tangan kirinya yang digenggam dengan sangat erat oleh Sarmin, dan kemudian memundurkan wajahnya sedikit ke belakang sedikit kaget ketika Sarmin menatap wajahnya dalam-dalam.
“TITIDIJE YA MIN !!! HATI-HATI DI JALAN !!!”. pekik Yaya dengan penuh antusias pada Sarmin, sambil melambaikan tangannya sebanyak lima kali pada Sarmin, dan kemudian menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah konyol Garin yang bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci tangan kirinya sebanyak tujuh kali akibat digenggam dengan sangat mesra oleh Sarmin.
“Maafin Abang gue ya ! Die memang agak gila ! Ohya lupa apa elo nggak kerja hari ini ?”. seru Seno antusias pada Kenji yang berdiri tepat di belakang tubuhnya, dan kemudian bertanya padanya yang lupa ia tanyakan perihal apakah dia tidak bekerja hari ini karena ia tidak mau bermasalah dengan Pak Dharma yang notabene adalah pemilik gedung dari gedung yang ia dan Abangnya sewa, sambil menoleh ke arah Garin dengan menggeleng-gelengkan kepalanya karena sudah cukup pusing melihat tingkah konyolnya, dan kemudian memberikan tanda dua jempol padanya yang berarti sudah siap.
“Hari ini Pak Dharma sedang sakit jadi Beliau meliburkan Kenji !”. jawab Kenji sekenanya pada Seno, sambil mempelajari Program Mesin Waktu buatan Seno yang menggunakan command-command dalam sebuah console berbasis sistem operasi UNIX dengan kernel Darwin 75.0.0.
“SEJARAH AKAN MENCATAT BAHWA ORANG INDONESIALAH YANG PERTAMA KALI MEMBUAT MESIN WAKTU !!!!!. HAHAHAHAHAHA !!!!!. HAHAHAHAHAHA !!!!!”, pekik Garin dengan penuh berapi-api, sambil meletakkan sebuah obyek berupa buah Apel Hijau di tengah sebuah lensa cembung bawah, lalu menekan tombol ON, lalu menekan tombol SYNC, lalu mengeluarkan iPhone SV dari kantong sebelah kanan baju lab putihnya, lalu membuka aplikasi Time Machine Scanner versi 0.9.8 yang telah terpasang di iPhonenya, lalu melakukan sinkronisasi dengan Time Machine Scanner via Bluetooth, lalu menyentuh icon DEPTH, lalu memilih gelombang foton 5, lalu menyentuh icon TIMER, lalu mengatur waktu scan selama 15 menit, dan kemudian menyentuh icon SCAN untuk memulai proses penscanan.
“YESSSSS !!!!!. KITA BERHASIL !!!!!”. pekik Seno dengan penuh berapi-api pada Garin; Yaya; Sarmin; dan Kenji, sambil mengamati hasil uji coba yang memperlihatkan buah Apel Hijau yang 3/4 bagiannya sudah hilang sementara 1/4 bagian yang lain terlihat seperti hangus terbakar.
“Hasil Uji Coba Ke-9 dengan menggunakan Aplikasi Mesin Waktu Scanner yang terpasang pada iPhone SV gue hasilnya lebih signifikan ketimbang Uji Coba Ke-9 dengan menekan tombol Mesin Waktu Scanner secara manual. Apakah kinerja Mesin Waktu Scanner ini dipengaruhi oleh sinyal iPhone SV milik gue ?”. gumam Garin pada dirinya sendiri, sambil mempelajari perbedaan hasil Uji Coba Ke-9 dengan menekan tombol secara manual (bisa kalian baca pada Chapter Pertama ya guys !) dan Uji Coba Ke-9 yang hari itu dilakukan dengan aplikasi Mesin Waktu Scanner versi 0.9.8 yang telah tertanam dalam iPhone SV Garin.
“Jika Uji Coba ini menggunakan objek manusia tentu ada bagian dari tubuh manusia itu yang hangus terbakar kecuali kalo menggunakan kesadaran manusia sebagai objek.”. seru Yaya pelan pada dirinya sendiri dengan menunjukkan ekspresi wajah yang sangat serius, sambil mengambil buah Apel Hijau dari atas lensa cembung bawah, lalu mengamati buah Apel Hijau yang tinggal 1/4 bagian saja dan dalam keadaan hangus terbakar, dan kemudian setelah 10 menit berselang mengembalikan 1/4 buah Apel Hijau yang berwarna hitam legam seperti terbakar dan bergesekan dengan sesuatu ke atas lensa cembung bawah karena Seno juga akan melakukan pengamatan untuk dibuat laporan hasil Uji Coba ke-9.
“Memindahkan kesadaran ke masa lalu ? ... Meh !. Apa pula itu ?”. tanya Seno pada dirinya sendiri dengan menunjukkan ekspresi wajah agak bingung, sambil menoleh ke arah Yaya yang mengusulkan inisiatif itu karena menurut hasil pengamatan Yaya jika memakai objek manusia pasti ada bagian yang hangus terbakar.
“Kenji rasa perlu suatu perangkat yang tertempel di kepala yang berfungsi memindahkan kesadaran dari masa sekarang ke masa lalu.”. seru Kenji dengan penuh antusias pada Garin; Yaya; dan Seno, sambil mengambil sesuatu dari dalam kantong celananya yang terlihat seperti sebuah gulungan kertas transparan, lalu membuka gulungan kertas tersebut secara perlahan, lalu mencari icon camera pada gulungan kertas tersebut yang ternyata sebuah iPhone bernama iPhone XV digadang-gadang sebagai smartphone yang bisa dilipat pertama kali di dunia, lalu mengambil beberapa gambar dari buah Apel Hijau yang tinggal 1/4 bagian itu juga dalam keadaan hangus terbakar, lalu melipat kembali iPhone XVnya secara perlahan dan hati-hati, dan kemudian menaruh kembali iPhone gulung tersebut ke dalam kantong celananya.
“IPHONE XV !!!!!!!. HORANG KAYA !!!!!!!”. pekik Garin penuh berapi-api pada Kenji dengan gayanya yang super duper norak mengingat harga iPhone tersebut berkisar 54 juta Rupiah untuk RAM 64 GB dan ROM 320 GB, sambil jumpalitan dalam berbagai gaya ketika melihat Kenji menggunakan iPhone gulung tersebut yang sejatinya bersifat Limited Edition.
“DASAR NORAAAAAAAK !!!!!!!”. pekik Yaya yang tidak tahan dengan tingkah konyol dan super norak Garin, sambil menjitak kepala Garin agak keras sehingga membuat Garin kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan lidah terjulur ke luar dan mata berkunang-kunang.
“PAMAN GARIN !!!!!!! PAMAN GARIN !!!!!!! PAMAN TIDAK PAPA !!!!!!!”. pekik Kenji dengan nada sangat panik pada Garin yang tiba-tiba terjatuh ditambah lidahnya menjulur ke luar, sambil menepuk-nepuk bahu kanan Garin sebanyak lima kali, lalu mengecek mata kiri Garin, lalu mengecek mata kanan Garin, lalu mengamati lidah Garin yang terjulur ke luar, dan kemudian memegang dahi Garin untuk mengetahui suhu tubuh Garin.
“Udeh diemin ajah Ken ! Dia memang suka kumat begitu !”. seru Seno sekenanya pada Kenji yang masih terlihat sangat panik, sambil menoleh ke arah Garin yang masih pura-pura pingsan, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tersenyum kecil dan berpikir mengapa harus punya Abang kayak geto, lalu bangun dari kursinya, lalu berjalan agak cepat menuju Time Machine Scanner, lalu mengambil dengan tangan kanannya sampel objek yang ada di atas lensa cembung bawah, lalu kembali ke kursinya, lalu mengamati sampel objek itu selama beberapa menit, lalu meletakkan sampel objek itu di tengah monitor komputernya, dan kemudian melanjutkan mengetik laporan Hasil Uji Coba ke-9.
“RIN ! DI HIDUNG LOE ADA KECOA RIN !!!”. seru Yaya dengan tone suara agak tinggi dan keras pada Garin yang masih pura-pura pingsan, sambil menyentuh hidung Garin selama 2-3 kali seolah-olah ada kecoak hinggap di hidungnya dengan kaki-kaki kecilnya yang mengerikan bagi Garin.
Tidak berselang lama kemudian terdengar sebuah pekikan sangat histeris di sebuah ruangan dari seorang pria bertubuh kekar itu yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
“AHHHHHHHHHHHHHHHHH !!!!!!!!!!!!!!!!KECOAAAAAAAAAAAAAAAK !!!!!!!!!!!!!!!”. pekik Garin dengan super histeris, sambil jumpalitan dengan menggaruk hidungnya; wajahnya; badannya; tangan kanannya; tangan kirinya; kepalanya; telinga kanannya; telinga kirinya; kaki kanannya; dan kaki kirinya untuk sekedar memastikan tidak ada makhluk super mengerikan yang bernama “KECOAK”.
“Duh abangku yang malang !”. seru Seno pelan pada dirinya sendiri, sambil menoleh ke arah Garin yang jumpalitan gara-gara “KECOAK” dengan tersenyum lebar, dan kemudian melanjutkan lagi mengetik laporan hasil Uji Coba tadi.
“HEAAAAADPHONE !!!!!”. pekik Garin pendek dengan nafas tersengal-sengal gara-gara species mengerikan yang memiliki nama latin Blaberidae sp pada Yaya, sambil mengatur nafasnya dengan posisi badan membungkuk
“Maksud Paman Garin ... anu Mas Garin apa ya ?”. tanya Kenji dengan nada polos pada Garin, sambil menggaruk kepalanya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
“Headphone ... perangkat untuk mengirimkan ... kesadaran ke masa sekarang ... ke masa lalu !”. jawab Garin dengan nafas agak tersengal-sengal pada Kenji, sambil menatap ke arah Kenji dengan posisi badan masih dalam keadaan membungkuk; kedua tangan ditempelkan pada tengkuk kedua kaki; dan detak jantung terdengar agak cepat.
“Terus cara menghubungkan antara Headphone dengan Mesin Waktu Scannernya ?”. tanya Yaya dengan menunjukkan ekspresi wajah serius bercampur bingung pada Garin; Seno; dan Kenji, sambil melihat ekspresi wajah ketiganya yang terlihat agak bingung.
“KAMI PARA ILMUWAN TERKEMUKA DI DUNIA SEDANG MELAKUKAN EKSPERIMEN MESIN WAKTU KE-9 !!! HAHAHAHAHAHA !!!HAHAHAHAHAHA !!!!!”. pekik Garin dengan penuh berapi-api pada dirinya sendiri, sambil melakukan Video Blogging dirinya sendiri dengan menggunakan iPhone SVnya.
“JANGAN TERIAK KENCENG-KENCENG DEPAN TELINGA GUE !!!”. pekik Yaya dengan nada sangat kesal pada Garin, sambil menjitak kepala Garin agak keras sehingga membuat Garin jatuh pingsan tidak sadarkan diri dengan lidah terjulur ke luar.
“Apes bener ! Punya Abang kebanyakan micin !”. seru Seno pelan pada dirinya sendiri, sambil tersenyum menoleh ke arah Garin yang pura-pura pingsan dengan lidah terjulur ke luar, dan kemudian meneruskan mengutak-atik komputernya untuk mempersiapkan Eksperimen Prototipe Mesin Waktu ke-9.
“Makasih banyak ya Ya ! Celananya nyaman bener !”. seru Sarmin sekenanya pada Yaya, sambil merekatkan kedua tangannya pada Yaya sebagai simbol ucapan terima kasihnya karena sudah meminjamkan celananya.
“Celana Yaya ? Super Mini ?”. tanya Seno dengan agak penasaran pada Yaya, sambil menatap kedua mata Yaya dengan tajam seolah-olah seperti hendak menerkamnya, lalu tersenyum menyeringai ke arah Sarmin, dan kemudian membalik badannya kembali sibuk dengan komputernya guna mempersiapkan Eksperimen Mesin Waktu Ke-9.
“Iya ! Sarmin bilang ke gue kalau dia nggak punya daleman en dia mau minjem daleman gue ! Gue sempet bilang kalo gue nggak punya daleman cowok adanya daleman cewek ! Sarmin bilang nggak papa pake daleman cewek jauh lebih nyaman katanya !”. jawab Yaya dengan panjang lebar pada Seno, sambil tersenyum ke arah Sarmin yang wajahnya terlihat memerah mendengar penuturan Yaya.
“Kasihan banget loe Super Mini ! Udeh Super Mini suka daleman cewek pulak ! ... Jis !”. seru Seno pelan pada dirinya sendiri, sambil terus memperbaiki Program Mesin Waktunya dengan menghilangkan bug-bug yang masih ada.
“SARMIN PAKE DALEMAN YAYA !!!!!!! ... HAHAHAHAHAHA !!!!!!”. pekik Garin yang tiba-tiba terbangun dari pingsannya dengan penuh berapi-api pada dirinya sendiri, sambil tertawa terbahak-bahak karena sangat geli membayangkan Sarmin Si Super Mini memakai daleman Yaya yang memakai renda.
“Daleman Garin bau jarang dicuci !”. seru Sarmin pelan dengan wajah memerah pada Garin, sambil memperhatikan Seno yang terlihat sangat sibuk dalam menghilangkan bug-bug pada Program Mesin Waktunya.
“Oh iya ya ! Jadi malu !”. seru Garin pelan dengan wajah agak memerah pada Sarmin, sambil menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya dengan tangan kanannya.
“Assalamu Alaikum ! Apakah ada orang di sini ? Assalamu Alaikum Om Garin !”. seru Kenji Nogawa agak keras, sambil mengetuk sebuah pintu yang pada bagian tengah atasnya terdapat tulisan “LAB MASA DEPAN L2” sebanyak sembilan kali.
“LANGSUNG AJA KE ATAS KENJI !!!!!”. pekik Garin penuh antusias pada Kenji, sambil melihat ke arah Kenji yang masih berdiri bengong tepat di depan sebuah pintu bertuliskan “LAB MASA DEPAN L2”, dan kemudian menolakkan telapak tangan kanannya ke belakang pada Kenji yang memiliki arti ajakan untuk langsung menuju lantai 2.
“MAKASIH OM GARIN !!!!!”. pekik Kenji penuh antusias pada Garin, sambil mendongakkan kepalanya ke atas, lalu mengangkat tangan kanannya yang posisinya sejajar dengan daun telinga kanannya pada Garin bisa dimaknakan sebagai simbol ucapan terima kasih, dan kemudian bergegas menuju Lab Masa Depan yang ada di lantai 2 gedung tersebut.
“Siapa rin ?”. tanya Yaya agak penasaran pada Garin, sambil melihat ke arah bawah sebentar, lalu mengambil tasnya yang ia letakkan di atas sebuah sofa panjang berwarna coklat tua, lalu mengambil sebuah jurnal ilmiah buatannya yang bertajuk “Memindahkan Kesadaran Otak Ke Masa Lalu”, lalu meletakkan kembali tasnya, dan kemudian menyerahkan jurnal ilmiah buatannya pada Garin untuk dibaca.
“Kenji Nogawa !”. jawab Garin pendek pada Yaya, sambil menerima jurnal buatan Yaya dengan tangan kanannya, dan kemudian membaca jurnal ilmiah itu dengan ekspresi wajah sangat serius.
“Apakah aku menganggu ?”. tanya Kenji pelan pada Garin; Seno; Sarmin; dan Yaya, sambil memperhatikan apa saja yang ada di dalam Lab Masa Depan itu dan perhatiannya tersita pada sebuah benda yang menyerupai mesin scanner hanya bentuknya sangat besar.
“Sepertinya tidak ! Kami akan melakukan Eksperimen Mesin Waktu ke-9 ! Bener khan gue Garin ?”. jawab Sarmin Si Super Mini sekenanya pada Kenji, dan kemudian bertanya pada Garin perihal benar atau tidaknya Eksperimen Mesin Waktu ke-9, sambil menoleh ke arah Kenji, dan kemudian celingak-celinguk ke segala arah mencari Garin yang ternyata bersembunyi di belakang tubuhnya dengan berlutut.
“BENER BANGET SUPER MINI !!!!!!!”. jawab Garin penuh berapi-api pada Sarmin, sambil berdiri secara tiba-tiba dari belakang tubuh Sarmin, dan kemudian memeluknya dengan sangat erat menggunakan tangan kanannya.
“Gue hampir jantungan rin !”. seru Sarmin pendek pada Garin, sambil mendongakkan kepalanya ke arah bawah, dan kemudian menarik nafas berkali-kali atas kejahilan Garin.
“Kalian akrab sekali ya !”. seru Kenji antusias pada Garin dan Sarmin, sambil tersenyum menyeringai di depan keduanya.
“Selamat datang Kenji di Lab Masa Depan !”. seru Seno antusias pada kehadiran Kenji, sambil menoleh ke arah Kenji sebentar, dan kemudian tidak berselang lama kembali sibuk dengan komputernya.
“Terima kasih Ayah !”. seru Kenji pendek pada Seno, sambil memperhatikan Seno dalam menghilangkan bug-bug yang masih ada dalam Program Mesin Waktu buatannya sendiri.
“Ayah ?”. seru Seno dengan nada bertanya-tanya pada Kenji, sambil menoleh ke arah kanan tempat di mana Kenji berdiri, lalu menatap kedua matanya dalam-dalam, dan kemudian tidak berselang lama kembali sibuk dengan komputernya dan berpikir keras wanita cantik mana yang mau bermesum ria dengan jomblo kutu buku akut macam dia.
“Anu ! Maksud Aku Mas Seno !”. seru Kenji pelan dengan wajah agak memerah, sambil melepaskan kacamatanya, lalu mengucek-ucek kedua matanya, lalu memasang kembali kacamatanya, dan kemudian ia berjalan perlahan menghampiri sebuah benda mirip Scanner berukuran sangat besar di mana pada bagian atas dan bawahnya terdapat sebuah lensa cembung besar untuk memancarkan dan memantulkan gelombang foton yang tersinkronisasi dengan komputer Seno dan iPhone SE milik Garin.
“Itu namanya Mesin Waktu Scanner !”. seru Yaya pendek pada Kenji, sambil memberikan satu buah minuman ringan pada Kenji, dan kemudian mengamati gerak-gerik pria berkacamata itu yang terlihat sangat antusias dengan Mesin Waktu Scanner.
“Terima kasih banyak atas minuman ringannya Mbak Yaya ! Mesin Waktu ?”. seru Kenji pelan pada Yaya, dan kemudian bertanya pada dirinya sendiri perihal Scanner besar yang kini ada di depannya sebagai perwujudan bentuk Mesin Waktu, sambil menerima minuman ringan yang diberikan oleh Yaya dengan tangan kanannya, lalu membungkukkan badannya dan mendongakkan kepalanya ke arah bawah pada Yaya, lalu mengangkat badannya secara perlahan, lalu melihat bagian lensa cembung bawah, lalu melihat bagian lensa cembung bagian atas, lalu melihat tombol ON untuk menyalakan; tombol OFF untuk mematikan; tombol SCAN untuk melakukan proses scanning; tombol DEPTH untuk memilih level gelombang Foton yang digunakan untuk proses scanning; tombol SYNC untuk sinkronisasi dengan komputer Seno dan iPhone SV Garin; dan tombol TIMER untuk mengatur waktu proses scanning, lalu celingak-celinguk mencari nomor serial dari Mesin Waktu Scanner tersebut sehingga membuat semuanya menjadi bingung, dan kemudian tersenyum kecil karena ia berhasil menemukan nomor serial dari scanner raksasa tersebut.
“Sama-sama ya Ken ! Gue boleh manggil loe Ken khan ?”. seru Yaya pendek dan kemudian bertanya pada Kenji perihal nama panggilan Ken untuk Kenji, sambil memperhatikan Kenji yang terlihat sangat antusias dengan berdiri di belakangnya, dan kemudian membalikkan badan berjalan perlahan menuju Seno sudah sejauh apa progres penghilangan bug program.
“Silakan saja Mbak Yaya !. Waktu pertama kali berkenalan, Mbak juga manggil Kenji dengan panggilan Ken !”. jawab Kenji sekenanya, sambil berdiri kembali setelah berhasil menemukan serial Mesin Waktu Scanner yaitu TMS-0001.SFW.0.9.8. yang tertulis sangat kecil pada bagian lensa cembung bawah sebelah kanan tengah sehingga mengharuskannya dalam posisi tidur telungkup untuk bisa membaca nomor serial mesin tersebut, dan kemudian menoleh ke arah Yaya yang berdiri tepat di samping kirinya dengan tersenyum malu karena tidak tahu tingkah laku anehnya diperhatikan oleh Yaya; Garin; Sarmin; dan Seno.
“Sepertinya loe antusias banget sama Mesin Waktu Scannernya ! Oleh karena itu gue angkat loe jadi anggota klub ke-5 !”. seru Garin penuh antusias pada Kenji, sambil menepuk bahu kanan Kenji agak keras tiga kali dari arah belakang sehingga membuat Kenji agak terkejut bercampur malu dan buru-buru berdiri kembali, lalu mengambil pin khusus sebagai identitas dari Klub Masa Depan dari kantong celana sebelah kiri, dan kemudian menyerahkan pin khusus keanggotaan Klub Masa Depan pada Kenji sebagai bukti bahwa yang bersangkutan telah resmi diterima sebagai anggota ke-5 Klub Masa Depan.
“Makasih banyak Paman Garin !”. seru Kenji penuh antusias pada Garin dengan mata berbinar-binar, sambil menerima pin itu dengan tangan kanannya, lalu melihat pin itu dengan mata berbinar-binar, dan kemudian memasukkan pin itu ke dalam kantong kemejanya.
“Paman ! Apakah gue setua itu ?”. seru Garin dengan nada bingung pada dirinya sendiri, sambil garuk-garuk kepala bagian belakangnya dengan berpikir agak mesum apakah ia ada main dengan bibinya ? Atau ada main dengan Ibu dari pria berkacamata yang ada di depannya ini ?.
“Gue harap eksperimennya berhasil ya Garin en Seno ! Sayangnya gue ada panggilan interview ! Nanti habis interview gue bakal kemari lagi ! Garin, Seno, Kenji en Yaya gue out dulu bentar !”. seru Sarmin penuh antusias pada Garin dan Seno, dan kemudian pamit pada Garin; Seno; Kenji; dan Yaya, sambil menoleh ke arah Garin dan Seno, lalu memegang tangan kanan Garin dengan sangat erat, lalu menatap wajah konyol Garin dalam-dalam, lalu melemparkan tangan kanan Garin, lalu memalingkan mukanya dengan wajah agak memerah, lalu mengambil tasnya yang terlihat seperti tas cewek, dan kemudian bergegas keluar dari gedung itu menuju tempat interviewnya.
“WAH SARMIN TERNYATA LOE HOMO !!!!!!!”. pekik Garin dengan sangat histeris pada Sarmin sehingga membuat muka Sarmin menjadi memerah, sambil terperangah kaget menunjuk ke arah tangan kirinya yang digenggam dengan sangat erat oleh Sarmin, dan kemudian memundurkan wajahnya sedikit ke belakang sedikit kaget ketika Sarmin menatap wajahnya dalam-dalam.
“TITIDIJE YA MIN !!! HATI-HATI DI JALAN !!!”. pekik Yaya dengan penuh antusias pada Sarmin, sambil melambaikan tangannya sebanyak lima kali pada Sarmin, dan kemudian menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah konyol Garin yang bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci tangan kirinya sebanyak tujuh kali akibat digenggam dengan sangat mesra oleh Sarmin.
“Maafin Abang gue ya ! Die memang agak gila ! Ohya lupa apa elo nggak kerja hari ini ?”. seru Seno antusias pada Kenji yang berdiri tepat di belakang tubuhnya, dan kemudian bertanya padanya yang lupa ia tanyakan perihal apakah dia tidak bekerja hari ini karena ia tidak mau bermasalah dengan Pak Dharma yang notabene adalah pemilik gedung dari gedung yang ia dan Abangnya sewa, sambil menoleh ke arah Garin dengan menggeleng-gelengkan kepalanya karena sudah cukup pusing melihat tingkah konyolnya, dan kemudian memberikan tanda dua jempol padanya yang berarti sudah siap.
“Hari ini Pak Dharma sedang sakit jadi Beliau meliburkan Kenji !”. jawab Kenji sekenanya pada Seno, sambil mempelajari Program Mesin Waktu buatan Seno yang menggunakan command-command dalam sebuah console berbasis sistem operasi UNIX dengan kernel Darwin 75.0.0.
“SEJARAH AKAN MENCATAT BAHWA ORANG INDONESIALAH YANG PERTAMA KALI MEMBUAT MESIN WAKTU !!!!!. HAHAHAHAHAHA !!!!!. HAHAHAHAHAHA !!!!!”, pekik Garin dengan penuh berapi-api, sambil meletakkan sebuah obyek berupa buah Apel Hijau di tengah sebuah lensa cembung bawah, lalu menekan tombol ON, lalu menekan tombol SYNC, lalu mengeluarkan iPhone SV dari kantong sebelah kanan baju lab putihnya, lalu membuka aplikasi Time Machine Scanner versi 0.9.8 yang telah terpasang di iPhonenya, lalu melakukan sinkronisasi dengan Time Machine Scanner via Bluetooth, lalu menyentuh icon DEPTH, lalu memilih gelombang foton 5, lalu menyentuh icon TIMER, lalu mengatur waktu scan selama 15 menit, dan kemudian menyentuh icon SCAN untuk memulai proses penscanan.
“YESSSSS !!!!!. KITA BERHASIL !!!!!”. pekik Seno dengan penuh berapi-api pada Garin; Yaya; Sarmin; dan Kenji, sambil mengamati hasil uji coba yang memperlihatkan buah Apel Hijau yang 3/4 bagiannya sudah hilang sementara 1/4 bagian yang lain terlihat seperti hangus terbakar.
“Hasil Uji Coba Ke-9 dengan menggunakan Aplikasi Mesin Waktu Scanner yang terpasang pada iPhone SV gue hasilnya lebih signifikan ketimbang Uji Coba Ke-9 dengan menekan tombol Mesin Waktu Scanner secara manual. Apakah kinerja Mesin Waktu Scanner ini dipengaruhi oleh sinyal iPhone SV milik gue ?”. gumam Garin pada dirinya sendiri, sambil mempelajari perbedaan hasil Uji Coba Ke-9 dengan menekan tombol secara manual (bisa kalian baca pada Chapter Pertama ya guys !) dan Uji Coba Ke-9 yang hari itu dilakukan dengan aplikasi Mesin Waktu Scanner versi 0.9.8 yang telah tertanam dalam iPhone SV Garin.
“Jika Uji Coba ini menggunakan objek manusia tentu ada bagian dari tubuh manusia itu yang hangus terbakar kecuali kalo menggunakan kesadaran manusia sebagai objek.”. seru Yaya pelan pada dirinya sendiri dengan menunjukkan ekspresi wajah yang sangat serius, sambil mengambil buah Apel Hijau dari atas lensa cembung bawah, lalu mengamati buah Apel Hijau yang tinggal 1/4 bagian saja dan dalam keadaan hangus terbakar, dan kemudian setelah 10 menit berselang mengembalikan 1/4 buah Apel Hijau yang berwarna hitam legam seperti terbakar dan bergesekan dengan sesuatu ke atas lensa cembung bawah karena Seno juga akan melakukan pengamatan untuk dibuat laporan hasil Uji Coba ke-9.
“Memindahkan kesadaran ke masa lalu ? ... Meh !. Apa pula itu ?”. tanya Seno pada dirinya sendiri dengan menunjukkan ekspresi wajah agak bingung, sambil menoleh ke arah Yaya yang mengusulkan inisiatif itu karena menurut hasil pengamatan Yaya jika memakai objek manusia pasti ada bagian yang hangus terbakar.
“Kenji rasa perlu suatu perangkat yang tertempel di kepala yang berfungsi memindahkan kesadaran dari masa sekarang ke masa lalu.”. seru Kenji dengan penuh antusias pada Garin; Yaya; dan Seno, sambil mengambil sesuatu dari dalam kantong celananya yang terlihat seperti sebuah gulungan kertas transparan, lalu membuka gulungan kertas tersebut secara perlahan, lalu mencari icon camera pada gulungan kertas tersebut yang ternyata sebuah iPhone bernama iPhone XV digadang-gadang sebagai smartphone yang bisa dilipat pertama kali di dunia, lalu mengambil beberapa gambar dari buah Apel Hijau yang tinggal 1/4 bagian itu juga dalam keadaan hangus terbakar, lalu melipat kembali iPhone XVnya secara perlahan dan hati-hati, dan kemudian menaruh kembali iPhone gulung tersebut ke dalam kantong celananya.
“IPHONE XV !!!!!!!. HORANG KAYA !!!!!!!”. pekik Garin penuh berapi-api pada Kenji dengan gayanya yang super duper norak mengingat harga iPhone tersebut berkisar 54 juta Rupiah untuk RAM 64 GB dan ROM 320 GB, sambil jumpalitan dalam berbagai gaya ketika melihat Kenji menggunakan iPhone gulung tersebut yang sejatinya bersifat Limited Edition.
“DASAR NORAAAAAAAK !!!!!!!”. pekik Yaya yang tidak tahan dengan tingkah konyol dan super norak Garin, sambil menjitak kepala Garin agak keras sehingga membuat Garin kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan lidah terjulur ke luar dan mata berkunang-kunang.
“PAMAN GARIN !!!!!!! PAMAN GARIN !!!!!!! PAMAN TIDAK PAPA !!!!!!!”. pekik Kenji dengan nada sangat panik pada Garin yang tiba-tiba terjatuh ditambah lidahnya menjulur ke luar, sambil menepuk-nepuk bahu kanan Garin sebanyak lima kali, lalu mengecek mata kiri Garin, lalu mengecek mata kanan Garin, lalu mengamati lidah Garin yang terjulur ke luar, dan kemudian memegang dahi Garin untuk mengetahui suhu tubuh Garin.
“Udeh diemin ajah Ken ! Dia memang suka kumat begitu !”. seru Seno sekenanya pada Kenji yang masih terlihat sangat panik, sambil menoleh ke arah Garin yang masih pura-pura pingsan, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tersenyum kecil dan berpikir mengapa harus punya Abang kayak geto, lalu bangun dari kursinya, lalu berjalan agak cepat menuju Time Machine Scanner, lalu mengambil dengan tangan kanannya sampel objek yang ada di atas lensa cembung bawah, lalu kembali ke kursinya, lalu mengamati sampel objek itu selama beberapa menit, lalu meletakkan sampel objek itu di tengah monitor komputernya, dan kemudian melanjutkan mengetik laporan Hasil Uji Coba ke-9.
“RIN ! DI HIDUNG LOE ADA KECOA RIN !!!”. seru Yaya dengan tone suara agak tinggi dan keras pada Garin yang masih pura-pura pingsan, sambil menyentuh hidung Garin selama 2-3 kali seolah-olah ada kecoak hinggap di hidungnya dengan kaki-kaki kecilnya yang mengerikan bagi Garin.
Tidak berselang lama kemudian terdengar sebuah pekikan sangat histeris di sebuah ruangan dari seorang pria bertubuh kekar itu yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
“AHHHHHHHHHHHHHHHHH !!!!!!!!!!!!!!!!KECOAAAAAAAAAAAAAAAK !!!!!!!!!!!!!!!”. pekik Garin dengan super histeris, sambil jumpalitan dengan menggaruk hidungnya; wajahnya; badannya; tangan kanannya; tangan kirinya; kepalanya; telinga kanannya; telinga kirinya; kaki kanannya; dan kaki kirinya untuk sekedar memastikan tidak ada makhluk super mengerikan yang bernama “KECOAK”.
“Duh abangku yang malang !”. seru Seno pelan pada dirinya sendiri, sambil menoleh ke arah Garin yang jumpalitan gara-gara “KECOAK” dengan tersenyum lebar, dan kemudian melanjutkan lagi mengetik laporan hasil Uji Coba tadi.
“HEAAAAADPHONE !!!!!”. pekik Garin pendek dengan nafas tersengal-sengal gara-gara species mengerikan yang memiliki nama latin Blaberidae sp pada Yaya, sambil mengatur nafasnya dengan posisi badan membungkuk
“Maksud Paman Garin ... anu Mas Garin apa ya ?”. tanya Kenji dengan nada polos pada Garin, sambil menggaruk kepalanya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
“Headphone ... perangkat untuk mengirimkan ... kesadaran ke masa sekarang ... ke masa lalu !”. jawab Garin dengan nafas agak tersengal-sengal pada Kenji, sambil menatap ke arah Kenji dengan posisi badan masih dalam keadaan membungkuk; kedua tangan ditempelkan pada tengkuk kedua kaki; dan detak jantung terdengar agak cepat.
“Terus cara menghubungkan antara Headphone dengan Mesin Waktu Scannernya ?”. tanya Yaya dengan menunjukkan ekspresi wajah serius bercampur bingung pada Garin; Seno; dan Kenji, sambil melihat ekspresi wajah ketiganya yang terlihat agak bingung.
Diubah oleh okarin89 26-03-2018 20:52
1