- Beranda
- Stories from the Heart
OPERASI BINTANG MERAH
...
TS
novalso
OPERASI BINTANG MERAH
Hii...
Ini post pertamaku.
Di post perdana ini, aku bakal suguhin kalian dengan cerita anak SMA yang memiliki cerita dan rahasia masing-masing.
Cerita ini kuberi judul Operasi Bintang Merah...
seram ya??
Merah darah?
bukan kok,
kisah ini bermula ketika Lelaki bernama Kega yang duduk di bangku kelas 10 dipaksa untuk mengikuti ekstrakulikuler oleh gurunya, dikarenakan sudah menjadi peraturan sekolah untuk mewajibkan setiap siswa kelas 10 untuk mengikuti kegiatan yang di singkat ekskul ini..
bagaimana Kelanjutannya?
.
.
Spoiler for Kisah Satu (Prolog):
Quote:
Masih bingung tentang alur OBM, yuk tanya tanya di SEPUTAR TANYA OBM
Spoiler for SEPUTAR OBM:
Spoiler for INDEX CERITA:
Diubah oleh novalso 06-05-2018 10:08
nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
5.7K
41
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
novalso
#34
Aku sebenarnya Harus Diam, Kesalahan Pertama.
Esok hari, Pagi ini.
Gelombang bunyi terus terpantul dari setiap sudut ruangan, tidak bergema karena banyak ventilasi tetapi terus berderu menekan gendang telingaku yang damai ini. Andai frekuensi pendengaran manusia kurang dari 20Hz mungkin akan lebih tenang, walau nantinya guru harus mengeluarkan urat jika sedang dalam pembelajaran. Earphoneyang menempel di telinga rasanya cukup memendam kebisingan ini, iringan nada tuts piano dimainkan lentik oleh Mozart membawa harmoni walau dalam suasana apapun.
Jika mereka berkata bahwasannya masa SMA adalah masa terindah, itu semua hanyalah omong kosong. Perkataan yang tak berlandaskan apapun, pilar yang menjadi rujukan semuah rasa ketakutan akan kehidupan yang kosong dan hampa. Hati mereka tertutup ekspetasi kasih sayang yang berlebihan, membuat diri mereka egois, tidak bisa menerima realita. Berbanding terbalik ketika mereka sadar itu, diri mereka tertutup hawa gelap, memaksa kehendak akibat angan yang sebelumnya mereka puja. Ketika percikan kecil setan goreskan dan boom. Hasil seperti inilah yang akan terjadi, perkelahian satu kelompok, terjadi tepat di depan mataku, dua orang lelaki dari kelompok badboy. Seisi kelas seperti mendapat tontonan gratis.
Quote:
salah satu dari mereka, berbadan besar, berpakaian tak rapih menarik kerah orang di hadapannya.
Tidak ada yang berani melerai mungkin karena takut akan menjadi korban emosi mereka, semua hanya diam dan sebagian menonton pertunjukan ini, ada juga yang tak acuh, tidak mau terlibat bahkan untuk sekedar menjadi saksi lebih baik mereka menjadi tunanetra dan tunarungu untuk sementara sampai perkelahian ini berakhir.
Satu orang mencoba melerai, seorang perempuan. Memang itu tugasnya, sebagai ketua kelas. Apa dia gila? Kau tahu apa yang sedang kau hadapi?Melihatnya aku jadi ingin membantu tetapi ego ini terlalu tinggi, iblis di sebelahku menutup semua celah belas kasihan yang sudah tertimbun ratusan tahun lamanya. Mereka membabi buta, Rove terjatuh pada lantai akibat dorongan emosi salah satu dari mereka. Aku berdiri, menghampiri pusat perhatian satu kelas ini. Aku memang hina, tetapi aku akan lebih hina jika membiarkan perempuan terluka apalagi oleh para bajingan kelas, ini sudah keterlaluan. Lelaki berbadan besar itu kini menatapku, memang kutahu, ialah pemimpin dari kelompok bandal di kelas.
Quote:
Tangannya melesat menghantam wajahku, namun sebelum itu terjadi tanganku lebih cepat untuk menahannya. Kepalannya lebih besar dari telapak tanganku, ia masih menatapku. Sampah seperti inilah yang seharusnya kusingkirkan, bukan sampah biasa yang selalu kupungut saat kujumpai.
Quote:
Tangan yang masih dalam genggamanku semakin kencang, emosi ini terus mengalir dan semakin bertambah. Semua berhenti, guru datang secara tiba-tiba lalu menyeret kami (aku, dan dua orang yang sekarang kutahu namanya. Si besar itu Arka dan Amrozi. Arka memanggilnya Oji). Kami dibawa dan diadili seharian dalam ruang eksekusi. Kesiswaan dibantu BK menghakimi secara beruntun, ibarat game online, mereka mencombo kami tanpa henti. Max combo telah lama mereka dapat dan kini tinggal menghabisan untuk meraih poin ganda dengan cara tie-die.
Bu Amamiya terkejut saat wajahku muncul dalam kasus ini, setelah masa penghakiman selesai, semua bubar kecuali aku bersama guru yang tidak henti menggangguku. Kali ini giliran aku yang terkejut melihat ia yang tidak pernah marah sekarang marah besar padaku, bahkan ia sampai menarik kerah baju dan membuat wajahnya hanya berjarak beberapa senti dengan mataku.
Quote:
Kulihat matanya rada berkunang, mulai lembab. Tangannya mulai lepas dari kerah yang sekarang menjadi berantakan. Ia bertanya mengapa aku tidak membela diri saat persidangan tadi, kenapa aku hanya diam, masih dengan nada tinggi walau tidak seperti awal.
Memang aku yang salah, jawabku singkat padanya. Mungkin mulutnya sudah muak untuk mencaci, tidak sepatah kata lagi ia ucapkan, pergi begitu saja. Memalukan memang, sok bertindak pahlawan malah menjadi tersangka. Hukuman skors lima hari sepertinya cukup memuaskan pihak otoriter untuk menghilangkan jejak kriminalitas.
Aku lelah...
***
Quote:
Diubah oleh novalso 17-03-2018 21:36
0
