- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#3586
Misteri Sebuah Dendam...
Seorang laki-laki misterius juga nampak berjalan dari kegelapan malam menuju tempat kami berada, kemudian berhenti tepat di bawah sosok samar yang melayang sepuluh tombak diatas..
“Bang Juned dateng buat nolong kita, Bet” Seru si Jon yang masih terduduk kaku di belakang gw..
“Biar mampu* tuh si Babeh ama temennya di hajar abang lu, Jon” Timpal si Robet..
Gw seketika menoleh ke arah dua orang cecunguk dan menatap dengan sorot mata tajam sambil menunjuk kearah mereka , begitu mendengar ucapan si Robet yang ditujukan ke gw dan Babeh Misar..
“Jaga mulut lu, Nj*ng!” Ancam gw dari lisan yang masih tertutup slayer dan membuat mereka berdua membungkam mulut karena takut..
“Woy! Siapa Lu? Kenapa lu ama Babeh Misar berani ngacak-ngacak pesta ade gw?” Bentak laki-laki yang dipanggil Bang Juned oleh si Jon..
Gw terdiam sambil membantu Babeh Misar untuk berdiri, meski masih sedikit terhuyung-huyung.. Kedua mata gw menatap nanar ke arah laki-laki yang ternyata adalah kakaknya salah satu dari dua preman tengik, yang masih duduk kaku dibelakang..
Kemunculan Bang Juned masih wajar bagi gw, karena dia adalah kakaknya si Jon..Tapi, apa hubungannya sosok Jin yang diselimuti asap putih dengan masalah ini.. Kenapa mahluk itu tiba-tiba muncul ditengah-tengah kami.. Apa jangan-jangan?
“Heh! Lu kaga punya mulut buat jawab? Apa perlu Jin Penjaga keturunan Nenek Moyang gw nyerang lagi?”
Kedua mata gw terbelalak mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Bang Juned.. Ternyata benar, Jin itu lah yang telah menyerang dan melukai Babeh Misar.. Tanpa pikir panjang, gw langsung melompat ke depan setelah menepis pegangan tangan Babeh Misar yang mencoba menghentikan.. Kedua mata gw menatap nanar ke sosok Jin berselimut asap putih penuh dendam.. Lalu, melempar pandangan lagi ke arah Bang Juned dengan wajah tak lagi tertutup slayer hitam..
“BANGS*T!! Jadi bener kalian yang nyerang Babeh dengan cara pengecut.. Sekarang! Lawan gw! Jangan berani nya cuma sama kakek tua” Bentak gw dengan suara keras, lalu berniat mengeluarkan Pedang Jagat Samudera dari bahu kanan, yang sudah memanas sejak tadi..
SRIEENGG..
Suara seperti dua bilah besi saling bergesekan terdengar saat Pedang Jagat Samudera keluar dari bahu kanan.. Bergantian sekarang kedua mata Bang Juned yang terbelalak, melihat Pedang Panjang berselimut sinar putih kebiruan sudah terhunus dalam genggaman tangan gw.. Sepertinya, Bang Juned mempunyai kekuatan mata batin, karena wajahnya jelas memperlihatkan raut keterkejutan dan terus menatap Pedang sakti pepmberian Ki Suta..,
Sementara, sosok Jin yang melayang samar dalam kabut putih diatas kami, terlihat mulai menunjukkan wujud aslinya.. Pedang Jagat Samudera dalam genggaman tangan gw terasa bergetar, seiring kedua mata gw yang membesar melihat sosok Jin milik Kakek Moyang Bang Juned..
Ternyata, wujud asli sosok hitam bertubuh tinggi besar yang selalu berselimutkan asap putih itu, adalah Jin Wanita berparas cantik jelita.. Kedua mata sosok Jin berpakaian Keraton berwarna biru yang hampir sama dengan pakaian Nyi Mas Galuh Pandita, menatap tajam ke arah gw..
Dalam hati, gw bertanya-tanya bukankah sosok hitam di atas pohon beringin besar itu seharusnya Jin laki-laki semacam Genderuwo.. Bahkan, suaranya saja yang sempat terdengar dalam batin gw tadi siang cenderung berat seperti suara laki-laki.. Tapi, mengapa yang muncul adalah Jin cantik?
“Sudah ku bilang padamu, anak manusia.. Jangan kau usik urusanku, jika tak mau aku ganggu.. Tapi ternyata kau lebih memilih untuk membuat perhitungan, dengan mencoba melukai keturunan orang yang ku jaga” Ucap Jin wanita itu sambil melayang turun dan terhenti sejengkal diatas tanah..
“Aku tidak perduli siapapun adanya dirimu, Nyai.. Namun, kau lah yang lebih dahulu mencampuri urusanku dengan manusia-manusia berhati busuk seperti mereka”
“Lancang! Juned, lekas kau bawa dua saudaramu pergi dari sini.. Aku akan membungkam mulut besar pemuda itu” Perintah Jin wanita berpakaian biru dengan suara keras ke arah laki-laki yang bernama Bang Juned..
Pandangan gw terlempar ke sosok Bang Juned yang nampak setengah berlari menuju dua preman yang masih duduk kaku dalam keadaan tertotok jalan darahnya..
“Nyang cakep bin bahenol, Babeh kasih buat lu, Tong.. Biarin Babeh urus si Juned.. Jangan takut, luka Babeh udah mendingan” Ucap Babeh Misar ke arah gw, lalu melompat untuk menghadang langkah Bang Juned..
Melihat Babeh Misar hendak menghalangi Bang Juned, Jin wanita yang melayang sejengkal diatas tanah dalam jarak sepuluh tombak didepan, melemparkan selendang birunya ke sosok Bajing Item yang tak lagi bertopeng..
SETT..
Suara desingan selendang yang melesat cepat ke Babeh Misar, membuat gw langsung bersalto ke arah sama sambil mengayunkan Pedang Jagat Samudera..
TRANG!!
Bunyi dua besi yang saling beradu terdengar disusul percikan bunga api, saat Pedang sakti di tangan membentur ujung selendang biru, sesaat setelah gw mendarat persis di depan Babeh Misar.. Sosok Jin cantik berpakaian puteri keraton berwarna biru itu, nampak kesal dan menarik selendangnya ke belakang..
“Lawan mu adalah aku, Nyai.. Jangan pikir aku akan tinggal diam jika kau secara pengecut menyerang Kakek ku untuk yang kedua kalinya” Bentak gw dengan suara keras, lalu melompat ke arah jin cantik tersebut sambil menghunus Pedang Jagat Samudera..
“Ati-ati, Tong..” Teriak Babeh Misar yang sempat-sempatnya memperingatkan gw dari arah belakang..
Dari arah berlawanan, Jin cantik itu merentangkan selendang biru miliknya didepan dada, bersiap menghadapi serangan gw.. Sebelum ujung tajam Pedang Jagat Samudera mengenai kulit mulusnya, Jin wanita tersebut kembali melemparkan ujung selendang.. Tapi, kali ini bukan satu melainkan dua..
TRANG!! TRANGG!!
Dua kali suara berdentang seperti besi beradu, terdengar saat ujung Pedang gw menangkis dua ujung selendang.. Secepat kilat gw menebas Pedang Jagat Samudera ke arah pinggang Jin wanita berpakaian biru, namun dengan cepat dia melemparkan selendang ke arah pinggang untuk menangkis sabetan..
TRANG!!
Lagi-lagi, suara benturan keras dua besi terdengar cumiakkan telinga yang disusul pijar bunga api dari sudut berturan dua senjata.. Beberapa kali, gw mencoba menyerang baik dengan sabetan atau tusukan Pedang Jagat Samudera.. Bukan hanya itu, gw juga sesekali menyelipkan pukulan maupun tendangan yang berisi tenaga dalam..
Serangan gw yang datang laksana badai, susul menyusul dari kanan kiri, depan belakang dan atas bawah.. Tapi dengan lincah jin wanita itu menggerakkan selendang birunya dalam banyak variasi yang menimbulkan pendaran sinar biru, untuk menangkis serangan gw sekaligus membalasnya..
Permainan selendang yang digunakan sebagai senjata dan juga tameng oleh Jin wanita itu, cukup membuat gw kerepotan dan menguras tenaga.. Terkadang, selendang biru miliknya terasa keras seperti besi saat membentur Pedang Jagat Samudera.. Namun, diwaktu yang berbeda hanya terasa seperti sepotong kain saja saat mencoba membelit tangan gw..
Hampir tiap serangan gw dapat ditangkis dan dibalas dengan serangan lain oleh Jin wanita berparas jelita itu.. Gerakannya pun nampak luwes saat menusukkan selendang laksana tombak.. Memutar senjata nya tersebut seumpama kitiran, sampai melemparkan dua ujung selendang ibarat dua mata pisau yang tajam ke arah gw.. Semua gerakan tersebut dilakukan dengan indah, seperti seorang penari keraton yang sedang menari dihadapan raja..
Hingga di suatu kesempatan dalam pertarungan, Jin wanita berparas cantik itu melihat titik lengah di gw.. Lalu melompat keatas sambil melemparkan dua ujung selendang biru yang ujungnya langsung berbelok sendiri hendak menyerang kepala gw dari kiri dan kanan sambil berteriak kencang..
Melihat dua serangan mematikan datang dari arah berbeda di saat posisi gw yang sedang lengah, membuat gw memutar otak lalu secepat kilat menangkis serangan ujung selendang dari arah kanan menggunakan ayunan Pedang Jagat Samudera..
TRANG!!
Satu serangan berhasil gw lumpuhkan, namun ada satu ujung selendang lain dari arah kiri yang bersiap menghancurkan kepala gw diwaktu bersamaan.. Jika gw gunakan Pedang Jagat Samudera untuk kembali menangkis sisa serangan, waktunya takkan cukup.. Bisa jadi, kepala gw akan lebih dulu hancur terkena ujung selendang..
“AWAS, TONG!!!” Teriak Babeh Misar dari arah belakang..
Tanpa pikir panjang, gw melemparkan Pedang sakti pemberian Ki Suta ke atas, lalu memutar tubuh dengan mengarahkan telapak tangan kanan yang sudah terbuka dan terisi Ajian Tapak Jagat, untuk menahan serangan ujung selendang sambil menutup mata..
TRANGG!!!
Kedua mata gw terbuka, begitu mendengar suara dua besi beradu dan melihat ujung selendang biru milik Jin Penjaga keturunan Nenek Moyangnya Bang Juned, terpental ke belakang..
Mengetahui ada kesempatan untuk mengulur waktu, gw melompat lima tombak kebelakang sambil memanggil kembali Pedang Jagat Samudera yang masih melayang diudara.. Lalu, berpijak sempurna di atas tanah dan langsung menangkap pangkal Pedang Jagat Samudera dengan tangan kiri..
Pandangan gw menatap nanar ke arah ujung dua selendang yang sudah kembali ke genggaman pemiliknya, seraya mencoba mengatur nafas yang terdengar memburu.. Sudah beberapa kali gw melihat sosok Jin perempuan bertempur menggunakan selendang sebagai senjata.. Termasuk Sekar, mendiang Dewi Arum Kesuma dan Nyi Mas Galuh Pandita dengan selendangnya yang hampir serupa dengan senjata Jin misterius tersebut..
Namun, entah mengapa kali ini gw merasakan Selendang Biru yang dibuat sebagai senjata oleh Jin Penjaga keturunan Nenek Moyang Bang Juned itu, jauh berbeda.. Dari gerakan dan cara menyerangnya pun terasa jauh lebih mematikan..
Sementara dari arah depan, gw melihat Jin cantik berpakaian biru tersebut, balas menatap nanar ke arah telapak tangan kanan gw.. Kedua mata gw membesar saat melirik ke arah yang sama, yaitu ke telapak tangan kanan.. Seharusnya, telapak tangan kanan gw diselimuti sinar putih sewaktu menggunakan Ajian Tapak Jagat..
Tapi yang terlihat sekarang berbeda.. Telapak tangan kanan gw nampak diselimuti sinar kuning dan terasa hangat.. Gw membalikkan telapak tangan dan melihat gambar pola Matahari nampak berpendar.. Apakah hal ini ada kaitannya dengan Kitab Langit Bagian Matahari yang tersimpan didalam?
“Tong, lu kaga ngapah-ngapah? Babeh lagi ngupi nih” Teriak Babeh Misar lagi yang membuat gw langsung menoleh ke belakang..
Sosok legendaris berjuluk Bajing Item yang tadi sempat terluka dalam, nampak sedang duduk memangku sebelah kaki di atas tubuh Bang Juned yang nampak sudah tak sadarkan diri.. Tak lupa sebuah senyuman konyol disunggingkan dari wajahnya yang penuh keriput..
Melihat manusia yang seharusnya ia jaga, Jin Wanita penunggu pohon beringin besar nampak hendak melompat ke arah Babeh Misar.. Tapi, dengan cepat gw menjegal langkahnya dan membuat Jin cantik itu kembali mundur ke belakang..
“Sebagai keturunan Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang angkuh, kau merupakan lawan terberat ku selama ini, anak manusia” Ucap sosok bersenjatakan selendang biru sambil melirik ke arah telapak tangan gw yang sinar kuningnya sudah meredup..
Sebuah senyuman dingin gw lukiskan di wajah, lalu kembali menggenggam pangkal Pedang Jagat Samudera di telapak tangan kanan..
“Jika kau mengenalku, mengapa menyerang?”
Jin wanita berpakaian biru khas seorang puteri keraton yang ada dihadapan gw itu malah tertawa, mendengar pertanyaan gw..
“Mengapa kau tertawa? Seharusnya kau takut akan Raja mu” Tanya gw dengan nada membentak..
Tawa Jin wanita itu mendadak lenyap berganti tatapan mata tajam, begitu gw selesai bertanya..
“Aku sama sekali tidak merasa takut akan Kakek Moyang mu, Bocah! Aku malah ingin membalas apa yang sudah diperbuat nya terhadap ayah ku” Kata Jin cantik itu sambil merentangkan kembali selendang birunya di depan dada..
Melihat sorot tajam penuh dendam terpancar dari kedua mata Jin wanita yang sedang merentangkan selendangnya, gw merasa sedikit terusik.. Entah apa yang ia maksud dengan membalas dendam ke Raja Jin? Apa hubungannya jin itu dengan Beliau?
“Aku tidak akan main-main lagi dengan mu kali ini, anak manusia” Ucap Jin itu dengan wajah penuh amarah..
Gw menganggukan kepala sambil menggeser kedua kaki untuk bersiap, menggenggam pangkal Pedang Jagat Samudera dengan kedua telapak tangan..
Sementara, jin cantik yang mengaku sangat mendendam dengan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, terlihat melemparkan selendang birunya ke atas.. Lalu, sambil berteriak ia menghujam tanah menggunakan telapak tangan kanannya..
BRAKK!!
Tanah yang gw pijak langsung bergetar hebat.. Suara teriakan ketakutan si Jon dan si Robet terdengar bersahutan dibelakang, namun langsung hilang saat Babeh Misar membentak..
Gw sendiri semakin meningkatkan kewaspadaan dengan semakin memegang erat pangkal pedang.. Kedua mata gw terpicingkan saat melihat Jin wanita berpakaian biru melompat ke atas, meraih kibaran selendang yang seketika menyatu menjelma menjadi sepasang Pedang berwarna biru..
Seorang laki-laki misterius juga nampak berjalan dari kegelapan malam menuju tempat kami berada, kemudian berhenti tepat di bawah sosok samar yang melayang sepuluh tombak diatas..
“Bang Juned dateng buat nolong kita, Bet” Seru si Jon yang masih terduduk kaku di belakang gw..
“Biar mampu* tuh si Babeh ama temennya di hajar abang lu, Jon” Timpal si Robet..
Gw seketika menoleh ke arah dua orang cecunguk dan menatap dengan sorot mata tajam sambil menunjuk kearah mereka , begitu mendengar ucapan si Robet yang ditujukan ke gw dan Babeh Misar..
“Jaga mulut lu, Nj*ng!” Ancam gw dari lisan yang masih tertutup slayer dan membuat mereka berdua membungkam mulut karena takut..
“Woy! Siapa Lu? Kenapa lu ama Babeh Misar berani ngacak-ngacak pesta ade gw?” Bentak laki-laki yang dipanggil Bang Juned oleh si Jon..
Gw terdiam sambil membantu Babeh Misar untuk berdiri, meski masih sedikit terhuyung-huyung.. Kedua mata gw menatap nanar ke arah laki-laki yang ternyata adalah kakaknya salah satu dari dua preman tengik, yang masih duduk kaku dibelakang..
Kemunculan Bang Juned masih wajar bagi gw, karena dia adalah kakaknya si Jon..Tapi, apa hubungannya sosok Jin yang diselimuti asap putih dengan masalah ini.. Kenapa mahluk itu tiba-tiba muncul ditengah-tengah kami.. Apa jangan-jangan?
“Heh! Lu kaga punya mulut buat jawab? Apa perlu Jin Penjaga keturunan Nenek Moyang gw nyerang lagi?”
Kedua mata gw terbelalak mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Bang Juned.. Ternyata benar, Jin itu lah yang telah menyerang dan melukai Babeh Misar.. Tanpa pikir panjang, gw langsung melompat ke depan setelah menepis pegangan tangan Babeh Misar yang mencoba menghentikan.. Kedua mata gw menatap nanar ke sosok Jin berselimut asap putih penuh dendam.. Lalu, melempar pandangan lagi ke arah Bang Juned dengan wajah tak lagi tertutup slayer hitam..
“BANGS*T!! Jadi bener kalian yang nyerang Babeh dengan cara pengecut.. Sekarang! Lawan gw! Jangan berani nya cuma sama kakek tua” Bentak gw dengan suara keras, lalu berniat mengeluarkan Pedang Jagat Samudera dari bahu kanan, yang sudah memanas sejak tadi..
SRIEENGG..
Suara seperti dua bilah besi saling bergesekan terdengar saat Pedang Jagat Samudera keluar dari bahu kanan.. Bergantian sekarang kedua mata Bang Juned yang terbelalak, melihat Pedang Panjang berselimut sinar putih kebiruan sudah terhunus dalam genggaman tangan gw.. Sepertinya, Bang Juned mempunyai kekuatan mata batin, karena wajahnya jelas memperlihatkan raut keterkejutan dan terus menatap Pedang sakti pepmberian Ki Suta..,
Sementara, sosok Jin yang melayang samar dalam kabut putih diatas kami, terlihat mulai menunjukkan wujud aslinya.. Pedang Jagat Samudera dalam genggaman tangan gw terasa bergetar, seiring kedua mata gw yang membesar melihat sosok Jin milik Kakek Moyang Bang Juned..
Ternyata, wujud asli sosok hitam bertubuh tinggi besar yang selalu berselimutkan asap putih itu, adalah Jin Wanita berparas cantik jelita.. Kedua mata sosok Jin berpakaian Keraton berwarna biru yang hampir sama dengan pakaian Nyi Mas Galuh Pandita, menatap tajam ke arah gw..
Dalam hati, gw bertanya-tanya bukankah sosok hitam di atas pohon beringin besar itu seharusnya Jin laki-laki semacam Genderuwo.. Bahkan, suaranya saja yang sempat terdengar dalam batin gw tadi siang cenderung berat seperti suara laki-laki.. Tapi, mengapa yang muncul adalah Jin cantik?
“Sudah ku bilang padamu, anak manusia.. Jangan kau usik urusanku, jika tak mau aku ganggu.. Tapi ternyata kau lebih memilih untuk membuat perhitungan, dengan mencoba melukai keturunan orang yang ku jaga” Ucap Jin wanita itu sambil melayang turun dan terhenti sejengkal diatas tanah..
“Aku tidak perduli siapapun adanya dirimu, Nyai.. Namun, kau lah yang lebih dahulu mencampuri urusanku dengan manusia-manusia berhati busuk seperti mereka”
“Lancang! Juned, lekas kau bawa dua saudaramu pergi dari sini.. Aku akan membungkam mulut besar pemuda itu” Perintah Jin wanita berpakaian biru dengan suara keras ke arah laki-laki yang bernama Bang Juned..
Pandangan gw terlempar ke sosok Bang Juned yang nampak setengah berlari menuju dua preman yang masih duduk kaku dalam keadaan tertotok jalan darahnya..
“Nyang cakep bin bahenol, Babeh kasih buat lu, Tong.. Biarin Babeh urus si Juned.. Jangan takut, luka Babeh udah mendingan” Ucap Babeh Misar ke arah gw, lalu melompat untuk menghadang langkah Bang Juned..
Melihat Babeh Misar hendak menghalangi Bang Juned, Jin wanita yang melayang sejengkal diatas tanah dalam jarak sepuluh tombak didepan, melemparkan selendang birunya ke sosok Bajing Item yang tak lagi bertopeng..
SETT..
Suara desingan selendang yang melesat cepat ke Babeh Misar, membuat gw langsung bersalto ke arah sama sambil mengayunkan Pedang Jagat Samudera..
TRANG!!
Bunyi dua besi yang saling beradu terdengar disusul percikan bunga api, saat Pedang sakti di tangan membentur ujung selendang biru, sesaat setelah gw mendarat persis di depan Babeh Misar.. Sosok Jin cantik berpakaian puteri keraton berwarna biru itu, nampak kesal dan menarik selendangnya ke belakang..
“Lawan mu adalah aku, Nyai.. Jangan pikir aku akan tinggal diam jika kau secara pengecut menyerang Kakek ku untuk yang kedua kalinya” Bentak gw dengan suara keras, lalu melompat ke arah jin cantik tersebut sambil menghunus Pedang Jagat Samudera..
“Ati-ati, Tong..” Teriak Babeh Misar yang sempat-sempatnya memperingatkan gw dari arah belakang..
Dari arah berlawanan, Jin cantik itu merentangkan selendang biru miliknya didepan dada, bersiap menghadapi serangan gw.. Sebelum ujung tajam Pedang Jagat Samudera mengenai kulit mulusnya, Jin wanita tersebut kembali melemparkan ujung selendang.. Tapi, kali ini bukan satu melainkan dua..
TRANG!! TRANGG!!
Dua kali suara berdentang seperti besi beradu, terdengar saat ujung Pedang gw menangkis dua ujung selendang.. Secepat kilat gw menebas Pedang Jagat Samudera ke arah pinggang Jin wanita berpakaian biru, namun dengan cepat dia melemparkan selendang ke arah pinggang untuk menangkis sabetan..
TRANG!!
Lagi-lagi, suara benturan keras dua besi terdengar cumiakkan telinga yang disusul pijar bunga api dari sudut berturan dua senjata.. Beberapa kali, gw mencoba menyerang baik dengan sabetan atau tusukan Pedang Jagat Samudera.. Bukan hanya itu, gw juga sesekali menyelipkan pukulan maupun tendangan yang berisi tenaga dalam..
Serangan gw yang datang laksana badai, susul menyusul dari kanan kiri, depan belakang dan atas bawah.. Tapi dengan lincah jin wanita itu menggerakkan selendang birunya dalam banyak variasi yang menimbulkan pendaran sinar biru, untuk menangkis serangan gw sekaligus membalasnya..
Permainan selendang yang digunakan sebagai senjata dan juga tameng oleh Jin wanita itu, cukup membuat gw kerepotan dan menguras tenaga.. Terkadang, selendang biru miliknya terasa keras seperti besi saat membentur Pedang Jagat Samudera.. Namun, diwaktu yang berbeda hanya terasa seperti sepotong kain saja saat mencoba membelit tangan gw..
Hampir tiap serangan gw dapat ditangkis dan dibalas dengan serangan lain oleh Jin wanita berparas jelita itu.. Gerakannya pun nampak luwes saat menusukkan selendang laksana tombak.. Memutar senjata nya tersebut seumpama kitiran, sampai melemparkan dua ujung selendang ibarat dua mata pisau yang tajam ke arah gw.. Semua gerakan tersebut dilakukan dengan indah, seperti seorang penari keraton yang sedang menari dihadapan raja..
Hingga di suatu kesempatan dalam pertarungan, Jin wanita berparas cantik itu melihat titik lengah di gw.. Lalu melompat keatas sambil melemparkan dua ujung selendang biru yang ujungnya langsung berbelok sendiri hendak menyerang kepala gw dari kiri dan kanan sambil berteriak kencang..
Melihat dua serangan mematikan datang dari arah berbeda di saat posisi gw yang sedang lengah, membuat gw memutar otak lalu secepat kilat menangkis serangan ujung selendang dari arah kanan menggunakan ayunan Pedang Jagat Samudera..
TRANG!!
Satu serangan berhasil gw lumpuhkan, namun ada satu ujung selendang lain dari arah kiri yang bersiap menghancurkan kepala gw diwaktu bersamaan.. Jika gw gunakan Pedang Jagat Samudera untuk kembali menangkis sisa serangan, waktunya takkan cukup.. Bisa jadi, kepala gw akan lebih dulu hancur terkena ujung selendang..
“AWAS, TONG!!!” Teriak Babeh Misar dari arah belakang..
Tanpa pikir panjang, gw melemparkan Pedang sakti pemberian Ki Suta ke atas, lalu memutar tubuh dengan mengarahkan telapak tangan kanan yang sudah terbuka dan terisi Ajian Tapak Jagat, untuk menahan serangan ujung selendang sambil menutup mata..
TRANGG!!!
Kedua mata gw terbuka, begitu mendengar suara dua besi beradu dan melihat ujung selendang biru milik Jin Penjaga keturunan Nenek Moyangnya Bang Juned, terpental ke belakang..
Mengetahui ada kesempatan untuk mengulur waktu, gw melompat lima tombak kebelakang sambil memanggil kembali Pedang Jagat Samudera yang masih melayang diudara.. Lalu, berpijak sempurna di atas tanah dan langsung menangkap pangkal Pedang Jagat Samudera dengan tangan kiri..
Pandangan gw menatap nanar ke arah ujung dua selendang yang sudah kembali ke genggaman pemiliknya, seraya mencoba mengatur nafas yang terdengar memburu.. Sudah beberapa kali gw melihat sosok Jin perempuan bertempur menggunakan selendang sebagai senjata.. Termasuk Sekar, mendiang Dewi Arum Kesuma dan Nyi Mas Galuh Pandita dengan selendangnya yang hampir serupa dengan senjata Jin misterius tersebut..
Namun, entah mengapa kali ini gw merasakan Selendang Biru yang dibuat sebagai senjata oleh Jin Penjaga keturunan Nenek Moyang Bang Juned itu, jauh berbeda.. Dari gerakan dan cara menyerangnya pun terasa jauh lebih mematikan..
Sementara dari arah depan, gw melihat Jin cantik berpakaian biru tersebut, balas menatap nanar ke arah telapak tangan kanan gw.. Kedua mata gw membesar saat melirik ke arah yang sama, yaitu ke telapak tangan kanan.. Seharusnya, telapak tangan kanan gw diselimuti sinar putih sewaktu menggunakan Ajian Tapak Jagat..
Tapi yang terlihat sekarang berbeda.. Telapak tangan kanan gw nampak diselimuti sinar kuning dan terasa hangat.. Gw membalikkan telapak tangan dan melihat gambar pola Matahari nampak berpendar.. Apakah hal ini ada kaitannya dengan Kitab Langit Bagian Matahari yang tersimpan didalam?
“Tong, lu kaga ngapah-ngapah? Babeh lagi ngupi nih” Teriak Babeh Misar lagi yang membuat gw langsung menoleh ke belakang..
Sosok legendaris berjuluk Bajing Item yang tadi sempat terluka dalam, nampak sedang duduk memangku sebelah kaki di atas tubuh Bang Juned yang nampak sudah tak sadarkan diri.. Tak lupa sebuah senyuman konyol disunggingkan dari wajahnya yang penuh keriput..
Melihat manusia yang seharusnya ia jaga, Jin Wanita penunggu pohon beringin besar nampak hendak melompat ke arah Babeh Misar.. Tapi, dengan cepat gw menjegal langkahnya dan membuat Jin cantik itu kembali mundur ke belakang..
“Sebagai keturunan Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang angkuh, kau merupakan lawan terberat ku selama ini, anak manusia” Ucap sosok bersenjatakan selendang biru sambil melirik ke arah telapak tangan gw yang sinar kuningnya sudah meredup..
Sebuah senyuman dingin gw lukiskan di wajah, lalu kembali menggenggam pangkal Pedang Jagat Samudera di telapak tangan kanan..
“Jika kau mengenalku, mengapa menyerang?”
Jin wanita berpakaian biru khas seorang puteri keraton yang ada dihadapan gw itu malah tertawa, mendengar pertanyaan gw..
“Mengapa kau tertawa? Seharusnya kau takut akan Raja mu” Tanya gw dengan nada membentak..
Tawa Jin wanita itu mendadak lenyap berganti tatapan mata tajam, begitu gw selesai bertanya..
“Aku sama sekali tidak merasa takut akan Kakek Moyang mu, Bocah! Aku malah ingin membalas apa yang sudah diperbuat nya terhadap ayah ku” Kata Jin cantik itu sambil merentangkan kembali selendang birunya di depan dada..
Melihat sorot tajam penuh dendam terpancar dari kedua mata Jin wanita yang sedang merentangkan selendangnya, gw merasa sedikit terusik.. Entah apa yang ia maksud dengan membalas dendam ke Raja Jin? Apa hubungannya jin itu dengan Beliau?
“Aku tidak akan main-main lagi dengan mu kali ini, anak manusia” Ucap Jin itu dengan wajah penuh amarah..
Gw menganggukan kepala sambil menggeser kedua kaki untuk bersiap, menggenggam pangkal Pedang Jagat Samudera dengan kedua telapak tangan..
Sementara, jin cantik yang mengaku sangat mendendam dengan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, terlihat melemparkan selendang birunya ke atas.. Lalu, sambil berteriak ia menghujam tanah menggunakan telapak tangan kanannya..
BRAKK!!
Tanah yang gw pijak langsung bergetar hebat.. Suara teriakan ketakutan si Jon dan si Robet terdengar bersahutan dibelakang, namun langsung hilang saat Babeh Misar membentak..
Gw sendiri semakin meningkatkan kewaspadaan dengan semakin memegang erat pangkal pedang.. Kedua mata gw terpicingkan saat melihat Jin wanita berpakaian biru melompat ke atas, meraih kibaran selendang yang seketika menyatu menjelma menjadi sepasang Pedang berwarna biru..
Diubah oleh juraganpengki 02-03-2018 23:40
sampeuk dan 12 lainnya memberi reputasi
13