Kaskus

Story

bakamonotongAvatar border
TS
bakamonotong
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP -[Based On True Story]- SEASON 2 "KAMI SELALU ADA"
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP -[Based On True Story]- SEASON 2 "KAMI SELALU ADA"

Mereka yang Hidup Dalam Gelap, merupakan suatu true stroy, real story atau semacam itu tentang Arda, ketika di season 1 Arda menyajikan pada anda bagaimana dia bertahan dan berhadapan serta bertemu dan mengenal mereka, maka di season 2 ini arda akan mengantarkan kalian menuju dalamnya cerita tahap lanjut, dimana dia harus berhadapan dengan mereka, menguji apa yang telah dia pelajari, dan menjadi seorang yang menjembatani antara 2 dunia.

90% horror dengan bumbu hiperbola dan cerita drama, cinta, dan cerita persahabatan, memberikan kepada pembaca kesan tentang apa yagn dialami penulis.

Quote:


Quote:


selamat menikmati season 2 dari cerita ini, semoga kalian menyukai, jangan lupa cendol, juga share and like nya

ig : @bakemonotong
twitter : @Ardahakimotong


Welcome to my Second Season of Story


INDEKS :

Quote:



NITIPSSSS :
Quote:

Diubah oleh bakamonotong 22-06-2018 09:53
Suminten.Avatar border
anasabilaAvatar border
meqibaAvatar border
meqiba dan 2 lainnya memberi reputasi
3
56.2K
212
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
bakamonotongAvatar border
TS
bakamonotong
#8
Part I - Awal Kelas XI, Pertemuan Baru

Sedikit flashback sebelum keberangkatan ke Manado, aku yang kala itu baru naik ke kelas 2 SMA atau lebih dikenal kelas XI sekarang, adalah awal baru bagiku, saat itu aku masuk ke kelas IPA, karena dari awal aku yakin, pasti akan masuk IPA, berhubung standar sekolah yang cukup rendah, dan IPS sangatlah tidak bergengsi bagiku saat itu. Karena aku tidak tertarik masuk ke kelas IPS,dan lebih berbakat dalam hitung2an daripada hafalan ,apalagi hafalan seperti sosiologi dan semacamnya, I'm suck on that shit! Kelas IPA dan IPS saat itu masing- masing dibagi menjadi 4 kelas, IPA 1 hingga 4, dan IPS 1 hingga 4, masing2 kelas dikelompokan berdasar kemampuan, dan kelas IPA 4 merupakan kelas dimana dikumpulkannya ranking 1 - 3 dari masing2 kelas, atau mereka yang memiliki nilai rata2 tinggi. Aku masuk ke kelas IPA 4 ini, dan membuatku harus bertemu beberapa orang baru.

Awal mula kelas ini suasananya sepi, diam, benar- benar bak kuburan, 2 minggu pertama kelas ini sangatlah anteng, siswanya bahkan jarang ribut saat pelajaran, rasa canggung melingkupi kelas ini, bahka nmenyebabkan beberapa orang di kelas IPA 4 ini berpindah ke kelas lain, karena merasakan semacam pressure berada di kelas favorit. Sebenarnya ada beberapa orang yang aku kenal di kelas ini, yang pertama adalah Odi ,si manusia yang awalnya sok kenal saat FORTASi, kini sekelas denganku, membuatku akhirnya mengambil tempat duduk dengannya, ada lagi beberapa yang aku kenal, Aziz, dia adalah seorang teman dalam ekskul wajib kelas 1 dulu, dia ikut pencak silat denganku, sangat mudah mengetarai aziz, dia adalah orang yang suka merapikan rambutnya dan berkaca setiap kesempatan, anehnya lagi, cara dia berjalan sedikit jinjit, dan dia adalah orang yang anti israel, sangat anti israel, tapi karena itu, kami mala makin menjadi2 me-namainya Azizionisrael (Aziz + Zionis + Israel), ya hingga akhirnya dia sendiri biasa saja. Kelas ini membuatku berjumpa dengan sahabat- sahabat baruku. Adi Jaya (Ajay), seorang pria batam tinggi berkulit sedikit gelap, tapi jarang marah dan loyal pada teman, walau karena kadang aku suka sedikit bergaya bencong untuk mengganggu teman2ku, mereka kadang memanggilku Cong cong cong, yang membuatku marah tapi kini biasa saja aku mendengarnya, bahkan aku sering memanggil temanku dengan embel2 cong (karena kalau cuk terkesan kasar saja). Ada lagi Rajulun Karim (Ulun), seorang pria keturunan maluku jawa, yang sangat amat random, dia biasanya pulang menebeng aziz atau ajay, kadang juga saking randomny, dia pernah berkata saat amu pulang dengan aziz, "ziz mati yuk", benar2 random, dan ada seorang teman dekat yang bentar lagi mau menikah, Rodhi, dialah yang akan menikahi Amanda nanti, ya awalnya aku tidak tahu mereka pacaran, sampai gosip menyebar dan akhirnya mereka bertahan hingga mau menikah, aku turut bahagia, karena berarti ada satu jadwal makan gratis menanti.

Sebenarnya bukan mereka saja yang aku kenal, tapi cukup mungkin beberapa dari mereka di kelas ini yang aku sebutkan karena akan menyambung dengan cerita ini. Sebenarnya ada satu orang lagi, dari kelas IPA 3, yang sering main ke kelas kami, Adika, seorang anak yang terlalu polos bahkan hingga sekarang, saking polosnya, bahkan kadang ketika kami berbicara asal dia menganggap itu benar, membuat kami merasa bersalah, tapi kadang lucu juga ketika dia sering berbicara ngawur dan asal, yang membuat dia salah satu makhluk unik dalam wolf pack kami. Aku sebenarnya cukup senang di kelas IPA 4 ini, setelah 2 minggu melewati masa transisi yang canggung, kami akhirnya mulai akrab dan ribut di kelas, bahkan kami tergolong murid "kurang ajar", begini, kami adalah kelas dengan kumpulan siswa2 favorit, dan kami adalah siswa dengan predikat baik menurut guru, tapi faktanya saat pelajaran tak jarang kami bermain catur, atau malah kami tak jarang bermain kartu remi atau poker saat di kelas, bahkan UNO sekalipun. Membuat kami kadang kena masalah seperti papan catur di tarik paksa guru, atau malah menyobek kartu permainan kami. Benar- benar hal konyol.

Juni 2010, saat itu, aku mendapat pengumuman bahwa lolos mengikuti pertukaran pelajar ke Manado, hatiku yang kegirangan kala itu membuatku mengabari Dee dengan cepat (saat itu masih pacaran), "Selamat ya, Awas kamu nakal disana", jawab Dee, "Iya gak akan kok, ada juga kamu kemaren sempet mendua, awas aja ditinggal 2 minggu doang tau2 nanti punya gebetan", jawabku. "yee mana ada, yauda lanjut nanti aku masih pelajaran nih", sambung Dee padaku yang kemudian aku berjalan dari raung wakasek bagian kurikulum, dan istirahat aku menraktir beberapa teman dekat karena aku lolos ke Manado, hanya sebatas traktiran Pop Ice di belnder dengan Oreo (kalian harus coba), yang sangat nikmat saat siang panas itu. Dengan adanya kesempatan aku pergi ke Manado maka kesempatan juga bagiku untuk lebih mengenal sisi timur Indonesia, dan kesempatan ini kumanfaatkan untuk bisa meminta dana dukungan dari sekolah. Saat itu aku juga mendapat jatah untuk menitipkan pada Amanda yang harus ke Gorontalo. 1 juta rupiah dibagi 2, saat itu memang sedikit ribet untuk mengurus pencairan dana, karena wakasek baru berganti dari Pak Wondo ke Pak Dono, yang dimana membuatku harus menunggu lama kwitansi untuk mencairkan dana. Belum lagi aku harus berurusan dengan para bagian keuangan yang menatap sinis, membuatku sebenarnya malas mencairkan kuitansi itu, tapi ya bagaimana lagi, aku membutuhkan dana itu juga.

Hampir di masa kelas 2 kami menghabiskan waktu untuk bermain PS di rumah Odi, dengan hampir semua teman cowo di kelas IPA 4 dan beberapa dari kelas lain, membuat kami lupa waktu bermain PES di PS2, yang dimana aku adalah si cupu yang tidak bisa main game bola, menang sekali sudah bak keajaiban bagiku. Sudah tidak berbakat main bola di dunia nyata, bahkan dalam game pun kesusahan. ya tapi mau bagaimana lagi, memang tidak berbakat, lebih berbakat untuk main game adventure, berantem, dan RPG atau MMORPG. Kala itu kami biasa bermain dari jam pulang skeolah hingga maghrib, dimana aku kala itu sudah membawa motor sendiri, walau kadang sering kena cegatan karena tidak punya SIM.

Juli 2010, keberangkatanku ke Manado, dan sehari sebelumnya kami di panggil ke Kantor Walikota Yogyakarta, membekali kami dengan materi2 dan motivasi, serta jadwal kegiatan disana, kami saat itu dibekali battik dan polo seragam oleh dinas, yang masih kumiliki, tapi jelas sudah tidak muat. Topi dan kami dibekali uag saku untuk selama disana sebesar 420rb. Kala itu kami disuruh mencari oleh2 sendiri untuk keluarga asuh kami di Manado, dan aku membeli kan wedan uwuh, batik, dan gantungan kunci kodian. Kami berduapuluh kontingen Manado melakukan latihan dance dengan background song jogja undercover, yang dipandu Duta dan Fia, yang dimana karena jarak rumahku jauh dan aku tidak terlalu banyak waktu latihan menyebabkan ku tidak diikutkan dalam tampil dan hanya mengambil foto dan video saja.

Persiapan yang sudah siap bahkan kami sampai keliling kraton dan taman sari di pandu oleh Duta, dan dijelaskan sejarah serta struktur bangunan dan lain2 yang membuat kami menambah pengetahuan tentang sejarah jogja yang kemudian mungkin akan disampaikan pada mereka di Manado. Saat itulah dikerjaan jawa kuno, Kraton Jogja bertumpuk dengan kerjaan jin kuno, yang dimana banyak lalu lalang jin dri berbagai wujud, dan kental dengan energi spiritual, membuat suasanana terasa sangat spiritual dan disana juga aku menjumpai beberapa penjaga gerbang yang berbaju prajurit, membuatku takjub dan tidak bisa memalingkan kepala, ada banyak makhluk berwujud ular dan setengah manusia, mungkin dikarenakan titah jaman dahulu dimana terjadi ikatan keluarga Kraton dan penghuni laut selatan, yang membuat tempat itu penuh dengan mereka yang ada dari laut selatan jogja.

Suasana spiritual Kraton sangat kental dan membuatku sedikit sungkan disana pada para penunggunya, dan disana juga aku merasa mereka sedikit banya kemngawasiku, membuatku harus pura2 tidak melihat dan mengobrol banyak dengan yang lain, saat itu aku sebenarnya sedikit melihat Duta dia didampingi 2 orang, seorang prajurit dengan baju kuno dan seorang penari yang berdiri di belakangnya, membuatku berpikir oh wajar saja aurany dia kok enak, yang jagain aja gitu, beda sama Sar dan Parunja ku yang serampangan dan bernadal banget, tidak terlihat kharismanya, walau kalau mereka bernatem sih ya keren juga. Berhubung karena ke Kraton aku takut membuat masalah, Parunja dan Sar ada di rumah, kularang ikut karena masuk ke kraton.

Pembinaan terkahir dari dinas pendidikan kota adalah kami dijelaskan jadwal penerbangan dan jam kumpul. "jadi ada 2 kabar, yang pertama pesawatnya, ke Gorontalo naik Sriwijaya, dan yang ke Manado naik Garuda", kami bersorak, Yes! Garuda, dan kontignen gorontalo sedih, Yah! masa sriwijaya, begitulah kiranya sampai kabar kedua diberitahukan, :"Gorontalo berangkatnya jam 9 pagi, Manado jam 5 sudah berangkat ya, jadi jam 4 sudah di Bandara", membuat respon kami tertukar, bagiamana tidak, jam 4 pagi sudah harus di bandara, check in, dan menimbang bagasi lalu pergi menuju pesawat, dan ternyata pesawatnya terbang jam 6, membuat kami menunggu sedikit lebih lama. Dan kami habiskan mengobrol, ada yang tidur dan ada yang mendengarkan musik dari HP, dan aku memutuskan tidur saja, karena masih ngantuk dan 1,5 jam harus menunggu.

Ketika penerbangan kami dipanggil, kami segera menuju lounge pesawatm bersiap untuk masuk pesawat, dan kami duduk di kelas ekonomi, dengan 3 seat pada sisi, aku selalu memilih seat di jendela, karena cukup senang melihat pemandangan awan2 disana, dan melihat laut yang terbentang luas, kadang melihat kapal- kapal yang berlaut disana. Membuatku senang melihat pemandangan dimana biru laut bersatu dengan biru langit. Biru adalah warna yang membuatku tenang, saat terbang ya karena kami melihat laut, kalaupun jatuh maka jatuh ke laut bukan crash ke aspala atau tanah, dan juga aku cukup sering melihat para bangsa mereka, di laut sana, membuatku sedikit takjub bahwa di pantai utara juga ada kerajaan tidak hanya di selatan saja. Oh ya, penerbangan kami kala itu harus transit di bandara Soetta Cengkareng, yang di klaim sebagai bandara Jakarta, walau tata letaknya di Tangerang, Banten. Penerbangan ini membuatku lelah, dan berisitirahat saat transit kurang lebih 2 jam, aku habiskan lagi dengan tidur di lounge menunggu pesawat berikutnya ke Manado, tapi bukannya bisa tidur, aku mala berjumpa dengan satu makhluk disana, yang terlihat muram berdiri menatap landasan pesawat.
Diubah oleh bakamonotong 06-03-2018 11:14
Suminten.
johny251976
kemintil98
kemintil98 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.