Kaskus

Story

bakamonotongAvatar border
TS
bakamonotong
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP -[Based On True Story]- SEASON 2 "KAMI SELALU ADA"
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP -[Based On True Story]- SEASON 2 "KAMI SELALU ADA"

Mereka yang Hidup Dalam Gelap, merupakan suatu true stroy, real story atau semacam itu tentang Arda, ketika di season 1 Arda menyajikan pada anda bagaimana dia bertahan dan berhadapan serta bertemu dan mengenal mereka, maka di season 2 ini arda akan mengantarkan kalian menuju dalamnya cerita tahap lanjut, dimana dia harus berhadapan dengan mereka, menguji apa yang telah dia pelajari, dan menjadi seorang yang menjembatani antara 2 dunia.

90% horror dengan bumbu hiperbola dan cerita drama, cinta, dan cerita persahabatan, memberikan kepada pembaca kesan tentang apa yagn dialami penulis.

Quote:


Quote:


selamat menikmati season 2 dari cerita ini, semoga kalian menyukai, jangan lupa cendol, juga share and like nya

ig : @bakemonotong
twitter : @Ardahakimotong


Welcome to my Second Season of Story


INDEKS :

Quote:



NITIPSSSS :
Quote:

Diubah oleh bakamonotong 22-06-2018 09:53
Suminten.Avatar border
anasabilaAvatar border
meqibaAvatar border
meqiba dan 2 lainnya memberi reputasi
3
56.2K
212
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
bakamonotongAvatar border
TS
bakamonotong
#14
PART II - Terbang?

Menunggu kurang lebih 3 jam membuatku sedikit bosan, kukira hanya 1 jam saja transit di Soetta (Soekarno-Hatta), tapi faktanya kami harus transit lebih lama, membuatku yang menghabiska nwaktu 1 jam tidur terbangun, bosan, dan aku menjelajahi seisi bandara, sembari berjalan menggunakan eskalator bandara berkeliling sekitar lounge tempat menunggu. Aku terpaku pada satu titik seseorang berdiri di landasan pesawat, yang semula kukira adalah tukang parkir pesawat, tapi ketika aku melihat mobil bagasi menembusnya aku baru ngeh bahwa dia adalah mereka, makhluk tak kasat mata.Sialnya lagi aku bertatap mata dengannya, membuatku sadar bahwa kepalanya pecah sebelah dan otakny sedikit keluar, menyembul dari sisa2 kepalanya, membuatku seketika mual, ingin muntah, dan berlari menuju kamar mandi.

Aku muntah sedikit membayangkan wujudnya (bahkan sekarang juga mual karena terbayang saat menulis ini), dan membuatku sedikit pening, hingga suatu ingatan memasuki kepalaku, ingatan masa lalu, residu dari kenangan seseorang. Kulihat si kepala pecah mendekatiku dalam terawangan ini, dia tersenyum, ramah nadai wajahnya lengkap, tapi ini berkesan sangat menakutkan, aku beranikan mendekat, dan kulihat dia membawaku terbang menuju tak terbatas dan melampauinya! eh.. bukan, itu buzz lightyear, dia mengajakkau terbang, menuju suatu masa yang kiranya sudah modern dan belum lama terjadi.

Sebuah pesawat yang akan lepas landas, terbang, ketika pesawat perlahan mulai menuju langit setelah lepas landas, kulihat masih beberapa orang memakai seatbelt nya, seorang anak duduk diantara ayah dan ibunya. Ayah yang ternyata adalah dia yang membawaku kesini, dengan istri dan anakny terlihat tersenyum, "doa ya semoga sampai jakarta, kita ketemu sama nenek", katanya, membuatku terenyuh melihat bagaimana anaknya gembira ingin bertemu dengan neneknya. kulihat sang istri mengelus kepala putrinya itu, dan tiba- tiab terjadilah suatu insiden yang mengerikan, sebuah insiden yang membuat shock diriku dan sedikit takut saat menaiki pesawat.

Pesawat yang baru sebentar lepas landas itu menyenggol sesuatu, dan membuat terjatuh ke daerah padat penduduk, membuat badan pesawat hancur seketika, terjadi ledakan, yang menghancurkan beberapa rumah dan memakan korban jiwa disana. Hampir seluruh penumpang pesawat tidak ada yang selamat, dan beberapa warga ada yang meninggl, luka2 mulai dari ringan hingga luka yang berat. Aku melihat beberapa orang mati tertusuk puing pesawat, ada yang tertimpa bada n pesawat, beberapa orang terlempar jauh, beberapa kehilangan anggota tubuhnya dan meniggal di tempat. Aku sesegera mungkin mencari dia lagi, dan kulihat sang ayah dengan kepala hancur terlempar dari kursinya, kepalanya menabrak pusing pesawat, sang ibu terduduk di kursi tapi badannya tertusuk pecahan puing- puing dan mengalami pendarahan yang cukup parah, kulihat si istri kejang- kejang hingga meninggal, dan anak kecil tadi? kulihat dia mati seketika, mati karena terkena hantaman besar puing pesawat. Pemandangan menyedihkan yang membuatku mual saat itu. Namun si ayah, dia menarikku kembali ke suasana kamar mandi tadi.

"Kenapa kamu bisa sampai sini, kecelakaan itu bukan disini kan?", tanyaku, "memang itu terjadi bukan disini, tapi aku terbawa kesini karena aku, anakku, dan istriku tetap harus pergi menuju rumah orang tuaku, kala itu mereka sedang sakit, dan aku merasa sedih tidak bisa secara fisik hadir menemani mereka", "Tapi, kalian harus mengalami hal ini? dan bagaimana istri dan anakmu sekarang? apa mereka masih.. ehmm.. sepertimu?", kataku yang sedikit tidak enak menyebut "bergentayangan". "Mereka masih disini," (seketika muncul seorang wanita dan anak kecil perempuan dengan wajah pucat dan berdarah2), "maaf jika wujud kami begini, kami hanya ingin menunjukkan padamu, bagaimana kejadian itu, kami belum bisa pulang, orang tua kami masih belum bisa melepas kami, bahkan sampai lima tahun ini, membuat kami harus terikat dengan mereka," katanya. "begitu, aku minta maaf belum bisa membantu dan juga aku minta maaf karena aku tidak bisa menemani kalian disini, aku akan doakan semoga kalian tenang, dan segera bisa lepas dari ikatan disini", kataku, "terima kasih, kami sangat berterimakasih padamu,", seketika mereka mulai menghilang dan mulai tidak tampak lagi.

Aku yang masih shock harus melanjutkan perjalanan terbang dari jakarta - manado yang notabene masih ada sekitar 3 - 4 jam lagi, membuatku parno sendiri. Kenapa mereka harus muncul pas aku mau terbang sih, bukannya membuat tenang tapi membayangkannya saja membuatku mual. Entah apa yang harus aku lakukan. Ku cuci sekali lagi mukaku, dan berjalan menuju lounge bandara tempat teman- temanku menunggu, dan kulihat mereka disana beberapa ada yang makan dan ada yang tidur, aku kembali mengambil tempat, "Ngopo e da suwe tenan neng WC? keturon po?"(ngapain da di WC lama banget, ketiduran kah?) kata Cahyo padaku, "Gak yo, mung mau bom e koyo nuklir, dadi suwe" ( Gak yo, cuma tadi ngeluarin bom atom, jadi lama), jawabku yang disambut tawa Cahyo, sekilas kulihat jam dan masih 1 jam lagi menunggu nya, aku kembali lagi tidur d sana sembari menunggu panggilan terbang, tapi bukannya tertidur, malah aku semakin ganggu oleh mereka yang ada di bandara. Beberapa iseng terabgn tepat di depanku, melewatiku, ada beberapa makhluk yang berlarian di landasan pesawat, anak- anak kecil seperti tuyul, buset di bandara yang ramainya bejibun gini kok masih banyak juga yang lewat2, aku hanya meliaht2 mereka, hingga ada seorang penumpang di sebelahku, yang menunggu pesawat berkata "ngeliat juga mas? tenang gak ganggu kok mereka, cuma memang kayanya uda lama sebelum bandara ini jadi mereka disini", kata bapak2 disebelahku, "Oh gak pak, lihat apa pak? saya cuma capek saja makanya muter2 liat sana sini", kataku mengeles, karena tidak mau dianggap aneh, "hahaha, gak usa bohng mas, saya tahu kok, yauda mas, jangan diliatin terus, nanti tertarik sama masnya, kaya mbak2 yang disana berdiri dari tadi ngeliatin mas nya, ati2 ngikut mas", pesan bapak itu, membuatku tertawa garing dan segera mengalihkan padangan dan memejamkan mata lagi.

Satu jam berlalu dan penerbangan kami dipanggil, pesawat Garuda Boeing 737, masa itu terasa mewah, ada TV tiap seatnya, membuatku menghabiskan waktu menonton film slama 3 jam penerbangan menuju Manado, yang mana harus transit di Makassar selaam 25 menit dahulu, entah kenapa. Dalam penerbangan menuju Manado, aku menikmati makan yang diberikan oleh pihak maskapai, saat itu menikmati pasta dan nasi goreng dalam wadah foil, yang cukup membuatku kenyang, dan dierikan minum gratis dari trolley nya, ya berhubung pertama kali naik garuda, aku beberapa kali minta minum susu dan jus disana, mumpung ada kesempatan, kapan lagi menikmati pelayanan seperti ini. Enaknya lagi kami mendapat snack yang diberikan untuk kami ketika transit menunggu di Makassar, karena kami tidak berpindah pesawat, dan mungkin ada pengecekan mesin atau apa, tapi nyamannya penerbangan ini membuatku lupa pada pemandangan yang ditunjukkan si "ayah" yang meninggal saat penerbangan tadi.

Kami sampai di Mando sudah hampir jam 2 siang WITA, membuatku harus mengepaskan jam lagi, dan akhirnya kami yang masih jetlag ,dijemput dengan bis kota yang mirip trans Jakarta, dan dibawa menuju satu rumah makan, di pinggir pantai, disana kami sudah disambut beberapa panitia penyambutan, yang menyanyikan lagu2 disana, dan memberikan kami kalungan bunga, Manado rasa Hawai, dan kami dengan santai, sedap menyantap banyaknya makanan disana, yang 95% adalah makanan laut, dan 5 persen adalah sayur + ayam. Tapi satu yang kurasakan berbeda, ikan disana sangat nikmat, dan sebagai kota yang terkenal akan sambal dabu- dabu, disana semua sambal sangat amat pedas, membuatku menghabiskan hingga mungkin lebih dari 1 liter air putih, karena pedasnya sambal disana dan akhirnya membuatku tahan pedas. Perjalanan di Manado sungguh sangat menyenangkan, membuat suatu pengalaman dari berbagai sisi muncul untukku, dan beberapa kenalan yang mengubah hidupku, serta titik balik kehidupanku.

Kami yang telah selesai menikmati santap sore, kemudian dipisah2 tergantung rombongannya, ak usedikit lupa untuk hal itu, tapi aku, alfon, dan merla ditempatkan di SMA 1 ******, sekolah SMA yang besar, dan uniknya dibagi menajdi jam pagi dan siang, untuk kelas 2 dan 3 masuk pagi, dan kelas 1 masuk siang harinya. Wah sungguh menyenangkan, keunikan ini yang membuat sekolah ini menarik. Aku ditempatkan sesuai kelas ku di SMA di jogja, kelas IPA 4, Alfon di IPA 1, dan Merla di IPA 2, kami berada di lantai 3, kala itu kami sampai sekolah pukul 5 sore, dan kulihat tidak ada satupun anak sekolah disana kecuali panitia osis yang menyambut kami, dan kakak asuh kami. Kakak asuhku adalah orang Jawa campuran Bali, Ayahnya Islam, dan Ibunya adalah hindu (yang kini telah masuk islam), dan pernikahan antar agama disana legal, dan mudah, membuat suatu keragaman yang unik, tidak ada perselisihan antaragama disini, berbeda dengn di ibu kota yang kiranya kasus pemilihan gubernur mengatasnamakan agama, di Manado, keberagaman benar- benar terjaga, dan membuat nyaman untuk tinggal disini.

Kakak asuhku bernama Rizky (Kiky), seorang pria tambun yang menjemputku naik motor, ramah, dan baik padaku, orang tuanya juga menganggapku seperti anaknya sendiri, aku sangat nyaman disana, (walau sialnya karena hp kuy hilang dan FB dibajak, aku lost contact dengan keluarga disana). Keluarga yang kutinggali cukup tegas dengan aturan yang ada, Ayahnya adalah seorang peitnggi di kepolisian sekitar situ, Ibunya hanya ibu rumah tangga, Rizki sendiri adalah anak Band, yang kadang jika malam minggu nge-Date dengan pacaranya, dan membuatku tiap malming harus naik angkot ke maralayang untuk menemui teman- teman yang berjanjian jalan disana. Rumah yang kutinggali benar- benar masih taradisional, terbuat dari kayu dan berderit ketika berjalan, wah tapi hebatnya sangat kokoh dan kuat. Aku tidur di kamar Rizky, sedang dia berpindah ke kamar adiknya. Dua minggu di Manado ku akan dimulai dengan kisah yang berawal dari malam pertamaku disana, sebuah sambutan hangat dari gubernur dan walikota disana, serta awal mula bagaimana aku bertemu dengan seseorang yang kini menjadi teman baikku (walau kadang sih ngeselin, BT nya suka kumat, dan baru lepas masa jomblonya, rata2 pacarnya dulu "berseragam" dan berbadan tegap, mungkin memang jodohnya saja sih wakakaka), perjalanan diaman aku menemukan pengalaman tentang kota selain di pulau Jawa. Sebuah pengalaman yang tidak hanya tentang Manusia, tapi juga mereka yang hidup dalam gelap.



Diubah oleh bakamonotong 16-03-2018 11:47
johny251976
kemintil98
regmekujo
regmekujo dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.