- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#3797
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kedua mata gw membesar melihat Raja Jin mengangkat lima jarinya lagi dari dada kiri dan berganti mengepalkan tangan dengan jari telunjuk yang mengarah lurus tepat ke jantung gw..
Kuku Jari telunjuk ditangan kanan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, tiba-tiba memanjang dengan sendirinya dan terasa dingin saat menyentuh kulit luar dada kiri gw.. Ujung kuku telunjuk jari Raja Jin mulai menekan kulit luar dada kiri dan menusuk ke dalam..
Kedua rahang gw mulai terkatup dengan semua gigi menggigit kaus yang ada dalam mulut, saat rasa sakit mulai terbit begitu ujung kuku runcing merobek lapisan daging di dada kiri.. Nafas gw mulai tidak teratur disebabkan rasa takut sudah bercampur dengan rasa sakit..
“Gw bisa.. Gw yakin bisa.. Semua buat Ibu” Ucap gw dalam hati sambil menggerakkan kepala kesamping..
Kepala gw yang miring menghadap ke arah kanan, terus menatap wajah Ibu yang tersenyum di selembar foto di tangan kanan.. Sementara, telapak tangan kiri sudah terkepal menahan sakit.. Bagi gw, melihat senyuman Ibu merupakan obat tersendiri dari rasa sakit yang mulai terbit.. Namun, hal itu hanya berhasil untuk sementara, begitu rasa sakit semakin mendera.. Kedua mata gw mulai tertutup dengan mulut tersumpal kaus biru meski dalam hati terus membaca Ayat Kursi..
“AAARRRGHHH”
Suara jeritan gw yang tertahan sumpalan kaus biru, masih sempat terdengar cukup keras, begitu ujung kuku runcing Raja Jin merobek lapisan daging lebih dalam.. Kedua mata gw terbelalak dengan dua tangan dan kaki serta tubuh menggelepar-gelepar menahan rasa sakit luar biasa..
Sama sekali gw tidak menghiraukan cairan basah yang mulai keluar dari luka di dada kiri, yang membuat punggung gw terasa lengket diatas lantai.. Yang gw rasakan saat ini hanyalah sakit dan sakit.. Entah berapa kali gw menjerit dengan mulut tersumpal .. Entah berapa kali gw meronta untuk menahan dan menolak rasa sakit..
Hingga akhirnya dengan cepat, tangan kanan gw di cengkram Penguasa Gaib Tanah Pasundan menggunakan tangan kirinya.. Sementara, Sekar yang mulai menangis karena tidak tega melihat gw terus menggelepar kesakitan, memegangi tangan sebelah kiri gw.. Entah apa atau siapa yang memegangi dua kaki gw dari bawah, hingga membuat kedua kaki yang tadinya menggelepar terasa tak bisa bergerak.. Mereka terus menahan tubuh gw yang menggelepar dan meronta dengan sangat kuat..
“AAARGGHHH”
Sekali lagi gw berteriak kencang meski mulut masih tersumpal kaus biru, saat rasa sakit yang jauh lebih hebat muncul, begitu ujung kuku runcing Penguasa Gaib Tanah Pasundan menembus tulang.. Bagian tengah tubuh gw yang dijepit dua lutut Raja Jin, seketika terangkat menegang dengan kepala dan kedua mata melotot menatap hampir kebelakang..
Keringat, darah dan airmata sedari tadi sudah mengalir keluar seiring kesadaran gw yang mulai menurun karena tak sanggup menahan rasa sakit teramat sangat.. Dengan sisa-sisa kesadaran dan tubuh lemah tak bertenaga, pandangan gw kembali tertuju menatap selembar foto yang mulai bergoyang-goyang dalam pegangan dua jari lemah di tangan kanan..
Pandangan mata gw mulai samar menatap senyuman seorang wanita yang sangat gw kasihi dalam foto..
“Ibu....” Ucap gw dalam hati, bersamaan dengan jatuhnya setetes airmata dan hilangnya segala rasa sakit dan kesadaran..
“Abang, bangun sayang” Sayup-sayup, gw seperti mendengar suara Ibu di telinga..
Kedua mata gw yang masih terasa basah, terbuka perlahan, mencoba mencari sosok Ibu.. Namun, sosok pertama yang terlihat adalah Sekar yang sedang tersenyum sambil menyeka pipi basahnya..
Gw tertegun menatap Jin Penjaga gw itu, meski dalam hati berharap bahwa suara Ibu yang barusan gw dengar adalah nyata, bukan hanya halusinasi.. Tapi sayang, beberapa kali gw melempar pandangan ke arah lain tidak juga melihat sosok Ibu.. Berarti yang barusan terdengar hanyalah sugesti gw saja..
“Alhamdulillah, Kang Mas.. Kau sudah sadar” Ucap Sekar sambil membantu gw yang mencoba bangkit untuk duduk..
Sosok Raja Jin yang sedang melayang berdiri dua tombak dihadapan, nampak menyunggingkan senyuman.. Jelas sekali senyuman itu adalah yang paling hangat yang pernah Beliau sunggingkan selama ini..
Pandangan gw langsung mengarah ke bagian dada kiri yang nampak baik-baik saja.. Hanya ada sedikit sisa bercak darah yang terjejak di bawah dada.. Tubuh gw pun terasa hampir sama seperti sedia kala.. Tanpa ada rasa sakit dibagian tubuh manapun..
“Bangunlah, Ngger” Ucap Penguasa Gaib Tanah Pasundan dengan kedua mata berbinar menatap gw..
Gw yang masih duduk bersila, menganggukan kepala dan bangkit berdiri secara perlahan.. Raja Jin terlihat melayang mendekat, lalu memegangi dua lengan gw yang kiri dan kanan..
“Kau telah berhasil melewati ujian, Ngger.. Aku bangga padamu yang dengan rela menahan rasa sakit hebat demi kesembuhan Ibu mu.. Kau tidak perlu khawatir.. Aku sudah mendapatkan setetes darah dari jantung mu dan semua luka yang ada telah aku sembuhkan dengan kekuatan ku”
Gw tersenyum mendengar penuturan Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Dalam hati, gw sungguh berharap pengorbanan gw yang harus merasakan sakit setengah mati barusan tidak lah sia-sia..
Perlahan, sosok Raja Jin mengeluarkan sebuah kantung kecil berwarna merah dari balik jubah kebesarannya.. Kemudian, Beliau membuka tali emas yang membungkus bagian atas kantung.. Kedua mata gw membesar saat melihat setetes darah segar berwarna merah nampak melayang keluar dari dalam kantung..
“Itu darah dari jantung ku, Eyang?” Tanya gw dengan tatapan tak bergeming ke arah setetes darah yang melayang..
“Benar, Ngger.. Ini lah syarat terakhir untuk melenyapkan Santet Batu Batin yang menyerang Ibu mu..” Jawab Penguasa Gaib Tanah Pasundan sambil melebarkan telapak tangan kirinya di atas darah, dan menekan cairan merah itu tanpa menyentuh..
Perlahan, setetes darah merah dari jantung gw yang akan menyempurnakan kesembuhan Ibu, terdorong masuk kembali ke dalam kantung yang berwarna sama.. Raja Jin kembali mengikat tali emas yang ada dibagian atas kantung dan menyodorkan benda itu ke hadapan gw..
“Kau pegang lah kantung ini.. Aku sendiri yang akan menarik Santet terakhir yang ditanam Braja Krama dibagian utara rumah mu”
Gw menganggukan kepala dan mengambil kantung kecil berwarna merah yang disodorkan Raja Jin.. Kemudian, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan berdiri menghadap ke arah utara rumah gw.. Perlahan, Beliau mengulurkan tangan kanan nya ke depan dengan kelima jari yang terbuka..
Kening gw berkerut melihat tangan kanan Raja Jin mulai bergetar dan kedua mata Beliau nampak melotot tajam.. Lalu, sekelebat bayangan hitam melesat dari arah Utara rumah gw.. Persis nya dari arah kamar Ibu..
Tiba-tiba, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan melompat ke atas, menembus langit-langit rumah gw.. Dan tak lama kemudian Beliau kembali turun dengan membawa sebuah bungkusan kain hitam yang mengeluarkan sinar berwarna sama..
“Dalam kain yang ada di tangan ku ini, ada Santet terakhir yang telah ku tarik dari bawah tempat tidur Ibu mu, Ngger.. Lihatlah dengan mata kepala mu sendiri apa yang dijerat Santet itu”
Perlahan, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan melepaskan pegangannya dari bungkusan kain hitam yang langsung melayang-layang didepan dada Beliau.. Sedikit demi sedikit, bungkusan kain hitam itu terbuka dengan sendirinya..
Kedua mata gw terbelalak saat melihat jantung dan hati manusia yang menyatu, ada didalam bungkusan kain hitam.. Hampir setengah dari masing-masing organ bagian dalam manusia itu, terlihat menghitam seperti batu padas pegunungan..
“Itu adalah bentuk gaib dari jantung hati Ibu mu, Ngger”
“Apa! I..itu Jantung dan Hati Ibu ku, Eyang?” Tanya gw yang sempat terbata-bata dengan kedua mata semakin membesar ke arah Raja Jin..
“Benar.. Santet Batu Batin memang mengincar Jantung Hati Ibu mu.. Kau lihat sendiri hampir setengah dari Jantung Hati milik Ibu mu sudah mengeras menjadi batu.. Jika saja lewat dari tujuh hari, semua bagian benda gaib itu akan berubah seluruhnya menjadi batu.. Dan, kau tentu tahu apa akibatnya bagi Ibu mu.. Lekas kau buka kantung merah itu dan lihat apa yang akan terjadi.. Jangan lupa untuk membaca Kalimat Tauhid dan Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah, Ngger” Perintah sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang gw balas dengan anggukan kepala..
Dengan sangat hati-hati, gw membuka tali emas yang mengikat ujung kantung merah, sambil mengucapkan Kalimat yang menyatakan Keesaan Allah SWT.. Setelah bagian atas kantung terbuka, setetes cairan merah melayang keluar dari dalam kantung.. Lisan gw meneruskan membaca satu Kalimat lagi sesuai perintah Raja Jin.. Yaitu, kalimat yang mencerminkan keikhasan hati atas segala daya dan upaya yang tidak akan berhasil tanpa seizin Illahi..
Selepas gw selesai mengucapkan dua kalimat agung tersebut, perlahan-lahan setetes darah yang tadinya hanya melayang-layang diatas kantung merah, bergerak mendekati Jantung Hati yang juga nampak melayang diatas kain hitam.. Dengan penuh harapan, gw melihat darah dari Jantung ini jatuh menetes tepat di atas jantung..
Mendadak, kedua mata gw membesar ketika melihat ada asap hitam pekat yang menguap dari Jantung dan Hati begitu terkena tetesan darah merah.. Seluruh bentuk gaib dua organ dalam milik Ibu, nampak mengeluarkan sinar putih yang seketika merontokkan bagian yang membatu.. Suara mendesis pun terdengar saat semua rontokkan menguap menjadi asap hitam tipis.. Dan, akhirnya dua organ dalam tersebut nampak kembali berwarna coklat kemerahan yang segar..
“Alhamdulillah.. Usaha mu tidak sia-sia, Ngger.. Kau berhasil melepaskan bentuk gaib jantung hati Ibu mu dari Santet yang dikirimkan Braja Krama.. Sebagai puteranya, hanya darah dari jantung mu lah yang bisa menyembuhkan.. Kau lihat sendiri, bagaimana setetes darah mu melayang mendekati Jantung hati Ibumu.. Karena darah yang mengalir di tubuhmu mengenali tempatnya berasal”
Gw mengangguk lalu seketika mencium lantai teras untuk melakukan sujud syukur atas pertolongan Illahi Rabbi.. Sebuah senyuman sumringah gw lukiskan diwajah, sambil mengucapkan kalimat Hamdallah, setelah mendengar ucapan Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Pandangan gw terlempar ke arah Sekar Kencana yang juga nampak lega.. Tanpa sadar, dua titik air mata kebahagiaan jatuh menetes dipipi..
“Sekarang, aku akan membawa bentuk gaib Jantung hati Ibu mu dan menyatukannya dengan bagian yang nyata.. Tapi, Ngger.. Kau tetap harus menjaga perasaan Ibu mu.. Karena aku hanya menghilangkan pengaruh Santetnya saja, bukan menyembuhkan penyakit” Kata Raja Jin sambil membungkus kembali Jantung hati gaib milik Ibu dengan kain hitam..
Gw menganggukkan kepala sebagai jawaban bahwa gw mengerti akan apa yang Penguasa Gaib Tanah Pasundan pesankan..
“Semua pengaruh Santet di Ibu mu akan benar-benar hilang saat Adzan Subuh berkumandang.. Lebih baik, sekarang kau istirahat, Ngger.. Dan temui Ibu mu esok hari..”
“Baik, Eyang.. Terima kasih atas segala bantuan yang Eyang berikan untuk kesembuhan Ibu ku” Ucap gw sambil mencium punggung tangan kanan Beliau..
Sosok tampan bermahkota besar tersebut nampak tersenyum, lalu melempar pandangan ke arah Sekar dan gw secara bergantian..
“Sebelum aku pergi, ada satu hal yang ingin ku sampaikan ke kalian berdua” Ucap Raja Jin yang masih melempar pandangannya ke arah gw dan Sekar..
Gw yang masih tersenyum, melirik ke arah Sekar yang wajahnya nampak mulai sedikit menyiratkan kebingungan..
“Apa itu, Eyang.. Jika aku harus melakukan sesuatu, katakan saja.. Aku pasti akan melakukan apa yang Eyang perintahkan”
Sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan, melayang mendekat dan memegang lengan kiri gw dengan tangan kirinya..
“Aku harap, kalian berdua tidak menutupi keberadaan Puteri ku lain kali.. Cepat atau lambat, aku pasti akan menemukannya serapat apapun kalian berdua berusaha merahasiakan”
DEG..
Gw menelan ludah mendengar ucapan Raja Jin.. Lalu melempar pandangan ke arah Sekar yang juga nampak terkejut..
“Ba.. Baik, Eyang.. Kami berdua mohon maaf telah lancang membohongi mu” Jawab gw dengan kepala tertunduk..
Didalam kamar, gw merebahkan diri diatas kasur empuk.. Rasa bahagia membuat gw tidak sabar untuk segera bertemu Ibu dan memeluk dirinya dengan erat.. Namun, entah mengapa tiba-tiba ingatan gw kembali ke saat Bayu Ambar muncul tepat sebelum kadatangan Kakeknya, yaitu Penguasa Gaib Tanah Pasundan..
Gw perlahan bangkit dari tempat tidur dan mengambil sebungkus rokok yang ada diatas meja belajar.. Dan untungnya masih ada sisa dua batang rokok didalam bungkusan putih itu.. Sambil menghisap rokok dan memandang keluar jendela yang sengaja gw buka lebar, benak gw kembali menanyakan maksud apa yang tersimpan dibalik kemunculan Bayu Ambar..
“Kang Mas, sepertinya ada yang sedang kau fikirkan? Apakah itu tentang Ibu mu?” Tanya Sekar sambil melayang duduk di atas meja belajar..
Pandangan gw yang menatap kearah luar jendela, menoleh ke Sekar dan memberinya senyuman kecil sambil menggelengkan kepala sebagai jawaban bukan Ibu yang sedang gw fikirkan.. Lalu, gw memutar sebatang rokok putih yang ada di antara jempo dan telunjuk kanan..
“Kau tahu, Sekar.. Sebelum kedatangan mu disusul Nyi Mas Galuh Pandita untuk membawa ku pulang, aku baru saja diselamatkan Raja Jin saat melawan Jin Perempuan bersenjatakan Pedang Kembar berselimut sinar biru.. Jika tidak salah, Jin perempuan golongan hitam itu bernama Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari” Ucap gw dengan mata terus tertuju ke benda putih yang ujungnya terbakar..
“Pedang Kembar.. Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari? Sepertinya, aku pernah mendengar dua nama itu, Kang Mas” Kata Sekar menimpali pembicaraan gw sambil menekuk kedua alisnya..
Gw menghisap rokok untuk yang terakhir karena bara apinya hampir membakar bagian filter.. Kemudian, dengan meletakkan rokok di antara jari telunjuk dan jari tengah yang tertekuk, gw melempar benda itu keluar jendela..
“Bukan Jin perempuan itu yang aku fikirkan, Sekar.. Tapi, Bayu Ambar”
Kedua mata Jin Penjaga gw itu nampak membesar begitu gw menyebutkan nama sosok yang pernah menjadi musuh utama kami..
“Sebelum Raja Jin menyelamatkan ku, Bayu Ambar sempat muncul persis dihadapan.. Dia menyuruhku untuk meminta dirinya menguasai tubuh ku kembali seperti dulu, dengan dalih ingin menyelamatkan diriku, Sekar”
“Tapi bagaimana mungkin, Kang Mas? Bukan kah Bayu Ambar berada dalam penjara Penguasa Gaib Tanah Pasundan? Atau jangan-jangan, ia juga berhasil meloloskan diri seperti Braja Krama dan Ibu mertua ku?”
Giliran gw sekarang yang mengerutkan kedua alis mendengar dugaan Sekar.. Ingatan gw kembali terbayang saat pertempuran melawan Bayu Ambar yang membuat gw harus mengalami ‘mati suri’.. Saat itu, Raja Jin memang menyelamat gw dan membawa Bayu Ambar ke istana nya untuk menjalani hukuman..
Tapi, benak gw juga teringat ketika Penguasa Gaib Tanah Pasundan mengajak gw ke istananya.. Disana, Beliau sempat menjelaskan niatnya untuk mengumpulkan Keempat Bagian Kitab Langit, yang masing-masing tersimpan di telapak tangan kanan gw dan ketiga saudara..
Raja Jin juga menjelaskan bahwa akan menggunakan Kitab Langit untuk mencari Ilmu Pamungkas agar bisa melawan Braja Krama, yang berhasil lolos dari Penjara bersama hampir semua Jin, termasuk puterinya sendiri.. Itu artinya lolosnya Braja Krama terjadi sebelum Beliau menyelamatkan gw dari serangan cucunya, yakni Bayu Ambar..
“Sepertinya tidak, Sekar.. Setahu ku, lolosnya Braja Krama itu sebelum Penguasa Gaib Tanah Pasundan berhasil menangkap Bayu Ambar” Jawab gw yang menggugurkan dugaan Jin Penjaga gw itu..
“Semua terasa janggal bagiku, Kang Mas.. Jika memang Bayu Ambar benar melarikan diri dari Penjaga, lalu mengapa Penguasa Gaib Tanah Pasundan tidak menangkapnya kembali? Bayu Ambar tidak memiliki Ajian Malih Sukma Raga ditingkat sempurna seperti Nyi Mas Galuh Pandita.. Seharusnya dengan mudah Kakek Moyang mu itu bisa menangkapnya”
Gw membenarkan penjelasan Sekar barusan.. Tapi, rasa lelah dan kantuk sudah melanda dan membuat gw menguap beberapa kali.. Benak gw pun mulai malas untuk menerka-nerka maksud apa yang tersembunyi dibalik munculnya Bayu Ambar..
“Sudahlah, Sekar.. Seperti pesan Raja mu, aku harus segera istirahat.. Jika aku bertemu dengan Beliau lagi, akan kutanyakan tentang hal ini sekaligus untuk meminta Pedang Jagat Samudera dikembalikan” Ucap gw yang mulai beranjak berjalan ke arah lemari untuk mengambil kaus singlet dan mengenakannya..
Bukannya langsung tertidur, kedua mata gw malah terasa kering.. Diatas ranjang, sambil melipat kedua tangan diatas bantal dan memangku kepala, pandangan gw menatap kosong ke langit-langit kamar.. Benak gw melayang memikirkan berbagai macam hal yang sudah terjadi dalam hidup gw akhir-akhir ini.. Semua berlaku karena perbuatan Braja Krama..
Seperti apa wujud Jin yang sudah mengacak-acak hidup gw sampai sebegitu kejamnya mengirimkan Santet ke Ibu dan membuat gw harus terusir dari rumah sendiri.. Sampai sekarang belum pernah gw melihat wujudnya.. Dan, mengapa hanya gw yang harus menghadapi Ujian.. Jika Braja Krama mengincar Empat Bagian Kitab Langit, seharusnya ia juga mengincar ketiga saudara gw..Tapi, kenyataannya selama ini hanya gw seorang yang menjadi bulan-bulanannya..
Kedua mata gw membesar melihat Raja Jin mengangkat lima jarinya lagi dari dada kiri dan berganti mengepalkan tangan dengan jari telunjuk yang mengarah lurus tepat ke jantung gw..
Kuku Jari telunjuk ditangan kanan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, tiba-tiba memanjang dengan sendirinya dan terasa dingin saat menyentuh kulit luar dada kiri gw.. Ujung kuku telunjuk jari Raja Jin mulai menekan kulit luar dada kiri dan menusuk ke dalam..
Kedua rahang gw mulai terkatup dengan semua gigi menggigit kaus yang ada dalam mulut, saat rasa sakit mulai terbit begitu ujung kuku runcing merobek lapisan daging di dada kiri.. Nafas gw mulai tidak teratur disebabkan rasa takut sudah bercampur dengan rasa sakit..
“Gw bisa.. Gw yakin bisa.. Semua buat Ibu” Ucap gw dalam hati sambil menggerakkan kepala kesamping..
Kepala gw yang miring menghadap ke arah kanan, terus menatap wajah Ibu yang tersenyum di selembar foto di tangan kanan.. Sementara, telapak tangan kiri sudah terkepal menahan sakit.. Bagi gw, melihat senyuman Ibu merupakan obat tersendiri dari rasa sakit yang mulai terbit.. Namun, hal itu hanya berhasil untuk sementara, begitu rasa sakit semakin mendera.. Kedua mata gw mulai tertutup dengan mulut tersumpal kaus biru meski dalam hati terus membaca Ayat Kursi..
“AAARRRGHHH”
Suara jeritan gw yang tertahan sumpalan kaus biru, masih sempat terdengar cukup keras, begitu ujung kuku runcing Raja Jin merobek lapisan daging lebih dalam.. Kedua mata gw terbelalak dengan dua tangan dan kaki serta tubuh menggelepar-gelepar menahan rasa sakit luar biasa..
Sama sekali gw tidak menghiraukan cairan basah yang mulai keluar dari luka di dada kiri, yang membuat punggung gw terasa lengket diatas lantai.. Yang gw rasakan saat ini hanyalah sakit dan sakit.. Entah berapa kali gw menjerit dengan mulut tersumpal .. Entah berapa kali gw meronta untuk menahan dan menolak rasa sakit..
Hingga akhirnya dengan cepat, tangan kanan gw di cengkram Penguasa Gaib Tanah Pasundan menggunakan tangan kirinya.. Sementara, Sekar yang mulai menangis karena tidak tega melihat gw terus menggelepar kesakitan, memegangi tangan sebelah kiri gw.. Entah apa atau siapa yang memegangi dua kaki gw dari bawah, hingga membuat kedua kaki yang tadinya menggelepar terasa tak bisa bergerak.. Mereka terus menahan tubuh gw yang menggelepar dan meronta dengan sangat kuat..
“AAARGGHHH”
Sekali lagi gw berteriak kencang meski mulut masih tersumpal kaus biru, saat rasa sakit yang jauh lebih hebat muncul, begitu ujung kuku runcing Penguasa Gaib Tanah Pasundan menembus tulang.. Bagian tengah tubuh gw yang dijepit dua lutut Raja Jin, seketika terangkat menegang dengan kepala dan kedua mata melotot menatap hampir kebelakang..
Keringat, darah dan airmata sedari tadi sudah mengalir keluar seiring kesadaran gw yang mulai menurun karena tak sanggup menahan rasa sakit teramat sangat.. Dengan sisa-sisa kesadaran dan tubuh lemah tak bertenaga, pandangan gw kembali tertuju menatap selembar foto yang mulai bergoyang-goyang dalam pegangan dua jari lemah di tangan kanan..
Pandangan mata gw mulai samar menatap senyuman seorang wanita yang sangat gw kasihi dalam foto..
“Ibu....” Ucap gw dalam hati, bersamaan dengan jatuhnya setetes airmata dan hilangnya segala rasa sakit dan kesadaran..
“Abang, bangun sayang” Sayup-sayup, gw seperti mendengar suara Ibu di telinga..
Kedua mata gw yang masih terasa basah, terbuka perlahan, mencoba mencari sosok Ibu.. Namun, sosok pertama yang terlihat adalah Sekar yang sedang tersenyum sambil menyeka pipi basahnya..
Gw tertegun menatap Jin Penjaga gw itu, meski dalam hati berharap bahwa suara Ibu yang barusan gw dengar adalah nyata, bukan hanya halusinasi.. Tapi sayang, beberapa kali gw melempar pandangan ke arah lain tidak juga melihat sosok Ibu.. Berarti yang barusan terdengar hanyalah sugesti gw saja..
“Alhamdulillah, Kang Mas.. Kau sudah sadar” Ucap Sekar sambil membantu gw yang mencoba bangkit untuk duduk..
Sosok Raja Jin yang sedang melayang berdiri dua tombak dihadapan, nampak menyunggingkan senyuman.. Jelas sekali senyuman itu adalah yang paling hangat yang pernah Beliau sunggingkan selama ini..
Pandangan gw langsung mengarah ke bagian dada kiri yang nampak baik-baik saja.. Hanya ada sedikit sisa bercak darah yang terjejak di bawah dada.. Tubuh gw pun terasa hampir sama seperti sedia kala.. Tanpa ada rasa sakit dibagian tubuh manapun..
“Bangunlah, Ngger” Ucap Penguasa Gaib Tanah Pasundan dengan kedua mata berbinar menatap gw..
Gw yang masih duduk bersila, menganggukan kepala dan bangkit berdiri secara perlahan.. Raja Jin terlihat melayang mendekat, lalu memegangi dua lengan gw yang kiri dan kanan..
“Kau telah berhasil melewati ujian, Ngger.. Aku bangga padamu yang dengan rela menahan rasa sakit hebat demi kesembuhan Ibu mu.. Kau tidak perlu khawatir.. Aku sudah mendapatkan setetes darah dari jantung mu dan semua luka yang ada telah aku sembuhkan dengan kekuatan ku”
Gw tersenyum mendengar penuturan Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Dalam hati, gw sungguh berharap pengorbanan gw yang harus merasakan sakit setengah mati barusan tidak lah sia-sia..
Perlahan, sosok Raja Jin mengeluarkan sebuah kantung kecil berwarna merah dari balik jubah kebesarannya.. Kemudian, Beliau membuka tali emas yang membungkus bagian atas kantung.. Kedua mata gw membesar saat melihat setetes darah segar berwarna merah nampak melayang keluar dari dalam kantung..
“Itu darah dari jantung ku, Eyang?” Tanya gw dengan tatapan tak bergeming ke arah setetes darah yang melayang..
“Benar, Ngger.. Ini lah syarat terakhir untuk melenyapkan Santet Batu Batin yang menyerang Ibu mu..” Jawab Penguasa Gaib Tanah Pasundan sambil melebarkan telapak tangan kirinya di atas darah, dan menekan cairan merah itu tanpa menyentuh..
Perlahan, setetes darah merah dari jantung gw yang akan menyempurnakan kesembuhan Ibu, terdorong masuk kembali ke dalam kantung yang berwarna sama.. Raja Jin kembali mengikat tali emas yang ada dibagian atas kantung dan menyodorkan benda itu ke hadapan gw..
“Kau pegang lah kantung ini.. Aku sendiri yang akan menarik Santet terakhir yang ditanam Braja Krama dibagian utara rumah mu”
Gw menganggukan kepala dan mengambil kantung kecil berwarna merah yang disodorkan Raja Jin.. Kemudian, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan berdiri menghadap ke arah utara rumah gw.. Perlahan, Beliau mengulurkan tangan kanan nya ke depan dengan kelima jari yang terbuka..
Kening gw berkerut melihat tangan kanan Raja Jin mulai bergetar dan kedua mata Beliau nampak melotot tajam.. Lalu, sekelebat bayangan hitam melesat dari arah Utara rumah gw.. Persis nya dari arah kamar Ibu..
Tiba-tiba, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan melompat ke atas, menembus langit-langit rumah gw.. Dan tak lama kemudian Beliau kembali turun dengan membawa sebuah bungkusan kain hitam yang mengeluarkan sinar berwarna sama..
“Dalam kain yang ada di tangan ku ini, ada Santet terakhir yang telah ku tarik dari bawah tempat tidur Ibu mu, Ngger.. Lihatlah dengan mata kepala mu sendiri apa yang dijerat Santet itu”
Perlahan, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan melepaskan pegangannya dari bungkusan kain hitam yang langsung melayang-layang didepan dada Beliau.. Sedikit demi sedikit, bungkusan kain hitam itu terbuka dengan sendirinya..
Kedua mata gw terbelalak saat melihat jantung dan hati manusia yang menyatu, ada didalam bungkusan kain hitam.. Hampir setengah dari masing-masing organ bagian dalam manusia itu, terlihat menghitam seperti batu padas pegunungan..
“Itu adalah bentuk gaib dari jantung hati Ibu mu, Ngger”
“Apa! I..itu Jantung dan Hati Ibu ku, Eyang?” Tanya gw yang sempat terbata-bata dengan kedua mata semakin membesar ke arah Raja Jin..
“Benar.. Santet Batu Batin memang mengincar Jantung Hati Ibu mu.. Kau lihat sendiri hampir setengah dari Jantung Hati milik Ibu mu sudah mengeras menjadi batu.. Jika saja lewat dari tujuh hari, semua bagian benda gaib itu akan berubah seluruhnya menjadi batu.. Dan, kau tentu tahu apa akibatnya bagi Ibu mu.. Lekas kau buka kantung merah itu dan lihat apa yang akan terjadi.. Jangan lupa untuk membaca Kalimat Tauhid dan Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah, Ngger” Perintah sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang gw balas dengan anggukan kepala..
Dengan sangat hati-hati, gw membuka tali emas yang mengikat ujung kantung merah, sambil mengucapkan Kalimat yang menyatakan Keesaan Allah SWT.. Setelah bagian atas kantung terbuka, setetes cairan merah melayang keluar dari dalam kantung.. Lisan gw meneruskan membaca satu Kalimat lagi sesuai perintah Raja Jin.. Yaitu, kalimat yang mencerminkan keikhasan hati atas segala daya dan upaya yang tidak akan berhasil tanpa seizin Illahi..
Selepas gw selesai mengucapkan dua kalimat agung tersebut, perlahan-lahan setetes darah yang tadinya hanya melayang-layang diatas kantung merah, bergerak mendekati Jantung Hati yang juga nampak melayang diatas kain hitam.. Dengan penuh harapan, gw melihat darah dari Jantung ini jatuh menetes tepat di atas jantung..
Mendadak, kedua mata gw membesar ketika melihat ada asap hitam pekat yang menguap dari Jantung dan Hati begitu terkena tetesan darah merah.. Seluruh bentuk gaib dua organ dalam milik Ibu, nampak mengeluarkan sinar putih yang seketika merontokkan bagian yang membatu.. Suara mendesis pun terdengar saat semua rontokkan menguap menjadi asap hitam tipis.. Dan, akhirnya dua organ dalam tersebut nampak kembali berwarna coklat kemerahan yang segar..
“Alhamdulillah.. Usaha mu tidak sia-sia, Ngger.. Kau berhasil melepaskan bentuk gaib jantung hati Ibu mu dari Santet yang dikirimkan Braja Krama.. Sebagai puteranya, hanya darah dari jantung mu lah yang bisa menyembuhkan.. Kau lihat sendiri, bagaimana setetes darah mu melayang mendekati Jantung hati Ibumu.. Karena darah yang mengalir di tubuhmu mengenali tempatnya berasal”
Gw mengangguk lalu seketika mencium lantai teras untuk melakukan sujud syukur atas pertolongan Illahi Rabbi.. Sebuah senyuman sumringah gw lukiskan diwajah, sambil mengucapkan kalimat Hamdallah, setelah mendengar ucapan Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Pandangan gw terlempar ke arah Sekar Kencana yang juga nampak lega.. Tanpa sadar, dua titik air mata kebahagiaan jatuh menetes dipipi..
“Sekarang, aku akan membawa bentuk gaib Jantung hati Ibu mu dan menyatukannya dengan bagian yang nyata.. Tapi, Ngger.. Kau tetap harus menjaga perasaan Ibu mu.. Karena aku hanya menghilangkan pengaruh Santetnya saja, bukan menyembuhkan penyakit” Kata Raja Jin sambil membungkus kembali Jantung hati gaib milik Ibu dengan kain hitam..
Gw menganggukkan kepala sebagai jawaban bahwa gw mengerti akan apa yang Penguasa Gaib Tanah Pasundan pesankan..
“Semua pengaruh Santet di Ibu mu akan benar-benar hilang saat Adzan Subuh berkumandang.. Lebih baik, sekarang kau istirahat, Ngger.. Dan temui Ibu mu esok hari..”
“Baik, Eyang.. Terima kasih atas segala bantuan yang Eyang berikan untuk kesembuhan Ibu ku” Ucap gw sambil mencium punggung tangan kanan Beliau..
Sosok tampan bermahkota besar tersebut nampak tersenyum, lalu melempar pandangan ke arah Sekar dan gw secara bergantian..
“Sebelum aku pergi, ada satu hal yang ingin ku sampaikan ke kalian berdua” Ucap Raja Jin yang masih melempar pandangannya ke arah gw dan Sekar..
Gw yang masih tersenyum, melirik ke arah Sekar yang wajahnya nampak mulai sedikit menyiratkan kebingungan..
“Apa itu, Eyang.. Jika aku harus melakukan sesuatu, katakan saja.. Aku pasti akan melakukan apa yang Eyang perintahkan”
Sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan, melayang mendekat dan memegang lengan kiri gw dengan tangan kirinya..
“Aku harap, kalian berdua tidak menutupi keberadaan Puteri ku lain kali.. Cepat atau lambat, aku pasti akan menemukannya serapat apapun kalian berdua berusaha merahasiakan”
DEG..
Gw menelan ludah mendengar ucapan Raja Jin.. Lalu melempar pandangan ke arah Sekar yang juga nampak terkejut..
“Ba.. Baik, Eyang.. Kami berdua mohon maaf telah lancang membohongi mu” Jawab gw dengan kepala tertunduk..
Didalam kamar, gw merebahkan diri diatas kasur empuk.. Rasa bahagia membuat gw tidak sabar untuk segera bertemu Ibu dan memeluk dirinya dengan erat.. Namun, entah mengapa tiba-tiba ingatan gw kembali ke saat Bayu Ambar muncul tepat sebelum kadatangan Kakeknya, yaitu Penguasa Gaib Tanah Pasundan..
Gw perlahan bangkit dari tempat tidur dan mengambil sebungkus rokok yang ada diatas meja belajar.. Dan untungnya masih ada sisa dua batang rokok didalam bungkusan putih itu.. Sambil menghisap rokok dan memandang keluar jendela yang sengaja gw buka lebar, benak gw kembali menanyakan maksud apa yang tersimpan dibalik kemunculan Bayu Ambar..
“Kang Mas, sepertinya ada yang sedang kau fikirkan? Apakah itu tentang Ibu mu?” Tanya Sekar sambil melayang duduk di atas meja belajar..
Pandangan gw yang menatap kearah luar jendela, menoleh ke Sekar dan memberinya senyuman kecil sambil menggelengkan kepala sebagai jawaban bukan Ibu yang sedang gw fikirkan.. Lalu, gw memutar sebatang rokok putih yang ada di antara jempo dan telunjuk kanan..
“Kau tahu, Sekar.. Sebelum kedatangan mu disusul Nyi Mas Galuh Pandita untuk membawa ku pulang, aku baru saja diselamatkan Raja Jin saat melawan Jin Perempuan bersenjatakan Pedang Kembar berselimut sinar biru.. Jika tidak salah, Jin perempuan golongan hitam itu bernama Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari” Ucap gw dengan mata terus tertuju ke benda putih yang ujungnya terbakar..
“Pedang Kembar.. Nyi Mas Sukma Ayu Prameswari? Sepertinya, aku pernah mendengar dua nama itu, Kang Mas” Kata Sekar menimpali pembicaraan gw sambil menekuk kedua alisnya..
Gw menghisap rokok untuk yang terakhir karena bara apinya hampir membakar bagian filter.. Kemudian, dengan meletakkan rokok di antara jari telunjuk dan jari tengah yang tertekuk, gw melempar benda itu keluar jendela..
“Bukan Jin perempuan itu yang aku fikirkan, Sekar.. Tapi, Bayu Ambar”
Kedua mata Jin Penjaga gw itu nampak membesar begitu gw menyebutkan nama sosok yang pernah menjadi musuh utama kami..
“Sebelum Raja Jin menyelamatkan ku, Bayu Ambar sempat muncul persis dihadapan.. Dia menyuruhku untuk meminta dirinya menguasai tubuh ku kembali seperti dulu, dengan dalih ingin menyelamatkan diriku, Sekar”
“Tapi bagaimana mungkin, Kang Mas? Bukan kah Bayu Ambar berada dalam penjara Penguasa Gaib Tanah Pasundan? Atau jangan-jangan, ia juga berhasil meloloskan diri seperti Braja Krama dan Ibu mertua ku?”
Giliran gw sekarang yang mengerutkan kedua alis mendengar dugaan Sekar.. Ingatan gw kembali terbayang saat pertempuran melawan Bayu Ambar yang membuat gw harus mengalami ‘mati suri’.. Saat itu, Raja Jin memang menyelamat gw dan membawa Bayu Ambar ke istana nya untuk menjalani hukuman..
Tapi, benak gw juga teringat ketika Penguasa Gaib Tanah Pasundan mengajak gw ke istananya.. Disana, Beliau sempat menjelaskan niatnya untuk mengumpulkan Keempat Bagian Kitab Langit, yang masing-masing tersimpan di telapak tangan kanan gw dan ketiga saudara..
Raja Jin juga menjelaskan bahwa akan menggunakan Kitab Langit untuk mencari Ilmu Pamungkas agar bisa melawan Braja Krama, yang berhasil lolos dari Penjara bersama hampir semua Jin, termasuk puterinya sendiri.. Itu artinya lolosnya Braja Krama terjadi sebelum Beliau menyelamatkan gw dari serangan cucunya, yakni Bayu Ambar..
“Sepertinya tidak, Sekar.. Setahu ku, lolosnya Braja Krama itu sebelum Penguasa Gaib Tanah Pasundan berhasil menangkap Bayu Ambar” Jawab gw yang menggugurkan dugaan Jin Penjaga gw itu..
“Semua terasa janggal bagiku, Kang Mas.. Jika memang Bayu Ambar benar melarikan diri dari Penjaga, lalu mengapa Penguasa Gaib Tanah Pasundan tidak menangkapnya kembali? Bayu Ambar tidak memiliki Ajian Malih Sukma Raga ditingkat sempurna seperti Nyi Mas Galuh Pandita.. Seharusnya dengan mudah Kakek Moyang mu itu bisa menangkapnya”
Gw membenarkan penjelasan Sekar barusan.. Tapi, rasa lelah dan kantuk sudah melanda dan membuat gw menguap beberapa kali.. Benak gw pun mulai malas untuk menerka-nerka maksud apa yang tersembunyi dibalik munculnya Bayu Ambar..
“Sudahlah, Sekar.. Seperti pesan Raja mu, aku harus segera istirahat.. Jika aku bertemu dengan Beliau lagi, akan kutanyakan tentang hal ini sekaligus untuk meminta Pedang Jagat Samudera dikembalikan” Ucap gw yang mulai beranjak berjalan ke arah lemari untuk mengambil kaus singlet dan mengenakannya..
Bukannya langsung tertidur, kedua mata gw malah terasa kering.. Diatas ranjang, sambil melipat kedua tangan diatas bantal dan memangku kepala, pandangan gw menatap kosong ke langit-langit kamar.. Benak gw melayang memikirkan berbagai macam hal yang sudah terjadi dalam hidup gw akhir-akhir ini.. Semua berlaku karena perbuatan Braja Krama..
Seperti apa wujud Jin yang sudah mengacak-acak hidup gw sampai sebegitu kejamnya mengirimkan Santet ke Ibu dan membuat gw harus terusir dari rumah sendiri.. Sampai sekarang belum pernah gw melihat wujudnya.. Dan, mengapa hanya gw yang harus menghadapi Ujian.. Jika Braja Krama mengincar Empat Bagian Kitab Langit, seharusnya ia juga mengincar ketiga saudara gw..Tapi, kenyataannya selama ini hanya gw seorang yang menjadi bulan-bulanannya..
dodolgarut134 dan 14 lainnya memberi reputasi
15