Kaskus

Story

masukcomberaAvatar border
TS
masukcombera
Diary Seorang Penjahat Kelamin
Diary Seorang Penjahat Kelamin

Kenalan dulu.

Quote:

Lanjut disitu adalah kenangan saat saya sedang making lovedengan seorang wanita yang janjinya nggak bakal making love sebelum dia menikmati malam pertama dengan suami barunya, tapi kalau sudah soal kebutuhan seksual, siapa sihh yang bisa janji. Tepat sekali, siapa lagi kalau bukan Seira, partner in sex terbaik yang saya temukan di balik kelas dua keen saat masih berada di SMA. Dialah.., si seksi Seira Subrata, TTM saya yang paling juara.

Quote:


Note: Anggap aja ini kisah fiksi... biar nggak ribet mikirnya he-he-heemoticon-Angkat Beer

• $ • $ • $ •





INDEX
Kalo mampir kesini, sering² cek indeks aja kalo mau liat update...

Spoiler for Index:




Side Story

Spoiler for Side Story:



Kalau suka, SUBSCRIBE. SHARE. Cendol dan RATE 5 nya jangan lupa gansist...
Diubah oleh masukcombera 03-08-2021 17:58
samsung66Avatar border
MenthogAvatar border
c4punk1950...Avatar border
c4punk1950... dan 8 lainnya memberi reputasi
9
85K
395
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
masukcomberaAvatar border
TS
masukcombera
#96
Side Story — Petuah dari Bapak
I hope, no matter what, you can always enjoy the stories.

Saat malam hari tiba menyapa, Bandung memang memiliki kenikmatannya tersendiri, apalagi untuk orang yang tinggal di dataran tinggi di kota ini, mungkin sebuah nama yang cukup familiar akan membantu membayangkan atmosfir tempat tinggal saya di kota Bandung.

Well, bayangkan saja daerah Lembang di Bandung yang begitu luas ini, nama daerah itu sudah lama menjadi penyejuk untuk seseorang yang kurang akrab dengan kegaduhan seperti saya, kalau kalian menanyakan daerah Lembang tersebut kepada orang Bandung, mereka pasti akan mendeskripsikannya dengan sangat jelas dan sangat baik.

Lembang itu sangat dingin, itu, satu hal yang pasti—karena Lembang berada di dataran tinggi, jadi kalau saya pergi ke pusat kota, berarti sebutannya apa ya, turun gunung. Yes, betul, dari lembang, saya turun gunung.

Terkadang.... di waktu luang saya, saya menyempatkan diri untuk pergi bersama Jethro ke pusat kota. Sekedar menyembunyikan rindu dan bertemu dengan Laressa, duduk minum kopi toraja di sebuah gasoline station cafe yang berada di jalanan Doktor Djudjunan — Pasteur,

Atau pergi keluar sambil membawa briefcase klien saya dan mampir di beberapa venue kenamaan. Sebelum berkisah lebih jauh lagi... Kali ini saya ingin bercerita tentang latar belakang saya... Nama saya Maddie, saya adalah seorang yatim piatu, dan juga anak semata wayang dari kedua orang tua saya.

• $ • $ • $ •

Seperti yang telah kita ketahui, kedua orang tua saya sekarang telah tiada, mungkin karena sudah waktunya tuhan melepas kelelahan mereka atas perjuangannya di kehidupan ini... Inang atau Ibu saya meninggal di usia enam puluh empat tahun karena komplikasi yang dialaminya.

Sedangkan Bapak atau papih saya meninggal di usia tujuh puluh tahun karena sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan. Kalaupun saya masih memaksa untuk menjelaskan nya, saya sendiri pun bahkan, tidak ingin memercayainya.

Memang, tidak mudah melepas kepergian mereka berdua dalam hidup saya... Saya tidak pernah bertanya mengapa tuhan mengambil mereka dari saya... Yang jelas, kematian itu memang pasti akan terjadi kepada setiap manusia atau pada setiap living organism.

Tetapi dulu saya pernah bertanya tanya, kenapa kehilangan orang yang benar benar menjadi bagian dari jiwa kita itu rasanya sakit sekali.. Apalagi jika maut yang memisahkan...

Ini bukanlah hal yang mudah.. Sampai kapanpun hal itu akan selalu saya ingat. Sedangkan saya, saya belum tahu kapan saya akan meninggal.

Yang jelas... sekarang saya sedang rindu kepada Bapak, saya kangen Inang (Ibu saya)... saya kangen mereka berdua, suara Inang yang nge-bass... maklum, Ibu saya orang batak, maka oleh sebab itulah dia dipanggil Inang. Dan suara beratnya itulah, yang menjadi ciri khas nya sebagai seorang wanita batak.

Saya kangen Bapak, terutama... tidak terbendung rasa kangen yang ada didalam diri ini, spesifiknya, saya kangen sesi berdiskusi dengan beliau… kangen dengan caranya mendidik sejak saya masih berusia dini, sikap tegasnya, dan momen demi momen yang saya lewati bersama dia.

Yang merupakan sebuah reward atas apa yang dulu sering Bapak berikan untuk memancing saya dalam hal meraih target serta prestasi... meski pada awalnya Bapak terlihat menyebalkan, Bapak menyempatkan dirinya untuk berterus terang dengan saya yang masih kecil... bahwa ia menyayangi saya.

Saya ingat, saya ingat sekali waktu saya berumur enam tahun, Bapak pernah menangis karena ingin mengatakan bahwa dia sangat cinta pada saya. I see, dalam sibuknya, saya hanya perlu memahami Bapak, dalam diamnya, saya selalu menganalisa Bapak,

Bapak adalah orang yang cerdas, dia tegas dan pintar terhadap sesuatu yang berpotensi membuat saya menjadi inkompeten. — Dari bapaklah, saya belajar mengatur tatanan kehidupan yang saya butuhkan. Dia tegas dan keras untuk membentuk saya menjadi sebilah pisau yang pada akhirnya siap untuk menghadapi kenyataan hidup.

Dengan pisau yang tajam, mengiris permasalahan kehidupan tentunya menjadi lebih mudah, Bapak juga berpesan bahwa, jika pisau itu memang tajam, tajam dalam arti tidak menganggap remeh sesuatu, ketajaman butuh di asah, agar ketajamannya kembali mumpuni.

Bayangkan apabila seorang lelaki itu seperti pisau yang tumpul... ia tidak bisa memotong.. Ia akan berkarat dan dilupakan... ia akan menjadi suatu kesia - siaan.. tidak bisa berurusan dengan wanita, nantinya.

Demikianlah yang dikatakan oleh Bapak.

• $ • $ • $ •

Saya tertawa simpul, mengingat momen berbincang kami di pagi hari itu, sebuah pagi yang menenangkan. Menjadi anak Bapak adalah suatu kebahagiaan yang tak tergantikan buat Maddie Bap....

Andai Bapak masih berada disini, Maddie pasti tidak akan merasa kehilangan seperti ini... karena pernah suatu hari, saat saya mulai beranjak dewasa, Bapak menemukan saya membuat ulah dengan berpikir licik dan merencanakan sesuatu yang tidak baik...

Kemudian dia menghentikan saya di beranda sebelum saya memasuki rumah, lalu dia mengucapkan kalimat yang menjadi petunjuk bagi diri saya…

"Maddie.. remember. Audi, vide, tace, si vis vivere in pace. Hear, see, be silent, if you would live in peace."begitulah petunjuknya.

Ani mits'taer meod... (I’m sorry Bap) please forgive my failure.

Lagi, saya adalah Maddie, seorang anak yang lahir dari program keluarga berencana, benar benar terencana, jadi beda usia saya dengan orang tua saya benar benar jauh sekali, Ibu mengandung saya di usianya yang ke tiga puluh lima, dia melahirkan saya tepat di usianya yang ke tiga puluh enam.

Ibu dan Bapak sudah menikah sejak Bapak berusia tiga puluh lima dan Ibu yang berusia dua puluh lima tahun, selain itu, perlu diketahui bahwa saya adalah putra mereka yang lahir di tahun delapan puluhan...,

Usia saya sekarang genap menginjak kepala tiga. Demi para malaikat dan bless nya, mereka (kedua orang tua saya itu) memang sudah merencanakan semuanya ini dengan sangat matang.

Saya ingat, tiga tahun sebelum Bapak pergi meninggalkan saya, beliau mengajak saya untuk menemui dia di kantornya.

Setelah Bapak selesai menghadiri rapat direksi, saya dipanggil masuk untuk menemui Bapak di ruangan bekerjanya. Saat saya memasuki ruangannya, saya menemukan dia dan akang Keiton (paman saya) sedang berdiskusi didalamnya.

"Ade, (panggilan bapak untuk saya) kali ini Bapak panggil ade ke kantor untuk membicarakan tentang warisan yang akan Bap berikan untuk ade. Ade dengarkan ya..."

• $ • $ • $ •

Bapak menerangkan apa yang perlu ia terangkan, saya mendengarkannya, Bap memberikan penjelasan tentang aset kepemilikan beliau yang akan diwariskan untuk saya...

Saya masih mendengarkannya... Bap menambahkan penjelasan bahwa akang Keiton sebagai adiknya dan sebagai akang saya sendiri, akan membantu saya mengurusi aset - aset tersebut.

"Ade, Bap minta... Kamu tidak salah memberikan keputusan dan tergesa gesa untuk kedepannnya. Seperti yang kamu tahu, Bap ada bla bla bla dollar di sekuritas Bapak... Nanti identitas aksesnya akan Bap pindah tangankan untuk kamu... Klaim asuransi serta aset Bapak, pada akhirnya, peruntukannya, adalah untuk ade."

"Babap paham... kamu tidak terlalu memikirkan, apalagi memprioritaskan keinginan tersier kamu, walaupun Bap ingin kamu menikmatinya... "

"Ade, cik atuh ulah tuang tempe wae.... Lamun ade tiasa tuang di rumah makan Manjabal atanapi Ampera, cik atuh ade teh geura meser pituangeun prasmanan didinya.... Meser anu raos sakedik, ulah tempe wae... Teu kenging nya..."

Kira kira isi pesan beliau adalah meminta saya untuk tidak makan tempe terus menerus, beliau meminta saya untuk sedikit lebih menikmati esensi dari kehidupan ini, dengan makan di rumah makan khas Sunda seperti yang Bapak gemar lakukan... Padahal tempe itu, adalah my dearest pal.... (sobat saya gitu...) Ya sudah kalau begitu... terima kasih, Bap..

Dan nanti saya jelaskan, alasan dari mengapa saya selalu makan tempe dan tidak pernah menggubris kebutuhan tersier saya.
....

"Muhun Bap...." saya menjawab perlahan, mengiyakan keinginan bapak saya.

"Lagipula Bap percaya itu semua bisa ade atur... Bap titip ade untuk mengurus usaha kita yang ada di Jatinangor. Nanti akang Keiton bantu ade untuk masalah urusan pemasaran dan yang lainnya, kan ade tahu kalau ada dua universitas negeri yang cukup besar di sana... Jadi marketnya akan terbuka lebih banyak...."

"Ade... ade jalani sisa kuliah yang benar ya. Sebentar lagi ade akan menyandang gelar magister, berat... itu nak, tanggung jawabnya menjadi seorang magister, jangan menyepelekan tugas dan keperluan akademik... Ade harus bisa berkontribusi terhadap masyarakat sosial..."

"Dengar de... Untuk biaya semesteran, ade bisa ambil dividen yang sudah dikumpulkan pada emiten tertentu di sekuritas Bapak... itu kan dananya cukup likuid, jadi bisa dicairkan kapanpun ade perlu... Mau ratusan juta.., atau lebih, silakan ambil saja."

"Bap juga minta tolong... ade sekali - sekali mampir dan menengok rumah kita yang ada di Bale Pakuan, untuk kontrol bila ada masalah... Kali ini sekiranya itu dulu yang ingin Bap sampaikan sama ade..."

"Ade, listen, i believe in you, that you'll take care of the rest, remember that a man is equivalent of what he did.— Sudah ya de, Bapak harus pergi dulu, Bapak mau makan siang dengan orang bagian C & B. Sekarang ade bisa santai bareng akang Keiton..."

Quote:



Diubah oleh masukcombera 03-04-2018 22:39
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.