Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#4168
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...

“Astaghfirullah.. Lalu, luka di tubuh mu itu perbuatan Braja Krama juga?” Tanya gw sambil melirik luka memar di lengan Sekar..

Sekar terdiam dengan tatapan mata ikut melirik luka yang membiru di lengannya.. Lalu melemparkan pandangan kosong menatap cermin yang hanya memantulkan sosok gw saja, sambil menggelengkan kepala..

“Luka di lengan ku ini perbuatan Bayu Barata, Kang Mas”

Kedua mata gw kembali terbelalak mendengar jawaban Sekar Kencana.. Bagaimana mungkin Bayu Barata yang telah melukai nya?

“Aku dijegal Bayu Barata dan seorang Jin cantik tak ku kenal yang berpakaian serba hitam dengan rambut disanggul, saat sedang dalam perjalanan ke kerajaan Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Pada mulanya, aku sempat heran melihat kemunculan Bayu Barata karena jelas-jelas ia berkata bahwa ingin kembali ke tempat Ki Purwagalih.. Begitu aku bertanya, mereka berdua malah menyerangku habis-habisan.. Bahkan, Bayu Barata sempat melukai lengan ku” Ucap Sekar yang mengepalkan telapak tangan saat menghentikan kalimatnya

“Setelah itu, aku baru sadar bahwa sosok Bayu Barata yang sedang menyerang ku bersama sesosok Jin cantik, bukan lah Bayu Barata yang asli.. Dengan seluruh tenaga, aku balas menyerang dan berhasil melenyapkan mereka berdua.. Tapi, tanpa kusadari dari belakang sebuah tenaga sangat kuat memukul punggung ku hingga membuat ku tak sadarkan diri seketika, Kang Mas” Tutur Sekar Kencana yang membuat gw sangat tidak mengerti akan apa yang sudah terjadi..

“Begitu aku tersadar, aku sudah berada dalam sebuah penjara Gaib di Kerajaan Raja Jin.. Kau pasti tidak akan menduga siapa saja yang aku temui disana, Kang Mas” Kata Sekar sambil menoleh ke arah gw..

Gw yang sedang memikirkan sosok jin perempuan berpakaian serba hitam dengan rambut disanggul, menduga bahwa sosok tersebut adalah Ni Mas Laras Rangkuti.. Tapi bagaimana mungkin, jelas-jelas gw melihat Jin itu sedang terluka bahkan sempat memuntahkan darah hitam saat Bayu Barata mencoba menyalurkan tenaga dalamnya..

"Kang Mas, apa kau tidak mau tahu siapa yang aku temui di Penjara Gaib?" Tanya Sekar setelah melihat gw sedang termenung..

“Siapa, Sekar? Siapa yang kau temui di Penjara gaib?” Ucap gw dengan wajah dipenuhi tanda tanya..

Belum juga Sekar menjawab pertanyaan yang akan menghilangkan rasa penasaran gw, tiba-tiba dua orang pemuda masuk ke dalam toilet.. Gw yang masih memasang wajah dipenuhi tanda tanya segera membalikkan tubuh dan berpura-pura mencuci muka kembali diatas washtafel.. Sekar yang memang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, melayang sedikit menjauh, karena tak mau dirinya tertembus oleh dua pemuda tadi..

“Sebaiknya kita berbicara di tempat lain, Kang Mas” Usul Sekar setelah dua pemuda keluar dari toilet..


“Tapi, aku tidak bisa meninggalkan pesta pernikahan Ridho dan Suluh, Sekar”

Bergantian sekarang kedua mata Sekar yang terbelalak mendengar ucapan gw barusan..

“Ridho dan Suluh saudara mu menikah hari ini, Kang Mas?”

Gw menganggukkan kepala sebagai jawaban iya untuk pertanyaan Sekar.. Sementara, Jin itu nampak memperhatikan tubuh dan pakaiannya sendiri yang nampak robek dibeberapa bagian..

“Aku harus segera memperbaiki penampilan..Aku tidak mau terlihat berantakan di hadapan Nyi Laras Abang dan Nyai Lingga.. Dua Jin itu pasti akan mengejekku nantinya” Kata Sekar seolah berbicara sendiri, lalu mendadak pergi entah kemana..

Gw yang dikentangi oleh Sekar atas pembicaraannya tadi, tidak cukup cepat untuk mencegah kepergian Jin Penjaga gw itu.. Sumpah! Gw merasa dongkol melihat Sekar lebih mementingkan pendapat Jin lain akan penampilannya yang berantakan.. Padahal, jelas-jelas ia sebentar lagi akan menyebutkan siapa yang ditemuinya dalam penjara Gaib..

Dalam hati, gw sangat penasaran akan kelanjutan penuturan Sekar.. Benak gw pun terasa dipenuhi berbagai macam pertanyaan yang gw sendiri bingung harus mencari siapa untuk mendapat jawaban.. Salah satu pertanyaan yang membuat gw sedikit gusar adalah, sejak kapan Bayu Barata yang palsu muncul di antara kami? Jika sudah lama, mengapa semua gerak-geriknya sama sekali tidak mencurigakan.. Bahkan, nalar gw tadi sempat menolak ucapan Sekar tentang sosok yang telah melukai lengannya ..

Perlahan, gw keluar dari toilet dan berjalan menuju ke arah Bimo yang masih kelihatan sedikit ngambek pada kekasihnya, Binar.. Gw berniat menceritakan apa yang sudah terjadi barusan dengan Sekar Kencana..

Mendadak, gw mendengar suara yang sangat tidak asing memanggil nama gw dari arah samping.. Suara itu berasal dari seorang wanita yang melahirkan gw 21 tahun silam, yang nampak sedang berjalan menghampiri.. Begitu tiba dihadapan, Ibu malah melemparkan pandangan ke belakang gw, seperti sedang berusaha mencari seseorang..

“Ibu cari siapa sih? Itu Ade lagi ambil minuman” Ucap gw sambil menunjuk ke arah stand minuman, yang menyangka Ibu sedang mencari adik gw, Ayu..

“Bukan Ade yang Ibu cari, Bang.. Tapi Anggie?”

Kening gw seketika berkerut mendengar wanita yang sangat gw cintai menyebut nama Anggie, mantan pacar gw yang tidak disukainya..

“Kenapa cariin Anggie, Bu?” Tanya gw penasaran..

Bukannya menjawab, Ibu malah menarik tangan gw dan mengajak melangkah ke sudut ruangan yang cukup sepi.. Perlahan, wanita yang paling gw hormati itu memegang kedua bahu dan sempat merapikan rambut gw..

“Maafin Ibu yah, sayang” Ucap beliau dengan sungguh-sungguh..

Gw menekuk kedua alis mata masih tidak mengerti kemana arah perkataan Ibu.. Sejak tadi, beliau sedikit aneh.. Dari mulai mencari sosok Anggie sampai meminta maaf entah untuk kesalahan apa yang beliau anggap telah dilakukan..

“Maafin buat apa, Bua?”

Ibu menyunggingkan senyuman manis.. Lalu mengarahkan jari telunjuknya ke jantung gw..

“Maafin Ibu sudah merenggut perasaan kamu ke Anggie”

Kedua mata gw terbelalak mendengar Ibu meminta maaf untuk suatu hal yang sangat-sangat tidak terduga..

“Pas tadi lihat kamu naik ke panggung.. Bicara panjang lebar tentang dalamnya perasaan kamu ke Anggie, lalu menyanyikan lagu yang membuat hampir semua orang merasakan pilunya hati kamu, termasuk Ibu.. Dari situ, Ibu sadar kalo Ibu sudah bersalah karena merenggut cinta kamu ke Anggie.. Ibu ga tahu, kalo rasa sayang kamu sebesar itu ke Anggie, Bang.. Ibu tahu, keadaan yang membuat kamu ga bisa melanjutkan hubungan dengan Anggie itu Ibu kan, Bang? Kamu ga boleh ngorbanin perasaan kamu demi Ibu.. Sekarang, Ibu ikhlas.. Kamu kejar Anggie.. Bilang ke dia, Ibu sudah merestui hubungan kalian berdua.. Ibu ga mau, anak Ibu yang ganteng ini terus murung”

Gw yang mendengar penuturan Ibu, sempat dibuatnya tertegun tanpa bisa mengucapkan apapun.. Kedua mata gw masih terbelalak dengan mulut menganga hampir tidak percaya.. Apa semua kalimat yang barusan gw dengar dari lisan Ibu tadi nyata? Atau hanya sekedar ilusi yang menipu kedua indera pendengaran..

“Bang.. Koq malah bengong? Udah sana cari Anggie” Ucap Ibu lagi dan kali ini membuat gw tersadar bahwa semua yang gw dengar barusan bukanlah khayalan..

Tanpa berfikir panjang, gw memeluk Ibu sangat erat.. Beberapa orang tamu nampak memperhatikan kami dengan wajah heran..

“Makasih, Bu.. Abang bener-bener seneng sampe ga bisa bilang apa-apa” Ucap gw dengan kedua mata berkaca-kaca..

“Iya, iya.. Sekarang, Ibu mau kamu cari Anggie.. Selamatkan hubungan kamu berdua.. Biar nanti Ibu sama Ayu pulang bareng Bimo dan Binar.. Ibu juga sekalian akan jelasin ke Ridho” Jawab Ibu sambil menyeka dua ujung mata gw yang basah..

Gw menganggukkan kepala, lalu setengah berlari menuju pintu keluar.. Ente semua, ga bakal bisa mengukur sebesar apa luapan kebahagiaan yang gw rasakan, Bree.. Dalam hati, gw berkali-kali mensyukuri kenyataan bahwa Ibu juga ternyata melihat apa yang gw lakukan tadi di atas panggung wedding band.. Jujur, gw sama sekali tidak memikirkan keberadaan Ibu, sebelum naik ke atas panggung.. Entah apa sebabnya.. Yang pasti, benak gw tadi hampir seluruhnya dipenuhi sosok Anggie..

Dengan wajah dihiasi senyuman merekah, gw yang sudah berada dalam mobil peninggalan Ayah, segera melajukan kendaraan tersebut menuju rumah Anggie..

“Yank, wait for me” Bisik gw dalam hati sambil tersenyum membayangkan akan sesenang apa Anggie nantinya..

Karena jalan sedikit padat merayap, terpaksa gw hanya bisa melajukan kendaraan tidak terlalu kencang.. Dan, akhirnya gw pun tiba di rumah besar milik keluarganya Anggie dengan jarak tempuh hampir satu jam.. Di depan teras, mobil sedan milik Darren terlihat masih terparkir.. Sementara, mobil si maho Anton sudah tak nampak.. Baguslah! Indera penglihatan gw setidaknya masih terlindungi dari radiasi Anton..

Tanpa pikir panjang, gw langsung keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju rumah keluarganya Anggie, yang pintunya sudah terbuka lebar.. Baru saja gw mengucap salam meski dijawab entah oleh siapa dari dalam, tiba-tiba Darren keluar dan langsung melayangkan tinjunya ke wajah gw..

BUGH!!

Gw langsung terjungkal jatuh ke samping.. Dengan cepat, Darren menarik kerah jas biru yang gw kenakan dan memaksa gw untuk berdiri kembali.. Satu pukulan tangan hendak dilayangkan Darren ke wajah gw.. Namun, menggunakan tangan kiri gw menangkis pukulannya tersebut.. Sementara, dari belakang isterinya Darren dan Anggie menjerit-jerit ketakutan.. Sekuat tenaga, gw mendorong tubuh laki-laki yang merupakan saudara tirinya Anggie itu cukup keras hingga menabrak tembok.. Melihat hal tersebut, Anggie langsung berdiri ditengah-tengah kami dengan dua tangan menahan dada Darren dan gw..

“Berani-beraninya lu dateng kesini, bangs*t!” Bentak Darren yang sedang dipegangi tangannya oleh sang isteri..

“Gw dateng karena ada yang mau gw omongin ke Anggie, bang”

“Udah! Udah, cukup! Aku ga mau denger kalian saling bentak apalagi main pukul disini” Teriak Anggie dengan suara keras sambil menoleh ke arah gw dan Darren..

“Aku cuma mau ngomong ke kamu, Yank” Sahut gw sambil mencoba meraih tangan Anggie..

Dengan cepat, gadis itu menampik pegangan tangan gw dan meminta isterinya Darren untuk mengajak masuk suaminya ke dalam.. Lalu, gadis itu berbalik menghadap wajah gw dengan tatapan sinis..

“Aku udah bilang jangan panggil Yank lagi ke aku.. Inget! Kamu yang udah mutusin aku secara sepihak.. Aku juga udah ga mau denger apapun dari mulut kamu.. Sekarang, aku minta kamu pergi” Kata Anggie dengan wajah menyiratkan kebencian..

“Aku ga perduli kamu marah atau enggak, Yank.. Itu udah jadi resiko aku.. Tapi, aku kesini mau ngasih tahu kamu, kalo Ibu udah merestui hubungan kita.. Jadi, aku mau kita balikan lagi kek dulu, Yank”

PLAKK!!!

Bukannya meredam amarah, Anggie malah menampar wajah gw cukup keras.. Dari sorot matanya yang tajam namun mulai berkaca-kaca, menyiratkan emosi gadis itu tidak stabil.. Gw sendiri tertegun menerima tamparan Anggie dan membalas tatapan gadis itu dengan wajah dipenuhi tanda tanya..

“Bisa-bisa nya kamu ngajak balikan setelah menginjak-injak perasaan aku sampe hancur.. Bisa-bisanya kamu mau jilat ludah yang udah ngotorin muka aku.. Kamu pikir aku layang-layang yang bisa kamu tarik ulur? Aku manusia, Beb.. Aku punya hati yang udah kamu hancurin.. Tega kamu ke aku.. Aku benci kamu.. I really do hate you” Teriak Anggie sambil terisak dengan memukul dada gw..

Dengan cepat, gw hendak memeluk tubuh gadis itu untuk meredakan tangisannya diatas dada gw.. Tapi, Anggie menolak sambil menunjuk wajah gw..

“Jangan coba-coba peluk aku.. Sekarang juga aku minta kamu pergi!!!” Teriak Anggie yang membuat Darren serta isterinya keluar dari rumah..

Seketika, Darren mendorong tubuh gw dengan cukup kuat.. Sementara Anggie sudah berada dalam pelukan isterinya Darren meski masih terisak..

“Gw udah bilang, gw bakal bikin lu nyesel kalo sampe gangguin Anggie” Bentak Darren sambil melayangkan pukulannya lagi yang tepat menghantam wajah gw dan membuat gw kembali jatuh terjungkal..

Segera gw bangkit, mencoba mengejar Anggie yang sedang dibawa masuk oleh Darren dan isterinya..

“Yank.. Aku minta maaf, Yank.. Aku mau kita balikan.. Ibu udah restuin hubungan kita, Yank” Teriak gw yang sedikit terlambat karena Darren sudah menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat..

“Bang Darren, buka pintu nya.. Pliss bukain, bang.. Kasih gw kesempatan buat perbaikin hubungan gw sama Anggie” Kata gw sembari menggedor-gedor pintu besar berwarna putih..

Beberapa kali gw masih teriak-teriak entah itu memanggil nama Anggie atau memelas ke Darren untuk membuka pintu.. Tapi, jangan kan membuka pintu, satu jawaban pun tak terdengar dari ketiga lisan mereka.. Akhirnya, dengan perasaan getir gw menghentikan teriakan serta gedoran di pintu.. Lalu, mulai berjalan meninggalkan teras menuju mobil peninggalan Ayah..

Didalamnya, gw merebahkan kepala di bagian atas jok sambil menutup kedua mata.. Ternyata, reaksi Anggie sama sekali tidak serupa dengan apa yang sudah gw bayangkan.. Gadis itu menolak mentah-mentah permintaan maaf sekaligus ajakan gw untuk balikan.. Semua yang gw lakukan tadi di pesta pernikahan Ridho dan Suluh, sama sekali tidak memberikan efek apapun ke hubungan kami berdua..

Sebegitu kecewa dan terlukanya kah Anggie atas keputusan gw dahulu, yang didasari sikap berbaktinya gw ke Ibu? Harusnya Anggie mengerti posisi gw yang sulit saat itu.. Harusnya Anggie sudah berada dalam pelukan gw saat ini, setelah Ibu merestui hubungan kami dengan keikhlasan hati..

“AAARRGH!!!”

Suara teriakan yang merupakan bentuk luapan emosi gw terdengar keras dalam mobil.. Disusul pukulan sebelah tangan diatas stir..
Diubah oleh juraganpengki 08-10-2023 08:26
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.