Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dindaayyueAvatar border
TS
dindaayyue
My X Boyfriend
My X Boyfriend
Spoiler for BLURB:


Spoiler for INDEX:


Quote:


PROLOG


Dia hadir di saat aku sedang terluka, di saat aku sedang hancur sehancur-hancurnya. Ketika lelaki yang begitu ku cinta begitu tega menghempaskan semua harapan yang ku bangun dengan penuh kasih sayang dan kepercayaan. Sejujurnya tak pernah sedikitpun ku berniat membuka sebuah celah dalam hatiku yang sedang rapuh dan tak lagi bernafsu membangun jalinan hubungan bersama lelaki lain. Hanya saja, dia datang dengan cara yang berbeda. Tatapan matanya yang tajam, sikapnya yang manis lengkap dengan caranya yang tak pernah gagal menggoreskan segaris senyum di bibirku.

Sikapnya yang seperti itu membuatku makin terpesona akan dirinya. Mulai dari perawakannya yang jenjang dan gagah, membuatku memimpikan sebuah kehangatan dalam pelukannya. Hingga akhirnya aku semakin sering bertemu dan berpergian bersama dengannya dan tak kusadari ada sesuatu yang mulai kutangkap darinya saat bersama denganku. Sosoknya yang seperti itu memang merupakan sosok yang selalu kuimpikan. Dia hadir membawakan sebuah cinta yang berbeda dan manis.Mulai dari caranya berbicara denganku, bertukar pendapat hingga saling membicarakan impian berdua. Dia dan aku memiliki cara berpikir yang sama. Dia adalah bahagia tiada tara yang Tuhan kirimkan untukku. Dia datang menawarkan cinta yang hangat dan memperlakukanku layaknya seorang Puteri. Hingga sempat terlintas bahwa dia adalah jodoh yang dikirimkan Tuhan untukku.

Dia pun mengajakku untuk merasakan betapa megah dan hebatnya dunia ini, kami saling menggenggam tangan dengan erat dan melihat berbagai hal dengan pandangan yang berbeda. Di saat aku sedang jatuh dan terluka, dia dengan sigap hadir untuk merangkulku hingga aku kembali kuat.
Beberapa bulan kami lalui, hingga kami merasakan bahwa, hati telah saling tertaut. Ada kontak batin yang terjadi. Dia dapat merasakan apa yang kurasakan, begitu pula sebaliknya. 

Sejujurnya, aku bukan orang yang pandai mengutarakan isi pikiranku. Aku memilih untuk memendam saja.
Namun nyatanya dia dapat membacanya dan mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranku. Hal itu membuatku makin bergetar dan benar-benar jatuh hati padanya. Berbagai pertanda jika kami berdua adalah jodoh nyata terasa di depan mata. Hanya saja, lagi-lagi aku merasa tertampar.

Kami berdua lupa, bahwa kami berbeda Keyakinan. Dia dengan Tuhannya, aku dengan Tuhanku. Hanya saja kami sering melupakan hal tersebut. Padahal, keyakinan merupakan hal yang paling sakral ketika nantinya kami berdua telah memutuskan berkomitmen untuk mengarungi bahtera rumah tangga.

Memang, perasaan ini seperti sudah di butakan dengan apa yang biasa kita sebut dengan cinta, aku terlahir dari keluarga yang menjunjung tinggi agamaku, begitupun dengannya. Pernah kadang terfikir, ini ujian Tuhan akan sebuah pilihan "ingin dicintai penciptanya atau mencintai ciptaan-Nya" Dan aku pun tak kuasa untuk memilih.


Lalu, apakah kami menyalahkan takdir? Bukan, kami mengikuti takdir. Kami hanya melakukan apa yang bisa kami lakukan sebelum pada akhirnya Tuhan memutuskan - bersatu atau mungkin kami dipisahkan.



Quote:


Diubah oleh dindaayyue 22-03-2018 08:31
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.8K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
dindaayyueAvatar border
TS
dindaayyue
#1
BAGIAN 1
BAGIAN 1


Arya


Brukk.. !!

Aku terjatuh ke sofa yang berada tepat dibelakang ku. Tamparan lelaki itu membuatku terhempas keras sampai mendorong jatuh tubuhku hingga menyisakan memar di pipiku.

Lelaki itu tidak lain adalah pacarku. Namanya Arya, sudah dua tahun terakhir aku berpacaran dengannya. Arya adalah sosok lelaki yang bersifat keras, egois juga posesif bahkan tak jarang dia juga berkata kasar terhadapku. Pada awalnya aku berusaha untuk bersabar dan menerima sifat juga sikapnya yang bisa dibilang cukup buruk kepadaku atas dasar aku mencintai dia dan berharap dengan kesabaran yang ku berikan perlahan akan merubah sifat buruknya itu.

Nyatanya pemikiranku salah besar, semakin hari Arya semakin kasar kepadaku. Bahkan aku tidak menyangka kalau dia sampai hati menamparku kali ini.

Aku lalu menangis sambil memegangi pipiku yang masih terasa perih bekas ditamparnya tapi bukan merasa iba, yang dilakukannya justru semakin membombardir diriku dengan kalimat yang dipenuhi kata-kata kasar.

Memang bukan tanpa alasan Arya melakukan itu padaku, dia begitu marah padaku karena melihatku dengan seorang lelaki yang tidak lain adalah Gama, teman kampusku. Jika kalian ingin tau yang sebenarnya, aku tidak memiliki hubungan spesial dengannya hanya saja beberapa hari terakhir aku memang sering bersama dengannya untuk keperluan tugas kuliah, hanya sekedar itu. Tapi Arya yang begitu posesif dan keras, dia tidak pernah bersedia mendengar penjelasanku sedikitpun, yang dia tau hanya aku pergi berdua dengan lelaki lain dan membuat kesimpulan versinya sendiri.

Bagi Arya melihatku dengan lelaki lain bagai percikan api yang mengenai tumpahan bensin, sedikit saja sudah cukup untuk membakar amarahnya. Dan jika itu terjadi, apapun penjelasanku justru malah akan menjadi percikan api lainnya yang semakin membuat kobaran amarahnya semakin besar. Dan diam adalah satu-satunya pilihan terbaik yang kupunya.

Dua tahun aku merasa sudah melakukan yang terbaik untuk mempertahankan hubunganku dengan Arya, aku kerahkan seluruh kesabaranku hanya demi impian tantang dimana suatu saat dia akan menjadi lebih baik dan aku bisa merasakan kebahagiaan dari cinta yang sesungguhnya.

Entah apa yang bisa membuatku bertahan selama itu bersama Arya, apakah karena kekuatan cinta atau kebodohan belaka. Memang benar apa yang orang-orang bilang, cinta itu membutakan tapi kali ini aku sudah benar-benar lelah,dan akhirnya tersadar. Aku menyerah dengan Arya. Aku sampai pada titik penghabisan kesabaranku dalam menghadapinya.

Dalam rintihan tangis aku berusaha membangunkan tubuhku untuk bisa berdiri, aku sakit, bukan karena tamparannya melainkan merasa sangat kecewa akan perlakuannya terhadapku, aku merasa seolah hatiku sedang ditusuk oleh ribuan pisau. Aku tidak menyangka akan separah ini perlakuan Arya kepadaku yang selama ini selalu sabar dan mengalah.

Dadaku sesak sekali, karena tiada hentinya menangis setelah ditamparnya. Tak cukup puas Arya meanamparku, dia masih terus saja melukaiku dengan kata-kata kasarnya yang diwarnai penghinaan menyakitkan.
Quote:
, sebelum dia melanjutkan kata-katanya, aku lalu menyergahnya,
Quote:
. Aku bangkit dan langsung mengambil tasku yang ada di meja depan sofa tempatku terjatuh, sambil masih terisak dan menghapus air mata aku beranjak pergi meninggalkan Arya seraya berkata
Quote:
. Aku berlari menuju pintu keluar, Arya yang berusaha mencegahku kemudian memegang tanganku, seperti telah tersadar bahwa yang dilakukannya kepadaku sudah melewati batas
Quote:
. aku tidak lagi menghiraukannya dan lalu ku lepas genggamannya dan segera pergi dari rumah Arya.

Yang aku tau Arya memang selalu bersikap seperti itu, menyesali segala kesalahan dan perlakuan buruk yang dilakukannya setelah aku akan pergi meninggalkannya, tapi apa yang Arya lakukan tidak bisa lagi mendapat toleransi seperti yang ku lakukan selama ini.

Hari itu, dirumah Arya, tempat dimana dulu dia mengungkapkan perasaannya kepadaku, tempat dimana semua kenangan indah ku ukir bersamanya dulu, kini menjadi tempat dimana aku mengakhiri segalanya dengan Arya. Ternyata yang indah tak selamanya akan indah. Tempat paling indah pun ternyata bisa menjadi tempat paling buruk.

Aku bersumpah tidak akan lagi masuk ke rumah itu. Bahkan terserah kalian mau mempercayai ku atau tidak, aku akan lebih memilih masuk ke Neraka daripada harus menginjakkan kakiku di rumah itu. Karena Tuhan lebih berhak menyiksaku ketimbang Arya - menyebut namanya saja aku sekarang tak sudi.

Jujur saja aku sungguh mensyukuri kejadian itu. Yaa.. jika saja hari itu aku tidak ditampar olehnya mungkin aku masih terjebak dalam kebodohan yang selama ini kuanggap cinta dan masih merelakan diriku tersiksa setiap harinya.

Bersambung....
Diubah oleh dindaayyue 21-03-2018 04:29
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.