- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#3946
Kembalinya Ibu...
“Jadi dalang yang bikin lu diusir sama Ibu, Braja Krama, Bree?” Tanya Ridho sambil melirik ke arah gw yang duduk di jok sebelah kiri, lalu kembali fokus ke depan jalan..
Gw menganggukkan kepala sebagai jawaban iya dengan kedua mata menatap tajam..
“Gila tuh Jin.. Penasaran banget kek apa sih mukanya.. Tapi, bree.. Beneran nyokap lu udah bebas dari santet?”
“Mudah-mudahan sih udah, Bree.. Gw liat sendiri koq gimana Raja Jin nyabut Santetnya.. Cuma pas Beliau nusuk jantung gw pake jari, gw nya keburu pingsan.. Pas sadar, Raja Jin nunjukin gw santet terakhir yang tadi gw ceritain ke lu” Jawab gw sambil melirik ke Ridho..
Sebangunnya gw dari Subuh, gw sempat bersih-bersih rumah yang nampak berdebu karena tidak ada yang mengurus semenjak Ibu di rawat.. Setelah itu, gw mandi dan kira-kira jam setengah delapan pagi, gw meminta bantuan Sekar untuk membawa gw ke kamar Ridho, begitu mengetahui bensin di mobil peninggalan Ayah tinggal sedikit..
Awalnya, Ridho nampak sangat terkejut melihat gw dan Sekar yang tiba-tiba muncul dikamarnya.. Dengan erat, saudara gw yang akan segera menikah dengan Suluh itu memeluk diri ini.. Ridho mengaku sempat mencari gw kemana-mana bersama Bimo dan Suluh, setelah mendengar kabar terusirnya gw dari rumah.. Namun, meski dengan bantuan semua Jin Penjaga, mereka tetap saja tidak mengetahui keberadaan gw selama tiga hari kemarin..
Gw meminta Ridho untuk mengantarkan ke rumah sakit terlebih dahulu dan berjanji akan menjelaskan semua dalam perjalanan.. Dengan panjang lebar, gw menceritakan semua ke Ridho dalam mobil nya.. Dari awal perselisihan yang muncul antara gw dan Ibu, hingga terungkapnya penyebab beliau bisa-tiba-tiba sangat tega mengusir gw dari rumah..
Setibanya di rumah sakit, kami berdua langsung menuju ke meja informasi untuk menanyakan ruangan tempat Ibu dirawat.. Lalu, segera mencari ruang rawatnya dengan bermodalkan petunjuk dari si petugas.. Ridho sempat bertanya ke seorang perawat tentang letak persis dari ruangan yang kami cari, dan dengan baiknya perawat berhijab putih mengantarkan kami berdua hingga tiba di depan ruangan bernomer 34..
Entah kenapa, hati gw mendadak ragu begitu melihat nomer ruang yang terpampang di pintu.. Langkah kedua kaki gw pun lantas terhenti dengan sendirinya persis satu tombak di depan pintu ruang tempat Ibu di rawat..
“Kenapa berhenti, Bree? Ini bener kan ruangan nyokap lu?” Tanya Ridho sambil memegang bahu gw dari samping..
“Bener kek nya, Bree”
“Lah terus kenapa bukan masuk aja lu nya?” Tanya Ridho lagi saat gw mulai menyandarkan punggung di dinding..
Kedua mata gw menatap kosong ke lantai putih bersih.. Sementara dalam benak, mulai muncul bayang-bayang raut muka Ibu saat mengusir gw dari rumah.. Kalimat demi kalimat makian beliau terngiang-ngiang dikedua telinga..
“Bree, koq malah bengong.. Kenapa sih lu?” Kata Ridho yang seketika membuyarkan lamunan..
“Gw takut, Bree.. Gimana kalo nyokap gw belum bebas banget dari pengaruh Santet? Gimana kalo kondisinya malah ngedrop pas liet gw?”
Ridho terdengar menghela nafas panjang mengetahui segala ketakutan gw yang mendadak muncul tanpa alasan.. Padahal selangkah lagi, kami berdua bisa saja langsung masuk ke dalam ruangan tempat Ibu dirawat..
“Gw ngerti banget perasaan lu, Bree setelah semua yang udah lu alami.. Cuma, apa ga terlalu wasting time buat dengerin sugesti negatif sekarang? Positif thingking aja lah.. Tadi lu sendiri kan yang bilang, kalo lu yakin nyokap udah bebas dari pengaruh Santet.. Udah lah, Bree.. Masuk aja ke dalem.. Gw temenin koq” Ucap Ridho yang juga menyandarkan punggungnya di dinding sebelah gw..
Dalam hati, gw membenarkan tiap kalimat yang di lisankan Ridho barusan.. Mengikuti rasa takut tak beralasan disaat seperti ini, memang terdengar konyol.. Padahal, selangkah lagi gw dan Ridho sudah bisa melihat sendiri akan seperti apa reaksi Ibu nanti..
“Gini, deh.. Gw masuk duluan buat besuk Ibu.. Lu tunggu diluar sampe gw panggil nama lu, baru lu masuk.. Gimana?”
Gw menganggukkan kepala menyetujui usul Ridho.. Saudara gw itu lantas membuka pintu ruang bernomor 34, setelah memberikan tanda acungan jempol.. Dari sela pintu yang sengaja tidak di tutup rapat oleh Ridho, gw mendengar suara Ibu menyapa nya dengan ramah..
Kurang lebih dua menit gw menunggu di luar, tiba-tiba terdengar suara Ibu memanggil nama gw dari dalam.. Dengan perasaan bercampur aduk, gw melangkahkan kedua kaki masuk ke dalam ruang perawatan..
Disana, di atas sebuah ranjang berwarna krem, seorang wanita berhijab hitam menatap gw dengan penuh penyesalan.. Dua matanya nampak berlinang dibanjiri air mata sambil memanggil nama gw lirih.. Disamping kanan Ibu berdiri Ridho dan seorang gadis cantik puteri Pak Sugi yang sedang mengulum senyuman manis..
Gw sendiri hanya berdiri mematung didepan pintu masuk dengan kepala tertunduk, tanpa tahu harus berbuat apa..
“Abang, masuk sini sayang.. Ibu kepingin peluk kamu, nak” Ucap Ibu sambil terisak..
Kepala gw mulai naik dan menatap Ibu yang sudah merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.. Tanpa pikir panjang, gw berhambur dan jatuh dipelukan Ibu.. Untuk beberapa saat, suasana haru menyelimuti ruangan tempat Ibu dirawat.. Tangisan beliau pecah dan sempat membuat seorang perawat datang untuk melihat keadaan..
Sementara, gw juga menangis terisak dalam pelukan Ibu sambil terus dibelai oleh beliau..
“Ibu udah jahat banget ke kamu, nak.. Ibu bener-bener minta maaf ya sayang” Ucap Ibu sambil terisak dan menatap wajah gw dalam-dalam..
Gw menganggukkan kepala seraya memberikan beliau senyuman, meski dengan kedua mata yang basah.. Dalam hati, gw bersyukur sekali Ibu sudah kembali seperti biasa, tanpa terjerat lagi Santet yang dikirimkan Braja Krama.. Berkali-kali beliau mengucapkan permintaan maaf sambil membelai kepala dan mencium kening serta pipi gw..
“Kamu boleh marah ke Ibu kalau kamu mau, Bang.. Hati kamu pasti sakit banget dengar caci maki Ibu waktu itu yah, nak.. Yaa Allah, Ibu ga bisa bayangin apa yang udah kamu lewati.. Ibu ga tahu kenapa bisa semarah itu ke kamu.. Ibu ga tahu kenapa bisa sebenci itu lihat muka kamu”
”Udah, Bu.. Abang ga apa-apa koq.. Ga usah diingetin lagi.. Semua udah lewat.. Yang penting buat abang sekarang, abang mau lihat Ibu sembuh terus pulang ke rumah”
Ibu menganggukkan kepala dan membelai pipi gw dengan sangat lembut, lalu menggenggam kedua tangan gw seperti tak ingin lagi diri ini pergi meninggalkannya.. Senyuman bahagia terus saja terlukis diwajah Ibu yang masih sedikit pucat..
“Kata dokter, hari ini Ibu kamu udah boleh pulang, Mam.. Mungkin nanti siang.. Barang-barang Ibu juga udah aku masukin semua ke dalam tas” Ucap Ayu, yang hampir berbarengan dengan masuk nya seorang perawat yang hendak memeriksa tekanan darah Ibu..
Gw menoleh ke arah Ayu dan melemparkan sebuah senyuman, lalu menggeser tempat duduk agar tidak menghalangi si perawat..
“Abang, dompet Ibu ada di dalam laci.. Kamu selesaikan administrasi nya yah.. Biar Ibu bisa lebih cepet pulang”
Gw mengangguk lalu mengambil dompet dan memindahkan kartu debit milik Ibu ke dalam saku celana..
“Bree, gw tinggal dulu bentar yak.. Gw mo bayar administrasi ke depan” Ucap gw yang dibalas acungan jempol oleh Ridho..
“Aku ikut yah, Mam” Kata Ayu yang membuat gw sedikit sungkan, namun tak berani untuk menolak permintaan gadis itu apalagi didepan Ibu seperti saat ini..
Dengan hanya menganggukkan kepala, gw membalas permintaan Ayu dan mulai berjalan menuju pintu.. Dari belakang, Ayu terdengar meminta izin ke Ibu untuk menemani gw.. Tanpa berbicara satu pun kalimat, gw berjalan beriringan bersama Ayu menyusuri koridor rumah sakit menuju tempat penyelesaian pembayaran..
Namun, saat tiba didepan ruang administrasi yang sudah dipadati keluarga pasien dengan tujuan sama, Ayu menarik tangan kanan gw dari samping..
“Yu.. Apa-apaan sih.. Gw mo bayar biaya perawatan Ibu” Kata gw yang terpaksa mengurungkan niat untuk mengambil nomer antrian..
“Nanti aja.. Aku mo ngobrol sebentar sama kamu, Mam” Jawab Ayu sambil terus menarik pergelangan tangan kanan gw..
“Ngobrolnya bisa nanti, Yu.. Sorry! Gw harus dahuluin kepentingan Ibu”
“Imam, Please.. Aku mo ngobrol sebentar aja.. Habis itu, aku janji ga akan gangguin kamu lagi” Kata Ayu seraya melepaskan pegangannya dari tangan gw dan menatap wajah gw dengan sungguh-sungguh..
Gw terdiam dan sempat melempar pandangan ke arah kerumunan orang di depan ruang administrasi, lalu menoleh lagi ke arah Ayu..
“Ya udah.. Tapi sebentar aja yah.. Gw ga mau Ibu sampe ga bisa pulang hari ini gara-gara belum bayar biaya rawat” Jawab gw dengan nada dingin..
Ayu menyunggingkan senyuman getir dan mulai berjalan menuju sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat kami berdiri.. Gw mengikuti Ayu dari belakang sambil terus memikirkan apa kira-kira yang akan di bicarakan gadis itu..
Disebuah bangku plastik, gw mendudukkan diri sengaja menghadap ke ruang administrasi untuk memantau keadaan disana.. Dilain pihak, Ayu nampak berbicara ke seorang pelayan.. Mungkin ia ingin memesan makanan atau minuman..
“Aku pesenin kamu roti bakar sama teh tawar hangat.. Aku tahu kamu belum sarapan kan?” Kata Ayu yang sudah duduk di sebelah gw..
Gw menganggukkan kepala sambil melirik Ayu untuk sesaat, lalu melemparkan kan pandangan kembali ke ruang administrasi yang nampak semakin ramai.. Untuk beberapa lama, kami berdua sama-sama terdiam.. Sesekali, gw melirik Ayu yang nampak seperti sedang mengumpulkan keberanian..
“Sebenernya, aku udah bayar semua biaya perawatan Ibu, Mam..”
Kedua mata gw yang tadinya sudah kembali memandang ke arah ruang administrasi, sontak terbelalak menatap Ayu, setelah mendengar kalimat yang diucapkan gadis itu barusan..
“Maksud lu apa, Yu? Lu fikir keluarga gw ga bisa bayar sampe harus dibayarin sama lu?” Tanya gw dengan nada mulai tinggi..
“Maksud aku bukan begitu, Imam.. Kamu jangan marah dulu donk.. Aku belum jelasin semua” Kata Ayu yang terpaksa terhenti saat seorang pelayan membawakan pesanannya..
Gw melemparkan pandangan ke arah lain sambil menghela nafas.. Kemudian kembali menatap Ayu, menunggu gadis itu menjelaskan apa yang seharusnya ia utarakan..
“Aku minta maaf karena udah minta Abi buat bantu kelulusan kita.. Aku tahu penyebab kamu diusir karena hal itu, ditambah masalah perjodohan konyol yang dibuat orang tua kita kan, Mam.. Aku bener-bener minta maaf udah ga jujur ke kamu” Kata Ayu dengan wajah tertunduk..
“Terus, hubungannya semua itu sama biaya perawatan Ibu yang udah lu bayarin, apa Yu?”
“Itu bentuk permintaan maaf aku ke keluarga kamu, Mam.. Gara-gara aku kamu di usir.. Gara-gara aku juga Ibu kamu jatuh sakit lagi”
Dalam hati, gw menyayangkan sikap Ayu yang mengatakan bahwa apa yang ia lakukan adalah sebagai bentuk permintaan maaf nya ke keluarga gw.. Enak banget kalo jadi orang kaya yang bisa menyelesaikan semua hanya dengan uang..
Tanpa mencolek dua potong roti bakar, gw bangkit dan berjalan meninggalkan Ayu.. Pandangan gw menyisir tiap tempat untuk mencari mesin ATM.. Begitu melihat tiga mesin pencairan uang berdiri di pojok ruangan, gw segera melangkahkan kaki kesana..
Uang sepuluh juta rupiah dengan bentuk tunai sudah gw tarik dari kartu ATM milik Ibu.. Tanpa banyak basa-basi, gw kembali ke cafe tempat Ayu menunggu dan langsung meletakkn tumpukan uang pecahan seratus ribuan dihadapan gadis itu..
“Nih, sepuluh juta buat ganti uang lu yang udah kepake.. Kalo masih kurang, nanti gw transfer.. Gw ga mau punya hutang budi atau hutang uang ke siapapun.. Satu lagi, Yu.. Gw ga biasa nerima permintaan maaf orang lain dengan uang.. Mendingan, lu pake uang lu buat nyumbang anak yatim.. Pahala nya jauh lebih gede dibanding cuma buat nunjukkin kekayaan lu di depan gw” Ucap gw yang membuat Ayu nampak sangat terkejut..
Ayu nampak menatap gw dengan kedua mata mulai berkaca-kaca.. Lalu, bangkit sambil menghela nafas panjang.. Jelas sekali gadis itu berusaha untuk menahan tangisnya dengan melemparkan pandangan ke berbagai arah..
“Aku ga nyangka fikiran kamu bisa sepicik itu ke aku, Mam” Kata Ayu lirih lalu pergi meninggalkan gw tanpa mengambil selembar pun uang yang ada diatas meja..
Gw menghela nafas panjang dan menyandarkan punggung di kursi plastik.. Tatapan mata gw kosong menatap tumpukan uang diatas meja.. Entahlah, mungkin kalimat yang barusan gw lisankan ke Ayu terdengar kasar.. Tapi, jujur.. Gw memang ga mau berhutang budi sama siapapun.. Terlebih ke Ayu, yang Abi nya sudah membantu kelulusan kami berdua menjadi CPNS..
Seteguk teh tawar hangat yang ada di depan, berhasil membuat tenggorokkan gw lepas dari rasa haus.. Dengan mengantungi uang sepuluh juta tunai, gw beranjak meninggalkan cafe setelah membayar tagihan, meski tanpa menyentuh roti bakar yang sudah dipesan..
“Kamu ngomong apa ke Ayu, Bang? Koq tiba-tiba dia masuk kesini, ambil tas terus cium tangan Ibu buat pamitan sambil nangis” Tanya Ibu yang membuat gw cukup terkejut..
Pandangan gw sempat terlempar ke arah Ridho yang menajamkan matanya ke arah gw..
“Lu apain anak orang, Bree? Baru juga nyokap enakan, lu udah bikin masalah” Kata Ridho dalam batin gw..
“Ntar gw ceritain.. Lu keluar dulu gih.. Gw mo ngomong sama Ibu” Jawab gw masih lewat batin ke Ridho..
Begitu melihat Ridho berjalan keluar ruangan, gw duduk diatas bangku kecil disebelah Ibu yang wajahnya nampak dipenuhi tanda tanya.. Kalimat demi kalimat meluncur dari lisan gw, menjelaskan Ibu tentang apa yang sudah terjadi antara gw dan Ayu.. Uang tunai sepuluh juta rupiah pun gw keluarkan dari kantong dan meletakkan nya diatas paha beliau..
“Tindakan kamu benar, Bang.. Tapi ucapan kamu yang salah..” Kata Ibu sambil menjewer telinga kiri gw..
“Gimana anak gadis orang ga nangis, kalo omongan kamu nya kasar begitu.. Kamu tuh yah, kalo udah ga suka sama orang main langsung ditunjukkin aja.. Ya sudah, biar Ibu nanti yang jelasin ke Ayu.. Oh iya, Ridho kemana, Bang?” Tanya Ibu dengan suara cukup keras, dan membuat Ridho langsung menyembulkan kepala dari balik pintu..
“Kenapa, bu? Kangen ama Ridho yah?”
“Jangan sampe Ibu kangen sama kamu, Dho.. Ibu cuma mo pesen kamu jangan kemana-mana.. Jam sepuluh nanti, Ibu udah boleh pulang.. Kamu nganterin Ibu ke rumah sama Imam yah.. Nanti Ibu bayar deh” Kata Ibu yang sengaja meledek Ridho..
“Ya eelah, Bu.. Emang Ridho sopir sewaan pake dibayar segala..” Jawab Ridho dengan wajah tertekuk..
dodolgarut134 dan 14 lainnya memberi reputasi
15