Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#4221

Siasat Braja Krama...

Gw memutuskan untuk kembali ke rumah karena hari sudah hampir petang dan pesta Ridho dengan Suluh pun pasti sudah selesai.. Seperti awal kepergian ke rumah Anggie, jalan masih saja padat merayap.. Langit pun mulai gelap bukan saja karena Sang Raja Siang berkenan untuk digantikan cahaya nya oleh rembulan.. Namun gelapnya lebih cenderung ke arah mendung yang bersiap membuat langit menangis menumpahkan hujan..

Melihat kilatan petir di cakrawala ufuk barat, menandakan sebelah sana hujan mungkin sudah membasahi bumi.. Darah yang mengalir dari luka sobek di bibir sudah gw bersihkan dengan tissue.. Berkali-kali gw menekan klakson karena terkejut ditambah kesal saat ada kendaraan roda dua, tiba-tiba menyalip dari belakang dan mengambil jatah laju mobil gw di depan.. Entah mengapa, emosi gw mendadak tidak stabil setelah pulang dari rumah Anggie dengan harapan hampa..

Sampai didepan gang masuk rumah, gw sempat terkejut melihat sebuah mobil mewah berwarna hitam milik Pak Sugi, Abi nya Ayu, keluar dari mulut gang dan langsung melaju kearah berlawanan dengan mobil gw.. Sekilas, gw melihat yang mengemudikan mobil itu bukanlah Pak Sugi, melainkan Ayu.. Langsung saja di benak gw muncul banyak pertanyaan, akan kedatangan gadis itu ke rumah.. Tanpa ingin mengulur waktu, gw meneruskan perjalanan menuju kediaman..

“Ayu tadi datang kesini, Bu?” Tanya gw langsung ke Ibu setelah memasukkan mobil ke dalam garasi..

“Iya, Bang.. Sini, ada yang Ibu obrolin ke kamu” Jawab Ibu sambil melambaikan tangan, lalu duduk di bangku yang ada diteras..

“Bentar dulu, Bu.. Abang belom Shalat Magrib” Kata gw yang dibalas anggukan kepala Beliau..

Sekitar sepuluh menit kemudian, gw kembali berjalan menuju teras dengan masih mengenakan kemeja sesudah menunaikan Shalat..

“Gimana masalah kamu sama Anggie, sudah selesai kan, Bang?” Tanya Ibu seraya menatap gw dengan kedua mata menyiratkan harapan besar..

Gw terdiam mendengar pertanyaan Ibu barusan.. Kedua mata gw menatap kosong ke arah pekarangan yang sudah diterangi oleh cahaya lampu..

“Anggie ga mau maafin abang, Bu” Jawab gw dengan suara lirih..

Di sebelah, Ibu terdengar menghela nafas.. Lalu mengusap-usap lengan kiri gw.. Tapi, tiba-tiba Beliau menarik dagu gw dari samping hingga membuat wajah ini seketika menghadapnya..

“Apa ini, Bang? Kenapa bibir kamu bisa sampai luka begini?” Tanya Ibu sambil menekan pinggir bibir gw..

Gw sendiri meringis kesakitan dan menarik wajah dari pegangan tangan Ibu..

“Ga mungkin Anggie yang bikin bibir kamu luka kan, Bang?” Tanya Ibu lagi, kali ini dengan tatapan menyelidik..

Gw menghela nafas panjang.. Lalu menceritakan apa yang telah terjadi saat gw mendatangi Anggie dirumahnya..

“Kalau Anggie yang nampar kamu, Ibu anggap wajar.. Tapi, ini malah kakak tirinya yang mukul sampe bibir kamu luka.. Itu udah keterlaluan, Bang.. Biar Ibu telpon Septi buat bilangin Rio supaya kasih pelajaran ke Kakak nya Anggie” Kata Ibu dengan wajah meradang seraya bangkit dari tempat duduk..

Gw yang melihat reaksi Ibu, ikut bangkit dan berjalan cepat menghadang langkah Beliau..

“Bu, ga usah pake bilangin tante Septi sama Rio segala lah.. Abang ga apa-apa koq.. Masalah kek begini jangan diperpanjang”

“Tapi Ibu ga ikhlas kamu di aniaya sampe bibir robek begitu, bang” Sahut Ibu dengan suara tinggi..

“Bu, abang juga punya ade cewe kan.. Abang bakal lakuin sama kek yang udah dilakuin kakak tirinya Anggie, kalo ada yang coba-coba mainin perasaan Ayu.. Luka di bibir abang, sama sekali ga sepadan sama luka yang udah abang buat ke Anggie”

Ibu terdiam sambil menatap wajah gw dalam-dalam.. Kemudian menghela nasaf panjang lagi dan kembali duduk di tempat semula.. Mungkin omongan gw barusan dapat diterima oleh Ibu..

“Oh iya, Bu.. Tadi Ayu kesini ngapain?” Tanya gw yang sengaja memancing Ibu untuk membahas masalah lain, agar benaknya tidak lagi terfokus ke luka yang ada dibibir gw..

“Ibu yang nyuruh Ayu datang ke sini sama Uminya, Bang.. Yang pertama, Ibu mau ganti uang Ayu yang udah dipakai buat bayar biaya rumah sakit.. Awalnya, baik Umi Aisyah dan Ayu sendiri tetap menolak.. Bahkan Ibu sempet maksa, dan akhirnya mereka sepakat mau menerima uang itu tapi hanya setengah.. Ibu paksa lagi untuk terima semua, tapi ga mau juga” Kata Ibu mulai menjelaskan maksud kedatangan Ayu yang ternyata ditemani Uminya..

“Setelah itu, Ibu sengaja meminta waktu untuk bicara berdua sama Umi Aisyah sementara Ayu di dalam sama adik kamu.. Ibu bicarakan pembatalan rencana perjodohan Ayu sama kamu dengan beliau, meski lewat sms sudah Ibu sampaikan beberapa hari lalu.. Dari wajah Umi Aisyah, nampak jelas raut kekecewaan.. Ibu sempat merasa tidak enak hati melihatnya.. Tapi, Ibu kenal betul siapa Umi Aisyah, Bang.. Beliau orangnya sangat bijak.. Dan, Alhamdulillah baik Pak Sugi dan beliau sendiri ikhlas dengan keputusan Ibu”

Gw mengucap syukur Alhamdulillah mengetahui kedua orang tua nya Ayu tidak merasa tersinggung dengan batalnya rencana perjodohan kami berdua.. Hal itu menandakan bahwa persahabatan Ibu dengan Umi Aisyah pun tidak sampai rusak gara-gara masalah tersebut..

“Oh iya, Bang.. Soal lulusnya kamu jadi CPNS, Ibu rasa sebaiknya jangan kamu tinggalkan.. Tadi Ayu juga sempet jelasin ke Ibu kalo nilai tes kamu memang tinggi.. Jadi tanpa bantuan Pak Sugi pun, kamu memang sudah seharusnya lulus, Bang”

Kedua mata gw membesar begitu mendengar penjelasan Ibu yang terakhir..

“Ibu yakin?” Tanya gw setengah tak percaya..

“Iya, Ibu yakin sayang.. Ayu sendiri yang nunjukkin foto nilai tes kamu di Hp nya.. Ibu ga tahu gadis itu dapat dari mana.. Tapi dia bilang, kalau kamu ga perlu risau lagi soal bantuan Abi nya”

Gw tertegun mendengar ucapan Ibu.. Awalnya memang gw enggan untuk melanjutkan proses pemberkasan setelah lulus CPNS yang tersisa tinggal 3 hari lagi.. Semua itu karena gw tidak mau merasa terbebani oleh bantuan Pak Sugi.. Tapi mendengar penjelasan Ibu barusan, setitik semangat muncul dalam batin..

“Ya udah, besok abang mau rapihin persyaratan buat pemberkasan CPNS nya, Bu.. Masih ada sisa waktu tiga hari sebelum di tutup” Jawab gw yang membuat Ibu langsung memeluk dan mencium kening..

“Alhamdulillah.. Satu persatu masalah sudah selesai.. Tinggal hubungan kamu sama Anggie.. Ibu mau kamu jangan menyerah buat perjuangin Anggie, Bang.. Ibu tahu kalian sangat saling mencintai dan Ibu yakin, suatu hari restu Ibu akan membawa kamu dan Anggie bersatu dalam ikatan suci pernikahan” Ucap Ibu dengan kedua mata berbinar diselingi senyuman sangat manis..

Dalam hati, gw juga berjanji tidak akan menyerah dengan mudah buat meluluhkan hati Anggie lagi.. Selesai berbicara santai dengan Ibu, beliau menyuruh gw untuk segera makan malam.. Tapi hanya beberapa suap saja makanan yang masuk untuk mengisi lambung.. Entah pergi kemana selera makan gw saat ini..

Didalam kamar sesudah mandi, gw yang tidak melihat Sekar serta Bayu Barata segera membuka jendela dengan mematikan AC terlebih dahulu.. Seperti biasa, gw nyalakan sebatang rokok dan menikmati tiap hisapannya sambil termenung memandang suasana gelap diluar kamar..

Baru setengah bagian rokok yang telah terbakar, tiba-tiba Sekar muncul didalam kamar bersama Bimo dan Rampak Tantra.. Gw yang cukup terkejut melihat kedatangannya apalagi ditemani salah satu saudara gw, langsung melemparkan sisa rokok ke luar dan menutup jendela kamar..

“Bim, tumben banget lu malem-malem kesini bareng Rampak Tantra?” Tanya gw yang memang merasa heran..

Bimo terlihat melirik Sekar untuk sesaat, lalu berjalan mendekat..

“Aku yang mengajak saudara mu dan Rampak Tantra kesini, Kang Mas.. Aku juga telah menceritakan semua ke mereka” Ucap Sekar menyambar jawaban yang seharusnya dilisan kan Bimo..

Gw mengerutkan dahi mendengar kalimat Sekar, lalu melempar pandangan ke Bimo..

“Kita dapet masalah besar, Mam” Ucap Bimo dengan wajah menyiratkan kecemasan..

“Masalah?”

“Benar, Kang Mas.. Seperti yang aku sebutkan tadi saat menemui mu untuk pertama kalinya di pesta pernikahan kedua saudara mu.. Aku sempat tak sadarkan diri setelah menerima serangan membokong, lalu ketika terbangun aku sudah berada di dalam Penjara Gaib.. Disana, aku melihat sosok asli Penguasa Gaib Tanah Pasundan bersama Nyi Mas Galuh Pandita, serta Bayu Barata, Kang Mas”

“Apaa! Kau tidak sedang berbohong Sekar? Apa kau yakin?” Kata gw dengan kedua mata terbelalak..

“Demi Allah, aku yakin, Kang Mas.. Ketiga nya adalah sosok yang asli.. Kau ingat, Kang Mas.. Kau berkata bahwa Nyi Mas Galuh Pandita sempat dibawa sosok Raja Jin dalam keadaan tidak sadar.. Padahal di saat yang sama Penguasa Gaib Tanah Pasundan menitipkan Pedang Jagat Samudera dan Cambuk Langit Selatan kepadaku.. Aku curiga bahwa sosok yang muncul membawa Ibunda mertua ku adalah Jelmaan Braja Krama.. Ternyata, kecurigaan ku itu benar, Kang Mas” Jelas Sekar dengan kedua mata menyorot tajam..

“Tapi, bagaimana mungkin Raja Jin bisa sampai tertangkap dan dijebloskan ke Penjara Gaib oleh Braja Krama? Kekuatan yang mereka miliki hampir sama, seharusnya Raja Jin bisa melenyapkan Braja Krama atau setidaknya bisa mengimbangi Jin itu, Sekar”

Bimo yang juga berada didalam kamar gw bersama Jin Penjaga nya Rampak Tantra, perlahan mendekat lalu memegang bahu ini..

“Musuh kita kali ini super licik, Mam.. Dia sengaja menggunakan Nyi Mas Galuh Pandita untuk mengancam Raja Jin, agar mau menyerah kan diri tanpa melawan.. Jika tidak, Braja Krama ga segan-segan nyakitin Nyi Mas Galuh Pandita, Mam” Kata Bimo yang memang telah terlebih dahulu di jelaskan oleh Sekar..

“Bukan itu saja, Kang Mas.. Braja Krama telah menangkap semua patih kerajaan Gaib.. Lalu, mengincar Bayu Barata sebelum menjalani perintah dari mu untuk menjaga Ibu dan adik mu dirumah sakit.. Kemudian menyuruh kaki tangannya yang memiliki Ajian Malih Sukma Raga sempurna, untuk menjelma menjadi Bayu Barata.. Salah satu tujuannya, adalah melemahkan Pagar gaib buatan ku dari dalam dan menanamkan Santet yang menyerang Ibu mu.. Itu artinya, Braja Krama tidak berniat untuk menyerang kita secara langsung.. Tapi menggunakan cara jauh lebih halus”

“Jika benar sosok Bayu Barata yang selama ini ada disekitar kita adalah jelmaan Jin kaki tangannya Braja Krama, mengapa ia membantu ku mengejar empat bayangan hitam yang berusaha menghancurkan Pagar Gaib buatan mu dari empat penjuru mata angin, Sekar?” Tanya gw, saat ingat akan tindakan Bayu Barata yang sama sekali tidak menampilkan sesuatu mencurigakan..

“Entah lah, Kang Mas.. Mungkin setelah gagal menyantet Ibu mu, Braja Krama memutar siasatnya, dengan menyuruh Bayu Barata palsu untuk memisahkan mu dari ku.. Hingga nantinya, bila kau sudah sendiri bisa dengan mudah ia menyerang mu dan mengambil Kitab Langit Bagian Matahari dari telapak tangan kanan”

Gigi gw terdengar bergemeratak dengan kedua telapak tangan terkepal, saat emosi mulai melanda membayangkan rencana licik Braja Krama..

“Kita juga harus lebih berhati-hati, titisan Jagat Tirta.. Jangan percayai siapapun, karena bisa jadi sosok teman atau saudara, atau mungkin Jin Penjaga mu sendiri adalah jelmaan lawan” Ucap Rampak Tantra sambil menatap dingin ke arah Sekar..

Gw tertegun mendengar nasihat Jin Panjaga nya Bimo yang memang terdengar pantas untuk dibenarkan..

“Apa maksud mu, Rampak Tantra? Apakah kau mencurigai aku?” Bentak Sekar dengan wajah kesal..

“Sedari tadi, kau hanya menjelaskan pertemuan dengan ketiga Jin sahabat kita termasuk Penguasa Gaib Tanah Pasundan di Penjara Gaib.. Tapi, kau sendiri tidak memberitahukan kami, bagimana caranya kau bisa meloloskan diri dari tempat itu?”

“Setan alas! Beraninya kau mencurigai aku, Jin buruk rupa.. Kita adu kekuatan diluar untuk membuktikannya.. Aku ingin menyumpal mulut mu yang lancang itu sekarang juga” Bentak Sekar lagi, kali ini sambil mengepalkan dua tangannya di depan dada..

Gw yang melihat mereka sama-sama mulai bersiap memasang kuda-kuda, segera merentangkan tangan untuk mencegah terjadinya pertikaian..

“Sudah, Sekar, Rampak Tantra.. Tidak ada gunanya kalian bertarung disaat seperti ini.. Ucapan Rampak Tantra ada benarnya, Sekar.. Kita memang harus selalu waspada karena lawan memiliki Ajian Malih Sukma Raga.. Tapi, aku sempat diberi tahu oleh Nyi Mas Galuh Pandita tentang kelemahan Ajian itu”

Mendengar ucapan gw, baik Sekar maupun Rampak Tantra sama-sama menurunkan kedua pasang tangannya dan menatap wajah gw dengan seksama..

“Aku akan mulai memeriksa kalian satu persatu, untuk membuktikan bahwa kita semua adalah benar sosok asli kita sendiri” Kata gw sambil berjalan mendekat ke arah Sekar..

Sekar sempat mengerutkan keningnya begitu wajah gw berada tepat sejengkal didepan wajahnya.. Lekat-lekat, gw mencoba mencari ada tidaknya satu titik hitam kecil di ujung hidung bangir Jin Penjaga gw itu..

“Apa sebenarnya yang ingin kau lakukan, Kang Mas?” Tanya Sekar dengan wajah bersemu merah sambil memundurkan kepalanya kebelakang..

Gw yang tidak menemukan titik hitam diujung hidung Sekar, segera mengulurkan telapak tangan kanan ke hadapannya.. Sekar sendiri mengerutkan dahi pertanda ia semakin dilanda rasa penasaran..

“Apa lagi yang kau ingin aku lakukan, Kang Mas?” Tanya Sekar dengan wajah berubah masam..

“Jabat saja tangan kanan ku, Sekar” Jawab gw meminta Sekar dengan sopan..

Perlahan, Sekar menjabat telapak tangan kanan gw meski dengan wajah masih cemberut.. Senyuman lega tersungging dari wajah ini, setelah mengetahui tidak ada yang terjadi saat Sekar menjabat telapak tangan gw barusan.. Ini menandakan bahwa sosok Jin Penjaga gw itu adalah benar Sekar yang asli.. Sesudahnya melepas jabatan tangan, gw segera mundur dan melempar pandangan ke semua sosok yang ada didalam kamar.. Lalu, menatap Sekar kembali..

“Maaf kan aku, Sekar.. Menurut Nyi Mas Galuh Pandita, tiap Jin yang memiliki Ajian Malih Sukma Raga sempurna akan nampak ada titik kecil seperti tanda lahir tepat di ujung hidungnya saat ia menjelma menjadi sosok lain.. Selain itu, Kitab Langit juga akan membakar bagian tubuh yang tersentuh dengan telapak tangan kananku jika memang sosok tersebut menggunakan Ajian Malih Sukma Raga” Ucap gw berusaha menjelaskan kepada Sekar agar sosok Jin cantik itu tak lagi merajuk..

Mendengar penjelasan gw barusan, Bimo dan Rampak Tantra segera mendekat ke arah gw bersiap untuk membuktikan bahwa masing-masing diri mereka adalah yang asli.. Gw melakukan hal yang sama ke kedua sosok berlainan alam itu.. Namun saat mencari titik kecil di ujung hidung Rampak Tantra, gw sempat merasa kesulitan.. Sebab seluruh wajah Jin Penjaganya Bimo itu tertutup bulu kasar nan panjang.. Sehingga memaksa gw untuk menyibak nya sedikit demi sedikit..

“Jika memang sudah yakin bahwa masing-masing dari kita adalah sosok asli, aku akan menceritakan bagaimana cara ku meloloskan diri dari Penjara Gaib.. Semua itu adalah karena keinginan Braja Krama sendiri, Kang Mas”

Kedua mata gw terbelalak mendengar ucapan Sekar.. Lalu melempar pandangan ke arah Bimo dan Rampak Tantra yang sama-sama menampilkan wajah terkejut..

“Kami yang menjadi tawanan Braja Krama di Penjara Gaib, terikat sebuah rantai aneh berwarna merah menyala di sebelah kaki kanan.. Semua kesaktian yang kami miliki seakan hilang terserap kekuatan rantai merah itu.. Berkali-kali aku mencoba menghancurkan benda yang mengikat kaki kanan, tapi gagal.. Semua tenaga ku hilang.. Disaat itu lah, Braja Krama menemui dan menyuruhku segera pergi guna menyampaikan pesannya untukmu, Kang Mas”

Gw mengerutkan dahi mendengar penuturan Sekar bahwa Braja Krama menitipkan pesan lewat dirinya..

“Kita harus menukar Kitab Langit dengan semua tawanan nya.. Satu pekan dari bebas nya aku, utusan Braja Krama akan datang untuk memberi tahu kapan kita harus menyerahkan Kitab Langit.. Itulah kehendak Braja Krama, Kang Mas”

Kedua mata gw kembali terbelalak tepat setelah Sekar selesai berucap.. Pandangan mata gw terlempar ke Bimo dan Rampak Tantra yang sama terdiam dengan wajah menyiratkan raut kebingungan..

“Jika kita serahkan Kitab langit, maka Braja Krama akan menggunakannya untuk kejahatan, Sekar”

“Tenang lah, Kang Mas.. Aku tahu kau tidak akan mau menyerahkan Kitab Langit.. Oleh karena itu, aku sudah menyiapkan sebuah rencana.. Tapi, yang terpenting malam ini juga kau dan ketiga saudara mu harus menemui Ki Purwagalih.. Karena beliau lah satu-satu nya yang bisa memunculkan Empat Bagian Kitab Langit di empat telapak tangan kalian” Kata Sekar sambil memegang bahu gw..

Gw terdiam dan menganggukkan kepala.. Lalu melempar pandangan ke arah Bimo yang nampak terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu..

“Kenapa, Bim? Koq lu kelihatannya kurang setuju sama saran Sekar?” Tanya gw yang memang penasaran melihat reaksi Bimo..

Perlahan, Bimo kembali merapat ke gw.. Namun kali ini, ia sedikit memajukan mulutnya ke dekat telinga kanan gw..

“Lu yakin mau ajak Ridho sama Suluh ke tempat Ki Purwagalih, Mam? Ini Malem Pertama mereka loh”

Mulut gw sontak menganga karena kaget begitu Bimo selesai berbisik.. Gw bahkan sempat menepok jidat sendiri karena baru menyadari bahwa malam ini merupakan malam bersejarah bagi Ridho dan Suluh..
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.