- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#4433
Keingintahuan Anggie...
DUARRR!!!
Suara ledakan cukup keras terdengar sepuluh tombak diatas kami, saat ujung Selendang Emas milik Sekar berbenturan dengan selarik sinar biru..
“Beb! Kamu kenapa sih berhenti tiba-tiba?” Teriak Anggie sambil mencubit pinggang gw dari belakang..
“Ssstt.. Kamu jangan berisik.. Ada Jin yang mau nyerang aku di depan”
“HAH!! Kamu beneran? Beb, aku takut.. Kita ambil jalan lain aja yah” Rengek Anggie sambil memeluk gw dengan sangat erat dari belakang..
Gw terdiam menatap ke arah depan.. Disana, sekitar dua puluh tombak, Sekar nampak sudah memasang kuda-kuda menghadang sesosok Jin cantik yang pernah gw lawan saat menghadapi preman-preman pasar beberapa waktu lalu.. Kalau tidak salah nama Jin cantik itu adalah Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari, yang sempat dibawa Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Tapi, mengapa dia malah menyerang gw lagi?
“Kang Mas, lebih baik kau bawa kekasih mu pergi dari sini.. Aku akan melawan puterinya Braja Krama itu”
Kedua mata gw membesar mendengar ucapan Sekar yang terdengar lewat batin, saat memberitahukan bahwa sosok Jin cantik yang sudah merentangkan Selendang Biru seperti kepunyaan Nyi Mas Galuh Pandita itu adalah puterinya Braja Krama..
“Beb.. Ayo pulang.. Aku takut” Rengek Anggie lagi dari belakang..
Gw menganggukkan kepala menuruti Anggie dan juga nasihat Sekar.. Dengan cepat, gw memutar motor CB* dan melajukannya secepat mungkin.. Sekitar dua puluh menit kemudian, gw tiba di depan rumah Anggie.. Sedikit terburu-buru, gadis itu turun dari motor dan menarik tangan gw untuk masuk ke dalam rumahnya..
“Kamu masih berhubungan sama dunia gaib?” Tanya Anggie yang langsung gw jawab dengan anggukan kepala..
“Iiihh, udah napa Beb.. Jangan main-main terus sama hal gaib.. Udah berapa kali sih aku bilang kalo aku ga suka” Kata Anggie sambil melepas pegangan dan berganti melipat tangannya di depan dada..
Gw tersenyum dan memegang kedua bahu gadis itu, lalu mencium keningnya dengan lembut..
“Aku faham perasaan kamu, Yank.. Udah yah, aku ga mau kita bahas masalah ini yang ujung-ujungnya bakal ribut.. Aku mau kamu juga faham, Ok” Ucap gw lirih ke Anggie yang disambut anggukan kepalanya..
Meski sedikit raut ketidaksukaan masih tersirat diwajahnya yang cantik, Anggie nampak menyunggingkan senyuman setelah menerima kecupan gw di dahinya.. Perlahan, gadis itu menggandeng tangan gw dan mengajak berjalan ke arah sofa..
“Mamah kemana, Yank.. Koq sepi banget rumah kamu?”
“Aku sempat WA tadi, katanya Mamah lagi ada acara sama temen-temen arisan.. Makanya kamu jangan pulang dulu.. Temenin aku disini..” Rengek Anggie lagi sambil melingkarkan tangannya di lengan gw dan menyandarkan kepalanya di bahu..
“Asik asik.. Jadi ga ada orang lain dirumah kamu, yah?”
Anggie seketika mengangkat kepalanya dan mencubit pinggang gw dengan cukup keras.. Gw meringis kesakitan sambil mengusap-usap pinggang yang terasa panas perih..
“Kamu mo ngapain pake segala bilang asik, pas tahu ga ada orang di rumah? Mo modusin aku yah? Hayoo ngaku”
“Iya.. Ampun, ampun.. Aku ga modusin koq.. Udah, Yank.. Lepasin cubitan kamu donk.. Sakit nih”
Anggie tertawa lepas setelah melepas cubitannya dari pinggang gw.. Sementara, gw masih meringis menahan sakit dengan wajah tertekuk.. Melihat gw merajuk, Anggie langsung merapatkan kembali tubuhnya.. Lalu menarik wajah gw dan mencium bibir ini dengan sangat lembut.. Cukup lama kami larut dalam ciuman, sampai terdengar suara seorang wanita berdehem yang tertangkap oleh indera pendengaran.. Dengan cepat, gw melepaskan diri dari Anggie.. Kemudian melempar pandangan ke seluruh penjuru ruangan.. Persis di anak tangga yang paling atas, nampak sesosok Jin qarin bekas pembantu rumah ini melayang masuk menembus dinding kamar Anggie..
“Kampret! Dia lagi dia lagi yang gangguin gw” Maki gw dalam hati
“Kenapa, Beb? Koq liatin kamar aku?” Tanya Anggie seraya melempar pandangan ke arah yang sama..
“Aku tadi kek denger suara orang dehem.. Taunya suara pembantu kamu tuh yang masuk ke dalam kamar”
Sontak, Anggie memeluk lengan gw lagi namun dengan jauh lebih erat dibanding sebelumnya.. Wajahnya sesekali melirik ke arah kamar, lalu bergidik sembari merapatkan tubuhnya..
“Pokoknya, kamu ga boleh pulang kalo Mamah belom pulang, Beb”
“Loh koq gitu?” Tanya gw seraya melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam..
“Kamu sih, pake segala nakutin aku.. Aku ga mau tahu, kamu harus nemenin sampe Mamah pulang.. Titik!”
“Iya.. Iya.. Aku temenin, sayank.. Jangan kan sampe Mamah pulang.. Sampe besok Subuh juga aku bakal temenin kalo kamu minta.. Udah aah, kamu ga usah takut.. Pembantu kamu ga bakal berani ganggu koq.. Mendingan kita Shalat Isya jamaah aja yuk di kamar kamu” Ajak gw sambil berdiri dan di susul Anggie yang sudah melepaskan pegangan tangannya dilengan gw..
“Ya udah, kamu Shalat Isya sendirian dulu yah.. Aku kan lagi dapet”
Gw menganggukkan kepala begitu ingat, Anggie memang sama-sama sedang menstruasi seperti adik gw, Ayu..
“Kalo gitu, aku ga usah Shalat dikamar kamu deh.. Aku Shalat Isya nya di ruang tengah aja.. Kamu tolong ambilin sajadah ya, Yank”
Anggie tersenyum, lalu meninggalkan gw yang hendak mengambil wudhu dikamar mandi tamu.. Setelah mengambil Wudhu, gw kembali ke ruangan tengah dan mengambil Sajadah.. Anggie sempat menggoda gw dengan berpura-pura ingin menyentuh.. Gw yang tak mau wudhu batal karena terkena sentuhan wanita yang belum menjadi muhrim, segera menghindar.. Anggie nampak tertawa senang melihat gw yang cemberut.. Akhirnya, masih dengan diiringi tawa kecil, Anggie membiarkan gw menunaikan Shalat Isya tanpa keisengannya lagi..
“Kamu tuh, iseng banget.. Aku mo Shalat sempet-sempetnya godain” Kata gw saat sudah melepit sajadah dan menyodorkannya ke Anggie..
Gadis itu menerima sajadah dan meletakkannya diatas meja, lalu kembali memeluk lengan gw saat kami sudah sama-sama duduk kembali diatas sofa..
“Hehe.. Maaf ya, Beb.. Habisnya aku seneng liet muka kamu panik tadi.. Oh iya, Beb.. Pas tadi kamu bilang ada Jin yang mau nyerang, kamu koq bukannya ngelawan tapi malah nurutin aku yang minta pulang?”
Gw terdiam mendengar pertanyaan Anggie yang membuat gw mengingat kembali akan kemunculan Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari yang dihadang oleh Sekar.. Rasa cemas mulai menghantui gw akan keselamatan Sekar.. Perlahan, kalimat demi kalimat mulai meluncur dari lisan gw tentang semua hal yang terjadi akhir-akhir ini..
“Jadi, sekarang Sekar yang lagi lawan Jin perempuan itu, Beb?” Tanya Anggie sambil menyandarkan kepalanya di bahu gw..
“Tapi, bukannya Jin yang jaga kamu itu cowo yah? Yang pernah muncul buat lindungin aku sama Rio di Villa aku dulu” Tanya Anggie lagi yang sudah menatap gw dari samping..
Gw mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Anggie yang terakhir.. Seingat gw sepertinya pernah menceritakan soal Sekar ke gadis itu.. Tapi, gw juga lupa kapan hal tersebut gw utarakan ke Anggie..
“Bukannya kamu udah tahu soal Sekar ya, Yank?”
Anggie mengerutkan kedua alisnya seperti sedang mencoba mengingat-ingat sesuatu.. Namun, tak lama kemudian ia menggelengkan kepala..
“Kek nya sih udah pernah kamu ceritain, tapi sampai sekarang kan aku belum pernah melihat persis nya sosok Sekar tuh seperti apa.. Yang penting sekarang coba kamu cari tahu apa keadaan Sekar baik-baik aja atau tidak.. Kamu bisa panggil dia kan?”
Gw membenarkan ucapan Anggie barusan, sekaligus merasa lega karena keantusiasan gadis itu menunjukkan ia juga mulai peduli akan hal gaib.. Gw memang harus mencari tahu akan keselamatan Jin Penjaga gw itu.. Mudah-mudahan, ia berhasil mengalahkan Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari.. Perlahan, gw memanggil nama asli Sekar dalam hati sambil berharap ia sudah mengalahkan puterinya Braja Krama..
Senyuman manis langsung tersungging dari wajah, begitu indera penciuman gw menangkap harum bunga kenanga yang tiba-tiba muncul di ruangan tengah rumah keluarganya Anggie.. Itu artinya, Sekar akan segera muncul dan dia pasti dalam keadaan baik-baik saja.. Dugaan gw tepat adanya, Sekar nampak sudah melayang berdiri persis di bawah foto keluarganya Anggie.. Kedua mata gw memandangi Sekar dari ujung kaki nya yang tak menyentuh lantai, sekedar untuk memastikan bahwa dia benar-benar tidak terluka..
“Alhamdulillah, keadaan mu baik-baik saja Sekar.. Aku tadi sempat memikirkan apakah kau sanggup melawan puterinya Braja Krama.. Tapi ternyata kau berhasil mengalahkannya” Ucap gw dalam hati ke arah Sang Jin Penjaga yang sempat mengulum senyuman manis..
“Maafkan aku, Kang Mas.. Sebaiknya, kau segera tinggalkan kekasih mu.. Karena ada satu hal sangat penting yang akan aku sampaikan kepada mu.. Ketiga saudara mu beserta Jin Penjaga mereka pun sudah menunggu kehadiran dirimu”
Gw tertegun mendengar ucapan Sekar barusan.. Untuk meninggalkan Anggie seorang diri tanpa ada Mamahnya, gw tidak tega.. Tapi, melihat raut wajah Sekar yang mulai menyiratkan kegelisahan, membuat gw bimbang.. Akhirnya, gw memohon pada Sekar untuk menunggu sebentar saja sampai Mamahnya Anggie tiba di rumah.. Setelah menghela nafas panjang, Sekar pun menyetujui permintaan gw..
“Kau boleh mengelilingi rumah ini, Sekar.. Sekalian beri pelajaran ke jin jahil yang selalu menampakan diri sebagai sosok nenek tua di sini” Pinta gw ke Sekar yang langsung dibalas anggukan kepalanya..
“Kamu liatin apa, Beb? Koq diem aja dari tadi.. Sekar udah datang yah? Aku boleh liat Sekar ga? Tanya Anggie yang membuat gw langsung menoleh ke arahnya..
Gw terdiam menatap wajah Anggie, dan sempat melemparkan pandangan lagi ke arah Sekar yang terlihat mulai memandang tajam kamar Anggie.. Sebuah senyuman dingin terlukis di wajah cantik Sekar, tepat sebelum ia melesat cepat kelantai atas.. Tak lama kemudian, terdengar suara jeritan seorang wanita tua dari kamar Anggie.. Disusul bau hangusnya daging yang terbakar..
“Beb, kamu kenapa sih?” Tanya Anggie yang mulai mengerutkan keningnya karena bingung..
“Ehh, itu Yank..Sekar kek nya udah ngasih pelajaran ke Jin yang suka niru sosok pembantu kamu”
Anggie melirik ke arah kamarnya sendiri sambil menekuk dua alis..
“Yank, yakin kamu mau liat, Sekar? Dia serem tau, Yank.. Aku takut kamu nanti pingsan kalo liat Sekar.. Kek tadi pas dimotor, aku baru bilang ada Jin mo nyerang, kamu malah hampir mewek ngajak pulang” Kata gw sengaja meledek Anggie..
Dengan cepat, gadis itu mencubit pinggang gw lagi sangat keras dan berhasil membuat gw berteriak kesakitan.. Pandangan gw sempat terlempar ke arah Sekar yang sudah melayang kembali di bawah photo keluarganya Anggie.. Jin Penjaga itu terlihat menertawai tingkah kami berdua.. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama.. Karena setelah tawa nya reda, wajah Sekar berubah murung..
“Rasain! Siapa suruh ngeledek aku” Kata Anggie sambil melipat kedua tangannya di dada dan membalikkan tubuh membelakangi gw..
“Kang Mas, kau bisa meminta ku pergi kembali jika kau mau”
Ucapan Sekar terdengar dalam batin gw.. Gw sendiri menggelengkan kepala sebagai isyarat agar Sekar tidak pergi.. Lalu memeluk tubuh Anggie dari belakang untuk membujuknya agar tidak lagi merajuk.. Sempat gw menoleh ke arah Sekar yang nampak sedang memalingkan muka tidak mau menatap ke arah gw dan Anggie lagi..
“Iya, iya.. Aku minta maaf.. Tapi beneran Yank kamu mau lihat Sekar?”
Anggie memutar tubuhnya lagi sambil tersenyum menatap gw dan menganggukkan kepala beberapa kali.. Gw melirik kearah Sekar untuk meminta izin apakah boleh Anggie melihat sosoknya.. Sekar sendiri tersenyum dan menganggukan kepala sebagai pertanda bahwa ia mengizinkan..
“Tuh, Yank.. Sekar lagi melayang di bawah foto keluarga kamu” Jawab gw sambil menunjuk ke arah yang gw maksud..
Anggie melempar pandangan sambil memegangi tengkuk leher.. Nampak sekali wajah gadis menyiratkan raut kebingungan karena tidak mendapati apapun ditempat yang gw tunjuk..
“Aku merinding sih, Beb.. Tapi, ga liat apa-apa disana”
“Ya iyalah kamu ga bisa liat, Yank.. Kamu kan bukan cewe indigo” Seru gw sembari memencet hidung bangir pacar gw itu..
Anggie seketika merajuk karena tidak suka hidungnya gw pencet sampai memerah.. Sementara, Sekar sendiri melayang mendekat ke arah kami dan berhenti persis satu tombak dihadapan gw.. Spontan, Anggie merapatkan tubuhnya seraya memegang tengkuk leher lagi dengan tangan kiri, dan tangan kanan memeluk lengan gw sangat erat..
“Aku tidak harus membuka mata batin kekasih mu, Kang Mas.. Cukup aku saja yang menginginkan dia untuk dapat melihat ku” Kata Sekar yang gw sambut dengan anggukan kepala..
“Kamu kenapa, Yank? Kata nya mau liat Sekar? Dia udah ada didepan kita sekarang”
Kedua mata Anggie seketika terpejam dengan menyandarkan kepalanya dibahu gw.. Jelas sekali raut ketakutan terpancar dari wajah gadis itu..
“Yee, dia malah merem.. Yank, buka mata kamu donk.. Kata nya mo lihat Sekar?” Ejek gw sambil membelai kepala Anggie..
“Ga jadi deh.. Aku takut dia serem kek yang kamu bilang tadi, Beb.. Ntar kalo aku pingsan gimana?” Kata Anggie masih dengan kedua mata terpejam..
Gw tertawa kecil disusul Sekar yang masih melayang didepan kami.. Bener-bener deh pacar gw ini.. Tadi dia sendiri yang ngambek dan ngotot mau lihat Sekar.. Pas udah diturutin Anggie malah jiper ketakutan..
“Udah, Yank.. Liat aja.. Sekar ga serem koq.. Dia cantik malah”
“Ga mau.. Ntar kamu ngerjain aku lagi.. Kamu kan usil banget, Beb” Tolak Anggie seraya menggelengkan kepala di bahu gw..
“Engga, Yank.. Beneran, aku ga ngerjain kamu.. Coba deh sekarang buka mata kamu pelan-pelan”
Anggie nampak mulai membuka matanya sedikit demi sedikit..
“HUAAA”
“KYAAAA”
Gw sengaja berteriak kencang untuk menakuti Anggie.. Disusul suara jerit ketakutan gadis itu, yang langsung memeluk tubuh gw dan membenamkan kepalanya di dada.. Suara tawa gw sontak terdengar memenuhi ruangan tengah tempat kami berada.. Menyadari dirinya sudah berhasil dikerjai oleh gw, Anggie melepaskan pelukannya dari tubuh ini.. Kemudian menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan.. Tawa gw yang sesekali masih terdengar, perlahan menghilang begitu suara isak tangis Anggie tertangkap di telinga..
Dengan cepat gw berjongkok di depan Anggie dan berusaha membuka telapak tangan gadis itu.. Tapi, Anggie menolak sambil terus menangis..
“Sayank, maafin aku.. Aku cuma bercanda koq.. Kamu jangan nangis donk” Ucap gw mencoba membujuk Anggie yang malah memalingkan tubuhnya ke samping..
“Yank.. Jangan ngambek donk, Please.. Maaf yah” Ucap gw lagi, sambil memegang bagian bawah dua telinga saat melihat Anggie sudah melepaskan telapak tangannya dari muka..
Rasa menyesal seketika terbit dalam batin, begitu melihat jejak air mata masih membasahi wajah cantik gadis yang sangat gw cintai.. Aaah, kenapa gw harus merusak suasana sih dengan kejahilan bodoh tadi? Dari arah luar rumah terdengar suara klakson mobil berbunyi satu kali.. Dengan cepat, Anggie menyeka mata nya dan bangkit melangkah menuju pintu.. Gw yang masih berjongkok juga ikut berdiri dan menyusul Anggie dari belakang..
Seorang wanita cantik berusia 40 tahunan berambut sebahu, nampak melempar senyuman ke arah gw dengan lengan yang sudah digandeng Anggie.. Tanpa diminta, gw langsung mencium tangan kanan beliau..
“Udah lama dateng, Mam?” Tanya Mamahnya Anggie dengan ramah..
“Udah, Mah.. Bentar lagi juga mau pulang” Sambar Anggie yang mengambil hak gw untuk menjawab, masih dengan wajah jutek..
Mamahnya Anggie nampak melirik anak gadisnya yang terus menggandeng lengan dengan tatapan menyelidik, lalu melempar pandangan ke arah gw.. Dengan sopan, gw menjabat tangan kanan Mamahnya Anggie dan menciumnya lagi sebelum pulang..
“Loh, koq cium tangan lagi, kamu beneran mau pulang?” Tanya Mamahnya Anggie dengan wajah heran..
“Percuma, Tan.. Anggie nya juga masih ngambek”
“Gitu tuh calon menantu Mamah.. Dia yang salah malah ikutan ngambek” Jawab Anggie yang kali ini sudah melipat dua tangan didepan dada..
Wanita cantik yang Inshaa Allah akan menjadi Mamah mertua gw itu, memandangi wajah kami satu persatu sambil menggelengkan kepala..
“Udah aah.. Mamah ga mau ikut campur urusan kalian berdua.. Mamah capek kepingin mandi air hangat” Kata Mamahnya Anggie sambil meninggalkan kami di teras..
Anggie nampak sebal melihat tingkah Mamah yang sama sekali tidak berpihak kepadanya.. Dua kali gadis itu memanggil Mamahnya dari belakang, namun terus diacuhkan Beliau.. Gw yang melihat Anggie semakin bertambah jutek, segera menghampirinya..
“Aku pulang yah, kan udah ada Mamah” Bisik gw ditelinga Anggie..
“Terserah.. Aku juga mau masuk ke dalem” Jawabnya dengan ketus sambil melangkahkan kaki hendak meninggalkan gw..
Dengan cepat, gw menangkap tangan kanan Anggie hingga membuat gadis itu berhenti dan membalikkan tubuhnya menghadap gw..
“Apa lagi? Kata nya mau pulang” Tanya Anggie yang gw balas dengan menempelkan telunjuk di bibir sebagai pertanda ingin dicium sebelum pulang..
“Ga mau” Tolak Anggie sambil memutar tubuhnya lagi ke arah rumahnya..
Tak habis akal, gw langsung bergerak cepat dan mendaratkan ciuman kilat di bibir Anggie.. Lalu, langsung berlari menuju motor sambil tertawa.. Dari belakang Anggie terdengar berteriak kencang mengungkapkan kekesalannya..
“Bye, Sayank.. Love you” Teriak gw ke arah Anggie, sebelum menjalankan motor CB* Merah diikuti Sekar yang sudah melayang di depan..
“BODOOOO!!!”
DUARRR!!!
Suara ledakan cukup keras terdengar sepuluh tombak diatas kami, saat ujung Selendang Emas milik Sekar berbenturan dengan selarik sinar biru..
“Beb! Kamu kenapa sih berhenti tiba-tiba?” Teriak Anggie sambil mencubit pinggang gw dari belakang..
“Ssstt.. Kamu jangan berisik.. Ada Jin yang mau nyerang aku di depan”
“HAH!! Kamu beneran? Beb, aku takut.. Kita ambil jalan lain aja yah” Rengek Anggie sambil memeluk gw dengan sangat erat dari belakang..
Gw terdiam menatap ke arah depan.. Disana, sekitar dua puluh tombak, Sekar nampak sudah memasang kuda-kuda menghadang sesosok Jin cantik yang pernah gw lawan saat menghadapi preman-preman pasar beberapa waktu lalu.. Kalau tidak salah nama Jin cantik itu adalah Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari, yang sempat dibawa Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Tapi, mengapa dia malah menyerang gw lagi?
“Kang Mas, lebih baik kau bawa kekasih mu pergi dari sini.. Aku akan melawan puterinya Braja Krama itu”
Kedua mata gw membesar mendengar ucapan Sekar yang terdengar lewat batin, saat memberitahukan bahwa sosok Jin cantik yang sudah merentangkan Selendang Biru seperti kepunyaan Nyi Mas Galuh Pandita itu adalah puterinya Braja Krama..
“Beb.. Ayo pulang.. Aku takut” Rengek Anggie lagi dari belakang..
Gw menganggukkan kepala menuruti Anggie dan juga nasihat Sekar.. Dengan cepat, gw memutar motor CB* dan melajukannya secepat mungkin.. Sekitar dua puluh menit kemudian, gw tiba di depan rumah Anggie.. Sedikit terburu-buru, gadis itu turun dari motor dan menarik tangan gw untuk masuk ke dalam rumahnya..
“Kamu masih berhubungan sama dunia gaib?” Tanya Anggie yang langsung gw jawab dengan anggukan kepala..
“Iiihh, udah napa Beb.. Jangan main-main terus sama hal gaib.. Udah berapa kali sih aku bilang kalo aku ga suka” Kata Anggie sambil melepas pegangan dan berganti melipat tangannya di depan dada..
Gw tersenyum dan memegang kedua bahu gadis itu, lalu mencium keningnya dengan lembut..
“Aku faham perasaan kamu, Yank.. Udah yah, aku ga mau kita bahas masalah ini yang ujung-ujungnya bakal ribut.. Aku mau kamu juga faham, Ok” Ucap gw lirih ke Anggie yang disambut anggukan kepalanya..
Meski sedikit raut ketidaksukaan masih tersirat diwajahnya yang cantik, Anggie nampak menyunggingkan senyuman setelah menerima kecupan gw di dahinya.. Perlahan, gadis itu menggandeng tangan gw dan mengajak berjalan ke arah sofa..
“Mamah kemana, Yank.. Koq sepi banget rumah kamu?”
“Aku sempat WA tadi, katanya Mamah lagi ada acara sama temen-temen arisan.. Makanya kamu jangan pulang dulu.. Temenin aku disini..” Rengek Anggie lagi sambil melingkarkan tangannya di lengan gw dan menyandarkan kepalanya di bahu..
“Asik asik.. Jadi ga ada orang lain dirumah kamu, yah?”
Anggie seketika mengangkat kepalanya dan mencubit pinggang gw dengan cukup keras.. Gw meringis kesakitan sambil mengusap-usap pinggang yang terasa panas perih..
“Kamu mo ngapain pake segala bilang asik, pas tahu ga ada orang di rumah? Mo modusin aku yah? Hayoo ngaku”
“Iya.. Ampun, ampun.. Aku ga modusin koq.. Udah, Yank.. Lepasin cubitan kamu donk.. Sakit nih”
Anggie tertawa lepas setelah melepas cubitannya dari pinggang gw.. Sementara, gw masih meringis menahan sakit dengan wajah tertekuk.. Melihat gw merajuk, Anggie langsung merapatkan kembali tubuhnya.. Lalu menarik wajah gw dan mencium bibir ini dengan sangat lembut.. Cukup lama kami larut dalam ciuman, sampai terdengar suara seorang wanita berdehem yang tertangkap oleh indera pendengaran.. Dengan cepat, gw melepaskan diri dari Anggie.. Kemudian melempar pandangan ke seluruh penjuru ruangan.. Persis di anak tangga yang paling atas, nampak sesosok Jin qarin bekas pembantu rumah ini melayang masuk menembus dinding kamar Anggie..
“Kampret! Dia lagi dia lagi yang gangguin gw” Maki gw dalam hati
“Kenapa, Beb? Koq liatin kamar aku?” Tanya Anggie seraya melempar pandangan ke arah yang sama..
“Aku tadi kek denger suara orang dehem.. Taunya suara pembantu kamu tuh yang masuk ke dalam kamar”
Sontak, Anggie memeluk lengan gw lagi namun dengan jauh lebih erat dibanding sebelumnya.. Wajahnya sesekali melirik ke arah kamar, lalu bergidik sembari merapatkan tubuhnya..
“Pokoknya, kamu ga boleh pulang kalo Mamah belom pulang, Beb”
“Loh koq gitu?” Tanya gw seraya melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam..
“Kamu sih, pake segala nakutin aku.. Aku ga mau tahu, kamu harus nemenin sampe Mamah pulang.. Titik!”
“Iya.. Iya.. Aku temenin, sayank.. Jangan kan sampe Mamah pulang.. Sampe besok Subuh juga aku bakal temenin kalo kamu minta.. Udah aah, kamu ga usah takut.. Pembantu kamu ga bakal berani ganggu koq.. Mendingan kita Shalat Isya jamaah aja yuk di kamar kamu” Ajak gw sambil berdiri dan di susul Anggie yang sudah melepaskan pegangan tangannya dilengan gw..
“Ya udah, kamu Shalat Isya sendirian dulu yah.. Aku kan lagi dapet”
Gw menganggukkan kepala begitu ingat, Anggie memang sama-sama sedang menstruasi seperti adik gw, Ayu..
“Kalo gitu, aku ga usah Shalat dikamar kamu deh.. Aku Shalat Isya nya di ruang tengah aja.. Kamu tolong ambilin sajadah ya, Yank”
Anggie tersenyum, lalu meninggalkan gw yang hendak mengambil wudhu dikamar mandi tamu.. Setelah mengambil Wudhu, gw kembali ke ruangan tengah dan mengambil Sajadah.. Anggie sempat menggoda gw dengan berpura-pura ingin menyentuh.. Gw yang tak mau wudhu batal karena terkena sentuhan wanita yang belum menjadi muhrim, segera menghindar.. Anggie nampak tertawa senang melihat gw yang cemberut.. Akhirnya, masih dengan diiringi tawa kecil, Anggie membiarkan gw menunaikan Shalat Isya tanpa keisengannya lagi..
“Kamu tuh, iseng banget.. Aku mo Shalat sempet-sempetnya godain” Kata gw saat sudah melepit sajadah dan menyodorkannya ke Anggie..
Gadis itu menerima sajadah dan meletakkannya diatas meja, lalu kembali memeluk lengan gw saat kami sudah sama-sama duduk kembali diatas sofa..
“Hehe.. Maaf ya, Beb.. Habisnya aku seneng liet muka kamu panik tadi.. Oh iya, Beb.. Pas tadi kamu bilang ada Jin yang mau nyerang, kamu koq bukannya ngelawan tapi malah nurutin aku yang minta pulang?”
Gw terdiam mendengar pertanyaan Anggie yang membuat gw mengingat kembali akan kemunculan Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari yang dihadang oleh Sekar.. Rasa cemas mulai menghantui gw akan keselamatan Sekar.. Perlahan, kalimat demi kalimat mulai meluncur dari lisan gw tentang semua hal yang terjadi akhir-akhir ini..
“Jadi, sekarang Sekar yang lagi lawan Jin perempuan itu, Beb?” Tanya Anggie sambil menyandarkan kepalanya di bahu gw..
“Tapi, bukannya Jin yang jaga kamu itu cowo yah? Yang pernah muncul buat lindungin aku sama Rio di Villa aku dulu” Tanya Anggie lagi yang sudah menatap gw dari samping..
Gw mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Anggie yang terakhir.. Seingat gw sepertinya pernah menceritakan soal Sekar ke gadis itu.. Tapi, gw juga lupa kapan hal tersebut gw utarakan ke Anggie..
“Bukannya kamu udah tahu soal Sekar ya, Yank?”
Anggie mengerutkan kedua alisnya seperti sedang mencoba mengingat-ingat sesuatu.. Namun, tak lama kemudian ia menggelengkan kepala..
“Kek nya sih udah pernah kamu ceritain, tapi sampai sekarang kan aku belum pernah melihat persis nya sosok Sekar tuh seperti apa.. Yang penting sekarang coba kamu cari tahu apa keadaan Sekar baik-baik aja atau tidak.. Kamu bisa panggil dia kan?”
Gw membenarkan ucapan Anggie barusan, sekaligus merasa lega karena keantusiasan gadis itu menunjukkan ia juga mulai peduli akan hal gaib.. Gw memang harus mencari tahu akan keselamatan Jin Penjaga gw itu.. Mudah-mudahan, ia berhasil mengalahkan Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari.. Perlahan, gw memanggil nama asli Sekar dalam hati sambil berharap ia sudah mengalahkan puterinya Braja Krama..
Senyuman manis langsung tersungging dari wajah, begitu indera penciuman gw menangkap harum bunga kenanga yang tiba-tiba muncul di ruangan tengah rumah keluarganya Anggie.. Itu artinya, Sekar akan segera muncul dan dia pasti dalam keadaan baik-baik saja.. Dugaan gw tepat adanya, Sekar nampak sudah melayang berdiri persis di bawah foto keluarganya Anggie.. Kedua mata gw memandangi Sekar dari ujung kaki nya yang tak menyentuh lantai, sekedar untuk memastikan bahwa dia benar-benar tidak terluka..
“Alhamdulillah, keadaan mu baik-baik saja Sekar.. Aku tadi sempat memikirkan apakah kau sanggup melawan puterinya Braja Krama.. Tapi ternyata kau berhasil mengalahkannya” Ucap gw dalam hati ke arah Sang Jin Penjaga yang sempat mengulum senyuman manis..
“Maafkan aku, Kang Mas.. Sebaiknya, kau segera tinggalkan kekasih mu.. Karena ada satu hal sangat penting yang akan aku sampaikan kepada mu.. Ketiga saudara mu beserta Jin Penjaga mereka pun sudah menunggu kehadiran dirimu”
Gw tertegun mendengar ucapan Sekar barusan.. Untuk meninggalkan Anggie seorang diri tanpa ada Mamahnya, gw tidak tega.. Tapi, melihat raut wajah Sekar yang mulai menyiratkan kegelisahan, membuat gw bimbang.. Akhirnya, gw memohon pada Sekar untuk menunggu sebentar saja sampai Mamahnya Anggie tiba di rumah.. Setelah menghela nafas panjang, Sekar pun menyetujui permintaan gw..
“Kau boleh mengelilingi rumah ini, Sekar.. Sekalian beri pelajaran ke jin jahil yang selalu menampakan diri sebagai sosok nenek tua di sini” Pinta gw ke Sekar yang langsung dibalas anggukan kepalanya..
“Kamu liatin apa, Beb? Koq diem aja dari tadi.. Sekar udah datang yah? Aku boleh liat Sekar ga? Tanya Anggie yang membuat gw langsung menoleh ke arahnya..
Gw terdiam menatap wajah Anggie, dan sempat melemparkan pandangan lagi ke arah Sekar yang terlihat mulai memandang tajam kamar Anggie.. Sebuah senyuman dingin terlukis di wajah cantik Sekar, tepat sebelum ia melesat cepat kelantai atas.. Tak lama kemudian, terdengar suara jeritan seorang wanita tua dari kamar Anggie.. Disusul bau hangusnya daging yang terbakar..
“Beb, kamu kenapa sih?” Tanya Anggie yang mulai mengerutkan keningnya karena bingung..
“Ehh, itu Yank..Sekar kek nya udah ngasih pelajaran ke Jin yang suka niru sosok pembantu kamu”
Anggie melirik ke arah kamarnya sendiri sambil menekuk dua alis..
“Yank, yakin kamu mau liat, Sekar? Dia serem tau, Yank.. Aku takut kamu nanti pingsan kalo liat Sekar.. Kek tadi pas dimotor, aku baru bilang ada Jin mo nyerang, kamu malah hampir mewek ngajak pulang” Kata gw sengaja meledek Anggie..
Dengan cepat, gadis itu mencubit pinggang gw lagi sangat keras dan berhasil membuat gw berteriak kesakitan.. Pandangan gw sempat terlempar ke arah Sekar yang sudah melayang kembali di bawah photo keluarganya Anggie.. Jin Penjaga itu terlihat menertawai tingkah kami berdua.. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama.. Karena setelah tawa nya reda, wajah Sekar berubah murung..
“Rasain! Siapa suruh ngeledek aku” Kata Anggie sambil melipat kedua tangannya di dada dan membalikkan tubuh membelakangi gw..
“Kang Mas, kau bisa meminta ku pergi kembali jika kau mau”
Ucapan Sekar terdengar dalam batin gw.. Gw sendiri menggelengkan kepala sebagai isyarat agar Sekar tidak pergi.. Lalu memeluk tubuh Anggie dari belakang untuk membujuknya agar tidak lagi merajuk.. Sempat gw menoleh ke arah Sekar yang nampak sedang memalingkan muka tidak mau menatap ke arah gw dan Anggie lagi..
“Iya, iya.. Aku minta maaf.. Tapi beneran Yank kamu mau lihat Sekar?”
Anggie memutar tubuhnya lagi sambil tersenyum menatap gw dan menganggukkan kepala beberapa kali.. Gw melirik kearah Sekar untuk meminta izin apakah boleh Anggie melihat sosoknya.. Sekar sendiri tersenyum dan menganggukan kepala sebagai pertanda bahwa ia mengizinkan..
“Tuh, Yank.. Sekar lagi melayang di bawah foto keluarga kamu” Jawab gw sambil menunjuk ke arah yang gw maksud..
Anggie melempar pandangan sambil memegangi tengkuk leher.. Nampak sekali wajah gadis menyiratkan raut kebingungan karena tidak mendapati apapun ditempat yang gw tunjuk..
“Aku merinding sih, Beb.. Tapi, ga liat apa-apa disana”
“Ya iyalah kamu ga bisa liat, Yank.. Kamu kan bukan cewe indigo” Seru gw sembari memencet hidung bangir pacar gw itu..
Anggie seketika merajuk karena tidak suka hidungnya gw pencet sampai memerah.. Sementara, Sekar sendiri melayang mendekat ke arah kami dan berhenti persis satu tombak dihadapan gw.. Spontan, Anggie merapatkan tubuhnya seraya memegang tengkuk leher lagi dengan tangan kiri, dan tangan kanan memeluk lengan gw sangat erat..
“Aku tidak harus membuka mata batin kekasih mu, Kang Mas.. Cukup aku saja yang menginginkan dia untuk dapat melihat ku” Kata Sekar yang gw sambut dengan anggukan kepala..
“Kamu kenapa, Yank? Kata nya mau liat Sekar? Dia udah ada didepan kita sekarang”
Kedua mata Anggie seketika terpejam dengan menyandarkan kepalanya dibahu gw.. Jelas sekali raut ketakutan terpancar dari wajah gadis itu..
“Yee, dia malah merem.. Yank, buka mata kamu donk.. Kata nya mo lihat Sekar?” Ejek gw sambil membelai kepala Anggie..
“Ga jadi deh.. Aku takut dia serem kek yang kamu bilang tadi, Beb.. Ntar kalo aku pingsan gimana?” Kata Anggie masih dengan kedua mata terpejam..
Gw tertawa kecil disusul Sekar yang masih melayang didepan kami.. Bener-bener deh pacar gw ini.. Tadi dia sendiri yang ngambek dan ngotot mau lihat Sekar.. Pas udah diturutin Anggie malah jiper ketakutan..
“Udah, Yank.. Liat aja.. Sekar ga serem koq.. Dia cantik malah”
“Ga mau.. Ntar kamu ngerjain aku lagi.. Kamu kan usil banget, Beb” Tolak Anggie seraya menggelengkan kepala di bahu gw..
“Engga, Yank.. Beneran, aku ga ngerjain kamu.. Coba deh sekarang buka mata kamu pelan-pelan”
Anggie nampak mulai membuka matanya sedikit demi sedikit..
“HUAAA”
“KYAAAA”
Gw sengaja berteriak kencang untuk menakuti Anggie.. Disusul suara jerit ketakutan gadis itu, yang langsung memeluk tubuh gw dan membenamkan kepalanya di dada.. Suara tawa gw sontak terdengar memenuhi ruangan tengah tempat kami berada.. Menyadari dirinya sudah berhasil dikerjai oleh gw, Anggie melepaskan pelukannya dari tubuh ini.. Kemudian menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan.. Tawa gw yang sesekali masih terdengar, perlahan menghilang begitu suara isak tangis Anggie tertangkap di telinga..
Dengan cepat gw berjongkok di depan Anggie dan berusaha membuka telapak tangan gadis itu.. Tapi, Anggie menolak sambil terus menangis..
“Sayank, maafin aku.. Aku cuma bercanda koq.. Kamu jangan nangis donk” Ucap gw mencoba membujuk Anggie yang malah memalingkan tubuhnya ke samping..
“Yank.. Jangan ngambek donk, Please.. Maaf yah” Ucap gw lagi, sambil memegang bagian bawah dua telinga saat melihat Anggie sudah melepaskan telapak tangannya dari muka..
Rasa menyesal seketika terbit dalam batin, begitu melihat jejak air mata masih membasahi wajah cantik gadis yang sangat gw cintai.. Aaah, kenapa gw harus merusak suasana sih dengan kejahilan bodoh tadi? Dari arah luar rumah terdengar suara klakson mobil berbunyi satu kali.. Dengan cepat, Anggie menyeka mata nya dan bangkit melangkah menuju pintu.. Gw yang masih berjongkok juga ikut berdiri dan menyusul Anggie dari belakang..
Seorang wanita cantik berusia 40 tahunan berambut sebahu, nampak melempar senyuman ke arah gw dengan lengan yang sudah digandeng Anggie.. Tanpa diminta, gw langsung mencium tangan kanan beliau..
“Udah lama dateng, Mam?” Tanya Mamahnya Anggie dengan ramah..
“Udah, Mah.. Bentar lagi juga mau pulang” Sambar Anggie yang mengambil hak gw untuk menjawab, masih dengan wajah jutek..
Mamahnya Anggie nampak melirik anak gadisnya yang terus menggandeng lengan dengan tatapan menyelidik, lalu melempar pandangan ke arah gw.. Dengan sopan, gw menjabat tangan kanan Mamahnya Anggie dan menciumnya lagi sebelum pulang..
“Loh, koq cium tangan lagi, kamu beneran mau pulang?” Tanya Mamahnya Anggie dengan wajah heran..
“Percuma, Tan.. Anggie nya juga masih ngambek”
“Gitu tuh calon menantu Mamah.. Dia yang salah malah ikutan ngambek” Jawab Anggie yang kali ini sudah melipat dua tangan didepan dada..
Wanita cantik yang Inshaa Allah akan menjadi Mamah mertua gw itu, memandangi wajah kami satu persatu sambil menggelengkan kepala..
“Udah aah.. Mamah ga mau ikut campur urusan kalian berdua.. Mamah capek kepingin mandi air hangat” Kata Mamahnya Anggie sambil meninggalkan kami di teras..
Anggie nampak sebal melihat tingkah Mamah yang sama sekali tidak berpihak kepadanya.. Dua kali gadis itu memanggil Mamahnya dari belakang, namun terus diacuhkan Beliau.. Gw yang melihat Anggie semakin bertambah jutek, segera menghampirinya..
“Aku pulang yah, kan udah ada Mamah” Bisik gw ditelinga Anggie..
“Terserah.. Aku juga mau masuk ke dalem” Jawabnya dengan ketus sambil melangkahkan kaki hendak meninggalkan gw..
Dengan cepat, gw menangkap tangan kanan Anggie hingga membuat gadis itu berhenti dan membalikkan tubuhnya menghadap gw..
“Apa lagi? Kata nya mau pulang” Tanya Anggie yang gw balas dengan menempelkan telunjuk di bibir sebagai pertanda ingin dicium sebelum pulang..
“Ga mau” Tolak Anggie sambil memutar tubuhnya lagi ke arah rumahnya..
Tak habis akal, gw langsung bergerak cepat dan mendaratkan ciuman kilat di bibir Anggie.. Lalu, langsung berlari menuju motor sambil tertawa.. Dari belakang Anggie terdengar berteriak kencang mengungkapkan kekesalannya..
“Bye, Sayank.. Love you” Teriak gw ke arah Anggie, sebelum menjalankan motor CB* Merah diikuti Sekar yang sudah melayang di depan..
“BODOOOO!!!”
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
12