Kaskus

Story

masukcomberaAvatar border
TS
masukcombera
Diary Seorang Penjahat Kelamin
Diary Seorang Penjahat Kelamin

Kenalan dulu.

Quote:

Lanjut disitu adalah kenangan saat saya sedang making lovedengan seorang wanita yang janjinya nggak bakal making love sebelum dia menikmati malam pertama dengan suami barunya, tapi kalau sudah soal kebutuhan seksual, siapa sihh yang bisa janji. Tepat sekali, siapa lagi kalau bukan Seira, partner in sex terbaik yang saya temukan di balik kelas dua keen saat masih berada di SMA. Dialah.., si seksi Seira Subrata, TTM saya yang paling juara.

Quote:


Note: Anggap aja ini kisah fiksi... biar nggak ribet mikirnya he-he-heemoticon-Angkat Beer

• $ • $ • $ •





INDEX
Kalo mampir kesini, sering² cek indeks aja kalo mau liat update...

Spoiler for Index:




Side Story

Spoiler for Side Story:



Kalau suka, SUBSCRIBE. SHARE. Cendol dan RATE 5 nya jangan lupa gansist...
Diubah oleh masukcombera 03-08-2021 17:58
samsung66Avatar border
MenthogAvatar border
c4punk1950...Avatar border
c4punk1950... dan 8 lainnya memberi reputasi
9
85K
395
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
masukcomberaAvatar border
TS
masukcombera
#32
Diary 2 — Bikini Pool Party
Quote:


Nada dering dari ponsel saya berbunyi seketika, mengalihkan perhatian sebelum saya beranjak pergi ke suatu tempat.

Malam itu, saya mendapati sebuah panggilan masuk ke ponsel saya, ngga lama kemudian saya pun langsung mengangkatnya,

"Good evening,ang (kak) Maddie," sapa suara seseorang yang berada di ujung sana. Mendahului saya ketika saya ingin berbicara.

"Halo, ya..." jawab saya ringan kepada orang yang sedang menelfon saya ini.

"Aku udah didepan rumah Ang Maddie, nih." jawabnya lagi.

"Cepet bener kamu nyampenya," jawab saya terheran - heran, padahal tadi dia bilang mungkin baru bakal sampai dirumah saya pukul 12 malam lebih, karena perjalanan yang ditempuhnya mungkin akan memakan waktu yang cukup lama.

"Pleasure doesn't takes time, Ang." jawabnya lagi, rada banyak gaya. Dan karena dia tahu bahwa bergaul dengan saya adalah salah satu hal yang menyenangkan dalam hidupnya. (Cailah, kegeeran banget.)
....

"Amboyy... Haha." ucap saya ketika merespons jawaban yang dia berikan kepada saya, kemudian saya pun melanjutkan berbicara.
"Ya sudah, sekarang kamu bicara lewat interkom, tekan saluran nomor enam, saluran itu punya Essa, biar nanti Essa yang bukain pintu buat kamu,—nggak perlu panggil² sekuriti, biar Essa yang langsung turun," ucap saya menerangkan mekasisme nya kepada dia.

"Understood, ang," jawabnya yang terdengar seperti robot.
"Ang sudah siap?" tanya dia lagi, masih terdengar seperti robot.

"Iya udah... Ini ang menuju kesana sekarang," ucap saya kemudian langsung mengantongi ponsel ini, lalu mulai memajukan motor saya.

Di hari yang berbeda, sekitar pukul sebelas malam, saya yang sudah mengenakan jaket kulit, jeans dan boots yang serba hitam, kini sudah berada diatas sepeda motor yang akan saya kendarai dan merasa siap untuk meluncur menuju ke Bandung bagian pusat.

Dan kira - kira... masihkah kalian ingat, siapa nama sepeda motor saya? Kalau tidak ingat, bagus, karena ngapain juga mengingat ingat nama motor orang, gak penting banget. Hahahaha.

• $ • $ • $ •

Dari rumah saya (rumah pelarian saya, sebetulnya, karena kalau saya lagi pusing kepala, saya suka pergi kesini.) yang berada di daerah Sersan Bajuri, orang Bandung yang tinggal di kawasan Bandung utara pasti hafal persis dengan daerah ini—sekarang, saya turun gunung (lebayy, bahasanya), menuju ke pusat kota.

Di tahun - tahun itu, walaupun sudah jam sebelas peutingalias jam sebelas malam, Bandung masih saja nampak ramai. Banyak toko yang masih buka, seperti kafe - kafe dengan menu makanan khas orang Sunda (surabi, bandrek, bajigur dan lain sebagainya), atau tempat karaoke dan pijat enak bersama embel² 'hiburan' lain yang terselip di belakangnya.

Dengan mobil² yang biasanya terparkir nggak begitu jauh pada lahan parkir dari tempat - tempat tersebut. Wisata malam memang tidak ada habisnya, saya pikir,—namun saya tidak pernah lama bertengger dan memperhatikan tempat - tempat seperti itu. Karena alasan yang cukup rumit untuk dijelaskan. Nanti kalau ada waktu, saya akan jelaskan... nanti, tapi.

Selain itu, saya juga paham betul bahwa, ramainya Bandung di tahun 2013 ini, mungkin berbeda jauh dengan betapa sepinya Bandung di tahun - tahun delapan puluhan, yang kalau kita berani keluar rumah pada jam segitu...

Kita hanya akan bertemu dengan preman² jalanan atau tukang palak dengan perawakan yang gahar dan ganas,—yang besoknya mungkin sudah akan dimasukkan kedalam karung, jasadnya itu... karena petrus (penembak misterius) suruhan bapak Presiden yang menjabat di tahun itu benar - benar beringas aksinya didalam membasmi para preman - preman liar itu.

Lagian saya juga belum membangun rumah di kawasan Bandung utara ini, pada tahun² itu. Tahun delapan puluhan saya masihlah seorang remaja, merangkap sekaligus sebagai seorang penjahat kelamin junior, pangkat saya masih rendah,—belum banyak wanita yang mau bertekuk lutut dan pasrah ketika mereka ingin dipuaskan oleh keahlian saya.

"Maaf mas, kalau boleh tau, ini keahlian apa ya?"

Hahahahaha, rahasia.

Dalam kegelapan, dari jalanan Sersan Bajuri, saya membawa Jethro menyusuri daerah terminal ledeng, yang letaknya dekat dengan sebuah universitas yang cukup sepuh di kota ini,—tidak etis juga kalau saya masih maksa² untuk menyebutkan namanya, mengingat bahwa... banyak korban saya, berasal dari kampus itu juga. Hahaha, ketawan.

Dari terminal ledeng, dan seperti biasa, yang akan saya temui setelahnya adalah sebuah jalanan panjang dan menurun bernama jalanan Doktor Setiabudhi.

Dari jalan ini.... saya mulai menarik kopling lalu mencongkel sedikit keatas kaki kiri saya untuk memasukkan gigi pada motor yang saya kendarai, "Brrm, Brrmm," menarik tuas gas nya tipis - tipis saja, kemudian....

"Nguonggg, NGUONGGGGGG!!"

Hell yeah. Kini saya memacu Jethro dalam kecepatan tinggi, 200 kilometer per jam, sensasinya LUAR BINASA! Lumayan juga buat motor tua seperti Jethro ini,—dan buat orang Bandung, kalian tahulah ya bagi yang suka mengebut di jalanan doktor setiabudhi ini..

Untuk ronde kesatu titik start dimulai dari daerah panorama (masih jalanan setiabudhi juga), sampai di depan plasa TELKAM. Sehingga ada sekitar tiga kilometer kurang jaraknya (maaf kalau perkiraan jaraknya salah, maklum bukan orang PU)

Dari plasa itu saya lanjut turun ke daerah setiabudhi bawah, yang ada supermarket Flamboyshit (ini saya plesetin aja namanya), dulunya, namun sekarang sudah bangkrut, anak Bandung lama pasti tau supermarket ini, tempat ini, yang penjualan nya menurun drastis karena reputasinya sudah tidak bersinar seperti dulu² lagi.

Dari jalanan raya doktor setiabudhi itu saya masih terus memacu Jethro, kemudian berbelok ke kanan lalu memasuki sebuah jalan kecil yang sepi dan lebih gelap lagi dari jalanan sebelumnya..., di jalanan kecil yang bernama jalan damar ini, untuk beberapa saat, saya harus memelankan kecepatan motor saya dan agak berhati - hati, pasalnya di jalan sekecil ini pun, Bandung memiliki sejarahnya tersendiri.

Orang Bandung asli pasti hafal dengan sejarah para preman yang dulu suka memalak seseorang dengan inisial A*N, kita tahu bahwa sekarang dia sudah jadi juragan besar dari sebuah sentra swalayan di jalanan doktor setiabudhi juga, di bagian bawah.

Nah, markas preman - preman itu, dulunya berasal dari jalanan kecil ini, jalan Damar. Tetapi kalaupun saya harus berurusan dengan preman² ini, saya tidak keberatan, toh mereka masih teman² saya juga. Kayak saya dulunya bukan preman aja. Saya juga kan dulunya preman, preman kelamin. HAHAHAHA.

• $ • $ • $ •

Dari ujung jalan Damar, tinggal belok ke kiri sedikit, bertemulah saya dengan jalan raya yang juga tidak kalah panjang dan besarnya dari jalanan doktor setiabudhi, jalan ini bernama jalan Sukajadi..... bagi kalian yang sering berwisata ke kota Bandung pasti sudah hafal betul dengan jalan ini, ya? Macetnya, pengapnya... bangs4tnya.... Ups.

Dan pemirsa, disinilah, surga bagi para penjahat kelamin... berada (salah satunya ya). Saya ingin sekali menjelaskannya sedikit lebih jauh lagi,—tentang venuedan tempat tempat hiburan yang terletak di jalanan ini, bersama dengan beberapa detil yang terselip dibalik hal hal itu.

Namun sayangnya, agenda saya kali ini bukanlah menjelaskan tentang tempat² hiburan ini... Agenda saya kali ini adalah mencoba melewati godaan dan rangsangan terselubung yang dihasilkan oleh jalanan ini... karena saya masih harus memacu motor saya menuju destinasi yang sebenarnya saya tuju...

• $ • $ • $ •

You know what. I'll tell you one thing about this road,kalau hari masih terang, bagian atas dari jalanan sukajadi memang selalu terasa sepi, paling hanya ada beberapa butik, yang sudah well-known alias dikenal cukup lama oleh warga kota Bandung, tentunya.

Seperti TOMODACHAN (ini juga nama butiknya saya plesetin), yang merupakan nama dari butik tersebut... keatas sedikit ada Mayfail Building, Excelshit, tetapi saya tidak tahu persis kapan tempat ini resmi beroperasi.

Yang jelas Bandung tahun 2003, 2013, sangatlah berbeda jauh bila dibandingkan dengan Bandung pada tahun 2016-2017.

Dan juga ada beberapa kafe saja, yang mungkin buka dan ikut berjualan di siang hari, itupun masih kalah ramai bila dibandingkan dengan jalanan doktor setiabudhi, karena, man, setiabudhi almost had everything..

Namun ketika seperdua malam mulai menyapa jalanan ini,—anggaplah pukul sembilan malam, jalanan ini mulai menampakkan wajah aslinya. Mobil - mobil mewah seperti sedan dengan dua pintu dan SUV, biasanya mulai terparkir dan terlihat di beberapa tempat, kalau kata rekan dan kerabat saya, bahasa anak zaman sekarang nya adalah; tercyduk.

Sungguh berfaedah.

Nah tempat² itu, biasanya adalah tempat² hiburan, dan bisa dilihat disana, pria - pria berbusana necis dengan perut yang agak buncit, atau anak anak muda dengan tubuh ramping, berpostur tegap dan tinggi, ya, esmud² (eksekutif muda) lah... mulai hadir dan menggandrungi tempat dimana wisata malam ini getol beroperasi...

Tempat - tempat itu, karena bukan klub malam murah meriah, acapkali jarang membuat gaduh, tidak perlu percaya sepenuhnya dengan omongan saya, karena meskipun gaduh, gaduhnya pun tidak akan separah pesta rakyat yang digelar secara terbuka.

Namun sejatinya apa yang terjadi didalam tempat - tempat itu adalah pesta rakyat juga, pesta rakyat dengan lady escort yang bisa mengeraskan batang pria manapun dalam sekejap saja.

Lady Escort= WTS.

• $ • $ • $ •

Dari jalanan sukajadi, saya masih harus mengebut dan memacu Jethro lebih jauh lagi ke daerah sukajadi di bagian bawah, tepat sebelum menuju Paris Van Java resort & lifestyle.

Hingga akhirnya, saya tiba didepan sebuah gated community. Tempat ini pun, tidak akan begitu detil bagi saya dalam menggambarkannya, yang jelas, kalau tempat ini dicari dari google maps, mau sampai kiamat sekalipun tidak akan ada yang menemukannya (mungkin harus dari peta milik badan geografi nasional kali ya, mencarinya?)

Dan juga karena... hahahaha. Ya karena alasan yang tidak bisa saya jelaskan disini, menyangkut mengapa tempat itu tidak tampil di dalam google maps.

Dan kalaupun ada yang berhasil menemukan tempat ini via google maps, itu artinya, the devil is on your side... nasib anda sedang benar² mujur, man.

• $ • $ • $ •

Setibanya saya di tempat ini, seorang tenaga sekuriti berjalan menghampiri saya dan Jethro, "Selamat malam, pak." ucapnya dengan nada yang bisa dibilang... Cukup tegas.

"Malam." jawab saya singkat, lalu mematikan mesin motor saya ini.

"Ada keperluan apa pak?" tanya tenaga sekuriti ini, setelah tadi dia keluar dari pos berjaga nya.

"Saya bisa masuk?" ucap saya lagi.

"Apakah bapak ingin bertamu?" tanya dia penasaran.

"Bukan, saya mau ngerampok," tandas saya dengan niat yang sebetulnya hanya iseng aja.

"Wah anda jangan macam macam ya!" tukasnya seru secara tiba tiba.

Selama beberapa detik. Saya diam, dia pun diam.

"Anda mau kami tangkap?" ucap dia lagi, lalu menyadarkan lamunan saya yang sedang tertawa cekikikan.
....

Setelah puas melihat wajahnya yang mendadak geram, saya langsung melepas masker dan kacamata berlensa kuning yang juga saya kenakan pada saat itu.

(Kacamata kuning ini, adalah kacamat yang didesain khusus untuk berkendara di malam hari, gak perlu saya jabarkan detilnya ya, tapi kalau ada bikers yang mau coba, coba aja mampir ke optik melawai, atau beli di amazon, kali aja nemu.)
....

"Pak Jajang.... bawa santai," sapa saya lembut kepada dia, setelah saya menurunkan masker dan kacamata saya.

"Wah gan Maddie, kirain teh siapa!"kagetnya seru.

"Hahahaha, saya perlu titip kartu nggak nih?" tanya saya iseng lagi.

"Ah, nggak usah, nggak usah! kayak orang baru aja."
"Saya gak hafal - hafal kalau gan Maddie lagi mampir kesini teh..., kadang pake mobil, kadang pake truk, kadang pake becak, kadang jalan kaki..., kadang ga keliatan mukanya, terus ini, ini motor baru lagi, gan?"

"Hahaha..."
"Iya, baru, baru ngebangun kemarin di bengkel temen saya, ini sih hobi aja," jawab saya sekenanya.

"Wah, gagah euy!" pujinya bersemangat.

"Mau beli ngga pak?" tawar saya kepada dia.

"Emangnya dijual gan?"

"Dijual."

"Berapa nawarin nya ini teh gan?"

"Buka harga di 80, boleh nego, semua onderdil sudah diganti, termasuk fairing, juga custom buatan sendiri, rakit ulang dari awal, karbu sudah ganti, komponen vital sudah di upgrade lah pokoknya, ban bridgestone battlax, kalau mau pesan firestone juga bisa... lampu udah halogen, terang."
"Soal kelayakan, tinggal tancap gas," ucap saya seolah olah saya adalah orang marketing yang bertalenta mumpuni.

"Wah bagus pisan.... Kenapa nggak ditawarin ke pak Kanto aja atuh gan, barangkali anak bujangnya mau beli,"—pak Kanto, tetangga saya di komunitas dan tempat ini.

"Haha, iya, belum sempet, nanti saya coba hubungi beliau dan tawarkan untuk putranya," ujar saya sambil meng konsepkan sesuatu lainnya yang berada didalam kepala saya.

"Sip atuh' gan...," jawab pak Jajang dengan begitu santainya.

"Ya sudah pak, saya masuk dulu ya," ucap saya sambil menepuk - nepuk ringan bahu kiri pak Kanto, eh, pak Jajang maksudnya.

• $ • $ • $ •

Setibanya saya didepan rumah,

"Wilujeng wengi(selamat malam) agan Maddie," ucap sekuriti yang menjaga rumah saya ini dengan ramahnya.

"Malam pak Hendra, permisi, saya izin masuk." ucap saya lalu menanti dia membukakan pagar rumah untuk saya.

"Oh, mangga, mangga, silakan."

Srekk..... Kemudian pagar pun bergeser sesuai dengan tombol yang ditekan.

Setelah itupun saya menjalankan motor saya ke depan garasi, dan selanjutnya masih menunggu sekuriti yang berjaga ini membukakan rolling door pada garasi dirumah saya ini.

Dug. Dug. Dug. Dug. Dug.

Jeb. Jeb. Jeb. Jeb.

Prang. Brak. Bruk. Meong, Miauwwww.


Saya bercanda, suaranya nggak sebegitunya juga.

Dan samar - samar, terdengar suara musik yang berasal dari dalam rumah saya.

"Ada siapa pak?" tanya saya kepada pak Hendra.

"Ada teman temannya non Essa gan," jawab pak Hendra sambil membungkuk, lalu menunjukkan jempolnya ke arah sebuah Volkswagen Passat berwarna silver yang terparkir didalam garasi rumah saya ini.

"Ini mobilnya?" tanya saya lagi sambil mendongak kearah Volkswagen itu, saya hanya ingin memastikan.

"Iya gan, ini mobilnya." tunjuk pak Hendra untuk kedua kalinya.

"Ok," jawab saya sigap lalu beranjak turun dari sepeda motor ini.

Saya menggeser jaket dan melihat jam tangan yang saya kenakan, kini waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam,

Quote:


Namun suara gaduh itu masih terus terdengar, ada apakah gerangan?

Dari garasi rumah, saya mempercepat langkah saya untuk terus berjalan memasuki ruang laundry, kemudian bertemulah saya dengan ruang tamu, hingga pada detik itu.... saya dikejutkan oleh sebuah pemandangan yang sungguh tidak berpendidikan,

• $ • $ • $ •

"Essa!!" teriak saya geram ketika saya sudah menongolkan kepala saya dan menemukan pemandangan ini terjadi tepat di halaman belakang rumah saya.

Quote:


Alunan musik masih terdengar. Rupanya lagu dari seorang Michael Jackson.

Lalu setelah itu, orang yang saya panggil itu, dia melirik,—melirik kearah saya yang masih berada di antara dua buah sliding doorpada ruang keluarga dirumah ini,

"Honey?!" sergah Laressa dari kejauhan.
"Kapan nyampe?" wajahnya kaget penuh dengan tanda tanya.

Disana, saya bengong setengah mati. Wajah saya melongo.

Dari apa yang saya intip, dan kini saya lihat, ada sebuah pesta kolam renang dengan pemandangan dimana Laressa dan teman - temannya itu (kalau nggak salah ada lima orang, perempuan semua, kalau ada gay udah pasti saya tendang).

Mereka hanya mengenakan bikini (BH yang biasanya dipake buat main ke pantai), dan celana dalam yang minim akan bahan, underwear, thong, apapun itu namanya.

Serta mesin pompa pemanas untuk family pool bukan infinity pool ya,—dirumah saya, yang dia nyalakan, berikut salah seorang temannya yang lagi asik sendiri, memanggang sesuatu pada kompor barbekyu portabel kesayangan saya di sana.

Sedangkan orang yang baru saja menelfon saya dan katanya mau bertemu dengan saya itu, sekarang dia sudah berada di ujung sana, lagi duduk bersantai sambil menikmati berlangsungnya pesta ini.

"Hellooo?" dia membuyarkan lamunan saya dari kejauhan.
"Hon, ayo sini ikutannn!!" ajak Laressa kepada saya, dengan penuh semangat.

• $ • $ • $ •

"Essa, matikan!" tegas saya langsung memerintah dirinya, dilanjutkan dengan pernyataan mengenai waktu, "Ini jam berapaaa?!" ucap saya kemudian, mencoba menyadarkan perilaku tidak bermoral nya di saat - saat itu. Sambil perlahan - lahan saya mendekat kearahnya.

"But honey..."
"Inituh baru mulai...." ucap dia manja dengan wajah yang memelas. Waktu dia bicara begitu, payudaranya, ya tuhan, amboyy..

"Daripada kamu ngambek², mending ikutan aja, yuk?emoticon-Wowcantik" undangnya terdengar jahil, kepada saya.

Ha....
Ikutan....?
Ikutan gak y... ??emoticon-Leh Uga


Diubah oleh masukcombera 08-04-2018 15:04
v3ah1307
v3ah1307 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.