- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#3732
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
“Tapi tunggu, Sekar.. Bagaimana bisa Braja Krama masuk ke dalam rumah ku? Bukankah kau sudah memagarinya?”
Sekar melirik ke arah Nyi Mas Galuh Pandita untuk sesaat.. Seakan-akan meminta beliau untuk menjawab pertanyaan gw barusan.. Ibu mertua Jin Penjaga gw itu nampaknya mengerti akan maksud dari lirikan menantunya..
“Ngger, jangan kau lupakan satu hal.. Braja Krama itu adalah paman ku.. Kesaktian yang ia miliki berada beberapa tingkat diatas ku.. Bahkan mungkin setara dengan Ayahanda ku sendiri.. Jadi, bukan suatu hal yang mustahil bagi Braja Krama untuk menembus Pagar Gaib yang dibuat oleh Sekar.. Tolong jangan kau berburuk sangka dengan menantuku.. Saranku, semakin cepat kita kembali ke rumah, akan semakin cepat kita bisa menyelamatkan Ibu mu, Ngger”
Gw tertegun mendengar jawaban Nyi Mas Galuh Pandita.. Entah mengapa, terbit sebuah rasa penyesalan bukan karena telah berburuk sangka terhadap Sekar.. Melainkan karena telah sedikit meragukan kemampuan Jin Penjaga gw itu..
“Maaf, Eyang Puteri.. Aku sama sekali tidak pernah berburuk sangka terhadap Sekar Kencana.. Aku mohon maaf, Sekar.. Aku telah meragukan kekuatan mu”
“Sudahlah, Kang Mas.. Sekarang, lekas kau pejamkan kedua mata.. Aku akan membawamu kembali ke rumah” Jawab Sekar disusul senyuman manisnya..
Setibanya di rumah, gw langsung meminta Sekar untuk membuka pintu yang terkunci.. Setelah terbuka, segera gw berjalan menuju kamar lalu mengambil kaus oblong dari dalam lemari untuk dikenakan dan mengganti celana pangsi hitam dengan celana pendek.. Kemudian, gw berjalan kembali ke luar rumah untuk menemui Nyi Mas Galuh Pandita dan Sekar..
Sepasang Ibu mertua dan menantu itu terdengar sedang membicarakan sesuatu yang seketika terhenti melihat kemunculan gw dari balik pintu.. Gw sempat menangkap raut wajah keduanya berubah.. Meski sama-sama melempar senyuman, namun terlihat jelas ada sesuatu yang mereka sembunyikan dibalik senyuman..
“Dengan cara apa kita mencabut pengaruh Braja Krama pada Ibuku, Sekar?” Tanya gw ke arah Sekar..
“Penguasa Gaib Tanah Pasundan menyebutkan bahwa ada sesuatu yang di tanam Braja Krama di Empat Penjuru Mata Angin di rumah mu, Kang Mas.. Menurut Beliau, Braja Krama sepertinya telah mengirimkan santet yang langsung mematikan rasa kasih sayang pada diri Ibu mu untuk mu”
Gw tercengang mendengar penjelasan Sekar.. Benar-benar biadab Braja Krama dalam usahanya untuk menguasai Kitab Langit Empat Bagian.. Tega nya dia mengirimkan santet yang menghilangkan cinta Ibu ke gw..
“Maafkan aku, Ngger.. Aku harus pergi.. Sepertinya, Ayahandaku akan segera datang kesini” Ucap Nyi Mas Galuh Pandita secara tiba-tiba..
Gw tertegun mendengar ucapan beliau yang tanpa mendapat jawaban, sosoknya langsung lenyap entah kemana.. Tak lama selepas kepergian Nyi Mas Galuh Pandita, terdengar suara petir menyambar dari arah teras dan berganti sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan..
Sekar yang melihat Junjungannya tiba, langsung membungkuk hormat sampai Raja Jin menyuruhnya bangkit kembali.. Sejenak, sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan melemparkan pandangannya ke segala penjuru rumah gw..
Hidung bangir beliau terlihat berkembang kempis seperti mencoba mencium aroma sesuatu.. Kedua alis tebalnya yang hampir menyatu nampak tertekuk seperti sudah mengenali bau yang ia cium.. Kemudian, sosok laki-laki tampan berambut panjang sebahu yang tertutupi mahkota besar itu, melempar pandangan ke arah gw dan Sekar secara bergantian..
“Apakah ada sosok lain yang datang kesini dan langsung pergi tepat sebelum kedatanganku, Sekar Kencana?”
DEG...
Kedua mata gw membesar, begitu mendengar pertanyaan Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang membuat Sekar nampak terkejut..
“Apakah Raja Jin merasakan jejak kehadiran Nyi Mas Galuh Pandita disini? Aduh!! Bagaimana jika Beliau mengetahui, jika selama ini puterinya sudah beberapa kali membantu kami?” Tanya gw dalam hati sendiri sambil menatap Sekar yang nampak kebingungan untuk menjawab apa..
“Sekar Kencana, mengapa kau tidak lekas menjawab pertanyaan mudah dariku? Apakah kau mencoba menutupi sesuatu dibelakang Junjungan mu?” Tanya Raja Jin dengan nada suara sedikit tinggi, disertai tatapan matanya yang membesar..
“Anu, Eyang.. Tadi Ki Suta yang datang kesini” Kata gw, menyambar hak Sekar untuk menjawab pertanyaan Penguasa Gaib Tanah Pasundan..
Spontan, tatapan mengintimidasi Raja Jin langsung tertumpu ke wajah gw yang langsung tertunduk sesekali.. Menyadari Beliau sedang memperhatikan gerak-gerik, gw mencoba menaikkan wajah dan membalas tatapan matanya, berusaha meyakinkan Beliau bahwa gw tidak sedang berbohong.. Tapi sayang, keringat dingin jatuh mengalir dari dahi gw, karena takut Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu akan mengetahui kebohongan..
“Jadi Suta Dewa yang kau bilang baru saja pergi dari sini, Ngger? Tapi, mengapa kau terlihat gugup sebelum aku tanyakan kepentingan apa yang membuat Suta Dewa datang kesini?”
Gw mengepalkan telapak tangan kanan begitu mendengar pertanyaan lanjutan dari Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Gw bingung.. Alasan apalagi yang harus gw berikan ke Raja Jin untuk membuatnya percaya..
“Ki Suta datang, untuk melihat keadaan Imam, Baginda.. Itu saja maksud kedatangan Beliau” Ucap Sekar yang menyelamatkan gw dan membuat gw seketika bisa bernafas dengan lega..
Sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan, nampak memicingkan kedua matanya untuk sesaat.. Kemudian, terdengar suara helaan nafas nya yang menjadi pertanda bahwa Beliau mungkin tidak ingin memperpanjang tanya tentang sosok Ki Suta..
“Lalu, kemana gerangan Bayu Barata, Sekar Kencana?.. Sejak aku menemui mu tadi, tidak nampak sosoknya ada disini” Tanya Raja Jin sambil menatap wajah Jin Penjaga gw..
“Ampun, Baginda Raja.. Aku meminta Bayu Barata untuk menjaga Ibunda dari keturunan Baginda yang sedang sakit” Jawab Sekar Kencana dengan wajah tertunduk..
Penguasa Gaib Tanah Pasundan sendiri menganggukkan kepalanya pertanda beliau memahami maksud yang ada dibalik permintaan Sekar ke Bayu Barata.. Kemudian melemparkan pandangannya ke arah gw..
“Kau sudah tahu bagaimana Braja Krama mempengaruhi Ibu mu, Ngger?” Tanya Junjungan Sekar dan Bayu Barata..
“Baru sebagian, Eyang.. Penjelasan Sekar terpotong karena kedatangan, Eyang” Jawab gw seraya melirik ke arah Sekar..
“Aku yang akan melanjutkan penjelasan Jin Penjaga mu, Ngger.. Braja Krama menggunakan Ilmu Santet Batu Batin.. Dimasa lalu, banyak pemberontak yang menggunakan Ilmu Santet Batu Batin untuk memecah belah kerajaan dari dalam keluarganya sendiri.. Santet ini cukup ganas dan langka, karena akan menyerang batin pada mulanya namun saat masa nya tiba Ilmu hitam ini juga akan menyerang raga.. Jika orang yang terkena tidak segera diobati, maka dalam waktu tujuh hari ia akan gila.. Dan tepat dalam waktu empat belas hari, jantung dan hatinya akan mengeras laksana batu.. Kau tebak sendiri, bagaimana keadaan manusia jika dua bagian tubuh itu menjadi keras seperti batu, Ngger?”
Gw tercekat menyimak penjelasan Penguasa Gaib Tanah Pasundan tentang Ilmu Santet yang bernama Santet Batu Batin.. Langsung gw menghitung hari sejak terusirnya gw dari rumah sampai hari ini.. Sudah tiga hari berlalu.. Berarti kesempatan untuk menyembuhkan Ibu hanya tinggal empat hari saja..
“Kita harus segera menyembuhkan Ibu, Eyang.. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika Ibu sampai tidak waras.. Waktunya tersisa tinggal empat hari.. Aku mohon, Eyang.. Sembuhkan Ibu ku” Pinta gw dengan sungguh-sungguh dan kedua mata mulai berkaca-kaca..
“Tenanglah, Ngger.. Aku pasti akan menyembuhkan Ibu mu.. Aku pun sudah membawa tiga benda yang akan kugunakan untuk menghancurkan tiga santet yang ditanam Braja Krama dalam rumahmu..” Jawab Raja Jin sambil mengeluarkan tiga kantung kecil berwarna hitam, biru dan kuning dari balik jubah merahnya..
Satu persatu kantung itu di keluarkan isinya yang membuat kedua mata gw tercengang.. Satu kantung hitam berisi sejumput tanah padas hitam khas pegunungan.. Kantung kecil yang berwarna biru, berisi segumpal air berwarna hijau dan biru.. Sementara, satu kantung terakhir yang berwarna kuning ternyata berisi setitik api.. Ketiga elemen alam itu melayang-layang diudara tepat di depan dada Penguasa Gaib Tanah Pasundan..
“Aku meminta tanah pertama dari Penguasa Gunung Batuwara.. Membawa Mata Air Murni dari dasar laut dua Penguasa Laut Utara dan Selatan serta mengambil Api abadi dari kawah Merapi.. Alhamdulillah, keempat sahabat Penguasa Empat Kerajaan Gaib mengizinkan aku untuk membawa sedikit bagian alam yang sangat berharga bagi mereka.. Namun ada satu benda lagi yang menjadi bagian terpenting untuk menyembuhkan Ibu, Ngger ” Tutur Raja Jin Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang nampak ragu untuk menyebutkan benda terakhir..
“Apa benda yang terakhir itu, Eyang?”
Pandangan Mata Raja Jin nampak terlempar ke arah Sekar Kencana yang langsung mrnundukkan wajah karena segan..
“Baiklah, Ngger.. Benda terakhir dan yang paling terpenting untuk menyelamatkan Ibu mu adalah Setetes Darah dari Jantung mu sendiri.. Tapi jangan takut, kau tidak akan mati karena aku lah yang akan memulihkan luka mu.. Namun, kau harus merasakan sakit teramat sangat demi kesembuhan Ibu mu.. Apakah kau sanggup, Ngger?”
Kedua mata gw terbelalak mendengar penjelasan sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Sekar juga nampak terkejut mendengar penuturan Junjungannya itu.. Lalu pandangannya terlempar ke arah gw.. Jelas sekali terlihat ada raut kebingungan dari wajah Sekar..
Sementara, gw sendiri langsung berjalan masuk kedalam rumah menuju kamar.. Kemudian, gw mengeluarkan sebuah foto dari dalam bingkai yang ada diatas meja.. Pandangan gw menatap selembar photo yang menampilkan wajah kami sekeluarga.. Almarhum Ayah, Ibu, gw dan Ayu..
“Untuk mereka berdua, apapun bakal gw lakuin” Ucap gw dengan suara lirih, lalu mencium foto itu dengan penuh perasaan..
Tanpa pikir panjang, gw kembali menemui Penguasa Gaib Tanah Pasundan dan Sekar Kencana yang masih berada di teras rumah..
“Aku sanggup dan siap, Eyang.. Untuk Ibu dan adikku, jangankan setetes darah, jika aku harus memberikan jantung pun, aku bersedia.. Sesakit apapun nanti yang akan ku rasakan, aku akan menerimanya” Ucap gw dengan nada mantap dan hati yang benar-benar ikhlas..
Penguasa Gaib Tanah Pasundan nampak tersenyum mendengar jawaban gw barusan.. Beliau melemparkan pandangan ke arah Sekar yang wajahnya masih menyiratkan raut keterkejutan mengetahui jawaban gw..
“Kau lihat, Sekar Kencana.. Keberanian dan kebesaran hati yang dimiliki Pemuda ini, menurun dariku sebagai Kakek Moyangnya.. Aku benar-benar bangga padamu, Ngger.. Jika saja kau terlahir bukan sebagai manusia, sudah pasti akan aku serahkan Tahta ku kepada dirimu” Ucap Raja Jin sambil memegangi dua lengan kanan dan kiri gw..
“Sekarang, untuk permulaan, aku akan menghancurkan tiga titik yang ditanami Santet Batu Batin, menggunakan tiga benda yang aku minta dari keempat Sahabat Penguasa Empat Kerajaan Gaib” Kata Raja Jin sambil membalikkan tubuh dan menatap ke arah tiga mata angin, Utara, Barat, Selatan dan Timur rumah gw..
Gw terdiam sambil berpindah tempat dan berdiri disebelah Sekar Kencana.. Sejenak, Jin Penjaga gw itu menatap wajah gw dalam-dalam..
“Apakah kau yakin dengan keputusan yang kau ambil, Kang Mas?”
“Aku yakin, Sekar.. Aku tahu kau mencemaskan diriku.. Tapi, sekali lagi aku ucapkan bahwa untuk Ibu dan Adik ku, akan kulakukan apa saja” Jawab gw disusul sebuah senyuman ke arah Sekar Kencana..
Pandangan kami berdua kembali menatap ke arah sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang berada tiga tombak dihadapan kami.. Sosok Raja Jin nampak memejamkan mata dan merentangkan kedua tangan nya ke samping, lalu mengangkatnya ke atas hingga dua telapak tangan bertemu persis diatas kepala Beliau.. Kemudian, perlahan-lahan Beliau menurunkan dua telapak tangan yang telah bertemu itu dan terhenti ditengah dada..
Entah ajian apa yang akan dikeluarkan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, mulutnya terlihat berkomat-kamit masih dengan dua telapak tangan menyatu di depan dada.. Tiba-tiba, kedua mata Beliau terbuka, bersamaan dengan kemunculan tiga bayangan dirinya di atas lantai teras rumah gw..
Pandangan gw langsung terlempar ke arah Sekar yang juga nampak terkejut melihatnya.. Seharusnya, sosok gaib seperti Beliau tidak memiliki bayangan nyata yang bisa muncul terkena cahaya lampu..
Belum terjawab pertanyaan dalam hati, kedua mata gw terbelalak melihat ketiga bayangan hitam Raja Jin yang ada diatas lantai, memisahkan diri dari raga nya dan masing-masing nampak terpisah..
Tidak cukup sampai disitu, tiba-tiba ketiga bayangan yang sudah terpisah tersebut bergerak menyeruak hidup dan mencoba bangkit keluar dari lantai.. Kemudian, tiga sosok bayangan hitam yang sudah berdiri tegak tepat dihadapan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, perlahan-lahan menjelma menjadi sosok sama dengan dirinya..
Melihat salah satu kemampuan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, benak gw teringat kejadian saat melawan Ratu Kala Wanara.. Sosok anak buah Raja Siluman yang telah tewas itu, mempunyai kesaktian yang hampir serupa, yaitu memperbanyak wujud dengan raga tiruan.. Tapi, cara Ratu Kala Wanara jauh lebih ekstrim dibanding Raja Jin.. Sosok berupa Kalajengking berkepala wanita itu, harus membelah dirinya sendiri untuk bisa menghasilkan tubuh tiruan..
“Kalian ambil masing-masing dari ketiga benda yang melayang di hadapan ku.. Lalu, pergilah dan hancurkan Santet yang tertanam di sisi Barat, Timur dan Selatan rumah ini, menggunakan tiga benda yang kalian bawa” Perintah Penguasa Gaib Tanah Pasundan seraya menurunkan dua telapak tangannya kembali, kearah tiga sosok yang menyerupai dirinya secara sempurna..
Ketiga sosok tiruan Raja Jin mengangguk dan memasukkan tiga benda yang melayang kedalam kantung hitam, biru dan kuning.. Lalu melesat membawa ketiga kantung ke arah tiga mata angin berbeda, yaitu sisi Barat, Selatan dan Tmur.. Mungkin arah mata angin yang tersisa yakni sisi utara yang berada sama persis dengan kamar Ibu, adalah tempat terakhir Santet tersebut ditanam oleh Braja Krama..
Samar-samar, indera pendengaran gw menangkap suara ledakan dari dalam tanah di arah Barat, Timur dan Selatan rumah.. Tak lama kemudian, ketiga sosok tiruan Penguasa Gaib Tanah Pasundan kembali sambil setengah berlutut dengan kepala tertunduk di hadapan Raja Jin..
“Perintah Baginda telah kami selesaikan dengan sempurna.. Apakah ada tugas lain yang Baginda ingin kami selesaikan?” Tanya ketiga sosok tiruan Raja Jin secara serempak..
“Bagus.. Sekarang, kembalilah kalian.. Aku akan menyelesaikan pekerjaan ini dengan keturunanku sendiri” Jawab Raja Jin sambil melirik ke arah gw..
Ketiga sosok tiruan dirinya, menganggukan kepala dan kembali bangkit.. Lalu berjalan mundur dua tombak ke belakang dan bergantian mengulangi gerakan Penguasa Gaib Tanah Pasundan saat memanggil mereka.. Satu persatu, sosok yang menyerupai Kakek Moyang gw itu menjelma lagi menjadi bayangan hitam diatas lantai teras dan terserap kembali ke raga Tuannya..
“Sudah tiba waktunya bagimu, Ngger” Ucap Raja Jin sambil melempar pandangan ke arah gw..
Gw sendiri mengangguk dan menyimpulkan sebuah senyuman sebagai jawaban positif.. Saat kedua kaki mulai melangkah ke arah Penguasa Gaib Tanah Pasundan, lengan gw ditarik oleh Sekar dan membuat langkah ini terhenti.. Gw menoleh ke arah Sekar dan memberinya senyuman untuk membuat Jin Penjaga gw itu sedikit lebih tenang..
“Buka bajumu, Ngger” Perintah Raja Jin..
Gw mengangguk dan mulai membuka kaus biru yang gw kenakan dan menggenggamnya ditangan kiri.. Sementara, ditangan kanan gw masih terpegang selembar photo kenangan bersama Almarhum Ayah, Ibu, gw dan Ayu..
“Rebahkan dirimu menghadap Kiblat.. Ingatlah, kau harus sanggup menahan segala rasa sakit demi kesembuhan Ibu mu, Ngger” Ucap Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang kembali gw jawab dengan anggukan kepala..
Persis tiga tombak dihadapan Beliau, gw merebahkan diri menghadap Kiblat sesuai dengan perintah Penguasa Gaib Tanah Pasundan.. Sekar melayang mendekat dan duduk bersimpuh di sebelah kiri gw..
“Sebaiknya kau menggigit sesuatu untuk mengurangi rasa sakit, Ngger.. Aku takut rasa sakit akan membuat mu menjerit kencang” Kata Raja Jin yang membuat gw melempar pandangan ke arah Sekar untuk meminta pendapat Jin Penjaga gw itu..
Sekar menganggukan kepala meski wajahnya mulai menampilkan raut kecemasan.. Tanpa pikir panjang, gw menumpal mulut dengan kaus biru yang ada di tangan kiri dan menatap langit-langit teras rumah untuk bersiap.. Dalam hati, sebenarnya gw mulai digelayuti rasa takut.. Namun, saat melihat senyuman Ibu yang ada di foto digenggaman tangan kanan, segala ketakutan lenyap berganti secercah cahaya keberanian dan harapan akan kesembuhan Ibu..
“Bismillah.. Mudah-mudahan pengorbanan yang aku lakukan sebentar lagi, akan memberi kesembuhan atas diri Ibu ku, Yaa Rabb” Ucap gw dalam hati bersamaan dengan sosok Raja Jin yang sudah berdiri mengangkangi gw, dengan kedua kakinya melayang di sebelah kiri dan kanan pinggang gw..
“Bersiaplah, Ngger.. Baca Ayat Kursi sebanyak mungkin yang kau bisa.. Aku akan mencoba mengambil darah dari dalam jantung mu” Ucap Penguasa Gaib Tanah Pasundan dengan kelima jari di tangan kanan sudah berada tepat di atas dada kiri gw..
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
14