Kaskus

Story

chamelemonAvatar border
TS
chamelemon
Ngasudah.Titik.



Yaik.... Itu dia Tadi Original Soundtrack Cerita ini..


Disarankan membacanya melalui index


Quote:


Makasih bertubi tubi ndul...Ntap bener cover ambigram nya...
Kek nya ini cover pertama ambigram di kaskus dah emoticon-Leh Uga

Salutt....itu bikinnya pasti make mikir....Jozzzz lah pokokmen...
Ngasudah.Titik.


Oke dah.. ane coba ikutan meramaikan Jagad cerita cerita di SFTH ini.. ingat ye, ikut meramaikan saja, buat tambah tambah koleksi bacaan ente ente pada tuh.. bentuk partisipasi dah.

Quote:



Spoiler for All Packs:


emoticon-Sundul Gan (S)
All Packs


Great Thanks For Best Ten Audiences
The Best & Great Comments
Liquid From PM
Next Story
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 40 suara
Siapa yang lebih di favoritkan tidak untuk di favoritkan dalam cerita ini ? hehehe...
Kasih (Army Kasih)
8%
Mega ( Meganisti )
8%
Putri ( Putriholic )
20%
Bimbim ( Kembang Pasir )
3%
Otong ( Markotong )
8%
Sincan ( Onta Sesat )
45%
Chacha ( Marica Hey Hey )
10%
Diubah oleh chamelemon 03-09-2025 01:20
efti108Avatar border
tiokyapcingAvatar border
fevierbeeAvatar border
fevierbee dan 8 lainnya memberi reputasi
9
323.7K
2.1K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
chamelemonAvatar border
TS
chamelemon
#1546


Pack Delasev

Dudu sembah sukmo...
Dudu sembah roso...
Nanging aku arep ngelakoni
Ngelakoni sembah Rogo...

Ndul...roso itu samar...dadi uwong kudu sabar...
Ojo waton sangar .... pesan Mbah Semar hehehe...


Dedicated for this Pack...


Panik...serius ane panik ndul, padahal ini yang mau bersalin bukan siapa siapanya ane...kenal juga belum ada satu jam, tapi ane begitu ngerasaain perjuangan seorang ibu dalam melahirkan insan baru, sebuah raga yang mungkin kelak menjadi pempimpin...pemimpin umat atau setidaknya pemimpin bagi makmumnya sendiri.

Ditengah kepanikan tersebut, lagi lagi ane teringat moment ketika memberikan test pack untuk Mega. Padahal hari hari ane sudah dipenuhi sosok yang Kasih...tapi ada aja moment yang mengingatkan akan Mega. Jangankan untuk bertemu, memandang pun saja sudah tidak boleh, ternyata kau tercipta bukan untukku wouwo...wouwo hehehe...

Nomor suaminya sudah didapatkan, tapi ternyata mail to the box office...nggak nyangkut nyangkut. Hadehhh...ini akhirnya ane udah panik, jangan sampe ni si Mahmud nggak dapat penanganan...jangan sampe terjadi hal hal yang tidak diharapkan.

Satu jam berlalu...akhirnya yang Kasih datang juga...agak setengah berlari kecil yang Kasih menghampiri ane.

" Gimana keadaanya yang? " Tanya yang Kasih sama ane.
" Ni lagi udah hubungin suaminya...tapi nggak nyambung nyambung "
" Di coba lagi ..."
" Iya...eh udah tau tah? "
" Udah...tadi diceritain sama bapak nya "
" Iya yang...langsung tak anter kesini "

Yang Kasih juga sepertinya antusias dengan kejadiannya..tapi ane masih hilir mudik, coba telp berkali kali suaminya si Mahmud. Ngelihat ane yang hilir mudik kayak cacing kena garam doi mencoba menenangkan ane....

" Yang tenang donk..."
" Nggak tau yang...kok malah jadi bingung gini ya "
" Tenang yang tenang...coba telpon lagi "

Akhirnya ane juga telpon lagi dah tu nomor suaminya...tapi sama aja kayak tadi, tulalilut mulu...gregetan juga dah ane jadinya...

Kemudian perawat di meja administrasi mengahampiri ane lagi. Menanyakan apakah keluarga nya sudah ada apa belum, lah tambah gregetan lagi dah tu...akhirnya yang Kasih mengambil hape ane, dan melihat riwayat panggilan, trus kemudian mengambil hape si Mahmud yang masih di cas. Dan nelpon lewat hape tersebut.

* Tuuuttt *

" Hallo mah...mamah dimana ? "

Terdengar panik telpon disebrang. Gebleknya ane...kenapa ane nggak nyoba nelpon dari telpon bininya yak. Ah elah...panik emang bikin geblek nggak ketulungan...pasti dikira nomor yang nggak dikenal yak kalo pake nomor ane. Yang Kasih lagi lagi bisa jadi solusi yang diharapkan...

Hape si Mahmud yang dipegang sama yang Kasih langsung ane rampas dari genggaman...

" Hallo mas...kita ada dirumah sakit ttiiiittttiiiit mas ...segera aja ke UGD mas "
" Lho ini siapa ? " Ujar suara yang disebrang
" Mas nya udah ke Pecel lelean nya belum ? "
" Belum ...ini siapa sih ?!!" suaminya keliatannya geram..
" Ya udah mas, langsung ke UGD mas, nanti saya jelasin "
" Oke oke saya langsung ke situ"

* Klik*

Akhirnya ni suaminya si Mahmud bisa dihubungi juga...geblek harusnya kan tadi di pasword masih bisa ditelpon kalo udah ketauan nomor yang dituju. Serius ane ndul...jangan dibiasain panik yak, kalo panik malah jadi bingung mau ngapain...diusahain tenang yak. Jangan ditiru tuh perilaku ane, kalo panik jadinya ane malah nggak bisa berpikir jernih.

Yang Kasih setelah mendapat kabar dari suaminya, langsung menuju ke tempat bersalin dan mencari tahu siapa itu si Mahmud. Sedangkan ane masih menunggu si suami. Jujur bingung sih, ni pengalaman pertama ane berhadapan dengan hal yang kayak gini.

Setelah menunggu kurang lebih hampir dua puluh menit lewat tujuh puluh dua detik, akhirnya ane memang mendapati seorang laki laki berbadan tinggi agak besar, celingak celinguk sedang seperti sedang mencari seseorang...ya siapa lagi kalo bukan ane ndul heheheh...

# Camp Red !!!! mana ada tujuh puluh dua detik ONTA !!!! #

Hahaha...kalo ente nggak komplain kayak doubel tag...bisa dipastikan paniknya ketularan dah tu hahahaha...peace yak hee...

" Mas Mas..." ane berlari kecil menghampiri sesorang yang seperti suami si Mahmud.

" iya, yang tadi telpon dari Hape istri saya ya ? "
" Iya mas..."
" Gimana keadaan istri saya ? "
" Kata Perawatnya tadi udah buka'an empat mas "
" ayo mas kita hampiri perawatnya "
" iya mas "

Akhirnya kita menghampiri si perawat yang menghampiri ane tadi, dan kabar terakhir sudah bukaan lima katanya. Akhirnya sang suami mengurus administrasi yang dibutuhkan sama rumah sakit.

Yang Kasih pun keluar dari ruangan UGD, dan mempersilahkan sang suami untuk menghampiri si Mahmud. Akhirnya memang sang suami memang menghampirinya. Tinggal lah ane sama yang Kasih disitu...

" Gimana Yang keadaannya tadi ? " tanya ane
" Kayaknya udah mau lahiran yang...kok bisa masih kerja ya "
" Apanya ?"
" Ya Mbak Citranya lah "
" Ei ? namananya Mbak Citra ya ?"
" lho...jadi sayang belum tau namanya ? "

Ane geleng geleng kepala dah tuh...

" Aduhh Sayang...kebiasaan ya memang ni anak "
" apanya ?"
" ya itu...suka nggak peka "
" ei ?...kok bisa bilang gitu ?"
" ya iyalah...padahal udah dari tadi coba, kok bisa nggak tau namanya "

Ane bisa garuk garuk kepala padahal nggak gatel...

" gimana nih yang ?...kita pulang yuk..." ajak ane
" ishh...nolong orang kok setengah setengah...ya temenin dulu lah sampe selesai "
" gitu ya "
" iya donk..."
" iya deh "

Tidak lama berselang, keluarlah Sang suami bersama si Mahmud alias Mbak Citra yang sudah terbaring di ranjang dorong. Dan ane bersama yang Kasih bergabung bersama sang suami, menuju ruang bersalin yang sesungguhnya.

Hingga sampailah kita di ruang bersalin. Itu kami bertiga ikut ikutan resah, seperti yang dirasakan sang suami. Akhirnya ane juga memberanikan diri untuk kenalan sama sang suami.

" Mas "
" iya "
" dari tadi belum kenalan...Chandra "
" Oh iya sampe lupa...Deni" balasnya sambil menjabat tangan ane

Deni Chandra jadinya donk? hehehehe...

__Pause__

Sepasang suami istri yang cukup berkesan buat ane ndul. Mereka juga bukan orang pribumi asli. Sang suami bekerja di bidang Property alias dibidang kontraktor, sedangkan sang Istri yang bernama Citra adalah seorang Teller disalah satu Perbankan dikota ini. Yang dikandung Mbak Citra adalah anak pertama mereka.

__Play__

" Oh iya mas gimana tadi ceritanya bisa ketemu istri saya "
" itu mas, ketemunya di warung lelean,...lah ternyata mbaknya udah ngejan ngejan gitu mas, katanya juga lagi nungguin jemputan "
" iya mas...tadi saya memang sudah perjalan jemput, tapi sayang motor saya sempat bermasalah "
" iya mas,...nggak apa apa saya maklum "
" iya ...ngomong ngomong saya berterima kasih ya mas "
" iya siap mas...yang penting Mbak Citra sama Bayi nya bisa selamat Mas "
" Aamiin...iya makasih mas "
" nggak Masuk kedalam Mas, buat nemenin Mbak Citra ?"
" saya nggak kuat sama darah mas "

Ei, badan gede tinggi besar ternyata takut sama darah. Wah sangat disayang kan sih, harusnya memang bisa nemenin istrinya bersalin tuh, biar Sang istri berasa di support sama suaminya.

" iya Mas "
" Eh iya...masnya nggak pulang ? " tanya Mas Deni
" nanti aja mas...setidaknya kita bisa bantuin apa apa nantinya, Mas Deni bakal kerepotan kan kalo kita tinggal "
" Wah...terima Kasih mas...iya pasti saya bakal kerepotan "
" Iya Mas, itu perlengkapan Bayi nya udah ada kan Mas ?"
" Waduh, saya lupa...iya mas sudah ada, tapi dirumah "
" Iya nanti kita bisa gantiin jaga Mbak Citra Mas, selagi ngambil perlengkapan bayi nya "
" Waduh mas...saya terima kasih banget mas, udah bantuin "
" nggak apa apa mas "
" Itu istrinya Mas ?"
" Oh bukan Mas...Insya Allah Calon hehe... "
" Iya serasi Kok "
" Aamiin...Yang sini dulu" Ujar ane memanggil di kursi belakang.

Kemudian Yang Kasih menghampiri Ane sama Mas Deni.

" iya ada apa yang ? "
" ini kenalan dulu sama Mas Deni Yang "

Akhirnya kenalan dah tu Yang Kasih sama Mas Deni, dan Yang Kasih duduk disamping Kiri ane.

Mas Deni > terima Kasih ya Mbak sama Mas Chandra...
Yang Kasih > iya Mas nggak apa apa...
Me > iya Kembali kasih mas

Denger ane bilang kayak gitu, Yang Kasih malah mesam mesem kayak semar mesem hehehe...

Mas Deni > saya jadi bingung mau balasnya gimana ?"
Me > balas apa maksudnya Mas ?
Mas Deni > ya saya jadi hutang budi sama Kalian...
Yang Kasih > udah Mas nggak usah dipikirin, udah sepatutnya kita bantuin Mas
Me > iya Mas...eh iya Mas Deni nggak punya keluarga lagi disini?
Mas Deni > kami orang rantauan mas, saya asli Palu
Me > Waw, sama sama nyebrang pulau ya...tapi ini dari keluarga besarnya nggak ada yang kesini mas ?
Mas Deni > udah mas...ini dari keluarga istri saya udah dikabarin
Yang Kasih > susah juga ya mas kalo hidup dirantauan...
Mas Deni > ya susah nggak susah mbak...dijalanin aja
Me > iya Mas bener...yang penting dijalanin aja...

Yup, hidup dirantauan itu memang dibilang susah nggak susah sih ndul. Ane pun sampai sekarang masih hidup dirantauan, emang dasar nggak punya kampung halaman sih hehehehe... tapi ya gitu deh efek kalo ente masukin lamaran pekerjaan, dan terus ada pernyataan "SIAP DITEMPATKAN DIMANA SAJA", ane sebenernya agak gedek sih ama pernyataan ini, soalnya ane pernah ngerasain, efek hidup berpindah pindah, nomaden. Teman nggak ada yang nyangkut dan bertahan lama, ya karena dikit dikit pindah.

Apalagi yang TK di Provinsi A, SD belum tamat udah berpindah pindah tempat, beda Provinsi lagi, SMP juga demikian, SMA pun begitu. Hadehhh...begitu lah ya, kalo ada yang ngerasain kayak gitu...harus tetap dijunjung "Dimana Bumi Dipijak, Langit harus tetap di sanjung".

Sisi positifnya memang kita bakal dapat beragam kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda beda dari setiap tempat, kita akan semakin memahami kearifan lokal setiap tempat.

Ya gitu deh...Pasti ada kelebihan dan kekurangannya, setiap hal...pasti begitu, Ane lagi bijak nih ndul...abis makan kesemek bakar hehehe...

Mas Deni > Kalo Mas sama Mbak nya asli sini juga ?
Me > oh enggak mas...kita mahasiswa rantau mas hehe..
Yang Kasih > Kalo Mas Deni, dulu kuliah disini juga ?
Mas Deni > iya Mbak...dulu saya Sama Istri Satu Universitas beda Fakultas...

Adaw, kok ya persis banget dah hehehe...

Me > Wah sama donk mas hehe...
Mas Deni > wahh...semoga jodoh ya

" Aamiin "

Entah dari mana ilham tersebut...ane sama yang Kasih berbarengan mengucapkannya...

" Wah bener ini...bisa jodoh kalau kompak begini " Ujar Mas Deni lagi.

Ane sama yang Kasih tersenyum mendengar ucapan dari Mas Deni. Kedaaan sih masih hening karena memang udah malem sih. Udah hampir satu jam kita nungguin kelahiran dari anak Pertama dari Mas Deni. Keadaan udah jelas tengah malam, Yang Kasih juga udah berkali kali menguap. Camp red nya ane baru sadar kalo dari tadi cuma pake celana pendek sama baju kaos, sedangkan yang Kasih udah pake celana jeans dan sweater putih kuning kesayangannya.

" yang " Sapa ane...
" hmmm "
" ngantuk ya ?"

Doi mengangguk kecil sama tersenyum manis...

" Mas Deni...saya duduk disebelah sana ya, nanti kalo ada apa apa panggil aja mas, saya bantuin "
" Oh iya mas...monggo "

Akhirnya ane gandeng pergelangan tangan Yang Kasih menuju kursi panjang yang bisa dipakai buat rebahan. Ane duduk disitu, dan menepuk nepuk paha kanan ane...kode ndul, buat dijadiin bantal sama yang Kasih hehehe...dan yaik...gayung memang buat mandi hehehe...bersambut juga sih.

Paha kanan ane sudah dijadikan bantal sama yang Kasih, dan kepalanya sudah terletak di paha Kanan Ane, rambut panjang nya kemudian ane belai.

Sumpriiiitt...sumpah ane keciprit kalo bohong...itu rasanya bikin damai dah, ente belai cewe' ente diposisi gitu,...beuh...tiada tara pokokmen hehehe...


" OOOEEKKK...OOOEEKKK "

samar samar terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruang bersalin. Mas Deni pun bangkit dari tempat duduknya. Ane pun menepuk nepuk bahu yang Kasih. Yang ternyata doi udah terlelap, padahal belum juga lima belas menit.

Terpaksa lagi dah tu dia bangun...

" Kayaknya udah lahir yang" Sapa ane...
" eh...iya kah ?"
" he'emh...kayaknya udah lahir"

Ane samperin dah tu Mas Deni...

" Mas Kayaknya sudah lahir deh "
" Kayaknya iya Mas "
" Wahh selamat ya Mas..."
" iya tapi belum tau bener apa nggak nya Mas "

Kelihatannya Mas Deni juga masih harap harap cemas dengan keadaan Istri dan Anaknya...

" Keluarga Ibu Citra "

Ujar salah satu Perawat yang mengadakan pengumuman singkat di depan kami...

" Iya saya "

Mas Deni pun mendekati perawat tersebut...

" Selamat Ya pak...anaknya Laki-laki "
" Trus Istri saya gimana sus ?"
" Ibunya juga selamat...silahkan kalau mau jenguk "


Mendadak alias tiba tiba...










Diubah oleh chamelemon 18-08-2018 10:36
yusufchauza
khodzimzz
itkgid
itkgid dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.