Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#4044
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...

Setibanya di dalam kamar dengan bantuan Bayu Barata, gw melihat Sekar masih melipat wajahnya.. Lalu pergi entah kemana tanpa mengucapkan apapun.. Bayu Barata juga kembali ke tempat Arya bersama dua jin yang masih tak sadarkan diri.. Kemudian, muncul lagi dengan menyunggingkan senyuman..

Gw sendiri sudah merokok di pinggir jendela kamar.. Pandangan mata gw sempat melirik ke arah Bayu Barata yang nampak termenung.. Melihat gelagat aneh Bayu Barata, membuat benak gw kembali dipenuhi banyak pertanyaan tentang kejadian yang baru kami alami.. Akhirnya, gw memutuskan untuk bertanya tentang beberapa hal ke Bayu Barata..

“Bayu.. Apakah kau kenal baik dengan sosok Jin perempuan yang kau panggil dengan nama Ni Mas Laras Rangkuti? Aku bisa melihat kecemasan di wajahmu, saat melihat ia terluka parah.. Dan saat ini pun, aku tebak kau pasti masih memikirkan keadaannya, bukan?” Tanya gw ke arah Bayu Barata yang sedang menatap kosong ke atas lantai kamar..

Perlahan, gw mendengar suara tarikan nafas dalam-dalam dari Bayu Barata.. Kemudian, sosok Jin Penjaga gw itu bangkit dari duduknya di pinggir tempat tidur dan mulai melayang mendekati jendela.. Pandangannya kosong menatap keluar jendela kamar gw, seperti sedang mencoba menggali ingatan masa silam..

“Ada satu kisah hidup ku yang tiada seorang pun tahu kecuali Ki Sabdo, Raden” Ucap Bayu Barata untuk membuka kalimat..

Kening gw berkerut mendengar ada sebuah rahasia yang masih disimpan rapat-rapat oleh Bayu Barata.. Gw melemparkan rokok dan mulai menatapnya dari samping.. Kedua telinga gw siap mendengarkan kisah yang selama ini tidak pernah diungkapkan oleh Jin Penjaga gw yang kedua itu..

“Ni Mas Laras Rangkuti adalah isteri yang dipilihkan Ki Sabdo untukku

“Saat aku bertapa moksa dan menjelma menjadi Jin.. Ki Sabdo menjodohkan aku dengan sesosok Jin perempuan bernama Ni Mas Laras Rangkuti.. Kami hidup berdampingan selama puluhan tahun meski sama sekali aku tidak pernah merasakan cinta terhadapnya.. Tapi dengan sabar, Ni Mas Laras Rangkuti selalu melayaniku sebagai isteri yang baik.. Hingga suatu hari, ia mengetahui bahwa aku masih sangat mencintai Sekar.. Ni Mas Laras Rangkuti marah besar dan memutuskan untuk pergi meninggalkan ku dalam keadaan mengandung.. Aku sempat mencari keberadaannya, namun saat mendengar isteriku itu sudah tiada, aku memutuskan untuk menghentikan pencarian.. Hingga hari ini..”

Ucapan Bayu Barata terdengar terputus dan berganti dengan helaan nafasnya yang panjang.. Dari tatapan mata nya yang kosong memandang ke luar jendela kamar, gw melihat bayang kesedihan nampak tersirat disana..

“Aku sempat menduga, bahwa sosok jin perempuan bertopeng yang menyerang kita adalah Ni Mas Laras Rangkuti.. Karena hanya dia dan Ki Sabdo yang memanggil ku dengan nama Bayu Wardhana.. Sebuah nama yang diberikan Ki Sabdo saat menikahkan kami berdua.. Saat bertarung tadi, aku menepis sendiri dugaan itu, sebab aku meyakini kabar kematiannya dahulu.. Tapi, ternyata nasib mempermainkan diriku, Raden.. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa Ni Mas Laras Rangkuti masih hidup dan hampir saja aku membunuh isteriku sendiri dengan tangan ku ini” Kata Bayu Barata sambil memandang nanar kedua telapak tangannya..

Dua butir airmata, nampak jatuh menetes dari indera penglihatan Bayu Barata.. Jelas sekali gurat kekecewaan dan kepedihan hatinya tergambar nyata diwajah.. Gw yang sempat beberapa kali terkejut mendengar penuturan Bayu Barata, kemudian beranjak dari atas meja belajar dan merangkul bahu nya yang kekar..

“Nasib baik masih memihak padamu sahabatku, Bayu Barata.. Setidaknya kau masih bisa bertemu dengan isterimu, meski dengan cara yang sama sekali tidak terduga.. Dan terima kasih kau mau membagi kisah pahit yang selama ini kau rahasiakan kepada ku, Bayu” Ucap gw sambil menepuk-nepuk bahu Bayu Barata..

Saat gw masih merangkul bahu Jin Penjaga gw yang kedua itu, Sekar muncul secara tiba-tiba dibelakang kami.. Gw segera melepas rangkulan, lalu mendekati Sekar dan meminta maaf karena wajahnya masih menunjukkan raut kekesalan, setelah terpaksa menuruti permintaan gw untuk tetap menjaga Ibu dan Ayu dirumah.. Dengan tersenyum hambar, Sekar menerima permintaan maaf gw.. Disusul Bayu Barata yang meminta izin untuk kembali ke tempat Ki Purwagalih..

Gw menceritakan kepada Sekar apa gerangan yang terjadi saat gw dan Bayu Barata mengejar keempat bayangan hitam jelmaan bola api yang mencoba menembus Pagar Gaib buatannya.. Tentang Ni Mas Laras Rangkuti yang ternyata adalah isterinya Bayu Barata, serta datangnya Nyi Mas Galuh Pandita yang dibawa pergi Raja Jin saat ia tidak sadarkan diri setelah melepaskan pengaruh jahat dari tubuh Ni Mas Linduri dan Lembu Rukmo, juga gw ceritakan pada Sekar..

Wajah Sekar nampak beberapa kali menyiratkan raut keterkejutan begitu mendengar penuturan gw.. Namun, saat menyimak kalimat terakhir tentang Raja Jin yang membawa Nyi Mas Galuh Pandita, kedua mata Sekar seketika terbelalak..

“Tidak mungkin itu Baginda Junjungan ku yang datang kesana, Kang Mas” Ucap Sekar Kencana dengan wajah mulai menyiratkan kecemasan..

“Apa maksudmu, Sekar?” Tanya gw yang tidak begitu faham akan pernyataan Sekar barusan..

Jin Penjaga gw itu nampak mengambil sesuatu dari balik selendangnya.. Kedua mata gw membesar begitu melihat Pedang Jagat Samudera ada dalam balutan Selendang Emas kepunyaan Sekar..

“Sesaat, sebelum kau dan Bayu Barata tiba kembali ke sini.. Baginda Junjungan ku menitipkan Pedang Jagat Samudera milikmu serta Cambuk Langit Selatan milik saudaramu, Kang Mas.. Kepergianku barusan adalah untuk mengembalikan senjata sakti ke saudaramu, Ridho” Ucap Sekar sambil menyodorkan Pedang Jagat Samudera ke hadapan gw..

Kedua tangan gw menerima Pedang sakti pemberian Ki Suta, meski dalam benak dipenuhi tanda tanya.. Sejenak, pandangan gw mengamati Pedang yang memang sempat diambil Penguasa Gaib Tanah Pasundan beberapa waktu silam.. Setelah memasukkan Pedang itu kembali ke bahu kanan, tatapan gw terlempar ke wajah Sekar yang nampak semakin cemas..

“Yang aku takutkan, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu jelmaan Braja Krama, Kang Mas.. Aku harus menemui Baginda Raja untuk memastikan hal ini.. Aku tidak mau terjadi apa-apa pada Ibunda mertua ku” Kata Sekar lagi, yang langsung menghilang tepat sebelum gw berbicara..

Dengan tubuh sedikit lelah, gw duduk berpangku tangan dipinggir tempat tidur.. Pandangan gw menatap kosong ke arah dinding sementara dalam benak kembali muncul banyak pertanyaan.. Apakah dugaan Sekar itu benar? Jika memang yang datang tadi adalah jelmaan Braja Krama, mengapa ia membantu Arya terlepas dari pengaruh ilmu hitam? Mudah-mudahan saja kemunculan dua sosok Raja Jin ditempat berbeda tadi, adalah karena ia menggunakan Ilmu memperbanyak diri yang sama, saat ia melenyapkan jeratan Santet dari Ibu gw..

Sambil berharap semua dugaan Sekar tidak menjadi kenyataan, gw merebahkan diri diatas tempat tidur.. Seuntai do’a dan harapan akan keselamatan Nyi Mas Galuh Pandita sempat terangkai dalam hati, sebelum diri ini terlelap..

“Jadi, kemana dulu nih, Bree? Undangan gw tinggal buat Anggie cewe lu, sama buat Arya yang Jin Penjaganya Lembu itu” Tanya Ridho sambil memegang dua undangan bersampul warna emas..

Gw yang sedang termenung memikirkan tentang Sekar dan Bayu Barata, yang sampai siang ini sama-sama belum muncul sejak semalam, tidak begitu mendengar jelas pertanyaan Ridho barusan.. Alhasil, kepala gw malah di kepret Ridho menggunakan dua undangan pernikahannya..

“Suee banget lu, Bree.. Kepala gw di fitrahin nih ama emak gw” Maki gw ke Ridho yang nampak mencibirkan bibirnya..

“Lu nya aja yang sok termenung kaga jawab pertanyaan gw, Nyet!” Balas Ridho sembari melempar dua undangan ke muka gw, lalu mulai menjalankan mobilnya..

Gw mengambil satu undangan yang ada di atas paha dan satu lagi ada di bawah.. Lalu, melihat nama yang tertera didepan masing-masing undangan adalah Anggie dan Arya.. Dari situ, gw faham akan apa yang tadi sempat ditanyakan Ridho..

“Kita ke rumah Anggie aja dulu, Bree.. Sekalian ada yang mau gw omongin ke dia”

“Lu nya pake lama ga ntar ketemu Anggie, Bree? Gw jam setengah dua udah harus nyampe rumah nih disuruh nyokap”

Gw melirik jam tangan yang baru menunjukkan pukul 11 siang, lalu menoleh ke arah Ridho yang nampak fokus mengemudi..

“Kaga, lu tenang aja.. Lagian sekarang baru jam 11, pe’a.. Masih lama waktunya ke jam setengah dua” Jawab gw sambil menunjukkan jam tangan ke arah Ridho..

Sesuai janji gw ke Ridho setelah mengantarkan Ibu gw pulang dari rumah sakit kemarin, siang ini gw menemaninya mengantarkan undangan yang hanya tersisa dua.. Satu untuk Anggie dan satunya lagi buat Arya..

Sejak jam delapan pagi, Ridho sudah datang ke rumah.. Alasannya takut kesiangan lah, takut macet lah, tapi yang pasti gw tahu alasan paling benar adalah karena si Kampret mau numpang sarapan dirumah gw..

Kenapa gw bisa bilang begitu, karena pada saat Ridho datang berbarengan dengan sedang sarapannya gw dan Ibu di dapur.. Sementara, adik gw Ayu sudah sejak jam setengah tujuh gw antarkan ke sekolah.. Dan lu tau, Bree.. Dengan hanya mengucap salam satu kali, Ridho langsung masuk ke dalam rumah dan tepat berjalan menuju dapur.. Alhasil, tanpa malu-malu sekaligus tanpa ditawarkan oleh Ibu, Ridho lantas mengambil piring dari rak.. Lalu, menyendok nasi goreng buatan Ibu keatas piring dan memakannya dengan lahap..

Gitu tuh, kelakuan Ridho kalau ada dirumah gw.. Hampir sama konyol seperti sepupu gw yang otaknya somplak sebelah, Rio.. Keduanya selalu menganggap rumah gw kek rumahnya sendiri.. Bahkan, kadang-kadang memperlakukan Ibu gw kek Ibu nya sendiri.. Gw sih ga masalah.. Ibu gw malah senang.. Cuma, kadang-kadang gw suka gedek juga liatnya.. Hahaha (Piss, Bree)..

Setelah hak perutnya terisi dengan sarapan nasi goreng yang gratis, Ridho mengajak gw untuk ngobrol santai di teras.. Meski gw sudah diperbolehkan merokok di rumah oleh Ibu, tapi tetap saja ada rasa sungkan yang membuat gw masih sembunyi-sembunyi menghisap benda berasap tersebut.. Nah, di teras ini gw menceritakan tentang semua kejadian semalam ke Ridho..

Tanpa terasa, mobil Ridho sudah tiba di depan gang perumahan Anggie.. Kening gw sempat berkerut mencoba mengingat kepunyaan siapakah mobil Hon*a J*zz biru yang nampak terparkir didepan rumah Anggie.. Begitu ingat si pemilik mobil tak lain tak bukan adalah si maho Anton, bulu kuduk gw langsung meremang.. Bahkan, gw sempat bergidik sebelum keluar dari mobil Ridho..

“Kenapa lu bergidik, Bree? Gw ga liet ada penampakan apa-apa di luar rumah Anggie?” Tanya Ridho yang kebingungan melihat gw bergidik..

“Ada, Bree.. Bukan diluar, tapi di dalem.. Ntar aja lu liet” Jawab gw sambil membuka pintu mobil Ridho..

Sambil berjalan beriringan, gw dan Ridho sama-sama memandang ke arah depan.. Lalu, tiba di depan pintu besar berwarna putih dikediaman keluarga Anggie.. Dua kali gw memencet bel, sambil melempar pandangan ke arah garasi.. Sesosok penampakan nenek tua berwajah pucat dipenuhi keriput, nampak mengintip dengan sebelah wajahnya yang ada dibalik dinding..

Gw memberi kode ke Ridho untuk melempar pandangan ke arah yang sama.. Reaksi Ridho malah cenderung aneh.. Bukannya mengintimidasi Jin qarin mendiang pembantu keluarganya Anggie, dia malah tertawa terpingkal-pingkal sambil menunjuk-nunjuk ke arah sosok berwajah keriput..

Belum selesai Ridho tertawa, pintu rumah dibuka seseorang dari dalam.. Gw yang sangat berharap Anggie lah yang membuka pintu, seketika menelan ludah begitu melihat sosok pemuda bertubuh cukup berotot mengenakan berkemeja pink menghancurkan segala harapan..

Ridho yang masih tertawa terpingkal-pingkal, perlahan namun pasti menghentikan tawa dan berganti dengan sikutan lengan kirinya ke pinggang gw..

“Yaa ampuun.. Mimpi apose akikah semalam? Pasti akikah mimpi wet, sampe-sampe didatengin dua lekong-lekong ganteng” Kata Anton sedikit histeris, sambil menempelkan lima jari tangan kanannya yang berkuku merah jambu ke kening..

“Anggie nya ada, Ton?” Tanya gw yang tak mau lama-lama berbasa-basi ke pemuda keturunan amphibi karena hidup di dua alam..

“Anggienya ada koq dikamar, Imam ganteng.. Akikah juga available nih, right in front of you malah” Jawab Anton sambil mengerlingkan sebelah mata, lalu melirik ke arah Ridho..

Gw yang berniat mengerjai Ridho, dengan cepat merebut kunci mobil yang bagian gantungan kuncinya tersembul keluar dari saku celana jeans Ridho.. Lalu, menggeser tubuh Anton sedikit kasar sampai ia berteriak ‘AWW’ sedikit manja dan langsung setengah berlari menuju kamar Anggie..

“Bree.. Bree”

Panggilan suara Ridho sempat membuat gw menghentikan langkah saat sudah berada di atas anak tangga yang menuju kamar Anggie, lalu membalikkan tubuh mengarah ke Ridho dan Anton..

“Tungguin gw bentar ya, Bre.. Ton, lu temenin sodara gw yak” Teriak gw, ke Ridho yang berwajah mulai pucat ketakutan juga ke Anton yang tersenyum penuh arti..

“Oke.. Ga dapet kopi susu, ampasnya juga ga apa-apa deh.. Akikah mau” Jawab Anton yang membuat gw tertawa sambil melanjutkan menaiki anak tangga..

Tepat didepan pintu kamar Anggie yang secara bersamaan dibuka seseorang dari dalam, tawa gw langsung menghilang begitu melihat wajah cantik yang sampai hari ini masih mengisi relung hati paling dalam, sudah berdiri sambil menutup mulut.. Anggie juga nampak terkejut dan menatap gw dengan kedua mata berbinar-binar..

“Hai..” Sapa gw sambil mengulum senyuman manis”

Bukannya menjawab, Anggie malah langsung memeluk tubuh gw dengan sangat erat.. Gw yang merasakan luapan rasa bahagia menerima pelukan dari seorang gadis tercinta, membalas pelukan gadis itu sama eratnya.. Cukup lama kami berpelukan sampai akhirnya, Anggie melepaskan sendiri dan menatap wajah gw sesudah menyeka kedua matanya yang ternyata dibasahi airmata..

“Aku yakin kamu pasti datang, Beb.. Aku yakin banget kamu bakal datang” Ucap Anggie sambil memegang pipi gw dengan kedua telapak tangannya..

Gw tersenyum lalu memegang dua tangan Anggie, menyatukannya dalam genggaman tangan gw dan mengecup lembut jari jemari lentik gadis itu..

Tiba-tiba, dalam benak gw muncul wajah Ibu yang seketika mengingatkan akan niat awal kedatangan gw kesini.. Senyuman manis yang sempat terlukis di wajah gw langsung lenyap berganti rasa bimbang..

“Aku mo ngomongin sesuatu ke kamu, Yank” Kata gw dengan suara berubah lirih, tak lagi bersemangat seperti saat menyapa tadi..

Tanpa menjawab, Anggie langsung menarik tangan gw untuk masuk ke dalam kamarnya.. Hampir tak mau melepas gandengan tangannya dari lengan gw, gadis itu duduk berdampingan dengan gw di pinggir tempat tidurnya..

“Aku seneng banget kamu akhirnya datang, Beb” Kata Anggie sambil menyandarkan kepalanya di lengan kanan gw bagian atas..

Gw sendiri menoleh dan mencium rambut Anggie yang harum dengan kedua mata terpejam.. Hati gw saat ini benar-benar sedang bertarung memperebutkan salah satu dari dua sosok wanita mana yang harus gw bela.. Dua wanita yang sama-sama sangat gw cintai.. Dua wanita yang membuat hidup gw terasa lengkap, dan akan berkurang jika salah satunya terlepas.. Tapi, tetap harus gw pilih satu diantara Ibu dan Anggie.. Dan, keputusan nya sudah gw ambil sejak semula..

“Yank, I Love You So Much.. Aku sayang banget sama kamu” Ucap gw lirih, membuat Anggie mengangkat kepalanya dan menatap wajah gw hingga kami saling bertatapan dijarak sangat dekat..

Jelas sekali gw melihat raut kebahagiaan terpancar dari kedua mata Anggie yang berbinar.. Belum lagi, melihat senyuman gadis tersebut.. Senyuman yang melambangkan betapa kuatnya keyakinan Anggie akan cinta kami berdua.. Yaa Rabb.. Hamba tidak tega jika harus menghilangkan senyuman itu dari wajah gadis yang hamba sangat cintai.. Tapi, hamba akan jauh lebih merana jika harus melihat airmata Ibu yang tertumpah nantinya.. Kuatkan hati hamba dan hatinya Anggie, Yaa Alloh..

“I Know, Beb.. Aku juga sayang dan cintaaaa banget ke kamu” Jawab Anggie yang terasa terdengar seperti sebuah sembilu mengiris-iris hati..

Gw menghela nafas panjang untuk menyiapkan diri sebelum melihat airmata Anggie jatuh mengalir di pipi.. Perlahan, gw melepaskan pegangan tangan Anggie dari lengan dan memegang kepala gadis itu, lalu mengecup keningnya dengan sangat lembut.. Cukup lama gw mengecup kening Anggie dengan kedua mata kembali terpejam, karena tahu ini adalah kecupan terakhir untuk nya..

“Kita harus pisah, Yank” Ucap gw lirih namun terdengar jelas karena bibir sudah tak lagi menempel di kening Anggie..

Seketika Anggie menarik kepalanya dari pegangan tangan gw dan menatap dengan wajah penuh tanda tanya..

“Maksud kamu apa, Beb?” Tanya Anggie dengan kedua alis tertekuk..

“Kita ga bisa lanjutin hubungan ini, yank.. Maafin aku.. Ibu aku sakit jantung dan aku ga mau terjadi apa-apa sama Ibu”

Sontak Anggie langsung berdiri dan menantap nanar ke arah gw sambil menggeleng-gelengkan kepala.. Gw yang melihat Anggie sudah mulai menutup mulut dan berganti menutup wajah dengan kedua telapak tangan disusul suara isak tangis gadis itu yang pecah, ikut berdiri lalu memeluk tubuh Anggie sangat erat.. Anggie sempat meronta berusaha melepaskan diri dari dalam pelukan gw sambil terus terisak.. Hingga akhirnya dia hanya bisa pasrah menangis diatas dada gw bersamaan dengan jatuhnya dua tetes airmata di kedua mata ini..

“Buat apa kamu kasih senyuman manis ke aku tadi, Beb? Buat apa? Kamu terus lukain aku.. Kamu ga pernah mikirin perasaan aku, pengorbanan aku” Teriak Anggie sambil memukul-mukul dada gw, lalu berganti menggigit..

Gw menggigit bibir untuk menambah rasa sakit yang terbit di dada.. Biar sakit yang dirasakan Anggie, juga bisa gw rasakan sepenuhnya..

Diubah oleh juraganpengki 07-10-2023 19:42
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.