Kaskus

Story

kaka.cebongAvatar border
TS
kaka.cebong
Arwah Gensayangan
Arwah Gensayangan



"Gug-gug-gug." Terdengar suara gonggongan anjing ditelinganya. Pandanganya gelap mungkin karena emang dia lagi mejam. Gen mulai membuka mata dan mendapati dirinya di sebuah pondok tua yang entah dimana. Kiri kanannya hutan semua, selain anjing kampung yang lagi garuk-garuk kurapnya sambil menggongong sedari tadi. Disitu tidak ada siapa-siapa. Anjing kampung itu terus mengonggonginya seolah-olah Gen adalah hantu, padahal sih memang iya. Karena risih, Gen berniat mengusir anjing dengan cara legendaris, yaitu pura-pura mengambil batu dan melempar anjing itu. Tapi Anjing itu tak bergeming sediktipun. Anjing itu justru makin mendekat seolah tertantang dengan tingkah Gen. Kali ini malah Gen yang takut. Dia yang tadi sudah turun dari pondok, naik lagi ke atas.


"Braaaakkkk!!!!" Anjing tersebut terpental ke dekat Gen karena tertabrak mobil pick-up.



"Opo kui Mas (Apa itu mas)..?" Tanya ibu-ibu disamping supir sambil melihat ke arah pondok.

"Asuu (Anjing) Dek!"jawab bapak yang menyetir sembari menaikan lehernya sedikit.

"Lanjut wae opo mandek (Berhenti) mas?"

"Lanjut ae."

"Ra popo(Engga Apa-apa)?"

Si supir mengangguk dua kali yang artinya iya. Gen yang saat mereka berbincang juga bertanya "Boleh numpang pak? Aku takut disini, serem banyak hantunya!" mengganggap itu jawaban untuk dia. Karena memang Gen tidak paham bahasa yang digunakan mereka.

Gen menaiki mobil pick-up berisi sayur-sayuran tersebut. Diperjalanan Gen membaringkan badannya di atas sayuran yang sudah dikarungin. Sambil menatap langit ia melamum, tiba-tiba terlintas wajah seorang wanita. Gen pun terhenyuk sejenak, ia bingung siapakah wanita tersebut. Disaat mencoba mengingat-mengingat siapa wanita itu. Gen baru sadar bahwa dia tidak ingat apa-apa kecuali namanya Rigen Samudra.

"Aku Rigen Samudra."

"Orang tua......?"

"Aku tingaal di....?"

"Arghhhhhhhh!!!!! Kenapa Aku ga ingat apa-apa? Apa Aku habis diculik terus dikasih obat biar lupa ingatan?"

"Apa Aku dirampok terus dipukul sampe amnesia?"

"Arghhhhhhhhhh!!!!!"

Gen frustasi mencoba mengingatnya. Dia rebahkan lagi tubuhnya dan menatap langit lagi. Bayangan wanita tersebut muncul lagi.

***

Mobil Berhenti di pasar tradisional. Gen memperhatikan daerah sekitar, ternyata dia lagi di pasar tradisional Satelit.

"Lubuklinggau?" Gen bicara sendiri sambil melihat Plang Pasar berwarna biru.

"Berarti Aku orang sini?"

Tanpa mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan bapak tadi. Gen melengos menuju jalan raya. Gen berjalan tak tentu arah. Diperhatikannya setiap orang yang berpapasan tapi tidak ada yang melihatnya.

"Orang Lubuklinggau sombong!" Ucapnya sendiri sambil memasang wajah cemberut.

Ditengah kekesalannya. Gen tersentak karena ada wanita Gendut yang berjalan sambil bermain ponsel kearahnya. Gen sebenarnya ingin menghindar, tapi dalam perhitungan Gen yang agag sedikit pintar masalah hitung-hitungan, ia tidak mungkin menghindari wanita itu.

"Awasssssssss!" Gen terkenjut, wanita tersebut menembus badannya.

"Jadi Cewek tadi Hantu?" ucap Gen dalam hati.

Karena penasaran kenapa ada hantu Gendut, Gen berbalik arah mengejar wanita tersebut dan mencoba menepuk pundaknya. Lagi-lagi tangan Gen menembus wanita tersebut.

"Wahhhh keren ada hantu Gendut main android," ucap Gen sambil menepuk kedua tangannya karena takjub.

"Eh tapi sejak kapan aku indigo ya?" tanya Gen pada dirinya sendiri sambil menaikan satu alisnya.

Meninggalkan wanita tersebut Gen kembali berjalan ke arah yang tadi. Diperjalanannya yang memang tanpa tujuan, Gen hanya meilihat-lihat orang yang berpapasan barangkali ada wajah yang dia kenali. Sampai pada akhirnya dia melihat tukang ojek di depan Warung bubur ayam lagi menceti jerawatnya.

"Mas....!"

Kang Ojek tidak menanggapi dan terus mencet-mencet jerawatnya di depan spion.

"Mas, Sombong banget njirr!" ucap Gen dengan nada sedikit tinggi.

Kang Ojek masih saja diem. Karena kesal Gen memukul punggung Kang Ojek yang tidak mendengarnya. Gen pun terdiam.
"Jadiiiiiii Aku yang Hantuuuuuuuuu???!!!!" emoticon-Wow
***

Matanya mulai terbuka. Terdengar suara tangisan seorang wanita di dekatnya. Jarinya mulai ia gerakan perlahan.
"Fa! Fafa!" Suara wanita penuh haru masuk ditelinganya. Dia tatap wanita itu dengan mata sendu

"Ibu..."Ucapnya lirih

"Fa kamu sadar nak?" Ibu itu berbicara dengan air mata yang mentes.

Setelah kurang lebih 10 hari koma, akhirnya anak semata wayangnya sadar. Rashifa, wanita berlesung pipi sebelah dengan kulit kuning khas orang bandung. Matanya yang bulat. Rambut bergelombang alami. Hidungnya mungil, dengan bibir tipis yang melengkapi suaranya yang manja. Kini wanita itu sudah sadar.

"Shifaaaaaaaaaaaaa" Ucap wanita berhijab dan berkaca mata itu langsung mendekat dan memeluk Shifa.

"Kamu siapa?" Shifa dengan bingung bertanya karena tidak mengenali wanita itu.

"Ini aku Bilqis" Ucapnya sembari menatap Ibu Shifa. Melihat kejadian tersebut sang ibu langsung memanggil dokter untuk memeriksa shifa.

"Anak saya bagaimana dok?" tanya ibu itu cemas sambil menggenggamkan kedua tangannya

"Anak ibu baik-baik saja, hanya saja akibat dari kecelakaan itu, Anak Ibu mengalami Amnesia. Ada beberapa ingatan yang tidak bisa dia ingat. Termasuk adik ini." Dokter itu menoleh ke arah Bilqis.

"Ini Biasa kok, hanya trauma karena benturan Bu, seiring berjalannya waktu nanti dia akan ingat sendirinya. Tidak semua dia lupakan. Buktinya dia mengingat Ibu, yang penting saat ini dia sudah sadar."

Dokter itu kemudian berjalan meninggalkan Ibu Raya dan Bilqis. Bilqis hanya memandangi shifa dengan air mata yang sedikit menetes. Melihat teman baiknya mengalami kejadian yang sangat hebat dalam hidupnya.

"Ibu saya mau memberi kabar.." ucapnya sambil berbisik karena tidak ingin Shifa mendengarnya.

"Kabar apa nak?" Ibu itu mendekat telinganya kepada bilqis.

"Saya baru dapat kabar, Rigen.....dinyatakan Hilang!" Ucap bilqis sambil menunjukan Pesan Whatsapp dari keluarga Gen.

Mendengar itu Ibu Raya langsung lemas dan terduduk di kursi tak jauh dari tempatnya berdiri. Setelah merenung beberapa menit. Ibu Raya kembali mendekati Bilqis.

"Bilqis.. ibu mau ngomong"

"Iya bu.."

"Ibu mohon, kamu jangan membahas apapun dulu soal Rigen kepada Shifa ketika dia sembuh nanti. Untuk kebaikan Shifa, ada baiknya dia tidak mengingat rigen yang Hilang....."

Bilqis hanya mengangguk tanda menerima permintaan sang ibu. Sementara shifa hanya menolehkearah mereka berdua karena tubuhnya belum bisa digerakan dengan leluasa.
Bersambung......... emoticon-Wowcantik

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
7K
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
kaka.cebongAvatar border
TS
kaka.cebong
#8
Gen yang masih bingung mengapa dia bisa menjadi arwah Gentayangan, terbangun di pinggir trotoar di dekat korem. Semua orang yang melewatinya menembus tubuhnya. Dia sudah ada disitu semalaman penuh.

“Hantu bisa tidur juga” gumamnya sambil menaruh tangan kanannya di dagu seolah berpikir.

“Hai..” Sapa seorang wanita dengan pakaian putih-putih

“ Huaaa!!!!” Gen terkejut sampai berdiri karena yang menyapanya kuntilanak.

“Hantu!!!” Ucap Gen sambil melarikan diri. Dia terus berlari sampai pangkalan ojek tak jauh dari tempatnya tidur tadi. Dipangkalan ojek Gen baru ingat kalau dia juga hantu.

“Ngapain aku lari ya?” Ucapnya dalam hati. Gen sendiri masih bingung bagaimana dia bisa menjadi hantu. Kalaupun dia sudah mati kenapa dia tidak meninggalkan dunia ini. Pertanyaan-pertanyaan itu terus menyelimuti pikiranya yang sedang jongkok asik dipangkalan ojek yang tidak ada tukang ojeknya.

“Kamu bingung?” Tanya seorang embah-embah dengan cincin batu akik yang ada di Sembilan jarinya.

“Huaaaaaaaaaaaa!” Gen kembali terkejut sampai terduduk karena dia kira mbah itu kuntilanak yang tadi.

“Kakek hantu juga?” Tanya Gen tanpa basa-basi sambil berdiri

“Tidak, saya manusia, saya indigo cu” Jawab kakek itu sambil mengelus-elus cincin dijarinya

“Waahhh hebat, berarti kakek ini legendnya indigo” Ucap Gen sambil tepuk tangan. “Udah berapa hantu yang kakek temui selama indigo kek?”

“Banyak sekali cu, tapi yang takut dengan hantu juga cuman satu hehehehe,” ucap sang kakek menunjuk Gen.

Kakek itu kemudian duduk di pangkalan ojek yang tidak ada ojeknya itu bersama dengan Gen. mereka saling berbincang. Perbincangan Gen dan kakek berlangsung cukup lama. Karena kakek itu menceritakan masa mudanya sebagai anak indigo. Dari mulai susah dapet pacar sampai dapat pacar tapi arwah Gentayangan. Kakek itu menjelaskan bahwa arwah yang Gentayangan biasanya ada hal-hal yang belum terselesaikan ketika ia masih hidup. Atau dia mati dengan cara yang tidak wajar. Mendengar itu Gen menjadi bertanya-tanya. Bagaimana caranya mati ?

Karena Gen tidak ingat apa-apa dan tidak mempunyai tujuan lain di kota itu. Gen akhirnya memutuskan untuk ikut kakek itu kerumahnya. Sambil mencari tahu, bagi Gen ada baiknya kalau dia memiliki teman yang bisa di ajak bicara.

***

Rashifa sudah sedikit lebih leluasa menggerakan tubuhnya. Yang kemarin hanya jari saja. ‘Kini dia sudah bisa menggerakan lengannya. Tapi dia belum bisa menggerakan kakinya.

“Bu…kaki shifa sakit kalo digerakin” Shifa menangis sambil memegang tangan ibunya yang setia menanti di samping tempat tidurnya.

“Sabar nak, yang penting kamu sudah sadar….” Ucap ibunya sambil mengusap-usap keningnya. “Kata Dokter tulang paha kamu retak, jadi untuk sementara sampai pulih total. Kamu akan menggunakan kursi roda..”

“Iaa Shifa, kamu harus sabar” Saut Bilqis yang entah kapan sudah berdiri dibelakang ibunya. Shifa tersenyum menatap Bilqis karena sedikit demi sedikit dia sudah ingat tentang Bilqis. Wanita berkacamata itu adalah sahabat baiknya

****

Drs. H. Gio Rando SH. Itulah yang tertulis di atas pintu rumah yang cukup mewah yang tak lain rumah sang kakek indigo. Kakek tersebut ternyata seorang pensiunan Polisi. Dengan kumis tebal dan badan yang Gendut Gen tak mengira bahwa kakek itu pensiunan polisi. Dalam sudut pandang Gen, Kakek itu lebih mirip penjual batu akik dari pada pensiunan polisi.

“Bu.. kenalin ini Gen. Arwah kesasar” Ucap kakek Gio sambil menunjuk ke arah Gen.

“Huaaaa! Nenek ini indigo juga?” Potong Gen terkejut.

“Hehe iya cu, kalo dia engga indigo yah engga mau sama saya”

“Sudah sudah jangan berdebat di depan pintu. Ayo masuk” Saut nenek memotong perdebatan yang tidak penting antara kakek dan Gen.

Gen memasuki rumah besar yang hanya di huni sepasang manula tersebut. Kebetulan sekali mereka hanya punya satu anak laki-laki yang memutuskan untuk tinggal di Singapura. Gen tak menyangka bahwa dia dianggap seperti manusia. Bahkan Gen ditawari makanan dan minuman yang bisa dia makan. Entah mantra apa yang diberikan sang kakek. Gen pun heran bagaimana bisa dia memakan nasi dan minum kopi dirumah tersebut. Malam harinya mereka bertiga nonton TV melihat siaran berita barangkali ada informasi tentang Gen.

“Ga adaaa cu, pindah aja ya. Sinetron india nenek mau mulai…”

“Hehe iya nek, pindahin aja. Mungkin juga aku sudah lama mati nek, jadi beritanya engga ada lagi”

“Gini aja, kamu ingat engga nama panjang kamu?”

“Ingat nek, Rigen Samudra”

“Hmmm…” Gumam nenek. Sementara si kakek sedang tidur pulas sambil duduk, satu kebiasaan yang dimiliki orang tua. Si Nenek berjalan menuju telepon rumah. Nenek itu menelpon seseorang dan mengangguk-angguk seolah mengiyakan seseorang yang berbicara ditelpon. Tak lama berselang si nenek datang lagi menghampiri Gen.

“Tadi Nenek nelpon siapa? Tanya Gen sambil menaikan tubuhnya dari senderan kursi karena penasaran.

“Hmm Nenek Nelpon Anak nenek yang Di Singapur..”

“Lahhh emang dia bisa bantu cari tahu tentang saya?” Tanya Gen terheran-heran dengan si Nenek.

“Bisa..” Jawab nenek itu singkat. Kemudian mengeluarkan HP android dari dalam Bra nya

“Buhahahaha canggih” Gen tertawa melihat nenek mengeluarkan HP dari branya.

“Kamu diam aja cu…” ucap nenek sambil sibuk memencet-mencet touchscreen. “Nah bisaa”

“Apa yang bisa nek?”

“Passrword FB nenek, kemarin lupa, jadi tadi nelpon anak nenek yang di Singapur buat nanyain Passwordnya hehehe.”

“Jadi nenek mau nyari tahu tentang saya lewat FB?”

Pertanyaan belum terjawab nenek itu sudah menemukan Profile Facebook yang mirip sekali dengan Rigen. Setelah dibuka dan ditelusuri ternyata itu memang Facebok Gen.

Dipostingan Gen yang terakhir, dia memasukan Foto yang lokasinya di Unsri. Dibukanya foto tersebut. Banyak sekali komentar turut berduka cita. Ada pula yang komentar mengikhlaskan hutang piutang Gen. tapi yang menarik perhatian Gen justru di komen paling pertama. Seorang lelalaki yang nama Akunnya “AseppTaginginDisakitiFamilyCrew” berkomentar “ RIP. Semoga kau tenang di sana sobat. Kosku sepi tanpa candamu..”

Jalan Gen untuk mencari tahu kenapa dia Gentayangan sudah menunjukan hasil. Itu semua berkat facebook Nenek. Ada dua petunjuk yang akan menjadi dasar pencarian Gen. Pertama dia mahasiswa Unsri. Kedua dia punya temang bernama "AseppTaginginDisakitiFamilyCrew". "Terus kenapa aku menjadi arwah di hutan tadi?" Pertanyaan itu menjadi sangat membingungkan bagi Gen. kalau Gen mati karena di culik dan ibunya tidak mau menebus wajar kalau dia di tempat tadi. Akhirnya Gen berkonsultasi dengan si kakek di pagi harinya.

“Kek.. kira-kira kenapa tinggal di palembang. Tapi arwahnya di lubuklinggau ya?”

“Mhmmmm jangan bingung. Beraat. Kau engga akan kuat. Mending ke palembang aja” jawab kakek sambil berdiri menirukan gaya dilan sedang nelephone milea sambil menatap nenek.

“aku kan hantu kek. Gimana caranya ke palembang?”

“Justru karena kamu hantu lebih enak kepalembang. Kalo kakek mesti beli tiket dulu. hehe”

“Oh iya iya kakek pinter kek..”

“Kakek engga pinter cu, kamu aja yang kelewat bodoh"

***

Shifa keluar dari rumah sakit oleh sang ibu. Ditemani Bilqis dan satu Orang laki-laki ganteng tinggi 175 cm dengan rambut yang sedikit pirang dan ikal juga jenggot tipis yang baru saja dicukur mendorong kursi rodanya. Matanya cekung ke dalam yang membuat hidungnya terlihat sangat mancung khas keturunan orang luar negeri.

“Silahkan masuk Shifa” ucapnya sambil membukakan pintu mobil

“Terima kasih” jawab shifa sambil melemparkan senyum kecil.

“Terima kasih nak Andrew, sudah mau membantu ibu” ucap ibu raya sambil menutup pintu mobil

“Sama-sama ibu. Demi shifa. Apapun aku lakuin kok. Dengan senang hati ibu”

“Tap nak Andrew sabar ya. Shifa memang belum ingat siapa-siapa selain ibu dan biliqis”

“Ga papa bu, nanti pasti shifa ingat kok”

Mobil pun melaju meninggalkan rumah sakit menuju sumah shifa. Diperjalanan kepala shifa mendadak sakit ketika tanpa sengaja dia melewati tempat yang terasa tidak asing baginya. Bayangan seorang laki-laki yang samar muncul.



Bersambung.....
bejo.gathel
bejo.gathel memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.